PENINGKATAN HASIL BELAJAR KERAGAMAN SUKU BANGSA MELALUI METODE THINK PAIR AND SHARE

DAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BANJAREJO SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Slamet

Guru SDN 1 Banjarejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Banjarejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual, dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Untuk siklus I pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 36 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 40 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 44 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 46 dengan kriteria sangat baik/A. Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 65,02% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 76,57% dengan kriteria sangat baik/A. Untuk siklus II pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 83,81% dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 88,46% dengan kriteria sangat baik/A. Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 60 dengan persentase ketuntasan belajar 45%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 75 dengan persentase ketuntasan belajar 71,43%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 90 dengan persentase ketuntasan belajar 90,48%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual. Pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada siswa kelas IV semester 1 SDN 1 Banjarejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora.

Kata kunci: Hasil Belajar, Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dalam mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global (Depdiknas, 2007: 575). Menurut Sumaatmadja (2007: 1.10) untuk merealisasikan tujuan dari pendidikan IPS, proses mengajar dan membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini. Melalui pengajaran IPS juga diharapkan fungsi dari IPS sebagai suatu pendidikan di sekolah dasar dapat tercapai. IPS sebagai suatu pendidikan berfungsi untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan secara akademik serta pengetahuan sosial yang akan berguna bagi peserta didik untuk menjadi manusia-manusia yang berkualitas dan dapat merealisasikan kehidupan yang sesuai dengan tujuan nasional pendidikan bangsa Indonesia.

Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, potensi dan melatih keterampilan peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat sehingga peserta didik memiliki sikap mental positif dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi baik untuk diri sendiri atau masyarakat.

Namun kenyataan dilapangan tujuan mata pelajaran IPS belum berjalan sesuai yang diharapkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Noni Anita pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalibanteng Kidul 02, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 02, diketahui bahwa rendahnya ha­sil belajar disebabkan oleh kondisi kelas saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tampak kurang kondusif, saat pembelajaran guru cenderung ceramah dalam proses pembelajaran dan tidak memamanfaatkan media pembelajaran secara optimal. Karena pembelajaran yang dilakukan di kelas kurang menarik minat siswa untuk belajar, maka hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya inovasi pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan meningkatkan kualitas belajar siswa.

Fenomena pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut di atas, merupakan gambaran yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Berdasarkan nilai hasil tes ulangan harian yang dilakukan pada 9 Oktober 2019 membuktikan bahwa masih rendahnya kualitas pembelajaran siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal itu didukung data dari pencapaian hasil tes ulanagn harian siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80, dengan rata-rata kelas 60. Dengan melihat data tes awal siswa dan pelaksanaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut perlu sekali adanya peningkatan kualitas pembelajaran, agar siswa sekolah dasar terampil dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi pemecahan masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan diskusi dengan tim kolaborasi untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan kreativitas guru dan meningkatkan hasil belajar siswa. Maka peneliti menggunakan Metode Pembe­lajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual dilandasi argumen pentingnya guru mendesain pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Perpaduan Metode Think Pair And Share Dan Media Audio Visual merupakan salah satu pembelajaran multimakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Tahapan dalam Metodeini adalah dibentuk kelompok berpasangan, setiap kelompok beranggotakan 2 siswa, setiap anggota harus dapat meyampaikan hasil pemikirannya masing-masing untuk kemudian didiskusikan bersama pasangannya. Guru memimpin sidang pleno kecil untuk berdiskui.

Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Keragaman Suku Bangsa melalui Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV SDN 1 Banjarejo Semerter 2 Tahun Pelajaran 2019/2020”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: bagaimana cara meningkatkan hasil belajar IPS tentang Keragaman Suku Bangsa pada siswa kelas IV SDN 1 Banjarejo?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Apakah dengan menggunakan Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Banjarejo?
  2. Apakah dengan menggunakan Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN 1 Banjarejo dalam proses pembelajaran IPS?
  3. Apakah dengan menggunakan Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SDN 1 Banjarejo dalam proses pembelajaran IPS?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang Keragaman Suku Bangsa melalui metode Think Pair And Share pada Siswa Kelas IV SDN 1 Banjarejo.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

  1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS dengan Metode Think Pair And Share dan Media Audio Visual
  2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan Think Pair And Share dan Media Audio Visual
  3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

KERANGKA TEORI

Hakikat Belajar

Pengertian belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.

Di bawah ini merupakan pengertian dari belajar, antara lain:

  • Morgan dalam Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2009: 14) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
  • Sardiman (2011: 20) mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
  • Nana Sudjana (2009: 28) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Berdasarkan konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan individu secara terus-menerus (kontinu) secara sadar serta berdasarkan pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari seorang individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Keterampilan Guru

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang pro-gram pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan (Hamzah, 2008: 15).

Selanjutnya menurut Suryosubroto (2009: 32-34), guru mempu-nyai peranan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: a) membuka pelajaran yang meliputi penyampaian tujuan, pemberian motivasi, mengemukakan masalah pokok yang akan dipelajari, b) menyampaikan materi pembe-lajaran, c) menggunakan metode mengajar, d) menggunakan alat peraga dalam pengajaran, e) pengelolaan kelas yang meliputi pengaturan tata ruang kelas dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, f) interaksi belajar mengajar meliputi: persiapan, kegiatan pokok belajar, penyelesaian, g) menutup pelajaran seperti merangkum, mengorganisa-sikan semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga meru-pakan satu kesatuan yang berarti dalam memahami materi.

Dari uraian di atas tentang keterampilan guru, dapat disimpulkan bahwa guru merupakan kunci dari keberhasilan sebuah pembelajaran. Dalam pembelajaran keterampilan guru dalm mengajar dan mengelola kelas sangat dituntut, tanpa adanya keterampilan guru proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.

Aktivitas siswa

Menurut Sriyono (2011: 09.00), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti kegiatan bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Jenis-jenis aktivitas dalam belajar menurut Diedrich (dalam Sardiman, 2011: 101) dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Visual activities, meliputi: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, meliputi: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Listening activities, meliputi: mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik, dan pidato. 4) Writing activities, meliputi: menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin. 5) Drawing activities, meliputi: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram. 6) Motor activities, meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, Metodemereparasi, berkebun, bermain, dan beternak. 7) Mental activities, meliputi: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, meliputi: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Jika berbagai kegiatan diatas dapat diciptakan dalam kegiatan belajar mengajar, maka kemungkinan besar kondisi dalam belajar tidak akan membosankan dan kegiatan belajar akan maksimal sehingga kualitas pembelajaran di kelas akan meningkat. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa dalam belajar sangat dituntut aktivitas siswa. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Tujuan pembelajaran tidak mungkin tercapai tanpa adanya aktivitas siswa.

Hasil belajar

Anni, dkk (2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Bloom dalam Poerwanti (2008: 1-23) menge-lompokan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik. Selanjutnya keti-ga ranah tersebut akan dibahas secara singkat sebagai berikut:

  • Ranah kognitif
  • Ranah afektif
  • Ranah psikomotorik

Berdasarkan definisi tentang hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang individu setelah melakukan kegiatan belajar yang terwujud pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah terjemahan dari “Social Studies” dari Amerika Serikat yang dipolakan untuk kebutuhan pembelajaran di sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Menurut Trianto (2010: 171), Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu Metodeinterdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).

Nu’man Somantri (2011: 13.15) menegaskan bahwa program pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora termasuk didalamnya agama, filsafat, dan pendidikan. Bahkan Ilmu Pengetahuan Sosial juga dapat mengambil aspek-aspek tertentu dan ilmu-ilmu kealaman dan teknologi.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungannya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial (social sciences), seperti: sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, psikologi sosial, dan sebagainya.

Metode Pembelajaran Think Pair And Share

Hasil belajar akan optimal apabila semua komponen belajar mengajar dipersiapkan secara matang oleh guru. Salah satu komponen belajar mengajar yang perlu dipersiapkan adalah Metode pembelajaran.

Joyce da Weil (1986) mengatakan bahwa hakikat mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Dalam kenyataan sesungguhnya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses belajar mengajar adalah perlunya peningkatan kemampuan peserta didik untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang.

Think Pair And Share atau kelompok berpasangan adalah merupakan jenis metode pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif proses pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa berpasangan untuk bekerjasama dalam mencari jawaban yang tepat.

Metode pembelajaran Think Pair And Share mempunyai beberapa tahap dalam pelaksanaannya sebagai berikut:

  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/ masalah yang disampaikan guru
  3. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok berjumlah dua anggota atau berpasangan.
  4. Guru memimpin sidang pleno kecil
  5. Tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  6. Guru kemudian mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah meteri yang belum diungkapkan siswa
  7. Kesimpulan mengajak siswa manarik kesimpulan dari pembelajaran.
  8. Evaluasi
  9. Guru menutup pelajaran

Media Audio Visual

Menurut Gearlach & Ely (dalam Fathurrohman, 2007:65) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau konsep.

Sementara menurut Gagne dan Briggs (1975) bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Seperti halnya dengan metode, menurut (Sumantri, 2001:175) media pembelajaranpun mempunyai kelebihan dan kekurangan.

HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual maka keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Banjarejo pada pembelajaran IPS akan meningkat.

METODE PENELITIAN

PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

VALIDASI DATA

Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

HASIL PENELITIAN

Pembahasan difokuskan terhadap hasil observasi dan reflekssi penerapan Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Data analisis yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual adalah sebagai berikut:

Keterampilan Guru

Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 36 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 40 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 44 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 46 dengan kriteria sangat baik/A.

Berikut disajikan diagram batang peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual pada tiap siklus.

Diagram Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I dan II

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 65,02% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 76,53% dengan kriteria sangat baik/A. Untuk siklus II pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 83,01% dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 86,54% dengan kriteria sangat baik/A.

Berikut disajikan diagram batang peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual pada tiap siklus.

Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan II

Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui Metodepembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visualpada tiap siklus juga dapat dijabarkan dalam diagram batang sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

Diagram Peningkatan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Dengan perolehan hasil tersebut, guru telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga guru mengakhiri penelitian ini sampai siklus II.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar IPS dengan menggunakan Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual pada siswa kelas IV SDN 1 Banjarejo, Peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 36 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 40 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 44 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 46 dengan kriteria sangat baik/A.
  2. Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 65,02% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 76,57% dengan kriteria sangat baik/A. Untuk siklus II pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 83,81% dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 88,46% dengan kriteria sangat baik/A.
  3. Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 60 dengan persentase ketuntasan belajar 45%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 75 dengan persentase ketuntasan belajar 71,43%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 90 dengan persentase ketuntasan belajar 90,48%.

Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual efektif digunakan dalam pembelajaran IPS. Tahapan-tahapan yang sesuai yaitu tahap pembelajaran inovatif dimana pembelajaran secara berpasangan dalam memecahkan masalah atau soal yang disajikan pada media audio visual pada siswa kelas IV SDN 1 Banjarejo dampaknya yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM sekolah dengan 70% siswa mengalami ketuntasan belajar dan terjadi perubahan pembelajaran dari siklus I ke Siklus II seperti perhatian siswa,tertib pada saat pembentukan kelompok, semangat, jujur dalam mengerjakan tes, berusaha memecahkan masalah, aktif mengemukakan pendapat, berani mempresentasikan hasil, dan kerjasama. Hal ini ditandai dengan aktivitas belajar siswa dalam kelompok sekurang-kurangnya sesuai dengan kriteria keberhasilan masing-masing aspek minimal 3 berada pada kategori baik.

SARAN

  1. Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Maka model tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembalajaran yang lainnya.
  2. Sebaiknya guru melaksanakan refleksi diri tentang kelemahan dalam pembelajaran yang dilaksanakan, untuk segera dicari pemecahannya dengan kerjasama antara sesama guru, dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  3. Melalui Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual dapat meningkatkan Keterampilan guru, aktivitas siswa dan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran dibutuhkan pendekatan atau model pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah Metode pembelajaran Think Pair And Share dan Media Audio Visual

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu MetodePraktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asma N. 2006. MetodePembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

  1. S. Winataputra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universtas Terbuka.

Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA Press.

Lie, A. 2002. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang- Ruang Kelas.

Jakarta: Grasindo.

Mu’nisah. 2008. Hand Out Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang. UNNES

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sri Rahayu, M.2006. Pengembangan Penelitiaan Kualitatif dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (hal 12-25). Jakarta: Depdikbud.

Sugandi, A. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Suprijono A.2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tri Anni, C,. dkk.2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Widhihastrini, F dkk.2009. Penyusunan Panduan Skripsi. Semarang: Lemlit UNNES.

—————-.2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

.—————-2007. Didaktika Jurnal Penelitian Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Samarinda: FKIP Universitas Mulawarman