PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG BAHAYA NARKOBA MELALUI LAYANAN INFORMASI BAGI SISWA KELAS VIII A

SMP NEGERI 2 WERU SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Suroyo

SMP Negeri 2 Weru

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses bimbingan dan hasil bimbingan konseling materi pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya melalui layanan informasi bagi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui layanan informasi.Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dua kali pertemuan, dengan empat tahap penelitian yaiatu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Dengan jumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.         Hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas proses bimbingan dan hasil belajar bimbingan konseling materi pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kualitas proses bimbingan dengan kriteria baik mencapai 86% pada akhir siklus II dan hasil bimbingan siswa pada siklus I siswa yang berhasil mendapat nilai KKM, meningkat dari 18 siswa (60%) menjadi 23 siswa atau 76,66% atau terdapat peningkatan sebesar 16,66%. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa yang mendapat nilai di atas KKM atau 86,66% atau terdapat peningkatan sebesar 10,00% dari sebelumnya.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan layanan informasi terdapat peningkatan kualitas proses bimbingan dan hasil belajar bimbingan materi pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata kunci: hasil belajar, narkoba, layanan informasi

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Narkoba (Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi system saraf pusat (SPP) sehingga menimbulkan perubahan aktivitas mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan sering menyebabkan ketagihan dan ketergantungan terhadap zat tersebut (Hidayat, 2005).

Pada dasarnya, narkoba memang bermanfaat bagi kepentingan dunia medis atau kesehatan. Seperti sebagai obat bius pada saat melakukan operasi. Namun pada kenyataannya banyak orang menyalahgunakan narkoba sehingga merugikan bagi kesehatan. Bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan serta merusak masa depan bagi penggunanya, menjadikan pemahaman mengenai bahaya narkoba dan dampaknya sangat penting disampaikan kepada generasi kita sedini mungkin terutama melalui dunia pendidikan formal di sekolah-sekolah.

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa dan negara. Proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Bimbingan konseling akan lebih efektif jika dilakukan melalui dunia pendidikan formal, sehingga sumber daya manusia akan semakin baik dan terarah.

Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Salah satu yang menentukan kualitas pembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dengan materi yang diajarkan. Pada kenyataannya banyak sekolah yang kurang memperlihatkan penggunaan model pembelajaran dalam setiap penampilan mengajar. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran bimbingan konseling.

Keterbatasan waktu yang tersedia menyebabkan guru mengejar target pencapaian kurikulum memilih jalan yang termudah untuk menginformasikan fakta dan konsep, artinya melalui model ceramah kemudian latihan soal dan siswa memperhatikan penjelasan guru tanpa melakukan aktivitas sehingga siswa pasif. Penggunaan berbagai macam model pembelajaran dapat memakan waktu yang lebih lama sementara waktu mengajarnya terbatas.

Layanan informasi adalah layanan yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu. Informasi yang diperoleh individu sangat diperlukan oleh invividu agar individu lebih mudah dalam membuat perencanaan dan mengambil keputusan (HM Jogiyanto, 1999). Pengertian layanan informasi menurut pendapat Yusuf Gunawan adalah layanan yang membantu siswa untuk membuat keputusan yang bebas dan bijaksana. Informasi tersebut harus valid dan dapat digunakan oleh siswa untuk membuat berbagai keputusan dalam kehidupan mereka (Yusuf Gunawan, 1987). Menurut Tohirin mengungkapkan bahwa layan informasi merupakan layanan berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman siswa tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda (Tohirin, 2007). Sedangkan Prayitno dan Erman Amti menjelaskan bahwa layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling (Prayitno dan Amti, 2004).

Pelayanan Informasi yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli dilingkungan yang baru. Tujuan pelayanan informasi ditujukan untuk siswa yang baru dan untuk pihak lain (terutama orang tua siswa ) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap sekolah yang baru dimasuki. Untuk itu dalam menggunakan layanan informasi guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang layanan informasi, seperti apa yang disampaikan oleh Hamalik, bahwa dalam mengunakan layanan informasi guru harus memahami tentang: (1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, (2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, (3) seluk beluk proses belajar, (4) hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan, (5) nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran, (6) pemilihan dan penggunaan media pendidikan, (7) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, (8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran, dan (9) usaha inovasi dalam pendidikan (Hamalik, 1994).

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian tindakan bimbingan konseling dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yaitu pada Kompetensi Dasar: meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya. Tindakan tersebut dilakukan di kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 melalui layanan informasi secara intensif.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: Bagaimanakah kualitas proses dan hasil bimbingan konseling materi memahami bahaya narkoba dan dampaknya dengan menggunakan layanan informasi bagi kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada Rumusan Masalah di atas, maka tujuan dalam penelititian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar bimbingan konseling materi memahami bahaya narkoba dan dampaknya bagi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 secara umum.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Hasil Belajar Siswa

Pengertian Belajar; Menurut Gagne seperti yang dikutip oleh Slameto (2000:78) memberikan dua definisi belajar, yaitu belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Pengertian Hasil Belajar; Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan (Suprijono, 2011:5). Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka atau skor setelah tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran (Dimyati dan Mujiono, 2006:24).

Bahaya Narkoba dan Dampaknya

Pengertian Narkoba; Narkoba (Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi system saraf pusat (SPP) sehingga menimbulkan perubahan aktivitas mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan sering menyebabkan ketagihan dan ketergantungan terhadap zat tersebut (Hidayat, 2005).

Pengertian Penyalahgunaan Narkoba; Penyalahgunaan Narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya.karena pengaruhnya itu narkoba disalahgunakaan (Martono & Joewana, 2008).

 

 

Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Harboenangin dikutip dari (Yatim,1986 dalam Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008). Mengemukakan ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu Narkoba yaitu faktor internal dan eksternal.

Layanan Informasi

Pengertian Layanan Informasi; Layanan informasi adalah layanan yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu. Informasi yang diperoleh individu sangat diperlukan oleh invividu agar individu lebih mudah dalam membuat perencanaan dan mengambil keputusan (HM Jogiyanto, 1999).

Tujuan Layanan Informasi; Menurut Gunawan (1987), ada 2 tujuan layanan informasi yang bersifat umum dan khusus di antaranya sebagai berikut: (1) Tujuan layanan informasi bersifat umum; (2) Mengembangkan pandangan yang luas dan realistis mengenai kesempatan kesempatan-kesempatan dan masalah-masalah kehidupan pada settiap tingkatan pendidikan.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian; (1) Waktu penelitian; Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 selama 6 (enam) bulan, yaitu pada periode bulan Juli 2019 sampai bulan Desember 2019. (2) Tempat Penelitian; Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksankan di SMP Negeri 2 Weru Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ditujukan kepada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

            Subjek dan Objek Penelitian; Subjek penelitian tindakan ini adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru, Kabupaten Sukoharjo semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 30 siswa.

            Sumber Data; Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 macam yaitu:

Data kondisi awal, yaitu nilai hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru berupa nilai ulangan harian siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru mata pelajaran bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya sebelum peneliti melaksanakan penelitian tindakan bimbingan konseling.

Data siklus I, yaitu nilai hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada akhir siklus I.

Data siklus II, yaitu nilai hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada akhir siklus II.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data ;Pengumpulan data meliputi: (a) Teknik pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan berperan serta secara pasif. (b) Teknik analisis kritis dilakukan terhadap hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

Alat Pengumpulan Data; Pada metode tes tertulis yang digunakan untuk mengukur materi bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada siklus I dan II menggunakan butir soal. Alat yang digunakan adalah dokumen daftar nilai bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada kondisi awal, sedangkan untuk siklus I dan siklus II dilakukan dengan tes tertulis.

Validasi Data

Untuk menguji validitas data, digunakan teknik (a) Trianggulasi sumber data, (b) Trianggulasi metode, (c) Terakhir, review informan.

Analisis Data

Analisis data pada tes tertulis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada kondisi awal, dengan nilai prestasi belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siklus I, II dst.

Indikator Kerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat secara umum dengan membandingkan sebagai berikut:

Terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran Bimbingan Konseling materi bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Minimal 85% dari jumlah siswa dengan kriteria Baik.

Terdapat peningkatan hasil belajar materi bahaya narkoba, minimal 80% siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru mencapai nilai KKM yang ditentukan dalam pelajaran bimbingan konseling (BK) yaitu 75.

Nilai rata-rata hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru mencapai nilai KKM 75.

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan bimbingan konseling sebagai upaya meningkatkan hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya melalui penerapan layanan informasi dilaksanakan dalam dua siklus. Prosedur tindakan penelitian pada siklus I dan siklus II adalah sama, yaitu dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap, yaitu (1) merencanakan, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati (observasi), dan (4) merefleksi.

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan bimbingan, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bimbingan konseling materi pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru, Kabupaten Sukoharjo semester 1 Tahun Pelajaran 2019/ 2020 adalah metode yang bervariasi artinya tidak fokus. Data hasil belajar pada kondisi awal diambil dari nilai ulangan harian siswa kelas VIII A, dan berikut ini adalah data hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada kondisi awal.

Melihat kondisi rendahnya hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru tersebut, maka peneliti sebagai guru di kelas tersebut dengan melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode layanan informasi.

Deskripsi Hasil Siklus I

Perencanaan

Kegiatan pada tahap perencanaan meliputi:

  1. Guru menyusun rencana pelaksanaan pembimbingan dg bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya.
  2. Guru menyusun instrumen penelitian, yaitu: daftar hadir siswa, lembar observasi dan soal tes siklus I.
  3. Guru menyusun jadwal pelaksanaan siklus I.
  4. Guru menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus I.

Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada bulan September 2019 dalam 2 kali pertemuan untuk kegiatan penyampaian materi pembelajaran.

  1. Kegiatan Awal
    • Guru memberi salam kepada siswa, mengecek kehadiran siswa dan membuka pelajaran.
    • Guru menanyakan kesiapan seluruh siswa dalam menerima pelajaran.
    • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai.
    • Guru menjelaskan kepada siswa metode yang akan diterapkan yaitu metode layanan informasi.
  2. Kegiatan Inti
    • Guru menggali pengetahuan siswa tentang pelajaran bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya.
    • Siswa yang tahu menjawab pertanyaan guru.
    • Guru menjelaskan bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya kepada siswa dengan menggunakan media gambar.
    • Siswa mendengarkan penjelasan guru.
    • Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, tiap kelompok beranggotakan 4 – 5 siswa.
    • Guru membagikan tugas berupa gambar kepada kelompok siswa.
    • Guru meminta kepada siswa untuk mengerjakan tugas secara diskusi dalam kelompoknya.
    • Siswa mengerjakan tugas dengan berdiskusi dalam kelompoknya.
    • Guru meminta siswa untuk membacakan tugas hasil diskusi.
    • Kelompok lain memberikan komentar dan tanggapan.
    • Guru dan siswa membuat catatan hasil diskusi.
    • Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas
    • Guru mengontrol dan mengklarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
  3. Kegiatan Penutup
    • Guru mengajak berdoa siswa.
    • Guru menutup pelajaran dengan salam.

Observasi

Pada siklus I guru peneliti sudah menerapkan metode layanan informasi dalam pembelajaran bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya. Nilai rata-rata hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru adalah 75, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 60. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 23 siswa (76,66%) dari total 30 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

Refleksi

Hasil pengamatan pada siklus I masih ada yang bingung dan belum antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka terlihat belum bisa untuk di ajak belajar secara kelompok. Dan berdasarkan hasil tes tertulis siklus I diperoleh peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru sebagai berikut.

Uraian Kondisi awal Siklus I
Tindakan Pembelajaran Penerapan metode layanan informasi tingkat bawah Penerapan metode layanan informasi secara maksimal
Nilai terendah

Nilai tertinggi

Nilai rata-rata

KKM

Ketuntasan

60

80

70

75

18 siswa (60,00%)

60

90

75

75

23 siswa (76,66%)

 

Pada kondisi awal peneliti belum menerapkan metode layanan informasi. Nilai rata-rata siswa kelas VIII A adalah 70, masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Nilai tertinggi siswa 80, nilai terendah 60 dan jumlah siswa kelas VIII A yang mencapai nilai KKM hanya 18 siswa (60,00%) dari total 30 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

Deskripsi Hasil Siklus II

Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti menerapkan pemanfaatan media kartu gambar. Hal-hal yang harus di persiapkan dalam pembelajaran siklus II.

  1. Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya dengan metode layanan informasi.
  2. Menyiapkan bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya yang terangkum dalam modul pembelajaran.
  3. Membuat instrumen penelitian, yaitu: daftar hadir siswa, lembar observasi dan soal tes siklus II.

Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam bulan Oktober 2019. Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk kegiatan penyampaian materi pembelajaran, tes tertulis siklus II. Pada pelaksanaan siklus II dibagi tiga tahap, yaitu apersepsi, kegiatan inti, dan penutup berupa evaluasi.

  1. Kegiatan Awal
    • Guru memberi salam kepada siswa.
    • Guru mengabsen siswa satu persatu kemudian menanyakan kesiapan seluruh siswa dalam menerima pelajaran.
    • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai.
    • Guru menyampaikan evaluasi singkat hasil tindakan penelitian siklus I kepada siswa.
  2. Kegiatan Inti
  • Guru membimbing siswa dengan membuka referensi materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya dengan bertanya kepada siswa.
  • Siswa mengemas materi dalam buku catatan untuk belajar.
  • Guru menjelaskan bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya kepada siswa dengan menggunakan media gambar.
  • Siswa mendengarkan penjelasan guru.
  • Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok beranggotakan 8–10
  • Guru membagikan bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya kepada tiap kelompok siswa.
  • Guru meminta kepada siswa untuk memahami materi yang diberikan dengan cara diskusi dalam kelompoknya.
  • Siswa berdiskusi dalam kelompoknya.
  • Guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
  • Guru memberikan tugas kelompok kepada siswa.
  • Siswa mengerjakan tugas dari guru hasil diskusi.
  • Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas kelompoknya
  • Guru dan siswa membuat catatan hasil diskusi.
  • Guru membuat kesimpulan dari materi pelajaran.
  • Guru mengontrol dan mengklarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
    1. Kegiatan Penutup
      • Guru mengecek pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan penegasan.
      • Guru mengajak berdoa siswa dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif siswa dalam penelitian.
      • Guru menutup pelajaran dengan salam.

Pada pertemuan terakhir siklus II dilaksanakan tes tertulis siklus II tentang bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya.

Observasi

Hasil observasi peneliti saat pembelajaran pada siklus II melalui penerapan metode layanan informasi adalah:

  1. Pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk diskusi kelompok dengan kemampuan siswa yang heterogen.
  2. Kegiatan pembelajaran kondusif, siswa berperan serta aktif dalam diskusi kelompok mereka. Umpan balik dari setiap anggota kelompok dalam wujud pertanyaan dan penjelasan sangat terlihat.
  3. Guru membimbing dan membantu siswa memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri.
  4. Siswa lebih mudah memperoleh penguasaan materi pembelajaran dan lebih baik.
  5. Terjadi perubahan perilaku dan sikap dalam diri siswa pada waktu dan setelah mengikuti pembelajaran.

Pada siklus II peneliti menerapkan metode pembelajaran metode layanan informasi. Nilai rata-rata Hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru adalah 85, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 26 siswa (86,66%) dari total 30 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

Refleksi

Pada tindakan siklus II siswa kelihatan lebih aktif dalam pembelajaran, diskusi kelompok dengan kartu gambar lebih hidup. Beberapa kali terlihat siswa saling berdiskusi serius membahas materi dan tugas kelompok yang diberikan guru. Dalam diskusi, siswa saling memberikan argumen menurut pendapat mereka. Sesekali guru memberikan arahan supaya diskusi tetap pada jalurnya. Setelah dilakukan tes tertulis pada pertemuan akhir siklus II, diperoleh data peningkatan hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru pada siklus II.

Pada siklus I guru peneliti sudah menerapkan metode layanan informasi dalam pembelajaran bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya. Nilai rata-rata Hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru adalah 75, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 60. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 25 siswa (69,44%) dari total 36 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

Pembahasan

Setelah peneliti melaksanakn tindakan penelitian melalui penerapan metode layanan informasi, secara empiris diperoleh data peningkatan hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru Kabupaten Sukoharjo semester 1 Tahun Pelajaran 2019/ 2020 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Uraian Kondisi awal Siklus I Siklus II
Tindakan Pembelajaran Belum menerapkan metode layanan informasi Sudah menerapkan metode layanan informasi Sudah menerapkan metode layanan informasi
Nilai terendah

Nilai tertinggi

Nilai rata-rata

KKM

Ketuntasan

60

80

70

75

18 siswa (60,00%)

60

90

75

75

23 siswa (76,66%)

70

90

85

75

26 siswa (86,66%)

 

Melalui penerapan metode layanan informasi dapat meningkatkan hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya.

Pada kondisi awal peneliti belum menerapkan metode layanan informasi. Nilai rata-rata siswa kelas VIII A adalah 70, masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Nilai tertinggi siswa 80, nilai terendah 60 dan jumlah siswa kelas VIII A yang mencapai nilai KKM hanya 20 siswa (55,55%) dari total 36 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

Pada siklus I guru peneliti sudah menerapkan metode layanan informasi dalam pembelajaran bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya. Nilai rata-rata hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru adalah 75, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 60. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 25 siswa (69,44%) dari total 36 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru adalah 85, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 26 siswa (86,66%) dari total 30 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru.

 

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hipotesis, penerapan layanan informasi dapat meningkatkan hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Dari data empirik menyatakan melalui penerapan layanan informasi dapat meningkatkan hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya dari kondisi awal nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan 55,55% ke kondisi akhir pada siklus II nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan 86,66% pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan layanan informasi dapat meningkatkan hasil belajar bimbingan konseling materi meningkatkan pemahaman bahaya narkoba dan dampaknya pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Weru semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan, yaitu: Dalam penerapan layanan informasi hendaknya guru memberikan apersepsi yang mendorong siswa untuk aktif belajar, sehingga siswa dapat meningkat hasil belajarnya. Perlunya pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penerapan layanan informasi hendaknya siswa dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penerapan layanan informasi hendaknya siswa lebih aktif dan memanfaatkan dengan baik, sehingga lebih mudah memahami materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1998. Psikologo Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Aristiani. 2016. Meningkatkan Percaya Diri Siswa Melalui Layanan Informasi Berbantuan Audiovisual. Jurnal Konseling Gusjigang.

Desyafmi, Firman. F & Ifdil (2016). Peningkatan Motivasi Siswa dalam Menyelesaikan Tugas Melalui Layanan Informasi. Konselor.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fitri, Ifdil, & Neviyarni. (2016). Efektivitas layanan informasi dengan menggunakan metode blended learning untuk meningkatkan motivasi belajar. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling.

Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan 1. Jakarta: Salemba Medika

HM Jogiyanto. Analisis dan desain Informasi: Pedekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset,1999), hal 692

Lahir, S., Ma’ruf, M. H., & Tho’in, M. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Yang Tepat Pada Sekolah Dasar Sampai Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmiah Edunomika, 1(01).

Martono & Joewana. 2008. Peran Orang Tua dalam Mencegah dan Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Pustaka.

Muhibbin, Syah.1999. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya

  1. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Refika Aditama: Bandung.

Nasution. 1995. Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ngalim, Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok. Padang: Universitas Negeri Padang.

Prayitno dan Amti,Erman. Dasar-dasar BK (Jakarta:Rineka Cipta,2004)

Purba, JM., Wahyuni, SE., Nasution, ML., Daulay, W. 2008. Asuhan – Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: Usu Press.

Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta,Jakarta

Suprijono, Agus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.

Sumiati. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien Pasien Penyalahgunaan dan Ketregantungan NAPZA. Jakarta: Trans Info Media

Tho’in, M. 2017. Pembiayaan Pendidikan Melalui Sektor Zakat. Al-Amwal: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari’ah. 9(2).

Tohirin,Bimbingan dan konseling di sekolah Madrasah Pekanbaru: Raja Grafindo Persada, 2007,hal 147

Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yatim. 1986. Kepribadian Keluarga dan Narkotika (Tinjauan Sosial dan Psikologis). Jakarta: Arcan.

Yusuf Gunawan. 1987.Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.