Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Pembelajaran Petak Umpet
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN PETAK UMPET BAGI SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO
PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Suparti
SMP Negeri 2 Gatak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS Materi Perjuangan Indonesia Merebut Irian Barat melalui Metode Pembelajaran Petak Umpet bagi Siswa Kela IX-C SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019; (2) meningkatkan hasil belajar IPS Materi Perjuangan Indonesia Merebut Irian Barat melalui Metode Pembelajaran Petak Umpet bagi Siswa Kela IX-C SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019; (3) mengetahui perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar IPS Materi Perjuangan Indonesia Merebut Irian Barat melalui Metode Pembelajaran Petak Umpet bagi Siswa Kela IX-C SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kualitas proses pembelajaran IPS Materi Perjuangan Indonesia Merebut Irian Barat melalui Metode Pembelajaran Petak Umpet bagi Siswa Kela IX-C meningkat. Persentase keaktifan dari siklus 1 sampai siklus II yaitu dari 6,8% meningkat menjadi 8,21%. (2) Hasil belajar IPS Materi Perjuangan Indonesia Merebut Irian Barat melalui Metode Pembelajaran Petak Umpet bagi Siswa Kela IX-C meningkat. Adapun peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus II dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus dan masing-masing siklus yaitu 68.18 menjadi 73.37 dan meningkat menjadi 76.40. Peningkatan lainnya juga ditunjukan pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 40.74% meningkat 66.67% menjadi 88.89%. Peningkatan tersebut di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. (3) Perubahan sikap perilaku positif siswa meningkat, mencapai 87% dengan kriteria baik. Penelitian dapat disimpulkan ada peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran petak umpet, selain itu metode petak umpet memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman siswa dalam kualitas pembelajaran, misalnya: keberanian siswa untuk bertanya atau menyampaikan ide/pendapat meningkat, siswa terpusat pada pembelajaran, dan nilai hasil belajar meningkat.
Kata kunci: hasil belajar, perjuangan Indonesia, petak umpet
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendididkan. Adapun komponen yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan model pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan (Djamarah, 2006:123).
Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai model untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan tingkah laku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalamproses psikologis (Catharina,2006:2).
Menurut Gagne dan Berliner dalam Catharina (2006:2) konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar psikologi. Belajar merupakan proses dimana suatu organis memengubah perilakunya karena hasil pengalaman. Menurut Morgenet.al., dalam Catharina (2006:2). Belajar merupakan relative permanent yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar mengandung tiga unsur pokok, yaitu perubahan perilaku, pengalaman, lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan observasi awal guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Negeri 2 Gatak, saat ini cenderung mengajar kurang dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, latihan yang diberikan kepada siswa kurang bermakna, dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan. Guru selama ini hanya memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam. Hal ini menyebabkan kurang terlatih untuk mengembangk andaya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata sehingga kemampuan berfikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik, sehingga perolehan hasil belajar siswa belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 75.
Data awal kelas IX-C dengan jumlah siswa 27, hasil rata-rata prasiklus 68,18%, di samping itu jumlah siswa yang belum mencapai KKM 16, dengan KKM 75.
Metode petak umpet sebagai solusi alternatif ini mampu memfasilitasi siswa yang kemampuannya berbeda-beda. Siswa yang mempunyaipengetahuan lebih tentang materi yang dipelajari, dapat menunjukkan kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap teman-temannya. Sehingga siwa tersebut dapat mengaktualisasikan kemampuan lebihnya untuk bersikap peduli terhadap teman-temannya yang kurang mampu dan menyuburkan rasa bertanggungjawab bersama dalam belajar, serta menumbuhkan rasa percayadiri dan kerja sama tim.
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka judul penelitian ini adalah Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Indonesia Merebut Irian Barat melalui metode Pembelajaran Petak Umpet bagi Siswa Kelas IX-C SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut (1) Bagaimanakah metode pembelajaran petak umpet dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS materi Perjuangan Indonesia merebut Irian Barat; (2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPS materi Perjuangan Indonesia merebut Irian Barat melalui metode petak umpet, dan (3) Bagaimanakah perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar IPS materi Perjuangan Indonesia merebut Irian Barat melalui metode pembelajaran petak umpet.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat melalui metode petak umpet; (2) meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat melalui metode petak umpet; (3) mendeskripsikan perubahan perilaku positif siswa sebagai dampak hasil belajar IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat melalui metode petak umpet.
LANDASAN TEORI
Hasil Belajar
Hasil berarti pendapatan, perolehan. Hasil belajar berarti perolehan atau pendapatan setelah proses pembelajaran. Hasil bealajar yang dicapai oleh sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Tujuan instruksional guru pada umumnya diklompokkan menjadi tiga (Moh. Uzer Usman, 1995: 34). Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu (1) Faktor yang terdapat di dalam diri individu meliputi faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan kepribadian. (2) Faktor yang terdapat di luar individu atau disebut juga faktor sosial meliputi factor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasisosial (Ngalim Purwanto, 2000: 102-105).
Perjuangan Indonesia merebut Irian Barat
Pada awalnya Irian Barat merupakan wilayah jajahan Belanda dan bagian dari kesatuan dari pulau-pulau lain di Indonesia dalam Hindia Belana. Namun ketika penyerahan kedaulatan kemerdekaan kepada RI, Irian Barat belum disertakan di dalamnya. Hal ini menyebabkan kepemilikan wilayah itu menjadi permasalahan anatara RI dan Belanda, sehingga munculah upaya pembebasan Irian Barat dari tahun 1945-1963.
Dalam siding BPUPKI ditegaskan wilayah RI mencakup seluruh wilayah bekas Hindia Belanda, yang terbentang daer Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, ketika Indonesia merdeka maka Irian Barat sudah seharusnya ikut merdeka.
Namun Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia, tetapi justru melakukan agresi ke NKRI, sehingga berkobarlah perang kemerdekaan (1945-1949). Akibat perjuangan Indonesia dan dukungan forum internasional, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949.
Cara perjuangan bangsa Indonesia merebut Irian Barat, dengan cara diplomasi yaitu perjuangan diplomasi bilateral dengan Belanda, antara lain pada tanggal 24 Maret 1950 diselenggarakan Konferensi Tingkat Mentri Uni Belanda-Indonesia, pertemuan bilateral Indonesia-Belanda berturut-turut diadakan tahun 1952 dan 1954. Perjuangan diplomasi tingkat internasional antara lain dalam Konferensi Colombo, mengajukan masalah Irian Barat ke PBB, melalui KAA.
Perjuangan merebut Irian Barat dengan konfrontasi ekonomi (mogok masal para buruh yang bekerja di perusahaan Belanda, membentuk front pembebasan Irian Barat), konfrontasi politik (pembatalan KMB, pembentukan provinsi Irian Barat, pemutusan hubungan dilpomatik dengan Belanda), dan konfrontasi Militer (pembentukan TRIKORA, pembentukan Komando Mandala).
Metode Pembelajaran Petak Umpet
Motode pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam metode pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan dan teknik. Metode pembelajaran merupakan suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. Sebagai guru yang profesional harus mampu melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan metode pembelajaran yang tepat, mampu memilihnya secara tepat dan mampu mengembangkannya serta menerapkannya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian efektifitas pembelajaran IPS yang diselenggarakan akan dapat meningkat.
Metode pembelajaran petak umpet adalah metode permaian ini akan memberikan pelajaran bagi anak untuk bisa mengasah otaknya dimana anak harus lebih kreatif mendapatkan tempat persembunyian kartu soal.
Pada posisi ini anak akan dituntut untuk berfikir lebih cepat agar bisa menemukan sebagai bahan pelajaran untuk berdiskusi. Metode pembelajaran petak umpet merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar bersama. Dalam metode ini siswa yang kurang mampu dibantu belajar oleh teman-teman sendiri yang lebih mampu dalam satu kelompok. Bentuknya adalah muncul rasa kepedulian dan secara tidak langsung melatih jiwa sosial kepada sesama siswa.
Metode pembelajaran petak umpet ini dapat membantu seorang guru yang mengajar siswa banyak dan berbagai kelas. Kalau anak yang tidak serius selalu diberi tambahan jam pelajaran sendiri oleh guru sendiri, maka akan kekurangan waktu dan hasilnya belum pasti lebih baik. Dengan metode petak umpet, guru dibantu oleh banyak siswa yang pandai saat diskusi untuk menjelaskan kepada temannya yang kurang cepat menangkap bahan.
Langkah-Langkah Metode Pembelajaran petak umpet adalah sebagai beikut: (1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, masing-masing kelompok terdapat 1 siswa yang menjadi ketua yang nantinya akan memimpin pencarian soal dan jalannya diskusi. (2) Guru menyembunyikan potongan kertas berisi materi di seluruh bagian kelas, dengan berjalan sekaligus menjatuhkan potongan kertas tersebut. (3) Siswa secara berkelompok mencari soal yang tersembunyi. (4) Melakukan diskusi untuk membahas materi yang telah ditemukan, dilanjutkan dengan presentasi. (5) Penegasan dan penambahan materi oleh guru terhadap persoalan yang belum terpecahkan. (6) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar.
Hipotesis Tindakan
Dengan diterapkannya metode pembelajaran petak umpet diduga dapat (1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat; (2) Meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat; (3) Meningkatkan perubahan perilaku positif siswa sebagai dampak hasil belajar IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gatak Kelas IX-C dengan jumlah siswa 27 orang.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini sebagai subjek penelitian adalah peserta didik kelas IX-C di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gatak dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang. Berdasarkan hasil belajar yang dicapai bahwa siswa kelas IX-C memiliki hasil belajar IPS yang rendah. Selain itu siswa merasa kesulitan dalam memahami materi sehingga siswa kurang respon terhadap pembelajaran IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.
Prosedur Penelitian
Desain penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap-tiap siklus berisi empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Teknik Pengumpulan Data
Metode yang dipakai untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yaitu (1) Metode dokumentasi yang digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa, jumlah siswa, dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran IPS pada materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat. (2) Metode tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (SuharsimiArikunto, 2006: 53). Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada materi himpunan.Tes ini merupakan tes akhir yang diadakan pada kelas yang akanditeliti. Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yaitu bagaiamana meningkatkan hasil belajar siswa secara individu maupun klasikal. (3) Metode observasi yaitu teknik atau metode yang digunakan untuk mengungkap data dari responden yang sifatnya ”disuguhkan” atau diberikan oleh penjawab. Dalam hal ini peneliti memperoleh data hanya yang diberikan oleh penjawab ((SuharsimiArikunto, 2006:83). Metode observasi menggunakan lembar pengamatan keterampilan proses siswa untuk mengamati kegiatan siswa yang diharapkan muncul dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, penelitian ini menggunakan daftar nilai kognitif. Selanjutnya dari data tersebut diperoleh pada tiap siklus dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung percentagescorrection. Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan peningkatan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran petak umpet materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat. (2) Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar siswa dan perolehan skor keaktifan belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran petak umpet materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang dipergunakan untuk menentukan berlanjut atau berakhirnya siklus adalah (1) Meningkatnya rata-rata nilan ulangan materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat siswa kelas IX-C dari 68.18 menjadi 75.00. (2) Meningkatnya hasil belajar siswa yang mencapai KKM dari 68% menjadi 85%. (3) Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran sekurang-kurangnya 75% berperan aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Petak umpet.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Kondisi Pra Siklus
Hasil dari ketuntasan klasikal pra siklus ini belum mencapai indikator keberhasilan yang telah di tentukan yaitu 75%. Hasil ketuntasan klasikal pra siklus adalah 40.74%. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 siswa dan tidak tuntas 16 siswa. Hasil rata-rata Pra Siklus 68.55%. Hasil ini jauh dari harapan untuk ketuntasan klasikal belajar dan rata-rata yang sudah direncanakan yaitu 75%.
Kondisi Siklus I
Rata-rata hasil belajar yaitu 73.37% mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus yaitu 68.18% yang masih menggunakan proses pembelajaran ceramah. Pada siklus I mengalami kenaikan, hasil belajar ini berada di bawah rata-rata standar hasil belajar yang ditentukan yaitu diatas 75. sedangkan dalam ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh 66.67% berbeda jauh dengan tahap pra siklus yaitu 40.74%. Dari data yang diperoleh pada siklus 1 ada 18 siswa yang tuntas dan 9 tidak tuntas. Berbeda dengan sebelum dilaksanakan siklus I siswa yang belum tuntas ada 16 siswa.
Kondisi Siklus II
Berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh dari tes akhir yang dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus II didapat bahwa rata-rata hasil tes pada siklus II yaitu 76.40 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu diatas 75. dan ketuntasan klasikal pada siklus II diperoleh 88.89%. Dari data yang diperoleh pada siklus II, 24 siswa tuntas dalam pembelajaran dan ada 3 siswa yang belum tuntas.
Pembahasan
Hasil Analisis Per Siklus dan Antarsiklus
Data hasil belajar IPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat aspek berdasarkan hasil belajar (koknitif) dan afektif (keaktifan) siswa kelas IX-C Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gatak tahun pelajaran 2018/2019, dengan menerapkan metode pembelajaran petak umpet pada materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat seperti di bawah ini.
Tabel Rata-Rata Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Penerapan Metode Pembelajaran petak umpet Pada materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.
Aspek | Prasiklus | SiklusI | SiklusII |
HasilBelajar(rata-rata) | 68.18 | 73.37 | 76.40 |
Keaktifan | – | 6.8% | 8,21% |
Tabel Hasil Belajar Klasikal Penerapan Metode Pembelajaran petak umpet pada materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat
Aspek | Prasiklus | SiklusI | SiklusII |
HasilBelajar(KetuntasanKlasikal) | 40.74% | 66.67% | 88.89% |
Mean | 68.18 | 73.37 | 76.40 |
Median | 56 | 66 | |
Modus | 85 | 84 |
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata prariset siswa untuk hasil belajar Kelas IX-C Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gatak Tahun pelajaran 2018/2019 adalah sebesar 68.18 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40.74%. Nilai rata-rata IPS memang seharusnya termasuk nilai yang paling tinggi dibanding nilai mata pelajaran lainnya karena kompleksitasnya yang rendah. Sedangkan untuk aspek afektif guru tidak mengevaluasinya.
Setelah dilakukan tindakan yang disepakati yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran petak umpet padapembelajaranIPS materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat diperoleh hasil yaitu pada siklus 1 rata-ratanya meningkat menjadi 73.37, dan ketuntasan klasikal 66.67%, Sedangkan dari aspek keaktifan siklus 1 diperoleh rata-rata sebesar 6,8. Rata-rata initermasuk dalam kategori cukup berminat. Setelah dilakukan tindakan revisi pada siklus2 diperoleh hasil untuk rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari 73.37 menjadi 76.40 dan ketuntasan klasikal menjadi 88.89%. Sedangkan untuk aspek keaktifan rata-ratanya meningkat menjadi 8,21 hal ini termasuk dalam kategori berminat.
Ketuntasan belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami perbaikan, dimana pada prasiklus siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 16 dan tuntas belajar 11. Pada siklus 1 tidak tuntas sebanyak 9 dan tuntas belajar 18, sedangkan pada siklus 2 siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa dan 24 siswa tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran petak umpet dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siklus 2 lebih tinggi dari siklus 2 dan prasiklus, dilihat dari aspek hasil belajar yaitu (76.40>73.37>68.18), dan ketuntasan klasikal (88.89%>66.67%>40.74%). Ini berarti ada pengaruh peningkatan hasil belajar siswa yang proses belajarnya dengan menerapkan model pembelajaran petak umpet.
Namun dari hasil penelitian tersebut masih terdapat siswa yang mempunyai nilai hasil belajar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM). Hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu karena kondisi keluarga, lingkungan sekolah yang kurang mendukung sarana prasarana yang belum mencukupi dan daya ingat atau tingkat intelektualitas maupun IQ yang rendah. Kondisi tersebut akan diperbaiki guru dengan memberikan suatu tindakan pada siswa yang masih memiliki nilai dibawah kriteria yaitu dengan cara memberikan remedial program pembelajaran, sehingga siswa akan mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu mencapai nilai ketuntasan minimal yang diharapkan. Bentuk remedial programnya adalah dengan cara mengelompokan siswa yang mempunyai nilai dibawah KKM dan memberikan tambahanpengajaran. Sehingga siswa bias mencapai hasil yang maksimal. Meskipun demikian hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa ada hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran petak umpet. Penerapan metode petak umpet memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman siswa dalam kualitas pembelajaran, misalnya: keberanian siswa untuk bertanya atau menyampaikan ide/pendapat meningkat, siswa terpusat pada pembelajaran, dan nilai hasil belajar meningkat.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan pada bab sebelumnya, diperoleh simpulan bahwa keberhasilan penerapan metode pembelajaran petak umpet materi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gatak hal ini ditunjukan dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran, yaitu adanya perubahan kesiapan dan keaktifan pada saat proses pembelajaran. Keberhasilan lainnya juga ditunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari masing-masing siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasekan melalui pengamatan tentang semangat belajar siswa dengan indikator hasil belajar dalam proses pembelajaran. Prosentase peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus II dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus dan masing-masing siklus yaitu Pra siklus rata-rata 68.18, Siklus I menjadi 73.37 dan siklus II meningkat menjadi 76.40. Peningkatan lainnya juga ditunjukan pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu Pra Siklus 40.74% meningkat pada Siklus I 66.67% dan pada Siklus II meningkat menjadi 88.89%. Peningkatan tersebut diatas telah melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75%.
Penerapan model pembelajaran petak umpet merupakan motode pembelajaran cooperatif learning (belajar bersama) pada pembelajaran ini diawali dengan pembagian kelompok secara heterogen menjadi 5 kelompok dan disetiap kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik. Kemudian setiap kelompok menunjuk salah satu teman yang dianggap mampu dalam pembelajaran untuk menjadi seorang ketua dalam kelompok tersebut, kemudian setiap kelompok melakukan pencarian soal, diskusi aktif dan presentasi. Setelah selesai guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah didiskusikan, kemudian diadakan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
AlBarry, Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya: Arkola
Ani, T.Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPTMKK Universitas Negeri Semarang.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV.YramaWidya
Arikunto,Suharsimi,Dasar–DasarEvalusiPendidikan,Jakarta: Bumi Aksara.2006
. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: BinaAksara
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.RinekaCipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Cet.2. Jakarta:: PT Rineka Cipta