Peningkatan Kompetesi Guru Dengan Teknik Umpan Balik
PENINGKATAN KOMPETESI GURU DALAM MENYUSUN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DENGAN TEKNIK UMPAN BALIK DI SDN 2 NGAWEN
KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
SEMESTER 1 TAHUN 2019/ 2020
Rintoningsih
Pengawas Sekolah Dasar Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Pelaksanaan Teknik Umpan Balik merupakan pendampingan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 dari peneliti. Informasi ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan pengembangan/penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 kepada para guru. Pendampingan dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 dari siklus ke siklus. Pada siklus I nilai rata-rata komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 60% dan pada siklus II 80%. Jadi, terjadi peningkatan 20% dari siklus I. Berdasarkan peningkatan kinerja guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian siswa ternyata mempengaruhi hasil nilai siswa tahun 2019.
Kata kunci: RPP, Teknik Umpan balik
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Guru pasal 1 ayat 1 (2006:3) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Sistem Pendidikan. Undang-Undang tersebut memuat dua puluh dua bab, enam puluh enam pasal dan penjelasannya. Undang-undang Sistem Pendidikan (2003:37) menjelaskan bahwa setiap pembaruhan sistem pendidikan nasional untuk memperbarui visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional di antaranya adalah (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, (2) membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, (3) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, (4) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, (5) Memperdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Seorang guru harus selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya, pengetahuan, sikap dan keterampilannya secara terus-menerus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk paradigma baru pendidikan. Upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu memperhatikan peningkatan mutu atau kwalitas guru, sebab guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan khususnya di sekolah (Depdiknas 2008). Semua komponen mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, biaya dan yang lainnya. Apabila salah satu dari komponen tersebut kurang maka berpengaruh pada kwalitas pembelajaran. Maka dari itu guru harus mengimplementasikan kurikulum dengan bai, guru harus mampu dalam menyusun program pengajaran dan melaksanakannya.
Salah satu komponen program pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh guru. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah tugas rutin yang harus dikerjakan. Guru- guru di kelas rata-rata dalam pelaksaan pembelajaran masih bersifat tradisional tanpa adanya RPP yang dibuat sendiri. Mereka cenderung menggunakan RPP cetakan yang ada ataupun hasil downlod. Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi kepala sekolah di kelas. Supervisi kepala sekolah selama ini dilakukan masih terkesan rutinitas dan hanya melakukan pemantauan saja. Supervisi kepala sekolah juga seolah-olah hanya melihat dokumen dan hanya mendokumentasikan keadaan saat supervisi di sekolah tanpa ada tindak lanjut yang nyata untuk perbaikan pembelajaran.
Kondisi ini peneliti sebagai kepala sekolah berupaya agar semua guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas harus mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik khususnya RPP. Kemampuan dan keterampilan para guru dalam menyusun RPP harus inovatif mengikuti perkembangan jaman dan sesuai dengan kebutuhan dengan kebutuhan, sehingga mampu menumpuhkan kreatifitas peserta didik, dengan demikian kemampuan dan keterampilan guru perlu dibimbing. Peneliti berupaya mengubah kegiatan mengajar guru yang lebih baik karena keberhasilan proses pembelajaran dapat ditentukan oleh sering dan tidaknya kepala sekolah mengadakan supervisi.
Kepala sekolah dalam hal ini sebagai peneliti ingin meningkatkan kinerja guru dalam menyusun RPP. Maka dari itu penelitian tindakan sekolah ini berjudul; ” Peningkatan Kinerja Guru dalam Menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan Mengunakan Teknik Umpan Balik pada SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Blora Semester 1 Tahun 2019/ 2020”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah secara umum dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:
- Apakah teknik umpan balik dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 di SDN 2 Ngawen?
- Bagaimana penerapan teknik umpan balik dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 di SDN 2 Ngawen?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah:
- Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 dengna menggunakan teknik umpan balik di SDN 2 Ngawen.
- Untuk mendiskripsikan penerapan teknik umpan balik dalam meningkatkan kinerja gugu dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 di SDN 2 Ngawen.
Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat bagi guru:
- Dapat meningkatkan kemampuan menyusun RPP dengan baik dan selalu inovatif.
- Dapat meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Manfaat bagi sekolah:
- Mengetahui penyebab/ faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam penyusunan RPP sehingga menciptakan kinerja.
- Salah satu upaya perbaikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dapat meningkatkan kinerja guru dan kinerja sekolah dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Hakekat Kinerja
Menurut Rivai (2004:309), kinerja guru adalah: perilaku nyata yang ditampilkan oleh guru sebagai prestasi kerja berdasarkan standar yang ditetapkan dan sesuai dengan perannya di sekolah.
Peran guru yang dimaksud adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Guru merupakan perencana, pelaksana sekaligus sebagai evaluator pembelajaran di kelas. (Gunawan dalam Ondi Saondi, 2005:3)
Dalam hubungannya dengan menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis Ondi Saondi dan Aris Suherman (2010: 54) menyatakan bahwa dalam pendekatan pembelajaran guru dituntut untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa.
- Membentuk group belajar yang saling tergantung.
- Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri yang memiliki tiga karakteristik yaitu kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan
- Mempertimbangkan keberagaman siswa didalam kelas.
- Memperhatikan multi intelegensi siswa 15
- Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan ketrampilan tingkat tinggi.
- Menerapkan penilaian autentik yaitu mengevaluasi penerapan pengetahuan dan berfikir komplek dari pada hanya sekedar hafalan informasi faktual.
Lebih rinci lagi Ivor K. Davies juga mengatakan bahwa seorang mempunyai empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerja seorang guru, adalah sebagai berikut:
- Merencanakan, yaitu pekerjaan seorang guru menyusun tujuan belajar.
- Mengorgasisasikan, yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling efektif, efesien, dan ekonomis mungkin.
- Memimpin, yaitu pekerjaan seorang guru untuk memotivasikan, mendorong, dan menstimulasikan muridmuridnya, sehingga mereka siap mewujudkan tujuan belajar.
- Mengawasi, yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat 16 diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasinya dan bukunya mengubah tujuan.
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada hakikatnya kinerja guru adalah prilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu seperti perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja seseorang Guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari dalam aspek kegiatan menjalankan tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas tersebut.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kinerja yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana kemampuan seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Teknik Umpan Balik
Menurut Eggen & Kauchak (1994) Balikan atau umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa tentang tingkah laku tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan performa (kinerja) siswa.
Menurut Richard L. Arends (1997) Umpan balik atau feedback adalah informasi yang diberikan kepada siswa tentang performa mereka; misalnya tentang pengetahuan yang mereka peroleh dari pembelajaran.
Menurut Robert E. Slavin (1997) Feedback atau umpan balik adalah informasi tentang hasil-hasil dari upaya belajar yang telah dilakukan siswa. Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik umpan balik adalah kegiatan guru memberikan tanggapan hasil kerja siswa. Hal tersebut dapat di hubungkan dengan kondisi guru dengan kepala sekolah. Dimana kepala sekolah harus memberikan umpan balik pada kinerja guru.
HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik umpan balik adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan kinerja guru-guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 dengna menggunakan teknik umpan balik di SDN 2 Ngawen.
- Mengetahui penerapan teknik umpan balik dalam meningkatkan kinerja gugu-guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 di SDN 2 Ngawen.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yaitu dari bulan Juli hingga bulan September 2019.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada semester I tahun pelajaran 2019/ 2020.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru- guru SDN 2 Ngawen yang berjumlah 8 orang terdiri dari laki-laki 3 orang dan perempuan 5 orang. Berdasarkan hasil supervisi awal guru-guru yang memegang kelas 1 sampai kelas 6 masih memiliki kinerna yang rendah dalam menyusun RPP Kurikulum 2013.
Sumber Data
Penelitian ini kami dapatkan data dari subjek penelitian yaitu supervisi rutin dan wawancara, yaitu sebgai berikut:
- Data primer: sumber data dari subjek penelitian
- Data skunder: sumber data dari selain subjek penelitian yaitu pengamtan teman sejawat
Validasi Data
Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.
Indikator Kinerja
Penggunaan Teknik Umpan Balik dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun RPP di SDN 2 Ngawen dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:
- Meningkatkan kinerja guru-guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan menggunakan teknik umpan balik di SDN 2 Ngawen.
- Mengetahui penerapan teknik umpan balik dalam meningkatkan kinerja gugu-guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 di SDN 2 Ngawen.
Prosedur/Langkah-Langkah Penelitian
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam sekolah yang berupa kegiatan supervisi terhadap kinerja guru, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10).
Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam Penelitian Tindakan Sekolah, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap delapan RPP Kurikulum 2013 yang dibuat guru (khusus pada siklus I), diperoleh informasi/data bahwa masih ada guru yang tidak melengkapi RPP-nya dengan komponen dan sub-sub komponen RPP tertentu, misalnya komponen indikator dan penilaian hasil belajar (pedoman penskoran dan kunci jawaban). Rumusan kegiatan siswa pada komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran masih kurang tajam, interaktif, inspiratif, menantang, dan sistematis.
Dilihat dari segi kinerja guru, terjadi peningkatan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari siklus ke siklus, yaitu di bawah ini:
Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP Kurikulum 2013 Prasiklus
No. | Indikator | Jumlah Guru | JML Guru Berhasil(Skor > 75 | % Keber-hasilan |
1 | Identitas | 6 | 3 | 50 |
2 | Kometensi inti | 6 | 2 | 33 |
3 | Kinerja dasar | 6 | 2 | 33 |
4 | Indikator penyampaian kinerja | 6 | 2 | 33 |
5 | Materi ajar | 6 | 3 | 50 |
6 | Alokasi waktu | 6 | 3 | 50 |
7 | Langkah- langkah pembelajaran inovatif | 6 | 3 | 50 |
8 | Sumber belajar | 6 | 3 | 50 |
9 | Penilaian hasil belajar | 6 | 3 | 50 |
Rata – Rata Keberhasilan | 50 % |
Siklus I (Pertama)
Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi seperti berikut ini.
Perencanaan (Planning)
- Membuat lembar wawancara
- Membuat format/instrumen penilaian RPP Kurikulum 2013
- Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP Kurikulum 2013siklus I dan II
- Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP Kurikulum 2013dari siklus ke siklus.
Pelaksanaan (Acting)
Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian hasil dari setiap komponen RPP belum sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya komponen RPP yang belum dibuat oleh guru. Sembilan komponen RPP Kurikulum 2013 yakni: 1) identitas, 2) kinerja inti, 3) kinerja dasar, 4) indikator pencapaian kinerja, 5) materi ajar, 6) alokasi waktu, 7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, 8 sumber belajar, 9) penilaiaan hasil belajar (soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban).
Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP Kurikulum 2013 siklus 1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP Kurikulum 2013 siklus 1
No. | Indikator | Jumlah Guru | JML Guru Berhasil(Skor > 75 | % Keber-hasilan |
1 | Identitas | 6 | 4 | 67 |
2 | Kometensi inti | 6 | 5 | 83 |
3 | Kinerja dasar | 6 | 3 | 83 |
4 | Indikator penyampaian kinerja | 6 | 4 | 67 |
5 | Materi ajar | 6 | 3 | 50 |
6 | Alokasi waktu | 6 | 4 | 67 |
7 | Langkah- langkah pembelajaran inovatif | 6 | 3 | 67 |
8 | Sumber belajar | 6 | 4 | 67 |
9 | Penilaian hasil belajar | 6 | 3 | 50 |
Rata – Rata Keberhasilan | 60 % |
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa siklus 1 mengalami peningkatan hasil penyusunan RPP Kurikulum 2013 dari prasiklus dengan rata- rata keberhasilan 60%. Maka dari itu penelitian perlu melanjutkan pada siklus 2.
Observasi dilaksanakan Selasa, 6 Agustus 2019, terhadap delapan orang guru. Semuanya menyusun RPP Kurikulum 2013, tapi masih ada guru yang belum melengkapi RPP-nya baik dengan komponen maupun sub-sub komponen RPP tertentu. Satu orang tidak melengkapi RPP-nya dengan komponenindikator pencapaian kinerja.
Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik dan bentuk instrumen.
- Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik, bentuk instumen, soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.
- Dua orang tidak melengkapinya dengan teknik, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.
- Satu orang tidak melengkapinya dengan soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.
- Satu orang tidak melengkapinya dengan pedoman penskoran dan kunci jawab-an. Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.
Siklus II (Kedua)
Siklus kedua juga terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua dapat dideskripsikan berikut ini:
Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP Kurikulum 2013 siklus 2
No. | Indikator | Jumlah Guru | JML Guru Berhasil(Skor > 75 | % Keber-hasilan |
1 | Identitas | 6 | 6 | 100 |
2 | Kometensi inti | 6 | 5 | 83 |
3 | Kinerja dasar | 6 | 5 | 83 |
4 | Indikator penyampaian kinerja | 6 | 6 | 100 |
5 | Materi ajar | 6 | 5 | 83 |
6 | Alokasi waktu | 6 | 4 | 67 |
7 | Langkah- langkah pembelajaran inovatif | 6 | 6 | 100 |
8 | Sumber belajar | 6 | 5 | 83 |
9 | Penilaian hasil belajar | 6 | 4 | 67 |
Rata – Rata Keberhasilan | 80 % |
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan hasil penyusunan RPP Kurikulum 2013, dengan rata- rata keberhasilan 80%. Maka dari itu penelitian tidak perlu melanjutkan pada siklus 3. Dapat disimpulkan bahwa pneliti sudah berasih pada siklus 2.
Observasi dilaksanakan Selasa, 13 Agustus 2019, terhadap delapan orang guru. Semuanya menyusun RPP Kurikulum 2013, tapi masih ada guru yang keliru dalam menentukan kegiatan siswa dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan metode pembelajaran, serta tidak memilah/ menguraikan materi pembelajaran dalam sub-sub materi.
Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut.
- Satu orang keliru dalam menentukan teknik dan bentuk instrumennya.
- Satu orang keliru dalam menentukan bentuk instrumen berdasarkan teknik penilaian yang dipilih.
- Dua orang kurang jelas dalam menentukan pedoman penskoran.
- Satu orang tidak menuliskan rumus perolehan nilai siswa.
- Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tinadakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Pendampingan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013dengan lengkap. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun RPP Kurikulum 2013 apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/penyusun-an RPP dari peneliti. Informasi ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan pengembangan/penyusunan RPP Kurikulum 2013kepada para guru.
- Pendampingan dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013dari siklus ke siklus. Pada siklus I nilai rata-rata komponen RPP Kurikulum 2013 60% dan pada siklus II 80%. Jadi, terjadi peningkatan 20% dari siklus I.
Saran
Telah terbukti bahwa dengan pendampingan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
- Motivasi yang sudah tertanam khususnya dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan.
- RPP Kurikulum 2013yang disusun/dibuat hendaknya mengandung komponen-komponen RPP secara lengkap dan baik karena RPP Kurikulum 2013 merupakan acuan/pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
- Dokumen RPP Kurikulum 2013hendaknya dibuat minimal dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan satunya lagi untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aris Suherman dan Ondi Saodi, 2015. Etika Profesi Keguruan Bandung. PT Rafika Aditama
Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.
Dewi, Kurniawati Eni. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
- Standar Kinerja Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
- UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
- Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
- Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
- Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.Jakarata: Depdiknas.
- Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran SMA. Jakarta.
- Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.
- Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta.
Fatihah, RM. 2008. Pengertian konseling (Http://eko13.wordpress.com, diakses 19 Maret 2009).
Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
Kemendiknas. 2015. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.
- Supervisi Akademik. Jakarta.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sahertian dan Kusmianto. 1997. Panduan Penilaian Kinerja Guru Oleh Pengawas. Jakarta
Undang- undang RI. 2005. “Tentang Guru Dan Dosen”. nomor 14 pasal 20
Undang- undang. 2002. “Pengertan Inovasi” nomer 19
Veithzal Rivai 2004. “Menejemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan”, Cetakan Pertama. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana. 2009. Standar Kinerja Pengawas Dimensi dan Indikator.Jakarta: Binamitra Publishing.
Suharjono. 2003. Menyusun Usulan Penelitian. Jakarta: Makalah Disajikan
pada Kegiatan Pelatihan Tehnis Tenaga Fungsional Pengawas.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
- Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua