PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA HUKUM NEWTON

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

KELAS X TKJ SEMESTER I SMK NEGERI 5 SUKUHARJO

TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

 

Yuslikah

SMK Negeri 5 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendiskripsikan tentang proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X TKJ semester 1 SMK Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. (3) Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa sebagai dampak penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X TKJ semester 1 SMK Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKJ SMK Negeri 5 Sukoharjo yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai siklus I, sampai pada siklus II. Hal ini dapat diketahui dari nilai ratarata mulai 44,73 meningkat menjadi 63,73 (siklus I), dan meningkat lagi menjadi 76,57 (siklus II). Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X TKJ semester 1 tahun pelajaran 2018/2019

Kata kunci: Hasil Belajar, Hukum Newton, model pembelajaran Kooperatif type Jigsaw.

 

Pendahuluan

Pelaksanaan pembelajaran fisika , saat ini masih mengalami banyak kendala. Baik ditinjau secara individual peserta didik yang notabene kurang berminat dalam belajar fisika, guru yang kurang professional maupun perangkat pembelajaran yang kurang memadai, yang kesemuanya itu menyebabkan turunnya hasil belajar fisika. Dalam upaya menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, maka guru perlu memperhatikan prinsipprinsip mengajar di antaranya menggunakan alat bantu mengajar atau alat peraga. Bahwa dalam prinsip mengajar yaitu sebagai guru, diharapkan mampu memperhatikan perbedaan individual siswa, menggunakan variasi metode mengajar; menggunakan alat bantu mengajar; melibatkan siswa secara aktif; menumbuhkan minat belajar siswa, dan menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif.

Melihat kenyataan yang ada, kondisi pembelajaraan fisika Hukum Newton nilai yang diperoleh siswa X TKJ masih dibawah KKM karena fasilitas, buku materinya, kurang waktu pembelajaran dikelas, modul tidak tersedia dalam kegiatan pembelajaran mengajar. Mata pelajaran fisika seharusnya merupakan suatu pelajaran yang ditunggutunggu, disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa X TKJ Hukum Newton. Solusi yang ditempuh bagi guru supaya siswa X TKJ dapat memperbaiki nilai fisika Hukum Newton. Dengan mengunakan model pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semester 1 tahun pelajaran 2018/2019

Di sisi lain sebenarnya mereka telah memiliki kemampuan dasar yang tinggi dan dengan kemajuan teknologi mereka mampu menyerap berbagai informasi yang ada, terutama sekali pemahaman konsep fisika , dikarenakan media pembelajaran yang cukup memadai seperti LCD Proyektor, Laboratorium , dimana mereka dapat dengan mudah mempraktekkan , dan menambah wawasan materi-materi yang diberikan oleh guru Namun,kenyataan dilapangan tidaklah demikian. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan data dari SMK Negeri 5 Sukoharjo diperoleh gambaran bahwa , walaupun media pembelajaran cukup memadai, namun ternyata masih kurang meningkatkan hasil evaluasi fisika Hukum Newton X TKJ yang baik, terutama siswa kelas X TKJ yang masih dalam proses pemilihan jurusan, sehingga peran guru dalam menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Hukum Newton sangat diharapkan dapat memberi angin segar bagi peningkatan kualitas dan kuantitas siswa X TKJ program Teknik Komputer dan Jaringan

Dari uraian di atas bahwa mata pelajaran fisika mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral semenjak dini. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran fisika adalah disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan Supaya pembelajaran fisika menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, dapat dilakukan melalui berbagai macam cara. Salah satu caranya yaitu melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw. Namun seberapa jauh keefektifitasannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw X TKJ Hukum Newton belajar tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa X TKJ SMK Negeri 5 Sukoharjo. Dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton kelas X TKJ semester I SMK Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 dilakukan penelitian melalui pembelajaran tipe jigsaw.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam membelajarkan hukum newton pada siswa Kelas X TKJ semester I SMK Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. (2) Berapa persen peningkatan hasil belajar tentang hukum newton melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X TKJ semester I SMK Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. (3) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar hukum newton melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas X TKJ semester I SMK Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019.

Kajian Teori dan Hipotesis

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajan kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (Lungdren, 1994). (1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.” (2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. (3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. (4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok. (5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. (6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. (7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Menurut Thompson, et al. (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah unsurunsur interaksi sosial dalam pembelajaran TIK. Pembelajaran kooperatif bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).

Kajian Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Berdasarkan paparan pengertian metode jigsaw,belajar dan pembelajaran di atas serta gambaran sintaks metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, penulis mengkaji bahwa Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktifisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa secara individu menemukan dan mentransformasikan imformasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan dan merivisinya bila perlu (Soejadi dalam Teti, 2006. 15). Tujuan dari metode jigsaw tersebut adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperolah apabila mereka mencoba mempelajari materi sendirian.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu: (1) kelompok kecil, (2) belajar bersama, dan (3) pengalaman belajar.

Esensi kooperatif learning adalah tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini mendukung siswa dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Johnson (1991:27) yang menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok”.

Jhonson and Jhonson (dalam Teti 2006:31) melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya menunjukan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah: (1) Meningkatkan hasil belajar (2) Meningkatkan daya ingat (3) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi (4) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu) (5) Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen (6) Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah (7) Meningkatkan sikap positif terhadap guru (8) Meningkatkan harga diri anak (9) Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif (10) Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong

Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal development (Trianto:2007:29).

Ciri-ciri pembelajaran secara konstruktivisme (Cahyo:2013) adalah menekankan pada proses belajar, mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa, berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan menekankan pada hasil, mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan, mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami, penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa, sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif, banyak menggunakan terminology kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti: prediksi, inferensi, kreasi, dan analisi, dll.

Hipotesis Tindakan

Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika kelas X TKJ semester I di SMK Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019.

Metode Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 5 Sukoharjo pada kelas X TKJ Tahap persiapan sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni dari bulan Juli sampai dengan Desember 2018. Rangkaian kegiatannya adalah (1) Penyusunan proposal dan penerbitan surat izin penelitian (2) Siklus I (3) Siklus II (4) Penyusunan laporan (5) Seminar (6) Penjurnalan.

 

 

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X TKJ semester I SMK Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019. Adapun jumlah siswa adalah 30 siswa.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa X TKJ SMK Negeri 5 Sukoharjo melalui penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif. Proses Pembelajaran dilaksanakan di kelas X TKJ

Prosedur Penelitian

Siklus 1

Siklus pertama dalam PTK ini perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, sebagai berikut:

a.   Perencanaan

1)      Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw.

2)     Membuat rencana pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw

3)     Membuat lembar kerja siswa

4)     Membuat instrumen yang digunakan dalam PTK

5)     Menyusun alat evaluasi.

b.   Pelaksanaan

1)     Membagi siswa dalam 10 kelompok dengan jumlah 4 siswa perkelompok.

2)     Menyajikan materi pembelajaran

3)     Diberi materi diskusi

4)     Dalam diskusi kelompok guru mengarahkan kelompok

5)     Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan

c.   Pengamatan

Tim peneliti (guru dan kolabor) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran koopretif tipe jigsaw.

d.   Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi atau perenungan terhadap pelaksanaan siklus pertama dan menyusun rencana untuk siklus kedua

Siklus 2

Pada siklus kedua, peneliti mencoba melakukan observasi, untuk menerapkan hal yang sama. Peneliti mengarahkan siswa ahli untuk lebih menguasai konsep fisika dan menerangkan ke kelompoknya dengan cara yang lebih mudah.

Guru kembali mengamati aktivitas siswa, untuk merencanakan langkah selanjutnya.

Indikator kinerja

Kinerja penelitian pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW adalah

1)   Rata-rata nilai tes secara klasikal ≥ 76

2)   Kkm rata-rata secara klasikal ≥ 75

3)   Rata-rata nilai tugas klasikal ≥ 80

4)   Presentasi pengumpulan nilai tugas = 100%

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tabel 2. Analisis Hasil Tes Awal (Pre Test)

No.

Uraian

Keterangan

1.

Jumlah siswa seluruhnya

30 siswa

2.

Jumlah peserta tes

30 siswa

3.

Nilai ratarata siswa

44,73

4.

Jumlah siswa yang tuntas belajar

4 siswa

5.

Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar

26 siswa

6.

Ketuntasan belajar (%)

37,06%

 

Berdasarkan tabal di atas, dapat diketahui bahwa secara umum siswa belum sepenuhnya menguasai materi prasyarat dari materi Hukum Newton. Hal ini terbukti dengan jumlah ratarata nilai tes awal (pre test) siswa adalah 44,73 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 75. Selain itu, dari 30 siswa yang mengikuti tes awal (pre test) ada 4 siswa yang tuntas belajar dan 26 siswa tidak tuntas belajar.

Kegiatan Pelaksanaan Tindakan

Siklus I

a.   Tahap Perencanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan kegiatan pembelajaran dengan rencana sebagai berikut: Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus 2018 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Melaksanakan kegiatan pembelajaran ±45 menit dengan pokok Hukum Newton Sisa waktu ±25 menit untuk pemberian kuis jigsaw dan pemberian tes hasil belajar siklus I.

Pada tahap perencanaan siklus I ini peneliti menyusun dan mempersiapkan instrumeninstrumen penelitian, yaitu (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Membuat lembar materi untuk siswa, (3) Membuat soal kuis jigsaw, (4) Membuat soal tes yang digunakan untuk post test siklus I, (5) Menyusun lembar kegiatan observasi

b.   Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama pada hari rabu 01 Agustus 2018 dilaksanakan pada pukul 07.45 s/d 10.15 wib di SMK Negeri 5 Sukoharjo . Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran (±5 menit) dengan memberikan salam dan membaca basmalah bersama, memeriksa kehadiran siswa, dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sekaligus memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Memasuki kegiatan inti (±60 menit) kegiatan pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk memancing keaktifan siswa. Pada saat diberi pertanyaan, siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan lancar meskipun cara menjawabnya masih mencontek dari buku paket fisika . Kemudian peneliti membagi kelas menjadi 5 kelompok, masingmasing kelompok beranggotakan 4 siswa yang bersifat heterogen dari kemampuan akademik dan jenis kelaminnya. Pembagian kelompok ditentukan sendiri oleh peneliti sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Pembagian kelompok ini merupakan pembagian kelompok asal.

Tabel 3. Analisis Hasil Post Test Siklus I

No.

Uraian

Keterangan

1.

Jumlah siswa seluruhnya

20 siswa

2.

Jumlah peserta tes

19 siswa

3.

Nilai ratarata siswa

63,73

4.

Jumlah siswa yang tuntas belajar

11

5.

Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar

8

6.

Ketuntasan belajar (%)

68,12%

 

Siklus II

a.   Tahap Perencanaan Kegiatan

Siklus II dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Pertemuan dilaksanakan pada hari rabu, 8 Agustus 2018 dengan alokasi waktu 3×45 menit. Melaksanakan kegiatan pembelajaran ±45 menit dengan materi Hukum Newton. Sisa waktu ±25 menit untuk pemberian kuis jigsaw dan melakukan tes hasil belajar (post test) siklus II.

Pada perencanaan siklus II ini peneliti menyusun dan mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu: (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Membuat lembar materi untuk siswa, (3) Membuat soal kuis jigsaw, (4) Membuat soal tes yang digunakan untuk post test siklus II, (5) Menyusun lembar observasi kegiatan peneliti dan siswa dalam pembelajaran.

b.   Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan siklus II dilaksanakan pada hari rabu, 8 Agustus 2018 Pukul 07.45 s.d. 10.15 WIB di SMK Negeri 5 Sukoharjo. Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran (±5 menit) dengan memberikan salam dan membaca basmalah bersama, memeriksa kehadiran siswa, dan menginformasika tujuan pembelajaran yang akan dicapai sekaligus memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Memasuki kegiatan inti (±60 menit) kegiatan pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk memancing keaktifan siswa. Kemudian peneliti membagi kelas menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang siswa yang bersifat heterogen dari kemampuan akademik dan jenis kelaminnya. Pembagian kelompok ditentukan sendiri oleh peneliti sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kelompok asal tetap sama seperti pada siklus I tidak mengalami perubahan, dengan tujuan untuk melihat poin perkembangan yang dicapai siswa dan kelompok pada siklus II.

Kemudian peneliti membagi lembar materi kepada masing- masing kelompok, dan setiap siswa dalam satu kelompok mendapatkan lembar materi yang berbeda. Siswa dihimbau untuk tidak membawa materi yang telah diberikan peneliti pada siklus I supaya kelompok ahli tidak sama dengan siklus I. Peneliti membimbing siswa untuk membaca dan memahami materi yang didapatkan dan materi tersebut menjadi tanggung jawabnya pada kelompok asal.

Setelah itu, peneliti membagi siswa menjadi kelompok ahli, dengan cara anggota kelompok yang berbeda, yang mendapatkan materi yang sama bertemu atau berkumpul dalam kelompok baru yang dinamakan kelompok ahli.

Tabel 4. Analisis Hasil Siklus II

No.

Uraian

Keterangan

1.

Jumlah siswa seluruhnya

30

2.

Jumlah peserta tes

30

3.

Nilai ratarata siswa

76,57

4.

Jumlah siswa yang tuntas belajar

26 siswa

5.

Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar

4 siswa

6.

Ketuntasan belajar (%)

80,41%

 

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika Hukum Newton melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan menerapkan model tesebut dalam pembelajaran fisika Hukum Newton siswa akan lebih aktif dan dapat memahami materi secara mendalam.

Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 01, Agustus 2018 dan siklus II juga dilaksanakan dengan satu kali pertemuan pada tanggal 08 Agustus 2015.

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan tes awal (pre test) untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan saat penelitian siklus I. Dari analisis hasil tes awal (pre test) memang diperlukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika Hukum Newton,

Secara garis besar, kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 kegiatan utama, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan awal peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi, dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti, peneliti mulai menerapkan model yang ditawarkan sebagai obat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKJ SMK Negeri 5 Sukoharjo ini. Sedangkan pada kegiatan akhir, peneliti bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

LangkahLangkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran fisika Hukum Newton X TKJ di SMK Negeri 5 Sukoharjo

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi fisika Hukum Newton kelas X TKJ terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terbagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap awal, inti, dan akhir. Tahap awal meliputi, (1) Peneliti membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa, (2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari bersama, (3) Peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Tahap inti meliputi (1) Peneliti membagi 20 siswa kelas V dalam 5 kelompok belajar kooperatif (kelompok asal), yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Pembagian kelompok asal dilakukan secara heterogen, (2) Peneliti menjelaskan materi secara garis besarnya saja pada kelompok asal, (3) Peneliti membagi materi pelajaran menjadi 4 subbab dan membagi subbab materi kepada masing-masing kelompok, masing- masing kelompok mendapatkan 4 subbab, dan setiap siswa dalam kelompok mendapatkan subbab materi yang berbeda, (4) Peneliti meminta siswa yang memperoleh subbab materi yang sama untuk berkumpul dalam kelompok baru (kelompok ahli), kemudian meminta siswa untuk berdiskusi memahami subbab materi dengan kelompok ahli sesuai waktu yang telah ditentukan, (5) Peneliti menugaskan siswa untuk kembali ke kelompok asal dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok ahli dalam kelompok asal secara bergiliran sesuai waktu yang telah ditentukan, (7)Kemudian peneliti memberikan arahan dan bimbingan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian, (8) Peneliti memberikan soal kuis jigsaw dengan materi yang telah diberikan kepada siswa, (9) Peneliti memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok asal (penghargaan berupa tim baik, tim hebat, dan tim super), (10) Peneliti memberikan soal tes evaluasi (post test) secara individu di setiap akhir siklus. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil dan ketuntasan belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif.

Tahap akhir meliputi (1) Peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil belajar hari itu, kemudian memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar, (2) Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdallah dan salam.

Langkahlangkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di atas secara umum sesuai langkahlangkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Priyanto dalam Made Wena. Langkahlangkah tersebut meliputi, (1) Pembentukan kelompok, (2) Pembelajaran pada kelompok asal, (3) Pembentukan kelompok ahli, (4) Diskusi kelompok ahli, (5) Diskusi kelas, (6) Pemberian kuis, (7) Pemberian penghargaan.

Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II tahaptahap tersebut telah dilaksanakan dan telah memberikan perbaikan yang positif dari dalam diri siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika Hukum Newton X TKJ , misalnya siswa yang semula pasif dalam belajar kelompok sudah menjadi lebih aktif.

Hasil Belajar yang diperoleh Siswa dengan menerapakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran fisika Hukum Newton X TKJ SMK Negeri 5 Sukoharjo

Selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terjadi peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai tes akhir, mulai dari siklus I, dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Analisis Tes Hasil Belajar

No.

Uraian

Pre Test

Post Test

Siklus I

Post Test

Siklus II

1.

Jumlah siswa seluruhnya

20 siswa

20 siswa

20 siswa

2.

Jumlah peserta tes

19 siswa

19 siswa

19 siswa

3.

Nilai ratarata siswa

44,73

63,73

76,53

4.

Jumlah siswa yang tuntas

Belajar

4 siswa

11 siswa

15 siswa

5.

Jumlah siswa yang tidak

tuntas belajar

15 siswa

8 siswa

4 siswa

6.

Ketuntasan belajar (%)

37,06%

68,12%

80,41%

 

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai siklus I, sampai pada siklus II. Hal ini dapat diketahui dari nilai ratarata mulai 44,73 meningkat menjadi 63,73 siklus I, dan meningkat lagi menjadi 76,57 siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I.1997. Classroom instructional and management. New York: McGrawHill

Carin, A.1993. Teaching Modern Science. New York: Macmillan Publishing Company.

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teoriteori Belajar. Bandung: Erlangga.

Hamalik, O. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Ibrahim, H. Muslimin, 2000. Pembelajaran Kooperatif. SurabayaUniversity Press.

Lie, Anita 2002. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative learning in the science classroom. Glencoe: MacMillan/McGrawHill.

Mawani Sri, Rahmiati. (2011). Modul FISIKA. Jakarta: PLPG Rayon 137 Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka

Muhammad, N. (1996). Pembelajaran Kooperatif dalam Kelas IPA. Surabaya: IKIP. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Permadi.

Ruseeffendi, E.T. (1988). Pengajaran Modern untuk Orang tua Murid, Guru, dan SPG. Edisi Kelima. Bandung: Tarsito.

Slavin, Robert E. 2000. Educational psychology: Theory and practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Thompson, M., McLaughlin,C.W.,& Smith,R.G. (1995). Merril Physical Science Teacher. Wraparound Edition, New York: Glencoe McGrawHill

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplkasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rosda