Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN LINGKUNGAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 1 TUKO TAHUN AJARAN 2018/2019
Dwi Hartati
SD Negeri 1 Tuko Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Tuko Tahun 2018/2019. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari hasil kegiatan perbaikan pembelajran yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatakan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Tuko Tahun 2018/2019â€.
Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar IPA.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak. “Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran†(Munib, 2010: 139).
Adapun pemerintah, seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bahwa proses pembelajaran hendaknya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi pembelajar untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kedisiplinan sesuai bakat, minat, dan perkembangan pembelajar (Depdiknas, 2005).
Suatu pembelajaran dikatakan menarik jika ada (1) penghargaan, dan (2) keinginan lebih untuk terus belajar karena kualitas pembelajarannya. (Degeng, 1999).
Bell-Gredler, dalam Udin S. Winataputra, dkk secara komprehensif menjelaskan, bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal, keturutsertaanya dalam pendidikan formal dan/atau pendidikan nonformal. Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Belajar sering juga diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai dan sikap, serta ketrampilan. Menurut Fontana seperti yang ditulis oleh Udin S. Winataputra (2007: 18) , secara konseptual belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil hasil dari pengalaman.
Pembelajaran harus bisa mengubah sekolah menjadi sebuah tempat yang menyenangkan dan nyaman. Sehingga siswa dapat lebih bergairah dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus bisa mengembangkan inovasi baru dengan model–model atau pun media pembelajran yang lebih bervariatif, sehingga hasil dari suatu pembelajaran dapat melahirkan perubahan–perubahan baru dalam diri peserta didik. Sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD yaitu tahap operasional kongkrit, maka dalam pembelajaran siswa dihadapkan pada kenyataan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, minat belajar siswa sering mengalami penurunan atau kebosanan. Dampak dari keadaan ini mengakibatkan proses belajar kurang kondusif dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Keadaan ini terlihat dalam pembelajaran IPA yang dialami oleh siswa kelas VI SD Negeri 1 Tuko, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Hasil ulangan IPA tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan ternyata masih rendah. Dari 32 siswa hanya 16 siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas (Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Tuko adalah 70). Bila diprosentase hanya 50% siswa yang mendapat nilai tuntas. Sedangkan 16 siswa lainnya mendapat nilai di bawah 70, bila diprosentase 50% siswa belum mencapai nilai tuntas. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran akan berdampak pada menurunnya kualitas pembelajaran. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi guru untuk melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Identifikasi Masalah
Pada saat proses pembelajaran IPA mengenai Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan tersebut, siswa kelas VI SD Negeri 1 Tuko mengalami banyak kesulitan. Siswa kesulitan memahami konsep Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan hanya melalui gambar atau penjelasan dari Guru saja. Siswa tidak bisa berpikir secara nyata. Sehingga sulit bagi siswa untuk mengikuti materi pembelajaran.
Dari proses pembelajaran yang kurang berhasil tersebut, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi, peneliti menemukan beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu: (1) Kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. (2) Kurangnya kemampuan siswa menjawab pertanyaan. (3) Siswa kesulitan dalam menjelaskan konsep Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan. (4) Banyak anak yang hasil belajarnya rendah.
Analisis Masalah
Melalui diskusi dengan teman sejawat bahwa analisis masalah pembelajaran yang perlu diungkapkan yaitu: (1) Guru kurang mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. (2) Pertanyaan yang disampaikan guru kurang dipahami siswa. (3) Metode yang digunakan oleh guru cenderung masih monoton, yakni hanya menggunakan metode ceramah saja. (4) Kurangnya bimbingan guru pada anak yang hasil belajarya rendah.
Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, identifikasi dan analisis masalah, maka dapat dirumuskan masalah, sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI mata pelajaran IPA tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan di SD Negeri 1 Tuko?â€
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: (1) Mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan di kelas VI SD Negeri 1 Tuko. (2) Mendeskripsikan dampak penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan di kelas VI SD Negeri 1 Tuko.
LANDASAN TEORITIS
Pembelajaran IPA di SD
Tujuan guru dalam mengajar IPA antara lain adalah membantu transfer belajar. Tujuan transfer belajar adalah menerapkan hal–hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Menurut konstruktivisme setiap orang yang belajar tidak hanya tergantung pada lingkungan atau kondisi belajar tetapi juga pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan â€makna†oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dengar Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka sendiri. (Nono Sutarno, 2007:85).
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. (Depdiknas, 2006:486).
IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. (Trianto, 2010:16).
Pengertian Metode Demonstrasi
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran. Prinsip–prinsip penggunaan metode itu adalah: (a) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. (b) Metode mengajar harus memungkinkan siswa melalui pemecahan masalah. (c) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan terhadap suatu topik permasalahan. (d) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. (e) Metode mengajar harus memungkinkan siswa bekerja sama. (f) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi untuk belajar (Udin Winataputra 1997: 44).
Metode mengajar yang digunakan hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar. (Udin S. Winataputra dkk 1997: 11-18).
Dalam buku yang berjudul Metodologi Pendidikan Agama Islam, Ramayulis menyebutkan kelebihan metode demonstrasi antara lain sebagai berikut: (1) Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada peserta didik yang diikutsertakan. (2) Pengalaman peserta didik bertambah. (3) Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi melihat dan mempraktekkannya secara langsung. (4) Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi pelajaran dalam waktu relatif singkat.
Hasil Belajar IPA
Menurut Purwanto (1989:3), bahwa hasil belajar merupakan suatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu.
Toeti Sukamto (1997:8) berpendapat bahwa “belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai latihan atau pengalamanâ€. Belajar merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap sesuatu situasi tertentu atau karena proses yang terjadi secara internal di dalam diri seseorang.
Sumadi Suryabrata (2002:233) mengklasifikasikan faktor-faktor belajar sebagai berikut: (1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu non sosial dan faktor sosial. (2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, yang dapat digolongkan sebagai berikut: faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Agar hasil belajar seseorang dapat maksimal, maka perlu diperhatikan prinsip–prinsip belajar. Prinsip–prinsip belajar menurut Kurnia Inggridwati (2007:17) adalah: (a) Tujuan yang terarah. (b) Motivasi yang kuat. (c) Bimbingan untuk mengetahui hambatan. (d) Cara belajar dengan pemahaman. (e) Interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan. (f) Teknik – teknik belajar
Kerangka Berpikir
Berdasar landasan teori tersebut di atas, maka dapat diambil pokok-pokok pikiran sebagai berikut: pembelajaran IPA akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan disukai jika dalam pembelajaran guru selain memanfaatkan media juga menerapkan metode demonstrasi. Dengan begitu anak–anak akan lebih menyukai mata pelajaran IPA di mana mereka merasa seolah-olah diberi motivasi yang sangat besar dalam mempelajari materi-materi yang disampaikan, dan akan mempermudah siswa dalam memahaminya, sehingga siswa mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka kesimpulan sementara (hipotesis) dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: “Bahwa dengan melalui penerapan metode demonstrasi tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan pada pembelajaran IPA di kelas VI semester 1 SD Negeri 1 Tuko tahun pelajaran 2018/2019 hasil belajar siswa akan meningkat.â€
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Tuko Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian dilakukan pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Jangka waktu penelitian 3 bulan (bulan Juli sampai dengan bulan September 2018). Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2018, sedangkan siklus 2 pada tanggal 13 september 2018. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring dan evaluasi, serta refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas VI SD Negeri 1 Tuko Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang berjumlah 32 siswa. Siswa kelas VI sebagai subjek yang akan diamati kegiatan pembelajarannya dan dikenai tindakan penelitian.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data selama penelitian meliputi pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, dan tes.
Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain: (1) Data aktivitas belajar IPA yang diperoleh melalui pengamatan supaya diperoleh data yang valid divalidasi dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara peneliti, teman sejawat selaku kolaborator dan siswa). (2) Data hasil belajar IPA supaya valid perlu dibuat kisi-kisi sebelum soal disusun. Validasi dilakukan terhadap instrumen penilaian tes tertulis berupa penyusunan kisi-kisi sehingga terpenuhi validitas teoretik, khususnya content validity.
Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Miles and Huberman (1994: 10) menyatakan langkah-langkah dalam analisis kualitatif yakni Reduksi data, Penyajian Data, Mengambil kesimpulan atau Verifikasi.
Indikator kinerja dalam penelitian ini dilihat dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi. Indikator keberhasilan direfleksikan dengan: (1) 60% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 7,00 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 70% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 7,00 (kualifikasi baik) pada siklus II. Skor lebih besar dari 7,00 (kualifikasi baik) merupakan skor aktivitas belajar dalam skala maksimum 100. 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 70 pada siklus I dan 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 70 pada siklus II. (2) Nilai 70 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA kelas VI SD Negeri 1 Tuko pada tahun pelajaran 2018/2019, sedangkan 60% ketercapaian pada siklus I dan 70% pada siklus II adalah ketercapaian ideal yang diharapkan dalam penelitian ini.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data per Siklus
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran pada kompetensi dasar mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem) di kelas VI semester 1, peneliti memperoleh data nilai tes formatif yang kurang memuaskan, adapun hasil nilai sebelum perbaikan mata pelajaran IPA dari 32 siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 ada 16 siswa atau jika diprosentase sebesar 50%. Dan yang mendapat nilai lebih dari 70 ada 16 siswa atau jika diprosentase juga sebesar 50%. Serta diperoleh nilai rata-rata 70,31.
Dari hasil belajar tersebut di atas, peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar dengan penelitian tindakan kelas.
Siklus I
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru pada mata pelajaran IPA tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan. Hal ini disebabkan karena guru tidak melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Guru terlihat cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga anak kurang memahami materi yang disampaikan. Selain itu guru juga tidak mengadakan bimbingan individual terhadap anak yang belum mampu mengikuti pelajaran.
Pada pembelajaran siklus I, peneliti menitikberatkan pada penggunaan metode demonstrasi di mana anak diajak secara langsung mengikuti pelajaran. Walaupun kegiatan pembelajaran sudah terlihat baik, akan tetapi sebagian besar masih ada anak yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hanya ada beberapa anak dengan kemampuan di atas rata-rata yang terlibat aktif mengikuti pelajaran. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I belum bisa dikatakan berhasil. Dari 32 siswa masih ada 9 anak yang belum mendapat nilai tuntas. Dari hasil inilah peneliti lalu melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini peneliti merancang kegiatan pembelajaran dengan menitikberatkan penggunaan metode demonstrasi yang lebih baik. Siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebelumnya membagi siswa dalam beberapa kelompok diskusi. Masing-masing kelompok melaksanakan kegiatan demonstrasi berdasar bimbingan yang diberikan oleh guru. Dari kegiatan demonstrasi yang dilaksanakan, siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti jalannya pembelajaran. Banyak siswa yang aktif bertanya apabila ada materi yang kurang bisa difahami, guru juga telah banyak mengadakan bimbingan baik secara kelompok maupun individual.
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan. Hal ini ditunjukkan dari perolehan ketuntasan maksimal setelah dilaksanakan perbaikan.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas dapat ditarik simpulan bahwa dengan melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI mata pelajaran IPA materi pokok Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan di SD Negeri 1 Tuko tahun pelajaran 2018/2019. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan prosentase ketuntasan siswa pada pra siklus adalah 50%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II prosentasenya meningkat lagi dari 72% dan akhirnya menjadi 100%.
Saran-saran
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diajukan saran-saran antara lain: (1) Guru hendaknya senantiasa inovatif untuk mengembangkan metode pembelajaran yang baru dan mengurangi penggunaan metode pengajaran yang hanya mengandalkan ceramah saja. (2) Guru harus kreatif dan terampil dalam menyajikan pelajaran sehingga siswa dapat memahami dengan mudah materi yang telah disampaikan oleh guru
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, N.S. 1999. Mencari Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar dari Keteraturan Menuju Kesemrawutan. Pidato pengukuhan Dosen Besar IKIP Malang.
Depdiknas. 2006. Standar Isi KTSP. Depdiknas, Jakarta.
Inggridwati, Kurnia. 2007. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan keempat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kemmis, S., Mc.Taggart, R. 1998. The Action research planner. Victoria: Deakin University
Munib, Achmad. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Purwanto, Ngalim. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sutarno, Nono. 2007. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Toeti Soekamto. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Udin S. Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Udin S. Winataputra, dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka