UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA JAWA

MATERI MEMBACA DAN MEMAHAMI BERBAGAI RAGAM

TEKS BACAAN DENGAN METODE READING A LOAD

PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PLUMUTAN

KEC. BANCAK KAB. SEMARANG TAHUN 2014/2015

 

Suyarmo

SD Negeri Plumutan  Kec. Bancak Kab. Semarang

 

ABSTRAK

Bahasa Jawa diajarkan di Sekolah Dasar dan termasuk dalam kelompok mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran muatan lokal dikembangkan berdasarkan keadaan dan kebutuhan daerah tersebut. Kurikulum muatan lokal berbeda dengan kurikulum nasional. Dalam penyusunan kurikulum muatan lokal harus selaras dengan tujuan kurikulum nasional. Di berbagai daerah di seluruh Indonesia, kebanyakan dalam menyusun kurikulum muatan lokal selalu melibatkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran muatan lokal, seperti di Jawa Barat dengan bahasa sunda, di Madura dengan bahasa Madura, di sebagian Sumatra dengan bahsa Batak, dan di Jawa Tengah dengan bahasa Jawa. Hal ini semuanya dilakukan untuk mempertahankan ciri khas daerah dan juga sekaligus untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia. Kualitas guru mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan mengacu pada proses belajar mengajar, yaitu, prosedur, strategi, metode, pendekatan, dan hasil dari proses tersebut. Semua unsur dalam rangka peningkatan mutu merupakan sasaran dari prestasi atau ketuntasan dalam belajar. Unsur proses belajar mengajar ditentukan oleh faktor guru, siswa, kurikulum, alat dan sumber belajar, serta kondisi nyata dalam lingkungan sekolah. Faktor utama dalam rangka peningkatan mutu proses belajar mengajar adalah guru. Salah satu cara meningkatkan profesionalisme guru adalah membina keahlian mereka melalui kegiatan evaluasi.Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan penulis teliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Bagaimana penerapan metode Reading A Load siswa kelas VI di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015? Apakah metode Reading A Load dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015? Hasil akhir menunjukkan nilai rata-rata pada siklus I adalah 62,2, meningkat pada siklus II menjadi 76,5 dan terus meningkat pada siklus III menjadi 84. Hal ini pertanda bahwa ada Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Jawa Materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan metode Reading A Load pada Siswa Kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun 2014/2015 sekaligus menjawab Hipotesis dari penelitian ini.

Kata kunci: bahasa Jawa, Reading a Load

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia (Hari Jauhari Muchtar, 2005:1). Dalam mendewasakan manusia ini tentunya melalui beberapa proses dalam pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya membutuhkan waktu yang singkat tetapi melalui beberapa tahapan. Dalam proses pembelajaran tersebut dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik.

Bahasa Jawa merupakan bagian dari bahasa-bahasa yang berkembang di tanah air, yang mempunyai ciri kedaerahan dan menjadi kekayaan budaya bangsa Indonesia dan perlu dilestarikan eksistensinya. Bahasa Jawa merupakan ciri kedaerahan yang berfungsi sebagai alat komunikasi antar individu atau kelompok khususnya siswa Jawa.

Bahasa Jawa diajarkan di Sekolah Dasar dan termasuk dalam kelompok mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran muatan lokal dikembangkan berdasarkan keadaan dan kebutuhan daerah tersebut. Kurikulum muatan lokal berbeda dengan kurikulum nasional. Dalam penyusunan kurikulum muatan lokal harus selaras dengan tujuan kurikulum nasional.

Di berbagai daerah di seluruh Indonesia, kebanyakan dalam menyusun kurikulum muatan lokal selalu melibatkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran muatan lokal, seperti di Jawa Barat dengan bahasa sunda, di Madura dengan bahasa Madura, di sebagian Sumatra dengan bahsa Batak, dan di Jawa Tengah dengan bahasa Jawa. Hal ini semuanya dilakukan untuk mempertahankan ciri khas daerah dan juga sekaligus untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia.

Kualitas guru mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan mengacu pada proses belajar mengajar, yaitu, prosedur, strategi, metode, pendekatan, dan hasil dari proses tersebut. Semua unsur dalam rangka peningkatan mutu merupakan sasaran dari prestasi atau ketuntasan dalam belajar. Unsur proses belajar mengajar ditentukan oleh faktor guru, siswa, kurikulum, alat dan sumber belajar, serta kondisi nyata dalam lingkungan sekolah. Faktor utama dalam rangka peningkatan mutu proses belajar mengajar adalah guru. Salah satu cara meningkatkan profesionalisme guru adalah membina keahlian mereka melalui kegiatan evaluasi.

Rendahnya mutu pembelajaran bahasa jawa, ditinjau dari segi hasil dan proses belajar siswa, antara lain ditunjukkan dengan rendahnya rata-rata nilai ualngan dan tes akhir semester, serta belum optimalnya upaya-upaya guru ke arah peningkatan proses belajar mengajar bahasa jawa.

Sesiswa guru harus mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Dalam hal ini sesiswa pendidik dituntut untuk mengajar secara professional. Hakikat keprofesionalan jabatan guru tidak akan terwujud hanya dengan mengeluarkan pernyataan bahwa guru adalah jabatan atau pekerjaan professional. Bahkan suatu professional hanya dapat diraih melalui perjuangan yang berat dan cukup panjang karena keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk di pembelajaran itu (Nana Sudjana, 2002:29).

Makna dari sebuah prestasi adalah hasil yang dicapai sesesiswa ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara Hasil Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Untuk mengetahui bentuk dari pada Hasil Belajar yang diperoleh siswa, dapat diketahui melalui teori yang disampaikan oleh Bloom dan kawan-kawannya yang terkenal dengan “Taksonomi Bloom” yang menyampaikan pendapatnya tentang kemampuan yang diperoleh waktu belajar dikarenakan atau bersumber dari tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, psikomotorik. Aspek kognitif yang terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi

Keenam jenis perilaku ini bersifat hirarkis, artinya perilaku pengetahuan tergolong terendah, dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi; segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku siswa yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang dimensi karsa (Muhibbin Syah, 2005:213).

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Selanjutnya, apabila guru menghendaki, penilaian dengan menggunakan norma skala angka, kolom “ya” dan “tidak” dapat dihapus dan diganti dengan skor-skor, misalnya mulai 5 sampai 10. siswa yang mendapatkan skor 5 ke bawah dianggap tidak memenuhi kriteria keberhasilan belajar. Dalam penilaian yang menggunakan pendekatan PAN (Penilaian Acuan Norma), Hasil Belajar sesiswa peserta didik diukur dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang dicapai teman-teman sekelas atau sekelompoknya. Jadi, pemberian skor atau nilai peserta didik tersebut menunjuk pada hasil perbandingan antara skor-skor yang diperoleh teman-teman sekelompoknya dengan skornya sendiri (Muhibbin Syah, 2005:216).

Evaluasi keberhasilan belajar yang dicapai melalui proses pembelajaran sepatutnya menjangkau berbagai segi, karena keberhasilan yang sepatutnya dicapai mencakup berbagai segi pengalaman belajar. Evaluasi yang dilakukan dapat dijadikan dasar untuk memperoleh umpan balik tentang keberhasilan pembelajaran yang dicapai. Untuk memperoleh umpan balik tentang keberhasilan pembelajaran, dapat dilakukan evaluasi terhadap program atau perencanaan pembelajaran yang disusun. Mengapa demikian? Oleh karena perencanaan pembelajaran yang disusun menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran, dan ini memberi pengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi pembelajaran meliputi konteks dan inputnya (Lukmanul Hakim, 2008:16).

Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang mencakup berbagai segi pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan evaluasi sepatutnya dilakukan secara terus menerus, melalui evaluasi terhadap proses pembelajaran itu sendiri, dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengajukan penelitian yang berjudul: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Jawa Materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan metode Reading A Load pada Siswa Kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun 2014/2015”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan penulis teliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:

1.   Bagaimana penerapan metode Reading A Load siswa kelas VI di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015?

2.   Apakah metode Reading A Load dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1.   Untuk menerapkan metode Reading A Load siswa kelas VI di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

2.   Untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan melalui metode Reading A Load di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Guru

Guru dapat meningkatkan kualitas dirinya agar menjadi guru yang berkompeten. Mereka dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif yang mendukung terlaksanya proses pencapaian pengajaran yang optimal sehingga penggunaan metode Reading A Load dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Sekolah

Dapat menjadi bahan acuan bagi sekolah dalam meningkatkan Hasil Belajar siswa melalui metode Reading A Load di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Siswa

Siswa dapat lebih meningkatkan keterampilan menulis dan membaca pada saat proses belajar mengajar, karena materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan dipahami yang pada akhirnya siswa dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari tentang materi yang telah diterima.

LANDASAN TEORI

Hasil Belajar

Sebagaimana dikutip oleh Sugihartono dkk, mengemukakan bahwa Hasil Belajar adalah hasil pengukuran yang berwujud angka maupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Hasil Belajar siswa diketahui jika guru telah melakukan penilaian terhadap Hasil Belajar siswa (Sugihartono,2007:130). Jadi, Hasil Belajar adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang ditunjukkan dari nilai tes atau raport yang diberikan oleh guru.

Hasil Belajar juga diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau ketrampilan siswa yang berkembang sesuai mata pelajaran dengan hasil akhir yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru (Tulus Tu’u, 2004:75).

Jadi, hasil merupakan sesuatu yang dicapai. Hasil belajar dalam dunia pendidikan lazim dikatakan sebagai Hasil Belajar, yang artinya adalah: “hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Sebagaimana dikutip oleh Tulus dalam bukunya Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai sesesiswa ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu” (Tulus Tu’u, 2004:75).

Pengertian Metode Reading A Load

Strategi Reading Aloud terdiri dari dua kata yaitu “reading” dan “aloud”. Reading adalah membaca atau melihat catatan dan aloud adalah suara keras atau suka membaca dengan keras.

Reading Aloud merupakan bentuk strategi membaca suatu teks dengan keras yang dapat membantu memfokuskan perhatian secara mental menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan merancang diskusi. Strategi ini mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif.

Reading aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya. Guru dapat menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau buku cerita. Guru membacakan cerita dengan suara nyaring dan intonasi yang baik sehingga setiap siswa dapat mendengarkan dan menikmati ceritanya. Kegiatan ini akan sangat bermakna terutama jika diterapkan dikelas rendah.

Di sisi lain, dengan pembelajaran reading aloud, guru dapat memberikan contoh membaca yang baik pada siswanya. Pada kelas yang pembelajarannya menerapkan whole language, reading aloud dapat dilakukan setiap hari saat memulai pembelajaran. Guru hanya menggunakan beberapa menit saja (10 menit) untuk membacakan cerita. Kegiatan ini juga dapat membantu guru untuk memotivasi siswa memasuki suasana belajar.

Jadi strategi Reading Aloud adalah teknik pembelajaran yang mengarahkan pada pemahaman materi dengan menggunakan kekuatan membaca dengan keras.

Membaca suatu teks dengan keras dapat membantu siswa memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif.

 

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dilihat dari obyeknya, jenis penelitian ini adalah penelitian PTK (Classroom Action Research), yaitu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari teori pendidikan dalam praktek atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah (Margaretha Mega Natalia,2008:40). Penelitian ini suatu jenis penelitian lapangan yang langsung berhubungan dengan objek yang penulis teliti untuk mendapatkan data yang riil dan bersifat kualitatif, maka penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dan jika dilihat dari data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan statistik, serta metode analisis yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif, maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat sehingga hasil yang diperoleh pun dapat dipertanggungjawabkan. Adapun Janis penelitian menurut Chein adalah PTK Eksperimental. PTK Eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan sebagai upaya menerapkan berbagai tehnik dan strategi secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang ada di kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun 2014/2015 dengan jumlah peserta didik 20.

Waktu penelitian

Penelitian ini, dilaksanakan menjadi tiga siklus. Agar pelaksanaannya teratur maka penulis membuat jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran seperti yang terlihat di tabel di bawah ini. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting berbagai sumber dan berbagai cara. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada di lapangan atau lokasi penelitian (Sugiyono, 2003:193). Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Metode Tes

Metode tes adalah metode penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah distandarisasikan. Dilihat dari caranya siswa mengerjakan test seakan-akan seperti eksperimen, namun kedua metode ini berbeda. Pada eksperimen, siswa dengan sengaja menerapkan treatment atau perlakuan dan ingin mengetahui efek dari treatment tersebut. Pada test siswa ingin mengetahui kemampuan-kemampuan ataupun sifat-sifat lain dari testee. Pada test yang penting adalah telah adanya standardisasi di mana ini tidak terdapat dalam eksperimen (Bimo Walgito, 1980:32).

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan Hasil Belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan melalui penerapan metode Reading A Load dengan mudah dapat diamati peneliti secara langsung, yaitu siswa kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang.

Interview

Interview yaitu pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 2010:193). Hal ini digunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan Hasil Belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan melalui penerapan metode Reading A Load dengan mudah dapat diamati peneliti secara langsung, yaitu siswa kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang.

Dokumentasi

Dokumentasi dalam arti sempit adalah kumpulan variabel dalam bentuk tulisan, sedang dalam arti luas meliputi monumen, artikel, foto tape dan sebagainya (Dalyono, 2009:200).

Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan Hasil Belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan melalui penerapan metode Reading A Load dengan mudah dapat diamati peneliti secara langsung, yaitu siswa kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang.

Metode observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2010:143).

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data peningkatan tentang peningkatan Hasil Belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan melalui penerapan metode Reading A Load dengan mudah dapat diamati peneliti secara langsung, yaitu siswa kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas Tiap Siklus

Siklus I

Kegiatan dalam tahap perencanaan dalam perbaikan pembelajaran merupakan pekerjaan yang membutuhkan pikiran, tenaga dan konsentrasi sungguh-sungguh. Karena terdorong oleh keinginan dan rasa tanggung jawab untuk menuntaskan pelaksanaan PTK. Penulis merefleksi diri dan mencari penyebab ketidakberhasilan dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan.

Langkah penulis selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan teman sejawat untuk membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran Keduanya sama sama guru SD Negeri Plumutan Kec. Bancak. Penulis merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan teman sejawat. Berdasarkan pertemuan dan koordinasi yang tertulis di atas penulis mempersiapkan instrument-instrumen yang diperlukan pada waktu melaksanakan proses pembelajaran yaitu: Rencana Pembelajaran/RPP yang penulis lengkapi dengan persiapan alat peraga, lembar kerja dan lembar evaluasi. Lembar pengamatan yang terdiri: lembar pengamatan Hasil Belajar siswa dan lembar pengamatan kualitas pembelajaran.

Dari hasil refleksi mandiri siklus I ini maka diketahui ternyata ada dua indikator yang belum tuntas artinya belum mencapai nilai KKM Bahasa Jawa yaitu 75.

Siklus II

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II rencana penulis adalah memperbaiki kekurangan-kekurangan pada waktu pembelajaran di siklus I yang telah penulis sebutkan di atas.

Selesai mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran, kegiatan penulis selanjutnya yaitu mengadakan refleksi diri dan berdiskusi dengan teman sejawat berdasarkan lembar pengamatan Hasil Belajar siswa dan lembar pengamatan kualitas pembelajaran.

Hasil refleksi penulis dengan teman sejawat adalah:

1)    siswa sangat tertarik dengan materi pembelajaran karena siswa mengalami atau melakukan sendiri

2)    siswa mengikuti proses pembelajaran penuh semangat

3)    rasa percaya diri siswa masih kurang, terlihat dari beberapa siswa kalau akan bertanya masih ragu-ragu tunjuk jari

4)    guru dalam membimbing siswa masih kurang maksimal

Kecuali refleksi dengan teman sejawat penulis juga melakukan refleksi mandiri di rumah dengan dasar hasil tes formatif, analisis butir soal, hasil pengamatan Hasil Belajar siswa, ketuntasan indikator dan ketuntasan kualitas hasil pembelajaran secara klasikal dan diketahui bahwa:

1)    masih ada 1 indikator yang belum tuntas yaitu indikator nomor 5

2)    masih ada 7 siswa yang belum mencapai nilai KKM

3)    nilai hasil pembelajaran secara klasikal mengalami peningkatan. Berdasarkan refleksi dengan teman sejawat dan refleksi mandiri, maka penulis dengan teman sejawat sepakat akan mengadakan tindakan perbaikan siklus III pada hari Rabu 08 Oktober 2014.

Siklus III

Rencana perbaikan pembelajaran pada siklus III untuk memperbaiki semua kekurangan-kekurangan pembelajaran dalam siklus II, sebagaimana yang sudah tertulis pada tahap refleksi di siklus II.

Di dalam perbaikan pembelajaran di siklus III penulis merencanakan akan memperbaiki proses pembelajaran terutama pada indikator yang belum mencapai ketuntasan, dengan cara:

1)    menerapkan metode Reading A Load

2)    memberi motivasi pada siswa untuk lebih berani bertanya

3)    guru lebih meningkatkan, memberikan bimbingan pada siswa. Untuk kelengkapan perbaikan pembelajaran di siklus III penulis mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam perbaikan pembelajaran sebagaimana yang ada pada siklus II.

Setelah mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran, seperti yang sudah (di siklus I dan siklus II) penulis segera mengadakan refleksi diri berdiskusi dengan teman sejawat untuk membahas tentang proses pembelajaran yang telah terlaksana di siklus III dan tentu berdasarkan lembar pengamatan. Hal tersebut selalu penulis lakukan sesuai prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Hasil yang penulis peroleh dari refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat disimpulkan bahwa ada keberhasilan dan ada juga kekurangan selama proses pembelajaran di siklus III ini. Karena di dalam siklus III ini siswa merasa mengalami atau melakukan sendiri maka siswa sangat tertarik dengan materi dan mengikuti proses pembelajaran dengan semangat. Siswa juga berani untuk bertanya bila dalam melakukan percobaan, pengamatan dan dalam menyimpulkan hasil percobaan. Dengan melihat keadaan siswa seperti itu penulis merasa itu suatu keberhasilan. Namun demikian penulis masih merasa ada kekurangan di dalam melakukan tindakan perbaikan ini, karena penulis merasa belum mencapai maksimal di dalam membimbing siswa.

Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi sesesiswa. Siswa yang memiliki bakat Bahasa Jawa dapat diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang Bahasa Jawa. Prestasi yang menonjol dalam bidang Bahasa Jawa itu merupakan cerminan dari bakat khusus yang dimiliki dalam bidang tersebut. Perlu di ketahui bahwa karena bakat itu masih bersifat potensial, maka sesesiswa yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya kalau tidak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara maksimal.

Hanya bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dalam pengembangannya sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi pula yang akhirnya akan dapat terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul. Contoh konkrit bakat yang tidak memperoleh kesempatan maksimal untuk berkembang adalah hasil penelitian yang menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD/MI menjadi anak yang “underachiever”. Artinya, Hasil Belajar yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat memang sangat menentukan prestasi sesesiswa, tetapi sejauh mana bakat itu akan terwujud dan menghasilkan suatu prestasi (Mohammad Asrori, 2008:100).

Berdasarkan data dari SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang tentang Hasil Belajar siswa pada bidang studi Bahasa Jawa 86.7% siswa dari seluruh siswa SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang sudah mencapai standar ketuntasan dan hanya 13,3% siswa yang memerlukan remedial. Jika dianalisa dengan teori ketuntasan bahwa kelas dianggap berhasil dan efektif jika 75% siswa sudah mencapai ketuntasan 75% dari pelajaran dapat dikuasai oleh sesiswa siswa maka SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang pada pembelajaran Bahasa Jawa dapat dinyatakan berhasil dan efektif. Karena sudah mencapai KKM = 75.

Dalam konteks di atas bahwa metode Reading A Load merupakan metode yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa terhadap Hasil Belajar pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan khususnya kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang. Sehingga memiliki karakteristik, minat, tingkat kecerdasan dan kemampuan kognitif dan sebagainya. Semua ini mempengaruhi proses dan minat belajar.

Pendekatan penerapan metode Reading A Load atau tanya jawab merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan murid guru bertanya dan murid menjawab atau murid bertanya dan guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antar guru dan murid. Manfaat terpenting adalah guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.

Sedangkan Hasil Belajar siswa berfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Karena keberhasilan sesiswa siswa akan di pengaruhi oleh ketiga ranah ini yakni ranah kognitif, afektif, psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Sesesiswa dapat memiliki kecerdasan tersebut, dengan satu atau lebih yang cukup menonjol tetapi yang lain kurang menonjol agar sesiswa siswa berhasil dalam studi dan hidupnya kelak maka pendidikan sebaiknya dilakukan dengan pendekatan pribadi dengan mempertimbangkan kecerdasan yang dimiliki siswa.

Analisa Data per Siklus

Siklus I

Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan pada siklus I, kegiatan siswa kurang baik dengan tidak antusiasnya mengikuti kegiatan belajar mengajar menjadi penyebab utama. Memasuki kegiatan inti, guru mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang berbagai ragam teks bacaan. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, dapat dikatakan setengah dari jumlah siswa tidak aktif dalam mengikuti materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan lebih baik.

Tujuan digunakannya metode Reading A Load dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk menjelaskan ketentuan berbagai ragam teks bacaan, sehingga diharapkan siswa mampu berbahasa yang runtut dan komunikatif Oleh karana itu perlu adanya langkah-langkah lanjutan yang diantaranya adalah membuat siswa merasa aktif selama proses pembelajaran lebih menyenangkan sehingga siswa dapat dengan senang hati untuk belajar.

Siklus II

Jumlah siswa yang telah memperoleh sama dengan atau lebih dari KKM 75 berjumlah 14 siswa dengan prosentase 70%. Pada siklus II ini sudah mulai menunjukkan kecenderungan siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran ditandai dengan naiknya nilai siswa yang tuntas.

Hasil pengamatan siklus II pertemuan ini pada kegiatan pembelajaran dengan metode Reading A Load, siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat. Hal ini dikarenakan siswa sudah siap dan juga dikarenakan penggunaan metode pembelajaran dengan permaianan yang menyenangkan.

Dari kegiatan pembelajaran tentang ketentuan berbagai ragam teks bacaan, yang juga diselingi dengan metode Reading A Load dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajarannya. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang ketika mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode Reading A Load. Jadi secara tidak langsung siswa dengan sukarela dan senang hati akan berusaha dalam berbagai ragam teks bacaan.

Siklus III

Dalam siklus III ini peneliti melangsungkan ujian dengan materi yang telah disiapkan sesuai dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya, dengan alokasi waktu (2 X 35 menit) atau satu kali pertemuan. Jumlah siswa yang telah memperoleh sama dengan atau lebih dari KKM 75 berjumlah 20 siswa dengan prosentase 100%.

Pada pertemuan ini peneliti mengadakan ujian tentang beberapa materi pokok yang telah diterima oleh siswa pada pembelajaran sebelumnya, yaitu guna untuk menganalisis dan identifikasi kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran ketentuan berbagai ragam teks bacaan. Dengan digunakannya metode Reading A Load dalam kegiatan pembelajaran pada kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang, maka perasaan siswa menjadi senang dan semangat, ketidak aktifan sedikit demi sedikit dapat dikikis. Penggunaan metode ini juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari pelajaran. Karena dengan penggunaan metode ini, siswa akan berusaha untuk mengingat-ingat tentang pengalaman baru yang didapat dari Reading A Load dan dalam pelaksanaan pembelajaran siswa tidak merasa bosan atau jenuh dengan metode yang diberikan guru.

Penggunaan metode Reading A Load pada pembelajaran dengan materi berbagai ragam teks bacaan, banyak menuntut siswa untuk berusaha menjelaskan berbagai ragam teks bacaan.

Analisis Data (akhir)

Hasil Belajar mengalami peningkatan pada tiap tindakan. Pada tahap siklus I ketuntasan siswa 30% dan kemudian pada tahap siklus II mengalami peningkatan lagi sebesar 70%. Pada siklus ketiga meningkat 30% dan ketuntasan menjadi 100%.

Perbandingan Kategori dan prosentase Hasil Belajar Siswa

Siklus

Kategori

Jumlah

Persentase

Siklus I

Baik Sekali

0

0%

Baik

2

10%

Cukup

4

20%

Kurang

1

5%

Sangat Kurang

13

65%

Siklus II

Baik Sekali

2

10%

Baik

4

20%

Cukup

8

40%

Kurang

2

10%

Sangat Kurang

4

20%

Siklus III

Baik Sekali

5

25%

Baik

10

50%

Cukup

5

25%

Kurang

0

0%

Sangat Kurang

0

0%

Dari tabel 4.10. perbandingan kategori dan prosentase dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa, mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada tahap siklus I kategori Baik 10%, Cukup 20%, kurang 5% dan Sangat Kurang 65%. Pada tahap siklus II kategori Baik 20%, Cukup 40% dan Kurang 10%. Dan Pada tahap siklus III meningkat kategori Baik sekali 25%, Baik 50% dan Cukup 25%.

Sedangkan grafik 4.2 menunjukkan nilai rata-rata pada siklus I adalah 62,2, meningkat pada siklus II menjadi 76,5 dan terus meningkat pada siklus III menjadi 84. Hal ini pertanda bahwa ada Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Jawa Materi membaca dan memahami berbagai ragam teks bacaan dengan metode Reading A Load pada Siswa Kelas VI SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun 2014/2015 sekaligus menjawab Hipotesis dari penelitian ini.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian penelitian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan Metode Reading A Load dalam pembelajaran materi Berbagai ragam teks bacaan kelas VI di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang, dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa. Hal tersebut terbukti sebagaimana uraian berikut:

1.     Langkah-langkah Metode Reading A Load dalam pembelajaran materi Berbagai ragam teks bacaan kelas VI di SD Negeri Plumutan Kec. Bancak Kab. Semarang

a.     Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok untuk merangkai beberapa kalimat.

b.     Guru menjelaskan sesinya.

c.     Siswa berlatih membaca huruf jawa dengan bimbingan guru

d.     Siswa terlibat aktif dalam diskusi tentang cara membaca huruf Jawa

e.     Guru memilih dan memberikan satu teks yang cukup menarik untuk di baca dengan keras. Usahakan teks tersebut tidak perlu panjang.

f.      Teks pada siswa jika tidak ada buku teks. Guru memberi tanda pada poin-poin atau issu-issu yang menarik untuk didiskusikan.

g.     Guru membagikan teks dalam paragraf atau yang lain ke seluruh siswa dan Guru meminta perwakilan kelompok yang sudah dibentuk untuk membaca bagian-bagian teks yang berbeda beda.

h.     Ketika bacaan siswa sedang berlangsung, siswa berhenti pada beberapa tempat untuk menentukan arti penting poin-poin tertentu, untuk bertanya, atau memberi contoh dan Guru memberikan waktu yang cukup untuk berdiskusi jika mereka menunjukkan ketertarikan terhadap poin tersebut.

i.      Akhir proses dengan bertanya pada siswa apa yang ada dalam teks

2.     Dan hasil penggunaan Metode Reading A Load dalam mempelajari materi Berbagai ragam teks bacaan meningkat dengan nilai dapat melebihi standar yang ditetapkan dalam KKM yaitu 75. Penelitian ini mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada tahap siklus I ketuntasan siswa 30% dan kemudian pada tahap siklus II mengalami peningkatan lagi sebesar 70%. Pada siklus ketiga meningkat 30% dan ketuntasan menjadi 100%. Maka pencapaian tuntas dari target yang ditentukan yaitu 85% dari jumlah siswa sudah terpenuhi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

Bagi Guru

a.    Penerapan model pembelajaran Reading A Load hendaknya dapat diterapkan dengan melibatkan siswa aktif dalam membaca.

b.    Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan tuntunan dan capaian-capaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal.

Bagi Siswa

a.    Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat memanfaatkan kelompoknya sebagai mitra belajar.

b.    Siswa harus mengasah keterampilan dalam membaca, karena keterampilan dalam membaca sangat penting.

Bagi Sekolah

Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan mutu pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, terutama bidang studi Bahasa Jawa jangan sampai dikesampingkan hanya karena bukan mata pelajaran yang diikut sertakan dalam ujian nasional.

Bagi Peneliti

a.    Model pembelajaran Reading A Load dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek.

b.    Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran Reading A Load dapat bekerja sama dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajara.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching, Jakarta: PT Quantum Teaching, 2005)

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1980)

Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

Hari Jauhari Muchtar, Dasar-dasar Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005)

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajawali Pers,2010)

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008)

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005)

Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Penerjemah: Sarjuli dkk, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007)

Maisaroh dan Rostrieningsih, Peningkatan Hasil belajar Siswa Dengan Menggunakan metode Pembelajaran Aktif Learning Tipe Quiz Team, (Bandung: Pelita, 2010),

Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008)

Margaretha Mega Natalia, Penelitian tindakan kelas, (Bandung: Tinta Emas, 2008)

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002)

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991)

Sugihartono, dkk. Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007)

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: CV Alfabeta, 2003)

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2010)

Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2009)

Suharsimi Arikunto, et al, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004)

Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Bandung: Fokus Media, 2006)