PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN

DI INDONESIA MELALUI METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI LEMBU KEC. BANCAK

KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suyitno

SD Negeri Lembu  Kec. Bancak Kab. Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian tindakan kelas ini adalah bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia melalui Metode Mind Map Kelas V di SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018 dan memenuhi salah satu syarat kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. PTK merupakan suatu tindakan yang bersifat reflektif oleh para pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional mengenai tindakan mereka dalam bertugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran dilaksanakan. Subjek yang akan diteliti adalah anak Kelas V di SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini adalah Siklus I nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 22 siswa atau 75,86% dan yang belum tuntas sebanyak 7 Siswa atau 24,14%. Siklus kedua nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 29 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 82,10. Dengan demikian, hasil belajar Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan Metode Mind Map dari siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan 24,14%% oleh karena itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Metode Mind Map

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana yang tertera dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional sebagaimana dikutip oleh Susilo adalah untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (2006:29).

Sukses dan keberhasilan dalam belajar mengajar peran guru sangat menunjang dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Untuk memperbaiki strategi belajar, guru perlu menentukan dan membuat perencanaan pengajaran secara seksama. Hal tersebut menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas. Strategi belajar mengajar, penggunaan metode pengajaran maupun perilaku dan sikap guru dalam mengelola proses belajar mengajar sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam menerapkan pengetahuannya di masyarakat dan lingkungannya.

Guru kadang-kadang kurang menyadari bahwa siswa SD pola berpikirnya masih bersifat konkrit atau nyata. Banyak siswa yang menganggap remeh pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, karena mereka menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang mudah. Menurut penelitian yang dilakukan di kelas V, guru kelas V lebih sering menggunakan metode ceramah, tugas kelompok dan tidak pernah menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak pernah menjawab pertanyaan dari guru karena merasa takut dan malu. Siswa juga tidak pernah mengungkapkan pendapatnya setiap diminta oleh guru.

Peneliti juga mengadakan wawancara dengan beberapa siswa, mereka memberi data yang sangat banyak tentang kebiasaan guru dalam mengajar di kelas. Guru biasanya hanya ceramah dan memberi tugas kepada siswa sehingga siswa hanya pasif menerima penjelasan dari guru dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Guru kelas V belum menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran IPS sehingga siswa hanya pasif dalam pembelajaran.

Melihat kenyataan tersebut dibutuhkan suatu usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu media yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa adalah dengan menggunakan media gambar.

Dengan media gambar diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa tersebut menjadi aktif bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran. Selain menumbuhkan keaktifan siswa, dengan menggunakan media gambar guru lebih mudah menyampaikan materi karena siswa dapat melihat langsung hal-hal yang berkaitan dengan penjelasan dari guru.

Sehingga dengan keaktifan siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPS yang berkaitan dengan materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia.

Pembelajaran IPS di SD Negeri Lembu Kec. Bancak dirasakan belum optimal dan mengalami beberapa kendala yang didapatkan berdasarkan hasil pengamatan, kelemahan dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Lembu Kec. Bancak.

Kelemahan tersebut berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Kurang optimalnya hasil belajar siswa tersebut diindikasikan dengan belum optimalnya hasil belajar siswa baik dari nilai rata-rata kelas maupun tingkat ketuntasan kelas, khususnya pada siswa kelas V di semester I tahun pelajaran 2017/2018.

Kondisi tersebut memerlukan suatu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran sehingga penguasaan konsep pada siswa semakin meningkat. Salah satu upaya perbaikan tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar. Media pembelajaran berupa gambar termasuk faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, karena media pembelajaran berupa gambar memiliki kelebihan di mana para siswa akan lebih paham dan mengerti tentang materi yang disampaikan guru. Sehingga proses pembelajaran dapat berjlan dengan lancar, siswa dapat lebih paham akan materi serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Setelah dilakukan survei di SD Negeri Lembu Kec. Bancak melalui wawancara ditemukan beberapa masalah dalam Pembelajaran IPS, diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yaitu sebesar 70. Hal tersebut ditandai dengan nilai siswa dari 29 siswa pada mata pelajaran IPS hanya 12 (41,37%) siswa yang memenuhi standar KKM, sedangkan yang 20 (62,50%) siswa mendapat nilai dibawah KKM.

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber materi dan kurang adanya media yang lebih variatif, sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan membosankan. Perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi baik strategi, metode maupun teknik pembelajaran. Metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar salah satunya adalah metode Mind Map. Metode Mind Map adalah metode yang bisa membuat materi belajar menjadi lebih ringkas dan menarik karena metode ini menggunakan pemikiran peta konsep sehingga pembahasannya hanya di gagasan utama dan pokok materi dengan variasi gambar-gambar. Metode ini sangat dianjurkan terutama oleh para ahli pembelajaran untuk merancang pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode ini dapat menggugah semangat belajar, kreativitas dan berfikir para siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti mengambil judul: “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-Kerajaan Di Indonesia Melalui Metode Mind Map Pada Siswa Kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah yaitu: apakah penggunaan Metode Mind Map dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia pada Kelas V di SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia melalui Metode Mind Map Kelas V di SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

a.     Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses pembelajaran yang menarik bagi siswa.

b.     Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi dalam pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar IPS materi peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Selain itu juga diharapkan dapat menarik minat siswa dalam belajar dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Manfaat Praktis

a.     Bagi Peneliti

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan suatu desain pembelajaran yang menarik dan mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b.     Bagi sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memotivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran IPS. Selain itu juga memberikan revisi terhadap sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

c.     Bagi guru

Metode pembelajaran yang diterapkan diharapkan dapat memberikan teori dan pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru serta dijadikan sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah pernah dilakukan.

d.     Bagi siswa

Pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memotivasi siswa, meningkatkan minat belajar siswa, menumbuhkan potensi yang dimiliki siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). “ penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru di kelas atau di sekolahan tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran (Arikunto, 2006:10).

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti melakuan penelitian ini dengan berkolaborasi atau bekerja sama dengan Guru Kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak. Guru sebagai pelaku tindakan sedangkan peneliti sebagai pelaku pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak dengan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah 29 siswa.

LANDASAN TEORI

Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Mouly sebagaimana dikutip oleh Sudjana, bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman (1996:5).

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (2003:6).

Sementara menurut Cronbach sebagaimana dikutip oleh Suryabrata, (2007:231), memberi pengertian bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami, si pelajar mempergunakan panca inderanya. Hal ini menunjukkan belajar bukan hanya sekedar mendapat pengetahuan saja melainkan dengan proses belajar manusia mendapatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses membangun pengetahuan dan pengalaman dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya, melalui interaksi dengan lingkungan.

Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt sebagaimana dikutip Djamarah (2011: 20-21) adalah pertama, Belajar berdasarkan keseluruhan. Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan. Kedua, Belajar adalah suatu proses perkembangan. Anak-anak bisa dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai organisme yang berkembang, kesediaannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa, tapi juga perkembangan sebab lingkungan dan pengalaman. Ketiga, Anak didik sebagai organisme keseluruhan. Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Keempat, Terjadi transfer. Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai, maka dapat dipindahkan untuk menguasai kemampuan yang lain. Kemampuan tersebut dipakai untuk mempelajari hal-hal yang lain. Misalnya belajar matematika bila telah menguasai dapat dipergunakan dalam masalah jual-beli bahan tertentu. Kelima, Belajar adalah reorganisasi pengalaman. Belajar timbul bila seseorang menemui situasi baru dalam kehidupannya. Dalam menghadapi hal itu ia akan menggunakan semua pengalaman yang telah dimilikinya. Anak akan mengadakan reorganisasi pengalamannya. Misalnya seorang anak kulitnya mengelupas akibat terbakar saat bermain api. Anak belajar dari pengalamannya bahwa api itu panas dan bisa membakar kulit manusia. Karena pengalaman itu anak didik tidak akan mengulangi untuk bermain-main dengan api.

Keenam, Belajar harus dengan insight. Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat (insight) hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem. Misalnya peristiwa banjir yang dihubungkan dengan faktor-faktor lain. Ketujuh, Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan. Belajar berlangsung terus-menerus. Belajar tidak hanya disekolah, tetapi juga diluar sekolah. Anak didik dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman sehari-hari dirumah atau dimasyarakat.

Metode Mind Map

Menurut Hidayat (2006:188), mind map atau peta pemikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran, mereka akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan yang sedang mereka rencanakan. Menurut Muthe (2009:16), mind map adalah cara untuk menggambarkan satu asosiasi.

Mind map merupakan metode pembelajaran yang biasanya seseorang memulai dengan menulis gagasan utama di tengah halaman dan di situlah, ia bisa membentangkan keseluruh arah untuk menciptakan semacam diagram yang terdiri dari kata kunci, frase, konsep, fakta dan gambar-gambar (Huda, 2014:307).

Mind map dapat diartikan cara mencatat yang kreatif dan efektif untuk membuat materi yang pelajari dengan membuatnya menjadi sebuah peta konsep yang di awali dengan gagasan utama.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Subyek Penelitian dan Karakteristik

Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, dengan jumlah siswa 29 terdiri dari 10 Laki-laki dan 19 Perempuan.

Dalam penelitian ini juga bekerja sama dengan rekan sejawat yang bertindak sebagai guru pengajar dan peneliti sebagai observer dalam mengamati proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2017.

Pelaksanan Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa Kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang pada mata pelajaran IPS materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan Metode Mind Map. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu:

a.     Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Juli 2017.

b.     Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017.

Deskripsi Awal (Pra Siklus)

Sebelum pelaksanaan penelitian diperoleh data nilai ulangan harian siswa Kelas V SD Negeri Lembu pada mata pelajaran IPS. Dari 29 siswa 12 siswa atau (41,37%) yang memenuhi standar KKM, sedangkan yang 17 siswa atau (58,63%) mendapat nilai dibawah KKM.

Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester I, pada tanggal 20 Juli 2017. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas V Semester I. Standar kompetensi menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia, dengan kompetensi dasar mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari Hindu-Budha dan Islam di Indonesia, dengan pokok materi pokok peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.

Siswa yang mendapat nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 22 siswa atau 75,86% dan yang belum tuntas sebanyak 7 Siswa atau 24,14% dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 74,03.

Deskripsi Siklus II

Siklus II merupakan siklus pemantapan, artinya apa yang sudah diperoleh pada siklus I dilaksanakan lagi pada siklus II ditambah dengan perbaikan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II dilaksanakan tanggal 27 Juli 2017. Pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas dan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus II ini adalah sejumlah 29 siswa. Standar kompetensi menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia, dengan kompetensi dasar mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari Hindu-Budha dan Islam di Indonesia, dengan pokok materi pokok peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Siswa yang mendapat nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 29 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 82,10. Hal ini menunjukkan ada peningkatan dari siklus I.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi Data Pra Siklus

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang dengan menggunakan Metode Mind Map. Sebagai acuan, selain menggunakan KKM mata pelajaran IPS Kelas V yaitu 70, peneliti juga menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yakni sebesar 85%. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan evaluasi formatif yang berupa tes objektif dan subjektif.

Siswa kategori tuntas sebanyak 12 anak atau (41,37%) sedangkan siswa kategori tidak tuntas sebanyak 17 anak atau (58,63%).

Deskripsi Data Siklus I

Pada proses pembelajaran dengan penerapan media pembelajaran Metode Mind Map siklus I, hasil belajar siswa belum sesuai harapan, meskipun sudah ada peningkatan nilai siswa dari pra siklus.

Siswa yang mendapat nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 22 siswa atau 75,86% dan yang belum tuntas sebanyak 7 Siswa atau 24,14%. Jadi, ketuntasan klasikal belum sesuai harapan.

Deskripsi Data Siklus II

Pada siklus II hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan Metode Mind Map sudah sesuai harapan, ditandai dengan adanya peningkatan nilai siswa dari siklus I ke siklus II.

Siswa yang mendapat nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 29 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 82,10. Hal ini menunjukkan ada peningkatan dari siklus I. Jadi, ketuntasan klasikal yang dicapai dalam siklus II ini, sebesar 100%.

Pembahasan

Pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode Mind Map mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan Metode Mind Map siswa Kelas V SD Negeri Lembu. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dari sebelum menggunakan media, nilai evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II selalu pengalami peningkatan. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perolehan nilai rata-rata dari nilai pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan hasil belajar siswa yakni dari 65,93 meningkat menjadi 74,03. Begitu juga, dengan siklus II yang mengalami peningkatan dari nilai siklus I yakni dari nilai rata-rata 65,93 menjadi 82,10. Dari nilai tersebut maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan menggunakan Metode Mind Map ini berhasil meningkatkan Hasil Belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia siswa.

Adapun penjabaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa Kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak sebagai berikut:

Siklus I

Pada penelitian ini, pembelajaran siklus I menggunakan Metode Mind Map untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia siswa. Adapun tahapan dalam pembelajaran ini mencakup 4 tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Pada pembelajaran siklus I diperoleh data nilai evaluasi siswa yaitu 22 siswa atau 75,86% memperoleh nilai di atas 70 atau telah mencapai KKM, sementara terdapat 7 Siswa atau 24,14% yang memperoleh nilai di bawah 70 atau belum mencapai KKM. Dan ketuntasan klasikal yang dicapai dalam siklus I ini, hanya sebesar 75,86%

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I adalah:

a.     Guru dalam aspek Persiapan rata-rata kategori Cukup. artinya kesiapan dari persiapan RPP, Metode Mind Map, lembar observasi maupun evaluasi sudah cukup baik.

b.     Guru dalam aspek Kegiatan Pembelajaran kategori Cukup. artinya dari kegiatan awal pengkondisian kelas, kegiatan inti penyampaian materi maupun penggunaan media dan kegiatan penutup sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan.

Siklus II

Pada pembelajaran siklus II ini, pembelajaran masih sama yakni menggunakan Metode Mind Map, namun tindakan penelitian lebih memperhatikan kendala-kendala yang terjadi di siklus I agar tidak terulang kembali pada siklus II.

Pada pembelajaran siklus II diperoleh data nilai evaluasi siswa, yaitu 29 (100%) siswa memperoleh nilai di atas 70 atau telah mencapai KKM, sementara terdapat 0 (0%) siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 atau belum mencapai KKM. Dan ketuntasan klasikal yang dicapai dalam siklus II ini sebesar 100%.

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II adalah:

a.     Guru dalam aspek Persiapan rata-rata kategori Baik. artinya kesiapan dari persiapan RPP, Metode Mind Map, lembar observasi maupun evaluasi sudah baik.

b.     Guru dalam aspek Kegiatan Pembelajaran kategori Baik. artinya dari kegiatan awal pengkondisian kelas, kegiatan inti penyampaian materi maupun penggunaan media dan kegiatan penutup sudah baik.

Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Tabel 4.7. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Siklus

Kategori

Jumlah

Persentase

Pra Siklus

Tuntas

12

41,37%

Tidak Tuntas

17

58,63%

Siklus I

Tuntas

22

75,86%

Tidak Tuntas

7

24,14%

Siklus II

Tuntas

29

100%

Tidak Tuntas

0

0%

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Lembu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pra siklus hasil belajar tuntas 12 siswa (41,37%), siklus I meningkat menjadi 22 (75,86%) siswa yang tuntas. Dan pada siklus II hasil belajar meningkat menjadi 29 (100%) siswa yang tuntas.

Hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang hasil belajar menjelaskan asal-usul kerajaan-kerajaan di Indonesia pelajaran IPS meningkat setelah penerapan penggunaan Metode Mind Map.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa Metode Mind Map dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan Metode Mind Map Kelas V SD Negeri Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan anak-anak dalam menjelaskan asal-usul kerajaan-kerajaan di Indonesia hingga menyusun sebuah kalimat. Hal ini dapat dibuktikan dari:

1.     Siklus I nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 22 siswa atau 75,86% dan yang belum tuntas sebanyak 7 Siswa atau 24,14%.

2.     Siklus kedua nilai tuntas dengan KKM 70 sebanyak 29 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 82,10. Dengan demikian, hasil belajar Peninggalan Sejarah Kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan Metode Mind Map dari siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan 24,14%% oleh karena itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.

 

 

 

 

 

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang disampaikan peneliti adalah:

1.     Kepala Sekolah

Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan guru dalam mengajar dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk mengajar, baik media pembelajaran maupun pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan mengajar guru.

2.     Guru

Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan metode, strategi maupun media dalam melaksanakan pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung.

3.     Siswa

Diharapkan siswa lebih menghargai guru dan teman, serta tidak malu dan ragu saat berpendapat dan bertanya.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas: untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Yama Widya

Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful bahri.2011. Psikologi Belajar: Edisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hidayat, Nandang. 2006. Meningkatkan Energi Belajar melalui Belajar Kuantum (Quantum Learning) Bogor. Ghalia Indonesia

Huda, Miftahul.2014.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu –Isu Metodis Dan Paradigmatis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muthe, Bernawi. 2009. Desain Pembelajaran. Insan Madani. Yogyakrta

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah.Jakarta: Bumi Aksara

Rasimin.2012. Pembelajaran IPS: Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga:Salatiga Press

Rusmono. 2012.Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Meningkatkan Profesionalitas Guru.Bogor: Ghalia Indonesia

Sams, Rosma Hartiny.2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Suprijono.Agus.2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susilo,Muhammad Joko.2007. KTSP: Manajemen pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar