Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Media Grafis
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN MEDIA GRAFIS PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII.E
SMP NEGERI 2 KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
SEMESTER 2 TAHUN 2016/2017
Agus Sunaryo
SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak
ABSTRAK
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap hasil belajar sejarah? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran sejarah dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar sejarah. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran IPSTerpadu setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatandanpengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasilanalis didapatkan bahwa prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan dari Prasiklus sampai siklus II yaitu, prasiklus (33,3%), siklus I (63%), siklusII (92,58%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Peserta didik Kelas VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative mata pelajaran IPS Terpadu.
Kata Kunci: Pembelajaran IPS, model kooperatif, media grafis
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional, yaitu proses memberi rangsangan kepada peserta didik supaya belajar. Pembelajaran berbeda dari pengajaran yang merupakan terjemahan dari teaching. Pada proses pengajaran biasanya guru hanya mengajar peserta didik, sedangkan dalam proses pembelajaran tidak selalu demikian. Sesekali peserta didik harus belajar sendiri dari media belajar atau dari lingkungannya yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tugas guru mengatur supaya terjadi interaksi antara peserta didik dengan media belajar atau lingkungan belajar itu (Puji Santosa,dkk.:2005:5.18).
Dari pengertian pembelajaran di atas, seorang guru harus dapat merencanakan suatu pembelajaran yang dapat membelajarkan peserta didik karena guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Demikian pula guru harus menghindari pembelajaran dengan ceramah saja, apalagi tanpa menggunakan media belajar, walaupun mata pelajaran IPS termasuk mata pelajaran yang membutuhkan ceramah. Seyogyanya guru harus mau menggunakan variasi pergantian metode, terutama metode yang dapat mengaktifkan peserta didik, antara lain metode kerja kelompok, diskusi, inkuiri dan pemecahan masalah.
Dalam merencanakan pembelajaran IPS dapat terlaksana dengan baik apabila ada kemauan dan kesungguhan niat dari seorang guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Namun adakalanya seorang guru merasa sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran, hasil yang dicapai peserta didik sering tidak sesuai dengan pencapaian target yang diharapkan bahkan banyak peserta didik yang memperoleh nilai tidak tuntas atau nilai hasil evaluasi belajar di bawah KKM.
Tidak berhasilnya dalam mengelola proses pembelajaran juga dialami oleh peneliti, yakni pada saat melaksanakan pembelajaran IPS di VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak, kompetensi dasar Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia, hasil evaluasi belajar yang dicapai peserta didik masih belum maksimal karena nilai yang di peroleh peserta didik dari 27 peserta didik, hanya 9 orang yang memperoleh nilai tuntas atau nilai ≥ KKM (70). Ini berarti pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut diatas belum menunjukan ketuntasan secara klasikal karena tingkat tuntas klasikal yang dicapai baru 33,3% sehingga belum mencapai kriteria ketuntasan ideal ≥ 75%.
Ketidakberhasilan dalam pembelajaran tersebut akan dapat diatasi dengan mengidentifikasi faktor yang melatarbelakangi terjadinya permasalahan tersebut. Untuk itu, diperlukan refleksi diri atas kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi dan merefleksi diri, peneliti memerlukan bantuan dari teman sejawat dan konsultasi dengan pembimbing agar proses perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan dapat berjalan dengan baik.
Identifikasi Masalah
Dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik seperti di atas, peneliti meminta bantuan dari teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Kurangnya respon peserta didik terhadap stimulus yang diberikan guru.
b. Masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
c. Proses pembelajaran kurang interaktif.
d. Partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang.
e. Masih banyak peserta didik yang pasif dan dalam mengerjakan tugas sering tergantung pada peserta didik yang lain.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah tersebut di atas, perumusan masalah yang menjadi fokus tindakan perbaikan adalah sebagai berikut: “
1. Bagaimana proses peningkatan hasil belajar IPS materiProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif dengan media grafis pada peserta didik VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak Semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 ?â€
2. Bagaimana hasil peningkatan hasil belajar IPS materiProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif dengan media grafis pada peserta didik VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak Semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 ?â€
3. Bagaimana pengaruh sikap dan perilaku siswa terhadap peningkatan hasil belajar IPS materiProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia setelah menerima pembelajaran kooperatif dengan media grafis pada peserta didik VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak Semester 2 tahun 2016/2017 ?â€
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi peserta didik:
a. Memacu motivasi/minat, perhatian, keaktifan dan inisiatif peserta didik dalam pembelajaran Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia .
b. Menimbulkan rasa cinta terhadap bangsa dan sumber daya alam hasil produksi dalam negeri.
2. Bagi Guru:
a. Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia .
b. Sebagai acuan bagi para pendidik yang lain untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang identik dengan penelitian ini.
3. Bagi Sekolah:
a. Memberi masukan bagi sekolah untuk memfasilitasi media dan sumber belajar yang memadai,sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Merupakan upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Penggunaan Media Grafis dalam Pembelajaran IPS
Gagne, dalam Widya Iswara LPMP Jateng (2006: 2.3), menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs, juga dalam Widya Iswara LPMP Jateng (2006: 2.3), berpendapatbahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.
Dari kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru) ke penerima (peserta didik) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat sehingga proses belajar terjadi.
Dalam Widya Iswara LPMP Jateng, (2006: 2.3) dibahas karakteristik beberapa jenis media yang biasa dipakai dalam kegiatan pembelajaran khususnya di Indonesia salah satu diantaranya adalah media grafis (graphies media).
Media grafis (graphies media), termasuk media visual.Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Kerangka Berpikir
Media grafis merupakan media atau alat bantu untuk mesmvisualkan secara kongkrit kegiatan Materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Model pembelajaran kooperatif menuntut peserta didik untuk belajar dalam kelompok, untuk menginvestigasi topik-topik yang kompleks dan menumbuhkan nilai-nalai karakter yang positif seperti kerja sama, keberanian, keaktifan dan percaya diri.
Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia sumber daya alam dan potensi lain yang ada di daerahnya , penggunaan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif tersebut sebagai salah satu alternatifnya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah: “Diduga penggunaan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPS materi Materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelasVIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak Semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen yang jumlahnya sebanyak 27 peserta didik, yang terdiri atas 13 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Fokus pembelajaran pada materi “Materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesiaâ€. Kegiatan penelitian ini terdiri dua siklus. Adapun aplikasi penerapan perbaikan pembelajaran ini dilakukan setiap minggu satu kali pertemuan.
Peneliti selama melakukan penelitian sebagai observasi partisipan, yaiyu peneliti sekaligus sebagai guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Siklus 1 dilaksanakan pada minggu keempat bulan Februari 2017, sedangkan Siklus 2 dilaksanakan pada minggu pertama bulan Maret 2017.
Selama kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif, guru mengamati dan mencatat perkembangan peserta didik dalam pembelajaran. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kualitatif dengan pemaparan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di kelas VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah, pada mata pelajaran IPS, dengan materi pokok tentang: Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia .
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Hasil perbaikan pembelajaran siklus I dapat peneliti deskripsikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi berikut ini.
Hasil Perencanaan
Pembelajaran IPS dilakukan oleh guru kelas, sebanyak 3 jam pelajaran dalam satu minggu. Pembelajaran perbaikan dilakukan dengan tujuan agar hasil belajar peserta didik menjadi lebih optimal. Tindakan perbaikan pembelajaran dengan memanfaatkan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 pada kelas VIII.E Semester 2SMP Negeri 2 Karangawen yang terdiri atas 27 peserta didik.
Berdasarkan analisis dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa nilai peserta didik sebelumkegiatan perbaikan pembelajaran sebanyak 18(66,7%) peserta didik meraih nilai di bawah KKM yakni di bawah 70 dan peserta didik yang mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 9(33,3%) peserta didik. Nilai tertinggi yang dicapai peserta didik 90 dan nilai terendah peserta didik 40. Nilai rata-rata kelas 57,8.
Dari kegiatan pra siklus tersebut disusun rencana perbaikan pembelajaran untuk peserta didikkelas VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen mata pelajaran IPS, lembar observasi, dan lembar tugas peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran digunakan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif. Rencana kegiatan pembelajaran difokuskan: Strategi pembelajaran IPS, Metode pembelajaran yang konvensional diperbaiki dengan metode diskusi dengan model pembelajaran kooperatif , dan pemanfaatan media grafis yang bervariasi yaitu gambar-gambar aktivitas persiapan kemerdekaan.
Adapun langkah pembelajaran dalam siklus 1 adalah: 1) Peserta didik bertanya-jawab tentang materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 2) Peserta didik mengamati media grafis yang tersedia, 3) Peserta didik menyebutkan macam-macam proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam media grafis, 4) Peserta didik mengenali materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 5) Peserta didik menerima tugas guru, 6) Peserta didik menyelesaikan tugas guru (lembar kerja), 7) Laporan hasil kerja, 8) Peserta didik dan guru membahas lembar kerja,9) Peserta didik mencatat kesimpulan, 10) Peserta didikmengerjakan evaluasi, 11) Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan PR.
Berdasarkan analisis dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa nilai peserta didik pada siklus 1 sebanyak 10(37%) peserta didik meraih nilai di bawah KKM yakni di bawah 70 dan 17(63%) peserta didik tuntas. Nilai terendah yang dicapai peserta didik adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90, dengan rata-rata kelas 67,40.
Hasil Pengamatan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS dengan materiMateri Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia, ternyata: masih ada10 peserta didik yang belum dapat menguasai materi pembelajaran yang menggunakan media grafis. Peserta didik masih merasa ragu dan takut untuk menyebutkanbentuk Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Hasil Refleksi
Dari pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan, serta masukan dari teman sejawat, hasil refleksi dalam pembelajaran ini adalah: Metode yang digunakan guru kurang bervariasi, pemanfaatan media grafis dalam pembelajaran masih kurang optimal, siswa kurang aktif dalam kerja kelompok, dan penugasan melalui LKS masih kurang efektif.
Siklus 2
Hasil Perencanaan
Berdasarkan hasil dari refleksi pembelajaran siklus 1, disusun pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peserta didik bertanya-jawab tentang Materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 2) Peserta didik mengamati media grafis yang tersedia, 3) Peserta didik membentuk kelompok kecil ( 4 orang ) untuk berdiskusi dan belajar secara kooperatif 5) Peserta didik menerima tugas guru, 6) Peserta didik menyelesaikan tugas guru (lembar kerja) secara kelompok, 7) Laporan hasil kerja kelompok, 8) Peserta didik dan guru membahas lembar kerja,9) Peserta didik mencatat kesimpulan, 10) Peserta didikmengerjakan evaluasi, 11) Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan pekerjaan rumah.
Berdasarkan analisis dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa nilai peserta didik pada siklus 1 sebanyak 2(7,42%) peserta didik meraih nilai di bawah KKM yakni di bawah 70 dan 25(92.58%) peserta didik tuntas. Nilai terendah yang dicapai peserta didik adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100, dengan rata-rata kelas 78,9.
Masih ada peserta didik yang belum tuntas yaitu sebanyak 2 peserta didik, dan yang tuntas sebannyak 25 peserta didik.
Hasil Pengamatan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS dengan materiProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia, ternyata: masih ada2peserta didik yang belum dapat menguasai materi pembelajaran yang menggunakan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif. Peserta didik masih merasa ragu dan takut untuk menyebutkanmateri Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Hasil Refleksi
Dari pelaksanaan pembelajaran serta masukan dari teman sejawat, hasil refleksi dalam pembelajaran ini adalah: metode yang digunakan guru sudah bervariasi, pemanfaatan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif masih sudah optimal, siswa aktif dalam kerja kelompok, dan penugasan melalui LKS, bagus. Dari proses pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif ternyata masih ada 2 peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mendalami materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Pembahasan Siklus 1
Sebelum kegiatan pembelajaran perbaikan dilakukan terdapat 18 (66,7%) peserta didik yang mengalami tidak tuntas sesuai dengan batas KKM yang ditentukan yakni 70, dan baru 9 (33,3%) peserta didik yang mencapai ketuntasan. Persiapan kegiatan pembelajarandisusun guru dengan berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dijadikan pedoman dalam kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 2 Karangawen. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga dikonsultasikan dengan teman sejawat guna mendapatkan masukan dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik.
Pada siklus pertama pembelajaran dengan memanfaatkan media grafis terlilhat bahwa peserta didik yang mengalami tidak tuntas 10 (37%) peserta didik, dan 17 (63%) peserta didik mencapai ketuntasan. Peserta didik yang mengalami tidak tuntas ini mendapatkan bantuan belajar dari teman sekelompoknya untuk mengulangi mempelajari materi dengan cara membaca pemahaman lagi secara berulang-ulang, setelah itu mengikuti ulangan remidi. Setelah semua peserta didik tuntas dalam mempelajari materi pertama yang direncanakan dalam tindakan, maka dilanjutkan kegiatan seterusnya.
Berdasarkan pengamatan penelilti dan hasil analisis ulangan pada siklus 1, dapat dikatakan bahwa tanggapan peserta didik terhadap tindakan yang diberikan positif, terbukti dari hasil nilai ulangan yang meningkat (dari rata-rata57,8sebelum perbaikan menjadi rata-rata 67,4 pada siklus 1). Peserta didikantusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran IPS pada materi “Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesiaâ€.
Kelemahan pada siklus 1 adalah: 1) peserta didik kurang mampu memanfaatkan media grafis dengan benar, 2) metode yang digunakan guru masih belum efektif, 3) pengelolaan kelas masih kurang terkontrol ketika peserta didik mengerjakan LKS.
Kelemahan pada siklus 1 sebagai fokus perbaikan pembelajaran yang disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 2.
Pembahasan Siklus 2
Pada tindakan kedua ini, peneliti berusaha mengantisipasi terhadap kelemahan yang terjadi pada tindakan pertama. Materi pembelajaran pada siklus 2 ini masih mengacu pada kompetensi dasar yang sama namun dilengkapi dengan menggunakan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif. Hasilnya lebih meningkat dari pada siklus 1, yakni dari 27 peserta didik yang tuntas dengan nilai KKM di atas 70 sebanyak 25 peserta didik (92,58%) sedangkan yang nilainya di bawah KKM sebanyak 2 peserta didik (7,42%).
Peserta didik yang tidak lulus KKM diberikan remidial dengan cara mengulangi materi dibantu oleh teman sekelompokknya. Mereka membaca secara berulang-ulang (kemudian dilanjutkan dengan tanya-jawab dengan teman sekelompoknya yang telah tuntas). Setelah peserta didik siap ia mengikuti ulangan lagi, hingga mereka mencapai KKM 70.
Berdasarkan hasil analisis dan observasi selama tindakan perbaikan pembelajaran, kelemahan pada siklus 1yang meliputi 1) peserta didik kurang mampu memanfaatkan media grafis dengan benar, 2) metode yang digunakan guru masih belum efektif, 3) pengelolaan kelas masih kurang terkontrol ketika peserta didik mengerjakan LKS dapat diatasi pada siklus 2.
Adapun keunggulan dari siklus 2 ini adalah peserta didik lebih termotivasi materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesiamelalui media grafis dengan pembelajaran kooperatif. Siklus terakhir ini menunjukkan nilai peserta didik yang lebih meningkat dan antusias peserta didik semakin tinggi dalam mengerjakan lembarkerja. Namun demikian masih ada sebagian kecil peserta didik yang masih tidak dapat mencapai stándar kompetensi yang ditetapkan, yaitu 2 peserta didik.
Dengan melihat perkembangan nilai peserta didik dalam tabel perkembangan dan histogram tersebut diatas dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari hasil belajar peserta didik antara kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebelumnya dengan pembelajaran setelah dikenai tindakanmelalui media grafis dengan pembelajaran kooperatif di kelas VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak. Maka dari itu pembelajaran melalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi pembelajaran.
Dengan pemanfaatan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif ini, ternyata dapat menarik perhatian peserta didik. Peserta didik yang biasanya perhatiannya kurang, tampak menjadi lebih antusias pada pembelajaran ini. Demikian pula peserta didik yang sudah mulai jenuh dengan pembelajaran yang monoton dan tidak bervariasi, kembali lebih berkonsentrasi pada perbaikan pembelajaran.
Hal ini senada dengan manfaat dari penggunaan metode dan media pembelajaran , menurut Hamalik (1994: 108) antara lain adalah: 1) menarik minat, 2) memberi gambaran yang jelas, 3) mempunyai tinjauan yang luas dan 4) mendorong kreativitas peserta didik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang memanfaatkan media grafis dengan model pembelajaran kooperatif ini, antara lain: (1) kesanggupan guru untuk memanfaatkan media grafis, (2) pengusaan guru pada materi, metode, dan media yang dipilihnya, cara menyampaikan guru kepada peserta didik, (3) pengelolaan kelas yang efektif, (4) cara pembahasan hasil kegiatan peserta didik, dan (5) tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan peserta didik dan guru. Apabila faktor-faktor itu dapat diperhatikan oleh guru dan dipraktikkan setiap kali kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran,maka kegiatan akan mencapai tujuan yang maksimal.
Adapun deskripsi hasil belajar yang diperoleh peserta didik selama pemberian tindakan dapat diuraikan sebagai berikut: (1). Melalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatif menjadikan peserta didik lebih memahami materiProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia.(2). Model pembelajaran kooperatif menjadikan peserta didik mampu mengerjakan latihan dengan cepat dan tepat.(3). Melalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatif dapat meingkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan hasil belajar sebelumnya.(4).Melalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan minat dan perhatian peserta didik.
Dengan memperhatikan deskripsi dan analisis hasil evaluasi peserta didik dari siklus 1 dan siklus 2 tersebut, berarti hipotesis yang ditentukan oleh peneliti yaitu “Diduga melalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didikkelas VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen kabupaten Demak semester 2tahun pelajaran 2016/2017†terbukti. Dengan demikian hipotesis diterima, yakni ada peningkatan hasil belajar Materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada peserta didikkelas VIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demakmelaluimedia grafis dengan model pembelajaran kooperatif.
PENUTUP
Simpulan
Dari uraian bab I sampai dengan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Hasil belajar pesertadidik melalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatifdalam materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia lebih tinggi dari pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik yakni 57,8 sebelum diadakan tindakan, menjadi 67,4 pada siklus 1 dan 78,9 pada siklus 2. Sedangkan tingkat ketuntasan 9 (33,3%) peserta didik sebelum diadakan tindakan, menjadi 17 (63,%) peserta didik pada siklus 1 dan 25 (92,58%) peserta didik pada siklus 2dengan KKM yang ditentukan yaitu 70. (2). Ada pengaruh positif pembelajaran IPSmelalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar peserta didik kelasVIII.E SMP Negeri 2 Karangawen Kabupaten Demak. Hal ini ditentukan oleh adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik sebelum dikenai tindakan dengan hasil belajar setelah dikenai tindakan.(3). Melalui media grafis dengan model pembelajaran kooperatifmenarik motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS, meningkatkan pemahaman peserta didik, menjadikan semangat belajar meningkat, dan peserta didik merasa senang dengan pengalaman baru dan bermakna.
Saran
Untuk mengintensifkan pemanfaatan media dan model pembelajaran dapat disarankan sebagai berikut; (1). Kepada kepala sekolah supaya lebih banyak memberikan motivasi kepada guru dalam kegiatan belajar dan mengajar agar memanfaatkan metode yang bervariasi dan media yang relevan.(2).Kepada guru supaya meningkatkan kemampuannya dan mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran diantaranya dengan memanfaatkan metode dan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik(3). Pihak sekolah sebagai tempat dan penyelenggara pendidikan hendaknya melengakapi fasilitas dan kebutuhan peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani [et. Al], 2007, Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka, Jakarta.
BSNP, 2006, Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar. Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Depdikbud, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan belajar Mengajar di Kelas SMP/MTS . Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Dasar, Jakarta
Depdiknas, 2006, Standar Isi KTSP. Kepmendiknas, Jakarta.
Marie Anny, dkk., 2008. Kamus Bahasa Indonesia Bergambar. Galeri Lontara, Makasar.
Prasetyo, 2002, Strategi Belajar Mengajar. Widyasari Press, Salatiga.
Puji Santosa, dkk., 2005. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTS . Universitas Terbuka, Jakarta.
Wardani, I.G.A.K., dkk., 2004, Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta.
Widya Iswara, 2006, Pengembangan Media / Alat Peraga LMP. LPMP Jateng, Semarang.