Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Cooperative Script
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PERUBAHAN
WUJUD BENDA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT
SISWA KELAS III SEMESTER I SDN BEGANJING
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Suparji
SDN Beganjing
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) untuk mengetahui pelaksanaan upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA, 2) untuk mengetahui metode Cooperative Script pada pelajaran IPA, 3) untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan metode Cooperative Script guna Peningkatan Hasil Belajar. Teknik penelitian menggunakan metode Cooperative Script diterapkan pada proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 pembelajaran menggunakan metode Cooperative Script ternyata masih belum memenuhi harapan peneliti, karena dibuktikan dari hasil penelitian masih ada siswa yang belum tuntas. Maka peneliti melakukakan pembelajaran siklus 2 mulai dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dengan tujuan perbaikan siklus 1 menghasilkan penambahan perbaikan langkah-langkah oleh peneliti pada pembelajaran siklus 2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Belajar siswa Kelas III Semester II pada mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode Cooperative Script. Pada pembelajaran awal rata-rata 10 siswa yang melakukan aktifitas yang relevan dengan pembelajaran. Siklus 1 siswa yang aktif naik menjadi 12 siswa dan pada siklus II siswa yang aktif bertambah menjadi 19 siswa. Dengan demikian tiap pembelajaran terjadi kenaikan sebanyak 2 siswa atau 21%. Rata-rata tingkat ketuntasan mengalami peningkatan dari Pra Siklus 53%, siklus I 74%, siklus II 100%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Cooperative Script dapat Peningkatan Hasil Belajar materi Perubahan Wujud Benda pada Kelas III semester I.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Perubahan Wujud Benda, Cooperative Scipt
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang agar siswa termotivasi untuk berpartisipasi aktif. Guru memberikan keluasan kepada siswa untuk membangun kreativitas dan kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik maupun psikologis siswa.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa Sun Tema Perubahan Wujud Benda di sekitarku bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sehingga dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat merancang dan menciptakan suasana belajar yang bermakna agar tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat tercapai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hendaknya guru mendesain dan menentukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk berinteraksi secara kooperatif dan berkompetisi tanpa kehilangan kemandiriann belajar dalam pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu hal penting untuk menentukan maju munduranya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik sebagai subjek dalam pembangunan, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha memberikan model pembelajaran yang mampu mengangkat semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi “Benda di sekitarku”. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script. Metode Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/materi pelajaran yang diajarkan. Dengan adanya Metode Pembelajaran Cooperative Script ini maka diharapkan mampu meningkatkan kemapuan siswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran tema 3 Benda di sekitarku sub Tema Perubawahn Wujud benda di sekitarku di kelas III semester I di SDN Beganjing.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana efektifitas pelaksanaan metode Metode Pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan hasil belajar tematik tema 3 materi Benda di sekitarku kelas III semester I?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka akan ditetapkan tujuan perbaikan sebagai berikut: Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar dalam melaksanakan metode Metode Pembelajaran Cooperative Script pada pelajaran matematika materi Benda di sekitarku kelas III semester I.
Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya sebagai berikut:
Bagi Kepala Sekolah
- Dapat mengembangkan dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik
- Dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan
- Dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik
Bagi Guru
- Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi
- Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
- Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
- Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.
Bagi Sekolah.
- Menciptakan sistem pembelajaran ilmiah, mengerti dan lengkap.
- Ditemukannya salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanan kegiatan belajar.
- Penelitian ini dilakukan sebagai momentum refleksi diri bagi sekolah tempat penelitian, baik sebelum ataupun sesudah adanya penelitian.
Bagi Perpustakaan
Bagi Perpustakaan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian yang akan dilakukan dilakukan oleh peneliti lain dan juga menambah kelengkapan karya ilmiah di perpustakaan.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda menurut Reigaluth dan Merril (dalam Uno, 2009: 16). Selanjutnya menurut Suprijono (2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Selain beberapa pendapat diatas hasil belajar juga dikemukakan oleh (Anitah, 2009: 2.19), bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.
Selanjutnya menurut Poerwanti, dkk., (2008: 7.5), suatu keberhasilan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil penilaian kita terhadap hasil siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Menurut (Rifa’i dan Anni, 2009: 85), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2009: 86), menyatakan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yang meliputi: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain).
Cooperative Script
Skrip kooperatif: metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan
- Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
- Sementara pendengar: Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
- Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
- Penutup
Pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk atau model metode pembelajaran kooperatif. Dalam perkembangan pembelajaran Cooperative Script telah mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada intinya sama. Beberapa pengertian pembelajaran Cooperative Script diantaranya adalah skenario pembelajaran kooperatif (Danserau dalam Hadi, 2007). Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas (Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007). Ahli lain mengatakan bahwa model belajar Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Jadi model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing (Alit, 2002:203).
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka diperoleh hipotesis tindakan dari penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar matematika di kelas III SD Negeri Beganjing.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas III semester I SDN Beganjing tahun pelajaran 2019/2020. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN Beganjing karena peneliti mengajar di SDN tersebut.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 September 2019 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 September 2019.
Pihak Yang Membantu Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh teman peneliti, dari SDN Beganjing.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN Beganjing Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 12 siswa putra dan 7 siswa putri.
Sumber Data
Sumber Data Primer
Dalam penelitian yang merupakan sumber data primer adalah:
- Hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika materi Benda di sekitarku.
- Hasil belajar siswa pada pembelajaran pembelajaran Matematika materi Benda di sekitarku, setelah guru menyajikan materi menggunakan metode cooperative script yang meliputi hasil ulangan harian, hasil pelaksanaan tugas, dan nilai porto folio.
Sumber Data Skunder
Dalam penelitian ini yang merupakan sumber data sekunder adalah hasil pengamatan dari tim kolaborasi (teman sejawat), pada saat pembelajaran Matematika materi Benda di sekitarku dengan metode cooperative script pada siklus 1 dan siklus 2.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini pengumpulan Data menggunakan teknik tes, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.
Sudjana (2011: 35) menyatakan bahwa tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan, atau dalam bentuk perbuatan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif. Tes kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Observasi/pengamatan adalah suatu cara untuk menilai perilaku. Untuk menilai perilaku diperlukan lembaran pengamatan yang berisi penjabaran perilaku siswa dan guru (Djamarah 2010: 258). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, media pembelajaran, dan materi pembelajaran.
Dokumentasi dalam hal ini berbentuk visual menjadi perangkat utama untuk merekan peristiwa-peristiwa penting di ruang kelas atau menggambarkan episode pengajaran tertentu (Hopkins, 2011: 200). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk merekam kegiatan guru dan siswa.
Validasi Data
Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas fase validity (tampilan tes) content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi).
Validasi empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal penulisan butir-butir soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.
Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas III SDN Beganjing dan kolaborasi dengan guru kelas. Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran Matematika.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran Matematika. Adapun tindakan yang diteliti adalah (1) aktivitas belajar siswa, (2) hasil belajar siswa.
|
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Pembelajaran sebelum Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum tindakan dilakukan.
Dari hasil tes pada kegiatan tersebut diketahui bahwa siswa belum sepenuhnya bisa menyerap pelajaran yang telah di sampaikan. Sehingga peneliti bersama dengan guru mata pelajaran merumuskan alternatif tindakan dan menyusun rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script. Sebelum siklus I (pra siklus) seperti pada tabel I banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal dalam mempelajari kompetensi dasar tersebut. Hal ini di indikasikan pada pencapaian nilai hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75.
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 21% atau 4 siswa. Yang mendapat nilai B (Baik) sebanyak 32% atau sebanyak 6 siswa, dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 32% atau 6 siswa, dan yang mendapat nilai D (kurang) sebanyak 16% atau 3 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 0% atau 0 siswa.
Dari hasil tes seperti tersebut diatas, sebagian siswa belum mencapai ketuntasan belajar hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, diketahui bahwa siswa kelas III yang memiliki nilai kurang dari KKM 75 sebanyak 10 siswa, (53%) dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi dasar Benda di sekitarku sebanyak 9 siswa (47%)
Siklus 1
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 7 siswa, atau 37% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 5 siswa, atau 26%. Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 7 siswa, atau 37% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 0 siswa,atau 0% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 19 siswa terdapat 12 siswa (74%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 7 siswa (26%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 terendah 70 dengan nilai rata-rata 82.
Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 9 siswa dan pada akhir siklus I berkurang masih 7 siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 74 pada pra siklus menjadi 26 pada siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar menjadi 12 siswa.
Siklus 2
Dari pembelajaran siklus II mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 9 siswa, atau 47%. Sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 10 siswa 53%, dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa, 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 83. Berdasarkan hasil Siklus II diatas diketahui bahwa siswa yang mencapai Ketuntasan sebanyak 19 siswa (100%) yang berarti sudah terjadi peningkatan.
Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran Benda di sekitarku melalui cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema 3.
Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata-rata kelas sebesar 72 Sedangkan nilai rata-rata kelas siklus I sudah ada peningkatan menjadi 82. adapun kenaikan rata-rata kelas siklus II menjadi 92.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Pembahasan Pra Siklus
Pada awalnya siswa kelas III nilai rata-rata pelajaran matematika sangat rendah khususnya dalam Benda di sekitarku, yang jelas salah satunya disebabkan karenanya kompetensi yang harus di kuasainya dan perlu daya ingat yang setia sehingga mampu menghafal dalam jangka waktu lama. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 19 siswa terdapat 10 siswa atau 93% yang baru mencapai ketuntasan sedangkan 9 siswa atau 47% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk Kompetensi Dasar Benda di sekitarku yang telah ditentukan KKM yaitu 75 sedangkan hasil nilai pra siklus terdapat nilai tertinggi 80 terendah 60 dengan rata-rata kelas sebesar 72.
Pembahasan Siklus I
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 7 siswa, atau 37% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 5 siswa, atau 26%. Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 7 siswa, atau 37% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 0 siswa,atau 0% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 19 siswa terdapat 12 siswa (74%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 7 siswa (26%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 terendah 70 dengan nilai rata-rata 82.
Pembahasan Siklus II
Dari hasil siklus II dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 9 siswa, atau 47%. Sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 10 siswa 53%, dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa, 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 82%.
Hasil Penelitian
Tabel 4.10 Perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II
No | Hasil Angka | Hasil Huruf | Arti Lambang | Pra Siklus | Model Siklus I | Model Siklus II |
1 | 85-100 | A | Sangat baik | 4 | 7 | 7 |
2 | 75-84 | B | Baik | 6 | 5 | 5 |
3 | 65-74 | C | Cukup | 6 | 7 | 7 |
4 | 55-64 | D | Kurang | 3 | 0 | 0 |
5 | ≤ 50 | E | Sangat Kurang | 0 | 0 | 0 |
Jumlah | 19 | 19 | 19 |
Tabel 4.11. Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata pra siklus siklus I dan siklus II
No | Uraian | Jumlah Siswa | ||
Tuntas | Belum Tuntas | Rata-rata | ||
1. | Pra Siklus | 10 | 9 | 72 |
2. | Siklus I | 12 | 7 | 82 |
3. | Siklus II | 19 | 0 | 92 |
Atas dasar pada tabel 4.10 dan 4.11 diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menghitungBenda di sekitarku melalui cooperative script ada peningkatan.
Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup siknifika, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 19 siswa seluruhnya mencapai ketuntasan. Dari nilai rata-rata kelas yang dicatat pada siklus II ada peningkatan 88 dibandingkan nilai rata-rata kelas pada siklus I, siklus I hingga siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran metode cooperative script pada Sun Tema Perubahan Wujud Benda di sekitarku dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema 3 kompetensi dasar Benda di sekitarku.
PENUTUP
Simpulan
Penggunaan metode cooperative script dalam upaya meningkatkan hasil belajar tematik tema 3 materi Benda di sekitarku sangat dibutuhkan agar siswa aktif mengikuti pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Pelaksanaan metode cooperative script dapat meningktkan hasil belajar Sun Tema Perubahan Wujud Benda di sekitarku khususnya kompetensi dasar menghitung Benda di sekitarku, siswa kelas III SDN Beganjing efektif.
- Tekhnik penggunakan metode cooperative script yang diterapkan juga dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya aktifitas belajar siswa dan juga hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi siswa yaitu pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat dari 12 siswa atau 74% meningkat menjadi 19 siswa atau 100%. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan membangkitkan minat proses pembelajaran yang ditumbuhkan dari siswa yang inovatif.
- Efektifitas metode cooperative script kelas III semester I dalam meningkatkan hasil belajar telah berhasil. Dari target yang diinginkan yaitu ≥85% dari 19 siswa, yang memperoleh nilai ≥85 sebanyak 19 siswa atau 100%. Karena keefektifitasan sudah terbukti dan disajikan oleh peneliti secara langsung dalam tahapan 2 siklus.
Saran
Saran yang ingin disampaikan oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
Bagi Guru
Bagi guru sebaiknya dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak bosan dan jenuh. Sebaiknya dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak cepat monoton dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya juga memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru dan hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.
Bagi Kepala Sekolah
Bagi Kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi para guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik, serta meningkatkan tanggung jawab guru terhadap tugasnya secara profesional.
Bagi Sekolah
Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.
Aqib, Zainal. 2010. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Aziz. 2009. Problematika Pembelajaran Matematika SD. http://azisgr.blogspot.com/2009/05/problematika-pembelajaran-matematika-sd.html.
Choto. 2010. Hakikat Matematika. http://aanchoto.com/2010/09/hakikat-matematika/.
Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdiknas. 2007. Standar Isi
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Febrianto, Dian Eko. 2012. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (COOPERATIVE SCRIPT). http://dianeko18.blogspot.com/2012/05/model-pembelajaran-student-teams.html.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hopkins, David. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.