Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Tipe Massed Practice
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI
TENTANG MATERI PASSING ATAS MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI TIPE MASSED PRACTICE BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN 1 MLOWOKARANGTALUN TAHUN AJARAN 2017/2018
Satir
SDN 1 Mlowokarangtalun Kec. Pulokulon Kab.Grobogan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar permainan bola voli tentang passing atas dalam permainan bola voli melalui penerapan metode demonstrasi tipe massed practice bagi siswa kelas VI Semester II SDN 1 Mlowokarangtalun Tahun Ajaran 2017/2018. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari hasil kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Melaui penerapan metode demontrasi tipe massed practice dapat meningkatkan hasil belajar permainan bola voli tentang passing atas bagi siswa kelas VI Semester I SDN 1 Mlowokarangtalun Tahun Ajaran 2017/2018â€.
Kata Kunci: metode demonstrasi tipe massed practice, Hasil permainan bola voli, passing atas.
Latar Belakang Masalah
Sebagai perangsang pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis secara seimbang, Penjasorkes dapat dibelajarkan melalui berbagai ruang lingkup, salah satunya melalui aspek permainan dan olahraga. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
Dari berbagai olahraga permainan tersebut, bola voli termasuk salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di SD. Untuk itu, agar diperoleh hasil belajar yang optimal, diperlukan usaha-usaha untuk membelajarkan olahraga bola voli seoptimal dan seefektif mungkin.
Bola voli, seperti halnya dengan olahraga permainan yang lain, untuk dapat memainkannya seseorang harus menguasai terlebih dahulu teknik-teknik dasar permainan yang dipergunakan. Seperti yang dikemukakan dalam Sri Sunarsih, dkk. (2007:62), teknik-teknik dasar yang utama pada permainan bola voli adalah servis, passing bawah dan passing atas, smash dan blocking.
Dari beberapa teknik dasar tersebut, passing atas merupakan teknik dasar yang memegang peranan sangat penting. Dengan passing atas yang baik akan mampu menentukan waktu, arah, dan penempatan yang tepat jika kita berperan sebagai pengumpan bola kepada smasher. Dengan umpan yang matang akan memudahkan smasher dalam melakukan smash kepada lawan.
Namun seringkali, hanya beberapa orang tertentu saja yang mampu menguasai teknik dasar passing atas dengan baik. Ternyata jika ditanya, siswa banyak yang tertarik menjadi smasher daripada pengumpan. Padahal, tanpa seorang pengumpan yang baik, smash tidak dapat dilakukan secara optimal.
Dari proses pembelajaran teknik dasar passing atas, sebagian besar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2017/2018 tidak dapat melakukan passing atas dengan baik. Dapat dikatakan penguasaan siswa terhadap teknik passing atas rendah. Hal ini didasarkan pada pencapaian hasil belajar siswa untuk materi pembelajaran tersebut. Masih banyak siswa yang mendapat hasil belajar di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 70. Ini merupakan permasalahan yang harus segera dipecahkan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: â€Apakah melaui penerapan metode demonstrasi tipe massed practice dapat meningkatkan hasil belajar permainan bola voli tentang passing atas bagi siswa Kelas VI SDN 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon tahun ajaran 2017/2018?â€
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi tipe massed practice tentang passing atas dalam permainan bola voli di Kelas VI SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon tahun ajaran 2017/2018.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa dalam olahraga bola voli; (2)Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi passing atas dalam permainan bola voli; (2) Menemukan cara belajar yang efektif dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada materi passing atas dalam permainan bola voli bagi siswa; (4) Mengetahui alternatif pemecahan masalah yang tepat dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada materi passing atas dalam permainan bola voli. (4) Meningkatkan kemampuan profesional seorang guru. (5) Sebagai bahan acuan dalam menyusun program pembelajaran yang tepat dan efektif, (6) Meningkatkan kualitas sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional guru.
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SD
Puji Santosa, (2005:5.18) mengemukakan bahwa: â€Pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional, yaitu proses memberi rangsangan kepada siswa supaya belajar. Pembelajaran berbeda dari pengajaran yang merupakan terjemahan dari teaching.†Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran yakni, jika pada proses pengajaran biasanya ada guru yang mengajar siswa, sedangkan dalam proses pembelajaran tidak selalu demikian. Kadangkala siswa harus belajar secara mandiri melalui media belajar atau dari lingkungannya yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru mengatur supaya terjadi interaksi antara siswa dengan media belajar atau lingkungan belajar.
Mengacu pada pengertian pembelajaran tersebut, pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di sekolah dasar dapat diartikan sebagai proses memberi rangsangan kepada siswa supaya belajar Penjasorkes di sekolah dasar. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes).
Penjasorkes merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Ruang lingkup mata pelajaran Penjasorkes meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya;
b. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya;
c. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya;
d. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya;
e. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya;
f. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS
Pengertian Metode Demonstrasi
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran. Prinsip–prinsip itu berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa. Prinsip–prinsip penggunaan metode itu adalah: (a) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. (b) Metode mengajar harus memungkinkan siswa melalui pemecahan masalah. (c) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan tergadap suatu topik permasalahan. (d) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. (e) Metode mengajar harus memungkinkan siswa bekerja sama. (f) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi untuk belajar (Udin Winataputra 1997: 44).
Metode mengajar yang digunakan hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar. (Udin S. Winataputra dkk 1997: 11-18).
Metode demonstrasi merupakan metode yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya. melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan/mengamati terhadap objek yang akan di demonstrasikan. Sebelum proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat–alat yang akan digunakan dalam proses demonstrasi tersebut.
Metode Demonstrasi Tipe Massed Practice
Metode demonstrasi tipe massed practice merupakan metode pembelajaran yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat sampai batas waktu yang ditentukan. Pembelajaran dengan metode demonstrasi tipe massed practice dapat diterapkan dalam pembelajaran passing atas dalam permainan bola voli.
Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu, pembelajaran passing atas dengan sebuah bola voli yang disediakan. Teknisnya, dalam pembelajaran ini siswa melakukan passing atas secara terus menerus tanpa terputus sebanyak n kali passing atas, dengan batasan waktu selama 2 menit dalam satu setnya.
Oleh karena dalam melakukan praktek waktunya kurang dari 3 menit, maka sistem energi yang digunakan adalah sistem anaerobik. Dengan melakukan gerakan passing atas secara berulang-ulang maka akan terjadi perbaikan koordinasi sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerak passing atas pada permainan bola voli, sehingga dengan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil Belajar
Ernest R. Hilgard dalam bukunya â€Theoriest of Learning†mengemukakan bahwa: â€Seseorang yang belajar kelakuannya akan berubah daripada sebelum itu, Jadi, belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar.
Selanjutnya dalam kamus paedagogik dikatakan bahwa belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan. Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan peerbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu hanya dari proses belajar sebelumnya, tetapi harus diingat juga bahwa belajar mempunyai hubungan yang erat dengan masa peka, yaitu suatu masa di mana sesuatu fungsi maju dengan pesat untuk dikembangkan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa: â€Belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajarâ€.
Setelah mengetahui berbagai definisi dari belajar, berikut dikemukakan mengenai devinisi hasil belajar. Dalam Zainal, Aqib (2002:51) dikemukakan bahwa: â€Hasil belajar adalah berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut aspek kognitif, psikomotorik maupun afektifâ€. Sementara itu untuk mengukur hasil belajar diperlukan instrumen penilaian dan instrumen analisis hasil evaluasi belajar.
Permainan Bola Voli
Permainan bola voli dipopulerkan untuk pertama kalinya oleh Wiliam G. Morgan. Ia adalah seorang guru pendidikan jasmani di Young Men’s Christian Association (YMCA) di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). Pada awalnya, permainan bola voli disebut dengan mintonette. Permainan bola voli dengan cepat berkembang ke seluruh penjuru dunia, terutama di daratan Eropa dan Asia.
Peraturan permainan bola voli ternyata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan keadaan dan kemajuan teknik-teknik dalam permainan bola voli itu sendiri. Namun demikian, teknik-teknik dasar permainan bola voli harus dikuasai dengan baik bagi siapapun yang akan belajar bola voli. Adapun teknik-teknik dasar yang harus dikuasai antara lain servis, passing atas, passing bawah, bendungan (block) dan smash.
Passing Atas dalam Permainan Bola Voli
Passing dan umpan atau set-up sulit dipisahkan, dan seringkali dianggap sama. M. Yunus, (1992:80) mengemukakan bahwa: â€Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal dalam menyusun pola serangan kepada regu lawan.â€
Menurut Sugiyanto, dkk., (1994:23), â€Passing adalah suatu teknik memainkan bola dengan tujuan untuk mengarahkan bola tersebut ke suatu tempat atau agar bola tersebut dapat diumpan oleh pemain lainnya kepada smasher.â€
Sementara itu, pengertian set-up, menurut Soedarwo, dkk., (2000:8) adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk melakukan serangan kepada regu lawan ke lapangan lawan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa, passing atas merupakan usaha seorang pemain untuk menyajikan bola sebagai umpan untuk melakukan serangan terhadap regu lawan. Usaha tersebut biasanya didominasi atau dilakukan oleh seorang pengumpan (set-uper). Namun demikian, tidak menutup kemungkinan passing atas juga dilakukan oleh pemain lain yang bukan pengumpan (set-uper). Hal ini bergantung pada bola yang dihadapi. Jika bola merupakan bola yang datang lebih tinggi di atas bahu, mau tidak mau dalam menerimanya harus dengan passing atas.
Teknik Pelaksanaan Passing Atas
Passing atas merupakan teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan jari-jari kedua tangan. Pola gerakan pada passing atas yaitu kedua kaki dalam keadaan siap dengan salah satu kaki di depan dan kedua lutut sedikit ditekuk. Posisi badan agak condong ke depan dan kedua telapak tangan di atas depan dahi, kedua siku sedikit ditekuk dengan jari-jari tangan direnggangkan. Pada saat bersentuhan atau kontak dengan bola, di mana perkenaan bola pada ruas-ruas jari. Gerakan passing atas adalah mendorong bola dengan lentingan jari-jari diikuti meluruskan kedua kaki dan diikuti gerakan badan serta meluruskan kedua tangan. Arah bola yang dipassing adalah ke atas depan dan dilanjutkan follow through atau gerak lanjutan.
Gerakan passing atas tersebut merupakan rangkaian gerak yang terkoordinasi dari gerak kaki, badan, lengan, lentingan jari-jari dan gerak lanjutan. Berdasarkan analisis gerakan passing atas tersebut menunjukkan bahwa, teknik passing atas terdiri dari beberapa tahapan.
Menurut M. Yunus, (1992:80), teknik passing atas terdiri atas tiga tahapan, yaitu: sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan. Untuk lebih jelasnya, masing-masing tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun. SD tersebut berada di wilayah Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dengan alamat di Jalan Sendang Coyo Desa Mlowokarangtalun. Lokasi SD cukup mendukung untuk pembelajaran Penjasorkes karena berada di dekat lapangan sepakbola Desa Mlowokarangtalun. Sementara halaman sekolah juga cukup luas karena memiliki lapangan bola voli. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus tindakan pembelajaran. Adapun waktunya adalah sebagai berikut:
a. Siklus I akan dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Agustus 2017 pada jam pelajaran Penjasorkes pada pukul 07.00 – 09.00.
b. Siklus II akan dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Agustus 2017 pada jam pelajaran Penjasorkes pada pukul 07.00 – 09.00.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Adapun jumlah siswa 23 siswa, yang terdiri dari laki-laki 13 orang dan perempuan 10 orang.
Data dan Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa hasil belajar siswa pada pembelajaran passing atas dalam permainan bola voli dan data penerapan metode demonstrasi tipe massed practice. Data dalam penelitian tindakan kelas ini dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain dari informan atau narasumber yaitu siswa dan guru kelas VI, serta dokumen atau arsip terakhir penilaian hasil belajar siswa kelas VI pada materi passing atas dalam permainan bola voli.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, dan tes yang mengacu pada teknik tes.
Teknik Pemeriksaan Validasi Data
Untuk memeriksa validasi data, teknik yang digunakan adalah dengan triangulasi sumber, triangulasi metode, dan review informan kunci (teman sejawat) dan siswa.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk mengalisis berbagai data yang telah berhasil dikumpulkan adalah dengan menggunakan teknik analisis kritis, yang mengungkap kekurangan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Di samping itu, dalam penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan teknik analisis deskritif komparatif, yaitu membandingkan hasil antar siklus.
Indikator Kinerja
Penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator-indikator keberhasilan sebagai berikut:
1. Siswa dapat terlibat aktif dalam pelaksanaan penelitian ini, mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode demonstrasi tipe massed practice.
3. Setiap tahapan dapat dilaksanakan oleh guru pada setiap siklusnya dengan baik.
Prosedur Penelitian.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 2 siklus, yang masing-masing meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data per Siklus
Dalam laporan penelitian mengenai materi passing atas dalam permainan bola voli kelas I semester 2 SD Negeri 1 Mlowokarangtalun melalui penerapan metode demonstrasi diperoleh beberapa hasil dalam perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti memperoleh data nilai tes formatif yang kurang memuaskan, adapun hasil nilai sebelum perbaikan pembelajaran disajikan pada tabel 1 berikut.
TABEL 1 REKAPITULASI HASIL EVALUASI SEBELUM PERBAIKAN PEMBELAJARAN
No |
Indikator |
Keterangan |
1 2 3 4 5 6 7 |
Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Banyak siswa dengan nilai ≤ 70 Prosentase siswa dengan nilai ≤ 70 Banyak siswa dengan nilai 70-100 Prosentase siswa dengan nilai 70-100 |
40 90 64,78 11 48% 12 52% |
Dari hasil belajar seperti tabel 1 tersebut di atas, peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar melalui penelitian tindakan kelas.
Siklus I
Perbaikan pembelajaran pada siklus 1 tentang passing atas dalam permainan bola voli di kelas VI SD Negeri 1 Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan dengan menerapkan metode demonstrasi tipe massed practice pada kelompok besar. Peneliti mengawali dengan merencanakan perbaikan pembelajaran, melaksanakan perbaikan pembelajaran, pengamatan dan refleksi.
Melalui penerapan demonstrasi tipe massed practice yang dilakukan oleh guru diharapkan siswa lebih tertarik serta termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran lalu mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan antusias sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Pelaksanaan perbaikan siklus 1 ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi dengan mengerjakan tes formatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Selama proses perbaikan pembelajaran peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertugas membantu melakukan observasi dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa.
Di dalam proses pembelajaran siklus I, siswa belum menunjukkan partisipasi aktif sesuai yang diharapkan. Pada siklus I ditemukan 43% siswa yang pasif, mereka terkesan hanya menonton rekan-rekannya yang lihai dalam melakukan passing atas. Namun, keaktifan mulai nampak. Hal ini terbukti dari tingkat antusias siswa sebesar 70% siswa yang fokus dalam proses pembelajaran. Namun tidak semua siswa memiliki keberanian untuk mencoba kembali saat gagal melakukan gerakan passing. 43% siswa yang mengalami gagal melakukan passing cenderung pasif dan hanya menonton saat proses kegiatan berlangsung. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan, bahwa dampak positif kegiatan perbaikan siklus I terlihat secara jelas meskipun masih terlihat tingkat keaktifan siswa sebesar 43% yang masih rendah atau dengan kata lain masih diperlukan motivasi dan dorongan bagi siswa kurang partisipatif tersebut.
Saat pembelajaran berlangsung, guru menjelaskan tentang passing atas dalam permainan bola voli. Ketika proses perbaikan pembelajaran siklus I berlangsung, siswa mulai memahami materi pelajaran. Karena guru menggunakan metode demonstrasi dengan baik, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi ketika guru meminta siswa untuk melaksanakan gerakan passing atas secara individual masih terdapat 30% siswa yang gagal melakukan gerakan. Keaktifan hanya didominasi oleh 70% siswa yang sudah lihai saja. Oleh karenanya, guru kembali mengambil tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Pada siklus II peneliti berharap ada perubahan peningkatan ke arah yang lebih baik. Melalui penerapan demonstrasi tipe massed practice pada beberapa kelompok kecil diharapkan keseluruhan siswa akan menjadi lebih aktif serta mampu bekerja dan bersosialisasi dalam kelompoknya sehingga mampu meningkatkan hasil belajarnya. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran terbagi atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang sesuai dengan perencanaan.
Selanjutnya untuk peningkatan hasil evaluasi pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 2 PENINGKATAN HASIL EVALUASI SEBELUM PEMBELAJARAN, PERBAIKAN SIKLUS I, DAN SIKLUS II
No. |
Uraian |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah siswa |
% |
Jumlah siswa |
% |
Jumlah siswa |
% |
||
1. 2. |
Tuntas Belum tuntas |
11 12 |
48 52 |
13 10 |
57 43 |
23 – |
100 0 |
Pembahasan dari Setiap Siklus
Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar menjgajar ternyata tidak mudah, sebab dalam kenyataan ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Faktor yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menyampaikan materi, terutama pemilihan metode pembelajaran dan teknik penyampaian materi pelajaran.
Siklus I
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru tentang passing atas dalam permainan bola voli. Hal ini disebabkan karena guru tidak melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. guru. Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga anak kurang memahami materi yang disampaikan. Selain itu guru juga tidak mengadakan bimbingan individual terhadap anak yang belum mampu mengikuti pelajaran.
Setelah diadakannya diskusi dengan teman sejawat tentang hasil temuan pada kegiatan pembelajara pra siklus, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus I. Pada pembelajaran siklus I peneliti menitik beratkan pada penggunaan metode demonstrasi tipe massed practice pada kelompok besar dimana anak diajak secara langsung mengikuti kegiatan. Anak akan lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.Walaupun kegiatan pembelajaran sudah terlihat baik, akan tetapi sebagian kecil masih terlihat ada anak yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat 70% siswa dengan kemampuan di atas rata-rata yang terlibat aktif mengikuti pelajaran. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I belum bisa dikatakan berhasil. Dari 23 siswa masih ada 10 siswa yang belum mendapat nilai tuntas. Dari hasil inilah peneliti lalu melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini peneliti merancang kegiatan pembelajaran dengan menitikberatkan penerapan metode demonstrasi tipe massed practice pada kelompok kecil yang lebih baik. Siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebelumnya membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan kegiatan demonstrasi berdasar bimbingan yang diberikan oleh guru. Dari kegiatan demonstrasi yang dilaksanakan, siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti jalannya pembelajaran. Siswa mengetahui langsung teknik pembelajaran tentang passing atas dalam permainan bola voli. Selain itu kondisi pembelajaran juga terlihat lebih interaktif. Banyak siswa yang aktif bertanya dan minta untuk dibimbing oleh guru. Selain itu guru juga telah berhasil melakukan bimbingan secara lebih baik pada kelompok kecil maupun individual kepada siswa sehingga siswa merasa percaya diri dalam melakukan kegiatan sesuai instuksi yang diberikan oleh guru.
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II diketahui bahwa penerapan metode demonstrasi tipe massed practice terbukti berhasil dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang passing atas dalam permainan bola voli. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai siswa yang mengalami peningkatan dengan perolehan ketuntasan maksimal setelah dilaksanakan perbaikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melalui metode demonstrasi tipe massed practice dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI materi pokok passing atas dalam permainan bola voli di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun tahun pelajaran 2017/2018. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan prosentase ketuntasan siswa pada pra siklus adalah 48%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II prosentasenya meningkat lagi dari 57% dan akhirnya menjadi 100%.
Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diajukan saran-saran antara lain:
1. Guru hendaknya senantiasa inovatif untuk mengembangkan metode dan model pembelajaran yang baru, salah satunya supaya hasil belajar siswa meningkat.
2. Pemberian tugas kepada siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber atau media dipandang perlu guna memperluas wawasan terutama yang berkaitan dengan dengan materi pembelajaran.
3. Hasil penelitian ini menjadi salah satu referensi bagi Sekolah, untuk lebih mengembangkan inovasi–inovasi baru dalam pembelajaran dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan dasar.
DAFTAR PUSTAKA
H.J.S. Husdarta. 2009 Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa E. 2005. Kurikulum berbasis kompetensi, konsep, karakteristik dan implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Johnson, B., L., and Nelson, J., K, 1986. Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. New York: Macmillan Publishing Company.
Muhadjir, 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Puji Santosa, dkk., 2005. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Soemanto Y dan Soedarwo, 1990. Pengelolaan Kelas. Surakarta: Depdikbud RI Universitas Sebelas Maret.
Sri Sunarsih, dkk., 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk SD Kelas VI. Jakarta: Erlangga.
Suharno, HP, 1985. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: Yayasan Sekolah Tinggi Olah Raga.
Zainal Aqib, 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.
…, 1993. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: Yayasan Sekolah Tinggi Olah Raga.