PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA VOLUME BANGUN RUANG KELAS V SEMESTER 2

SD NEGERI MANGUNSARI 05 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Kustyowati

Guru SD Mangunsari 5 Salatiga

 

ABSTRAK

Peneitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika melalui penerapan pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas VSD Negeri Mangunsari 05 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga yang berjumlah 30 siswa. Objek penelitian yang diteliti adalah prestasi belajar matematika kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur penelitian meliputi tahap: perencanaan tindakan (planning), tindakan (action), observsi (observation), dan refleksi (reflection). Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar matematika melalui penerapan pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Adapun peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari perolehan nilai peserta didik yang meningkat dari siklus I dan siklus II. Pada pelaksanaan siklus I siswa yang mengalami ketuntasan belajar adalah 20 siswa dari 30 siswa yang hadir (66,67%). Pada pelaksanaan siklus II siswa yang mengalami ketuntasan belajar adalah 30 siswa dari 30 siswa yang hadir (100%). Hal ini membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Peningkatan Prestasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu langkah ke depan dalam menyiapkan peserta didik yang berorientasi pada perkembangan dan kemampuan dimasa mendatang. Pendidikan selama ini selalu menjadi barometer bagi suatu kelangsungan pembangunan, terutama pembangunan yang mengarah pada pembentukan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan itu ditujukan untuk membentuk dasar dan perilaku manusia yang baik serta bijaksana dalam berbagai hal kegiatan yang mengarah pada kemajuan bangsa. Oleh karena itu bidang pendidikan perlu dan harus mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas secara sungguh-sungguh agar tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertuang dalam pasal 31 ayat Dimana tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan bangsa. Dalam hal ini sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran. Di sekolah pelajaran matematika mengalami banyak permasalahan, masalah umum dalam pendidikan matematika antara lain rendahnya minat belajar peserta didik karena matematika dirasa sulit untuk dipelajari sehingga sebagian besar peserta didik pasif dalam proses belajar mengajar. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kendala dalam pembelajaran, antara lain peserta didik membuat kegaduhan, peserta didik malas, peserta didik tidak mampu berkonsentrasi, minat belajar semakin berkurang, sebagian peserta didik tidak menguasai bahan pelajaran yang telah disampaikan guru, dan masih banyak lagi kendala lain yang harus dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga, menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika masih bersifat konvensional, tidak ada variasi metode pembelajaran yang dilakukan. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi guru di kelas, antara lain: (1) Peserta didik kurang menyukai pelajaran matematika. (2) Peserta didik pasif dalam proses pembelajaran. (3) Peserta didik sering membuat kegaduhan di dalam kelas. (4)Peserta didik kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. (5) Peserta didik tidak memiliki kemauan dalam mengerjakan soal. (6) Rendahnya hasil belajar pesertadidik pada mata pelajaran matematika. Hal itu menyebabkan rendahnya hasil belajar pesertadidik. Hal itu dapat dilihat dari jumlah pesertadidik yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) >70 sebesar 46,67% yaitu 14 anak dari 30 anak keseluruhan.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada pesertadidik kelas V Semester 2 SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil belajar. Belajar dapat diartikan sebagai usaha mengadakan perubahan dan penumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam perilaku.(Depag RI, 2010: 6).Hamalik (2012: 30) mengidentifikasikan prestasi belajar sebagai perubahan tingkah laku yang diharapkan pada murid-murid setelah dilakukan proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku tersebut selain menyangkut masalah pengetahuan dan pemahaman, juga menyangkut ketrampilan serta nilai dan sikap (Depag RI, 2010: 6). Atau dengan kata lain prestasi belajar merupakan kriteria keberhasilan seseorang dalam proses belajar, yang meliputi perubahan kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan prestasi belajar yang lebih baik diharapkan individu mempunyai perilaku dan kualitas yang baik.

Aktivitas Belajar

Adalah aktivitas yang adalah serangkaian kegiatan fisik atau jasmani maupun mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar yang optimal

Pengertian Matematika

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.Menurut Suyitno dalam www.duniaguru.com (2010:37), matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak. Untuk menunjang kelancaran pembelajaran di samping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksasi siswa. Sedangkan menurut Johnson dan Myklebus dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (2011:252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan–hubungan kuantitatif dan keruangan

Pembelajaran Kooperatif Model STAD

STAD (Student Team Achievement Division) dikembangkan oleh Slavin di Universitas John Hopkin Amerika Serikat dan merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Ibrahim dkk, 2010:20). Inti dari model STAD antara lain guru menyampaikan suatu materi, kemudian para peserta didik bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru. Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif model STAD ini juga membutuhkan persiapan yang sangat matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:Perangkat pembelajaran. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu di persiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), Buku pegangan peserta didik , Lembar Kegiatan Peserta didik (LKPD ) beserta lembar jawabannya. Membentuk kelompok kooperatif. Membentuk anggota kelompok diusahakan agar kemampuan peserta didik dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen.Menentukan skor awal.. Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas cooperative adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat dirubah setelah ada kuis.Pengaturan tempat duduk.. Pengaturan tempat duduk dalam cooperative perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.Kerja kelompok. Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif model STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok. Hal itu bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu alam kelompok.Sedangkan untuk langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya.Guru menyampaikan materi pelajaranGuru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja , dan kemudian di dalam kelompok saling membantu untuk menguasai materi pelajaraan yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada peserta didik. Pada saat menjawab pertanyaan atau kuis dari guru, peserta didik tidak boleh saling membantu.Setiap akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran, dan kepada peserta didik secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.Untuk memudahkan penerapannya, guru perlu membaca tugas-tugas yang harus dikerjakan tim, antara lain Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian. Membagikan lembar kerja peserta didik.Menganjurkan kepada peserta didik tiap-tiap tim bekerja berpasangan (dua atau tiga pasangan dalam satu kelompok).Memberikan penekanan kepada peserta didik bahwa lembar kerja peserta didik itu untuk belajar, bukan untuk sekedar diisi dan dikumpulkan. Karena itu penting bagi peserta didik diberi lembar kunci jawaban lembar kerja peserta didik untuk mengecek pekerjaan mereka pada saat mereka belajar.Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak hanya mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban tersebut.Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman atau satu timnya sebelum menanyakan kepada guru.

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Subyek pelaksana tindakan, yaitu peneliti sebagai guru yang mengimplementasikan pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran kooperatif Model STAD, dan subyek penerima tindakan yaitu peserta didik kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus memiliki tahap-tahap sebagai berikut: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengawasan dan tahap refleksi. Setiap akhir siklus diadakan tes hasil belajar untuk dapat mengetahui peningkatan prestasi belajar setelah dilakukan tindakan.Tahap awal sebelum diadakan siklus I

Siklus I

Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini dilakukan persiapan-persiapan sebelum melakukan tindakan pelaksanaan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi bagi siswa dan guru, instrumen pengamatan untuk merekam kejadian fakta yag berlangsung saat tindakan berlangsung, membuat alat evaluasi yang berbentuk tes obyektif dan essay.

Tahap Pelaksanaan (Acting)

Sedangkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran matematika pada siklus 1 adalah sebagai berikut: Pendahuluan (5 menit) Mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran Mengadakan tanyajawab yang berhubungan dengan volume bangun ruang Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapaiMenyampaikan uraian kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi Guru memaparkan berbagai media volume bangun ruan. Guru mengadakan tanya jawab mengenai volume bangun ruang        Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok masing-masing terdiri dari 4 – 5 siswa.Guru membagikan lembar kerja peserta didik dan penjelasan singkat cara mengerjakan. Elabora peserta didik melakukan diskusi kelompok mengerjakan tugas masing-masing mengenai berbagai volume bangun ruang.     Selama diskusi guru memberikan motivasi dan pengarahan apabila ada kelompok yang mengalami kesulitan             Setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan diskusi                  Kelompok lain menanggapi hasil kelompok

Penutup (15 menit) Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan

Tahap Pengamatan (Observasing) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat yang bernama Sri Teguh Astuti, S.Pd pada hari Senin tanggal 14 Januari 2019. Dalam proses pembelajaran Siklus I sejak awal guru terus berusaha memotivasi peserta didik untuk terus berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil nilai evaluasi masih kurang memuaskan, karena masih ada beberapa anak yang nilainya prestasinya masih di bawah KKM

Tahap Refleksi (reflecting)

Untuk memperbaiki proses dan hasil belajar pada siklus berikutnya, maka perlu diadakan revisi dari rencana tindakan kelas siklus I. Berdasarkan hasil refleksi tindakan kelas siklus I, maka beberapa revisi yang akan digunakan peneliti adalah sebagai berikut: Memberikan contoh kasus yang sudah pernah dihadapi oleh peserta didik sehingga walaupun model pembelajaran kooperatif model STAD baru pertama kali diterapkan tetapi peserta didik tidak merasa bingung.Guru lebih mengintensifkan interaksi sehingga bisa menjembatani antara peserta didik satu dengan yang lain selama proses diskusi.Guru lebih memberikan motivasi dan perhatian sehingga semua peserta didik bisa aktif dalam pembelajaran.Dari hasil refleksi tersebut, maka peneliti memutuskan utuk melanjutkan ke siklus berikutnya dengan lebih meningkatkan kegiatan dalam proses belajar mengajar secara optimal.

Siklus II

Tahap Perencanaan (Planning)Sebelum dilaksanakan tindakan selanjutnya terlebih dahulu peneliti menyusun instrumen penelitian yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi bagi guru dan peserts didik serta soal post test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik serta lembar observasi guru untuk menilai jalannya strategi pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan berpedoman pada RPP yang telah disusun yaitu selama 2 x 35 menit. Sedangkan strategi pembelajarannya yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif model STAD.

Tahap Pelaksanaan (Acting)

Sebelum proses pembelajaran peneliti sebagai guru memimpin doa dan persnsi, mengecek kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, melalui apersepsi dengan tanyajawab, guru mengingatkan kembali materi sebelumnya dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dilanjutkan dengan memberikan motivasi pada siswa. Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran matematika selengkapnya pada siklus II adalah sebagai berikut:

Pendahuluan (5 menit) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan do’a dan presensi Menngecek kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran

Apersepsi: mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari yaitu menghitung volume bangun ruang melalui tanya jawab.Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswa.

Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang dipelajari melalui tanyajawab dengan peserta didik.Guru memperlihatkan cerita atau kasus yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari dan mulai bercerita Guru memperhatikan reaksi spontan peserta didik terhadap cerita yang disampaikan guru.Peserta didik diminta membentuk kelompok kerja yang terdiri 4 – 5 orang. Elaborasi Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan cerita dan materi yang sedang dipelajari.Peserta didik saling berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk menjawab pertanyaan dari guru Setiap perwakilan kelompok diminta membacakan hasil diskusinya Diteruskan dengan kelompok yang lain menyampaikan pendapat dari hasil diskusinya.Peserta didik dalam kelompok dipandu oleh guru mengkoreksi atau membahas hasil diskusi dari masing-masing kelompok secara bersama.

Konfirmasi Peserta didik diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang baru saja dipelajari Guru memberikan penjelasan berdasarkan pertanyaan yang dikemukakan siswa Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah dipelajari

Penutup (15 menit) Peserta didik dan guru bersama-sama membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu Guru berpesan kepada peserta didik agar selalu rajin belajar di rumah. Peserta didik bersama berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran dilanjutkan dengan salam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Per Siklus

Pada kondisi awal sebelum tindakan menunjukkan prestasi belajar yang mencapai KKM > 70 dengan presentase 46,67%, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa dari keseluruhan 30 siswa sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 16 siswa dari keseluruhan siswa atau 53,33%.

 

Siklus I

Pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD menunjukkan prestasi belajar yang mencapai KKM > 70 dengan presentase 66,67%, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa dari keseluruhan 30 siswa sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 10 siswa dari keseluruhan siswa atau 33,33%.

Siklus II

Pada siklus II dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD menunjukkan prestasi belajar yang mencapai KKM > 70 dengan presentase 100%, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 30 siswa

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil analisis data yang didapat dari Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dari Siklus I sampai dengan Siklus II yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Mangunsari 05 pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas tiap Siklus. Nilai tiap-tiap siklus selalu ada peningkatan nilai rata-rata kelas pada awal adalah 70,13, Siklus I rata-rata kelas mencapai 71,20 dan Siklus II rata-rata kelas mencapai 80,60

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika siswa kelas VI SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga.

Saran

Berdasarkan data hasil penelitian tersebut di atas, hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran matematika pada peserta didik kelas V SD Negeri Mangunsari 05 agar hasil belajar meningkat perlu menekankan pada:

Saran Kepada Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajar matematika, salah satunya adalah dengan menerapkan pemmbelajaran kooperatif model STAD, karena dengan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

Guru diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna dan berkaitan dengan kehidupan nyata peserta dididk ,salah satunya dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD. Guru diharapkan selalu memberi bimbingan dan motivasi kepada siswa, khususnya kepada siswa yang prestasinya belajarnya belum tuntas.

Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan pihak sekolah dapat menjadikan pembelajaran kooperatif model STAD sebagai salah satu cara ataupun masukan bagi guru lain yang ingin meningkatkan prestasi belajarnya. Diharapkan kepala sekolah dapat mensosialisasikan dan memberikan pelatihan kepada guru-guru mengenai pembelajaran kooperatif model STAD dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Terhadap Peneliti Berikutnya.

Bagi peneliti lain yang tertarik pada fokus yang sama atau serupa, hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini dan melakukan perbandingan dengan pendekatan maupun metode pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga keunggulan dari pembelajaran kooperatif model STAD benar-benar terbukti.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan. dkk. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

BSNP. 2011. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Omar Hamalik. 2010. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

IGAK. Wardhani. Dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Suharsimi Arikunto. 2011. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta Rineka Cipta

Suparno dan Yunus Muhammad. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka

Soemardi Soeryabrata. T.th. Psikologi Pendidikan. Jilid II. Edisi III. Rake Press. Yogyakarta.

TIM-FKIP UT. 2014. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.