Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Audio Visual
PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG
TUNGKAI BENGKOK DALAM SENAM LANTAI
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI SEMOWO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/ 2019
Suswadi
SD Negeri Semowo
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai pada siswa kelas IV SD Negeri Semowo melalui pendekatan pembelajaran media audio visual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Semowo yang berjumlah 20 siswa dengan 12 siswa putera dan 8 siswa puteri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan penilaian hasil belajar guling belakang tungkai bengkok senam lantai. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif kualitatif dengan hasil persentase. Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh peningkatan yang signifikan dari pra tindakan ke siklus I dan siklus II. Prestasi belajar guling belakang tungkai bengkok pada pra siklus yang hanya sebesar 20% ketuntasan meningkat pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 50 atau 10 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase prestasi belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 80% atau sejumlah16 siswa. Simpulan dari penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai pada siswa kelas IV SD Negeri Semowo.
Kata kunci: pendekatan pembelajaran, media audio visual, guling belakang tungkai bengkok senam lantai.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembelajaran pendidikan jasmani dalam dunia pendidikan, diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum Penjas pada tiap-tiap sekolah.Salah satu cabang yang diajarkan adalah Senam Lantai. Senam Lantai merupakan salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani. Olahraga senam lantai pada Sekolah Dasar (SD) dapat di jadikan sebagai olahraga pendidikan, rekreasi maupun olahraga prestasi. Senam Lantai memiliki manfaat yang cukup besar dalam pembentukan individu yang percaya diri dan perkembangan jasmani dan rohaninya.
Sebagai langkah awal pembelajaran senam lantai dengan di kenalkannya macam-macam teknik dasar senam lantai pada siswa sekolah dasar. Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam senam lantai adalah guling belakang tungkai bengkok, ditinjau dari gerakannya guling belakang tungkai bengkok memiliki gerakan yang sederhana. Namun banyak diantara mereka yang belum menguasai dan mengetahui teknik guling belakang tungkai bengkok yang benar. Karena belum mengetahui teknik guling belakang tungkai bengkok, banyak siswa yang melakukan guling belakang tungkai bengkok tidak dengan benar. Kebanyakan siswa saat melakukan guling belakang tungkai bengkok perkenaan saat mengguling belum tepat pada bagian tengkuk, tolakan tangan tidak dimanfaatkan sehingga banyak yang gagal menggulingkan badan ke belakang. Kondisi yang demikian perlu mendapat perhatian dan solusi yang tepat agar siswa mampu melakukan guling belakang tungkai bengkok dengan benar.
Masalah pembelajaran yang terkait dengan lambatnya pemahaman siswa terhadap konsep teori yang bersifat abstrak perlu diatasi. Jika hal ini dibiarkan, efektifitas dan efisiensi pembelajaran rendah. Pada akhirnya, hal ini akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu dicari upaya yang sistematis guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. “Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yaitu pendekatan pembelajaran media audio visual yang merupakan kegiatan pendidikan atau pembelajaran melalui media yang dapat didengar dan dapat dilihat. Melalui media audio visual ini siswa akan lebih termotivasi belajar selama proses pembelajaran. Selain itu, dengan media audio visual dapat mengakomodasi dan memotivasi siswa yang lambat belajar karena dapat menciptakan iklim yang efektif dengan cara yang lebih individual.
Sekolah dasar merupakan pendidikan awal yang dapat digunakan untuk mengembangkan pertumbuhan fisik dan kemampuan gerak siswa. Pada masa ini pembinaan kemampuan fisik dapat dimulai. Sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari media audio visual, termasuk siswa sekolah dasar. Melalui media audio visual bisa dimanfaatkan sebagai stimulan siswa agar lebih semangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga hasil yang diharapkan tercapai.
Sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar tersebut, pembelajaran audio visual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yang menarik dan memudahkan siswa sekolah dasar untuk memahami dan mampu mempraktikan guling belakang tungkai bengkok senam lantai, sesuai dengan persoalan pelaksanaan pendidikan jasmani di SDN Semowo. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran audio visual diterapkan guna meningkatkan hasil belajar guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai di SDN Semowo.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pembelajaran pendidikan jasmani yang telah dilaksanakan di SD Negeri Semowo masih terdapat kendala yang dihadapi, misalnya siswa kurang senang dengan pelajaran guling belakang tungkai bengkok senam lantai, serta siswa tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Keberadaan siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena siswa yang tidak senang dan kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Di samping itu juga, pendekatan pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari keterampilan gerak dan hasil kemampuan siswa dalam melakukan guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai yang masih rendah. Kondisi semacam ini harus diperhatikan dan perlu ditelusuri faktor-faktor penyebabnya. Berdasarkan hasil diskripsi data awal pada pembelajaran guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai siswa kelas IV rata-rata hasil belajar masih rendah yaitu dari 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa putera dan 8 siswa puteri, 4 siswa tuntas (20%) dan 16 siswa tidak tuntas (80%) diukur dari hal ketuntasan hasil belajar siswa (KKM: 75).
Upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pencapaian hasil belajar guling belakang tungkai bengkok senam lantai tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara praktik melalui Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN SemowoTahun Pelajaran 2018/2019.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Guling Belakang Tungkai Bengkok Dalam Senam Lantai Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Semowo Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat ditulis perumusan masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar senam lantai dalam pembelajaran Penjaskes melalui media audio visual pada siswa kelas IV di SD Negeri Semowo pada tahun pelajaran 2018/2019?
- Bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran senam lantai melalui media audio visual pada siswa SD Negeri Semowo Kelas IV tahun pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
- Untuk meningkatkan hasil belajar senam lantai dalam pembelajaran Penjaskes melalui media audio visual pada siswa SD Negeri Semowo Kelas IV Tahun Pelajaran 2018/2019.
- Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran senam lantai.
Manfaat Penelitian
Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya mengenai model pembelajaran. Adapun secara praktis penelitian ini mempunyai manfaat seperti dalam uraian berikut:
- Bagi siswa, melalui media audio visual memotivasi dan memudahkan siswa SD untuk mempraktikan guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai, sehingga hasil belajar meningkat.
- Bagi Guru, memberikan masukan kepada guru Pendidikan Jasmani untuk meningkatkan hasil belajar guling belakang tungkai dalam senam lantai pada siswa SD dapat dilakukan melalui media audio visual serta memberikan alternatif model pembelajaran pendidikan jasmani.
- Bagi sekolah, hasil penelitian tindakan ini memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dalam perbaikan proses belajar mengajar, guna peningkatan kualitas hasil belajar siswa
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Landasan Teori
Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Anni (2007) adalah perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Adapun Hamalik menjelaskan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian belajar yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Dalam setiap pembelajaran selalu mengarah pada tujuan pendidikan. Taksonom tujuan pendidikan yang lazim dikenal meliputi ranah (domain) kognitif (cognitif domain), afektif (affective domain), dan psikomotor (psycomotor domain)” (Ismaryati, 2010: 52).
Aspek kognitif merupakan peningkatan intelektual, kapabilitas memori dan bahasa, pemikiran dan konseptual. Dimana siswa dididik untuk dapat menelaah dan menganalisa serta mengambil keputusan. Aspek afektif merupakan bentuk perkembangan perilaku bagaiman cara berinteraksi, perasaan yang muncul dalam setiap aktivitas gerak. Perasaan yang muncul dapat berupa egois, disiplin, malas, tanggungjawab dan lain sebagainya tergantung dari pada proses sosialisasi di keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan aspek psikomotor berupa perubahan jasmani dan fisiologis. Ini ditandai dengan perubahan aktivitas gerak yang dimunculkan dalam setiap unjuk kerja.
Pengertian Media Audio Visual
Media adalah alat yang membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan –tujuan instruksional dalam ruang lingkup materi pengajaran tertentu (Oemar Hamalik, 1989: 127). Selain itu juga dijelaskan oleh Sri Anitah (2008) bahwa, “media pembelajaran adalah set peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap(hlm.2).“Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan alat dan sumber informasi yang membawakan pesan untuk tujuan pembelajaran.
Dalam hal ini media audio visual merupakan penggabungan antara penggunaan media audio dan media visual. Secara umum, media audio yaitu media yang hanya dapat didengar, sedangkan media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat. Dengan kata lain melalui media audio visual seseorang tidak hanya dapat mendengar atau melihat saja, tetapi dapat melihat sekaligus mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SD N Semowo yang beralamat di Desa Kedungringin Kec. Suruh, Kabupaten Semarang.
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Selasa, tanggal 16 dan 23 Januari 2018 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Selasa, tanggal 30 Januari dan 7 Februari 2018.
Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri Semowo yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa putera dan 8 siswa puteri.
Data dan Sumber Data
Penelitian memerlukan sumber data. Sumber data penelitian ini dari lapangan langsung yang diamati peneliti dan nilai ulangan harian Penjaskes siswa kelas IV SD Negeri Semowo tahun pelajaran 2018/2019. Selain itu peneliti juga menjadikan teman sejawat sebagai sumber data.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni hasil pengukuran keterampilan guling belakang tungkai bengkok senam lantai pada siswa Kelas IV SDN Semowo. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
Validasi Data
Validitas data diperlukan agar memperoleh data yang valid.
- Data aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes yang valid maka data tersebut divalidasi dengan bantuan teman sejawat. (triangulasi sumber antara pendidik, teman sejawat, dan siswa)
- Data Hasil belajar Penjasorkes supaya valid perlu dibuat kisi-kisi sebelum penyusunan soal. Validasi dilakukan terhadap instrumen penialian tes tertulis.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992: 16) terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verifikasi.
Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Kristiyanto (2010: 54) yakni “penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tidakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflecting)”. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut:
- Perencanaan (Planing) adalah sebuah langkah untuk merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan.
- Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
- Observasi dan Evaluasi Tindakan (Observation and Evaluation) adalah tahap pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.
- Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Tiap Siklus
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal siswa SD Negeri Semowo kelas IV. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
- Rata-rata hasil belajar siswa SD Negeri Semowo kelas IV masih rendah yaitu dari 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa putera dan 8 siswa puteri, 4 siswa tuntas (20%) dan16 siswa tidak tuntas (80%) diukur dari hal ketuntasan hasil belajar siswa (KKM: 75).
- Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang masih rendah disebabkan karena siswa tidak senang dan kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti mata pelajaran penjasorkes terutama guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai.
- Guru kurang maksimal dalam memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal keadaan kelas pada materi guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai. Adapun deskripsi data yang diambil terdiri dari; tes unjuk kerja kemampuan guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai (psikomotor), pengamatan sikap (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) siswa kelas IV SD Negeri Semowo Tahun Pelajaran 2018/2019.
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menunjukan hasil yang maksimal, sesuai dengan prosentase ketuntasan belajar hanya 20% siswa. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing-masing aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka akan dilakukan tindakan guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai siswa kelas IV SD Negeri Semowo Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan pendekatan pembelajaran media audio visual. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.
Siklus I
Pembelajaran guling belakang tungkai bengkok melalui pendekatan pembelajaran audio visual pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar guling belakang tungkai bengkok yang meliputi; (1) Mempraktikkkan gerak dasar guling belakang tungkai bengkok senam lantai, (2) Mempraktikkan teknik guling belakang tungkai bengkok senam lantai dengan pendekatan pembelajaran audio visual.
Hasil belajar guling belakang tungkai bengkok melalui pendekatan pembelajaran audio visual siswa kelas IV SD Negeri Semowo Tahun ajaran 2018/2019 di atas setelah diberikan Tidakan I dapat diketahui bahwa prosentase siswa yang mencapai ketuntasan adalah 50% dan prosentase siswa yang belum mencapai ketuntasan adalah 50%. Dengan kata lain, sejumlah 10 siswa telah mencapai kriteria tuntas sedangkan 10 siswa tidak tuntas.
Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata–rata siswa belum mencapai 70% ketuntasan dari seluruh siswa. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I.
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar guling belakang tungkai bengkok siswa kelas IV SD N Semowo Tahun Pelajaran 2018/2019. Setelah diberikan Tidakan II adalah 80% sedangkan sisanya 20%. Sejumlah 16 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 4 siswa Tidak Tuntas.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Semowo Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus satu ke siklus lainnya. Perbandingan peningkatan kemampuan guling belakang tungkai bengkok senam lantai siswa kelas IV SD Negeri Semowo Tahun Pelajaran 2018/2019 dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4. Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Guling Belakang Tungkai Bengkok Senam Lantai
No | Nama Siswa | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1. | Agung Budi Laksono | 75 | 85 | 90 |
2. | Ahlis Nur Ahyani | 65 | 70 | 75 |
3. | Ahya Fajar Ash Shidqy | 65 | 70 | 80 |
4 | Arin Distiya Anggraini | 70 | 75 | 85 |
5. | Bayu Aji Prastiyanto | 65 | 70 | 80 |
6. | Damar Arif Nugroho | 65 | 70 | 75 |
7. | Devika Oktafiyani | 70 | 75 | 85 |
8. | Dimas Lutvi Wardana | 60 | 70 | 75 |
9. | Eunnice Angraini Silviana | 80 | 80 | 90 |
10. | Faiz Wulantoro | 50 | 65 | 70 |
11. | Farhan Abdi Pratama | 70 | 80 | 85 |
12. | Galih Andrian Prastyo | 70 | 80 | 90 |
13. | Gilang Novianto | 70 | 75 | 85 |
14. | Gita Aulia | 60 | 70 | 75 |
15. | Ihda Ahmad Wijayanto | 65 | 70 | 70 |
16. | Kania Trisnandhika | 65 | 75 | 85 |
17. | Minahus Saniyyah | 60 | 65 | 65 |
18 | Muhamad Reza Pradana | 75 | 75 | 85 |
19. | Muhammad Dwi Prasetio | 80 | 80 | 90 |
20. | Nadya Zahra Syarif | 65 | 70 | 70 |
Jumlah | 735 | 783 | 865 | |
Rata-rata | 66 | 71 | 78 | |
Presentasi Kentuntasan | 18% | 45% | 81% |
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SDN Semowo Tahun Pelajaran 2018/2019 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pembahasan hasil penelitian pada BAB IV disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar guling belakang tungkai bengkok dalam senam lantai pada siswa kelas IV SD N Semowo Tahun Pelajaran 2018/2019. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar guling belakang tungkai bengkok senam lantai siswa kelas IV SD Negeri Semowo setelah diberikan tindakan terjadi peningkatan dengan persentase ketuntasan 50% atau 10 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan kembali dengan persentase ketuntasan 80% atau 16 siswa.
Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar, khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran:
Bagi Guru
- Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
- Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi dan keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani.
- Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan model untuk menyampaikan materi pembelajaran.
- Kepada guru yang belum menerapkan pendekatan pembelajaran media audio visual dapat menggukan model pembelajaran tersebut sebagai salah satu pendekatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Bagi Siswa
- Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru.
- Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai model belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran.
Bagi Peneliti Berikutnya
Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan penelitian tentang model pembelajaran yang lebih kreatif, dengan pembelajaran yang lebih kreatif diharapkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Anderson, R.H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan media Video Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Pers.
Anitah, S. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: UNS Press.
Gino, H.J., Suwarni, Suripto, Maryanto & Sutijan. (Ed). 1998. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press.
Hamalik, O. 1989. Metodelogi Pengajaran dan Pendidikan. Jakarta: Mandar Maju.
Hidayatullah, M.F. 2009. Guru Sejati Membangun insane berkarakter kuat dan cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Isjoni, dkk. 2007. Pembelajaran Terkini Perpaduan Indonesia – Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamus Bahasa Indonesia Online. 2013. Diperoleh 9 Februari 2013, dari www.kamusbahasaindonesia.org/belajar.
Kristianto, A. 2010. Pendidikan Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Margono, A. 2009. Senam. Surakarta: UNS Press.
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta: Litera.
Suharno. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Suyati, dkk. 1994. Materi Pokok Senam. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.
Syarifuddin, A. 1990. Belajar Aktif Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar (Pada Kelas: 1,2,3,4,5,6). Jakarta: PT. Gramedia.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.