Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI DEMOKRASI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIII-A SEMESTER 2
SMPN 4 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Sri Rahayu Mulyaningsih
SMPN 4 Wonogiri
ABSTRAK
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 4 Wonogiri berlangsung kurang efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari tingkat penguasaan materi yang cenderung tidak bertahan lama dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Penyebab permasalahan ini adalah guru masih senang menerapkan model pembelajaran ceramah sehingga keterlibatan siswa kurang tampak. Bertolak dari permasalah ini maka dalam penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan tipe make a match. Pendekatan tipe make a match dilakukan dalam tiga siklus kegiatan, di mana setiap siklus diberi perlakuan kegiatan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa meningkat, pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 62,27, pada siklus II mengalami peningkatan 70,09 dan pada siklus III meningkat menjadi 90,90. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan tipe make a match perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan hasil belajar materi demokrasi di kelas VIII-A Smp negeri 4 Wonogiri.
Kata Kunci: Tipe Make A Match, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 4 Wonogiri ditemukan beberapa permasalahan, sebagai berikut. Yaitu adanya asumsi siswa yang menganggap pelajaran PKn cukup mudah. Masih kurang optimalnya minat siswa kelas VIII A SMP N 4 Wonogiri tahun pelajaran2015 / 2016 dalam pelajaran PKn. Hasil belajar siswa kelas VIII A SMP N 4 Wonogiri untuk mata pelajaran PKn kurang optimal. Untuk menghindari agar tidak terjadi suatu pemahaman yang keliru, maka berdasarkan identifikasi tersebut di atas, penelitian ini dibatasi pada hasil belajar PKn tentang standar kompetensi 4, yaitu memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siswa kelas VIII A semester 2 SMP Negeri 4 Wonogiri tahun pelajaran 2015 / 2016.
Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan model pembelajaran yang pertama kali dikembangkan oleh Curran (1995) dengan mencari variasi mode berpasangan. Dengan memakai media kartu soal dan jawaban , setiap siswa diajak memikirkan jawaban dari soal yang dipegang. Sedangkan pada siswa yang lain harus memikirkan soal dari jawaban yang diterima sekaligus mencari pasangan masing-masing atas soal dari jawaban kartu yang dipegang. Model ini mendidik siswa untuk bergerak cepat dan tangkas. Selain itu juga harus berfikir cerdik untuk memperoleh jawaban dari tugas yang diberikan. Strategi dalam mencari pasangan yang cocok inilah melatih kecerdasan siswa dalam mengerjakan tugas.
Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match yaitu (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi reviuw. Sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. (2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.(3) Setiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang.(4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu jawaban).(5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point atau nilai. Setelah satu babak selesai, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda dari kartu sebelumnya.(6) simpulan. Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada seluruh siswa mengkomfirmasikan hal-hal yang mereka lakukan yaitu memasangkan pertanyaan dan jawaban setelah melaksanakan penilaian.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan (1) Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siswa kelas VIII A semester 2 SMP Negeri 4 Wonogiri tahun pelajaran 2015 / 2016 dalam pelajaran PKn. (2) Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A semester 2 SMP Negeri 4 Wonogiri tahun pelajaran 2015 / 2016 dalam mata pelajaran PKn.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi standar kompetensi 4, yaitu ,memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Wonogiri tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama selama 4 bulan yaitu mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2016. Dengan perincian bulan Februari 2016 minggu ke 1,2,3, menyusun proposal penelitian, minggu ke 4 Februari dan minggu ke 1 bulan Maret 2016 menyusun instrumen penelitian dan pembelajaran, bulan Maret 2016 minggu ke 2 melakukan kegiatan pra siklus minggu ke 3 Maret melakukan analisis ,minggu 4 bulan Maret 2016 melakukan penelitian siklus 1 dan minggu ke1 bulan April menganalisis selanjutnya minggu ke 2 melakukan penelitian siklus 2, minggu ke 3 bulan April 2016 menganalisis selanjutnya sampai minggu ke 4April melakukan penelitian siklus 3, minggu ke 1 bulan Mei analisis selanjutnya Minggu 2,3,4,5 Mei 2016 menyusun laporan penelitian.
Objek penelitian ini ialah proses pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas VIII A Semester 2 SMP Negeri 4 Wonogiri. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VIII A SMP Negeri 1 Wonogiri semester 2 tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik 22 terdiri dari 12 laki-laki dan 10 perempuan. Pengambilan subyek penelitian ini didasarkan pada kondisi kelas yang aktivitas dan hasil belajarnya rendah. Kelas VIII A dipilih sebagai subjek penelitian dikarenakan peneliti akan menerapkan Metode pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn pada materi standar kompetensi 4: memahami pelaksanan demokrasi dalam berbagai kehidupan. Jenis data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua. Data Kuantitatif merupakan data hasil belajar siswa yang diambil dengan cara memberikan tes kepada siswa setelah selesai tindakan. Data Kualitatif merupakan data yang berupa hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Sumber data siswa yang diperoleh dari hasil observasi dan pelaksanaan siklus dari siklus pertama hingga terakhir yang dilakukan secara sistematik. Sumber data guru diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Data ini diperoleh dari data awal, hasil tes, serta hasil pengamatan selama proses pembelajaran. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (Sutopo, 2002: 64). Spradley dalam H. B. Sutopo, 2002: 65 menyatakan bahwa dalam teknik observasi ini dapat dibagi menjadi: (1) observasi tak berperan sama sekali (non-participant observation) dan (2) observasi berperan (participant observation) yang terdiri dari (a) Mengikuti pembelajaran dengan antusias, (b) Menjalin kerja sama dalam memecahkan masalah, (c) Memberikan Alternatif dalam memecahkan permasalahan, (d) Peka, tanggap dan bersikap terbuka, (e) Menyelesaikan tugas tepat waktu.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observer berperan aktif. Peneliti bertindak sebagai guru sehingga mengajar secara langsung menerapkan Metode pembelajaran Make A Match. Sedangkan guru lain yaitu Drs Heri Widodo bertindak sebagai observer/ pengamat. Adapun yang diobservasi adalah aktivitas peserta didik sebelum tindakan, aktivitas peserta didik saat diberi tindakan, kinerja guru dalam pembelajaran PKn sebelum tindakan, dan kinerja guru dalam pembelajaran PKn dengan Metode pembelajaran Make A Match.
Wawancara merupakan suatu kegiatan interaksi dan komunikasi verbal yang bertujuan mendapatkan informasi yang diinginkan. Menurut Ismail (2011:97) wawancara merupakan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung.
Penelitian melakukan wawancara dengan guru kelas VIII A SMP N 4 Wonogiri yang bertujuan mengumpulkan informasi dan memperoleh data yang berkaitan dengan aspek pembelajaran, penentuan tindakan , respon yang timbul sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatife tipe Make A Match.
Tes Adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan,, intelegensia, ketrampilan kemampuan dan bakat yang dimiliki setiap individu atau kelompok (Ismail, 2011: 103). Tes dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar kemampuan dasar siswa.
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah dengan pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen. Ismail (2011:107) mengatakan dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya dari siswa. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari kegiatan observasi.
Teknik mencatat dokumen oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2002: 69) disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Sugiyono (2009: 329) mengungkapkan bahwa “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.â€
Data dokumentasi digunakan untuk memperoleh berbagai arsip yang diperlukan dalam penelitian ini, seperti data siswa kelas VIII A hasil perolehan nilai dari sebelum tindakan sklus I, II, III, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi – kisi, pedoman, penskoran, tes tertulis, soal, siklus I, II, III dan kunci jawaban. Foto yang diambil adalah pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran setiap siklus yang digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumentasi foto kegiatan pembelajaran, merupakan instrumen yang penting karena sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Rekaman selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran juga dapat dilihat kembali oleh peneliti untuk mengkroscekkan data yang diperoleh.
Lembar Observasi merupakan alat pengumpul data yang berisi indikator yang hendak diamati secara langsung oleh peneliti untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Alat yang digunakan dalam wawancara adalah dengan pedoman wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan yang sudah disusun secara terencana terkait dengan pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Serta untuk mengukur atau memberi angka terhadap proses pembelajaran siswa yang mencerminkan tingkat penguasaan terhadap materi. Tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Menurut Arikunto (dalam Ismail, 2011: 142), validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau kurang sahih memiliki validitas rendah. Dalam penelitian ini untuk menjamin kesahihan data dan mengembangkan validatas data yang dikumpulkan digunakan trianggulasi data (sumber).
Trianggulasi sumber yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Dalam penelitian ini, sumber data adalah aktivitas siswa, aktivitas guru dan kepala sekolah.Untuk mengetahui seberapa hasul belajar siswa dalam mengikuti proses belajar digunakan metode teknik deskriptif melalui presentase.
Indikator keberhasilan pelajaran PKn siswa kelas VIII A SMP N 4 Wonogiri, dikatakan berhasil apabila 80% siswa telah mencapai nilai diatas kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang diterapkan untuk mata pelajaran PKn yaitu sebesar 76. Jadi apabila dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut dicapai.
Menurut Suwandi (2009: 61) “Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan/keefektifan penelitian.†Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas dan hasil belajar materi memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan dalam pembelajaran PKn bagi peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Wonogiri setelah menerapkan Metode pembelajaran Make A Match. Indikator kinerja ini dipilih karena berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik dan perolehan nilai penguasaan materi tergolong masih rendah dan rata-rata masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 76 ketercapai ketuntasan klasikal 100%. Pada akhir siklus penguasaan materi berbagai sistem dalam kehidupan manusia meningkat/ berhasil jika secara klasikal peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 76 mencapai 100%. Nilai rata-rata kelas minimal Disamping itu terjadi peningkatan aktivitas ditandai 75% peserta didik memiliki nilai ≥ baik.
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah operasioanl baik, langkah-langkah penelitian tersebut yaitu: (1) memilih masalah, (2) studi pendahuluan, (3) merumuskan masalah, (4) merumuskan hipotesis, (5) memilih tindakan, (6) menentukan variable dan sumber data, (7) menentukan dan menyusun instrument, (8) mengumpulkan data, (9) analisis data, (10) menarik kesimpulan, (11) menulis laporan (Arikunto, 2006:22).
Tahapan penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Arikunto, 2002:66) yang terdiri dari empat komponen, yaitu (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan 3 siklus, siklus pertama bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman pkm, siklus 1 digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus 2. Hasil peroses tindakan pada siklus 2 bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKM setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus pertama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan
Prasiklus
Kondisi awal aktivitas peserta didik dan hasil belajar PKn kelas VIII A SMP Negeri 4 Wonogiri sebelum dilakukan tindakan kelas adalah dari tes kemampuan awal yang dilaksanakan pada hari kamis 10 maret 2016. Dari 22 peserta didik diperoleh hasil sebagai berikut: 5 peserta didik (22,72) yang mendapat nilai diatas KKM, dan dari 17 peserta didik (77,27) yang mendapat nilai dibawah KKM, nilai rata-rata 63,27 nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 54. Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan terdapat aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PKn diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel Prestasi belajar siswa pra Siklus
No |
Nilai |
Jml |
% |
1 |
54 |
2 |
9,1 |
2 |
55 |
4 |
18,18 |
3 |
56 |
2 |
9,1 |
4 |
57 |
2 |
9,1 |
5 |
58 |
4 |
18,18 |
6 |
69 |
1 |
4,5 |
7 |
77 |
3 |
13,63 |
8 |
78 |
1 |
4,5 |
Jumlah |
22 |
100% |
|
Siswa Tuntas |
7 |
31,81% |
|
Siswa Belum Tuntas |
15 |
68,19% |
|
Nilai Rata-rata |
63,27 |
||
Nilai Tertinggi |
78 |
||
Nilai Terendah |
54 |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 siswa (4,5%) mendapat nilai tertinggi yaitu 78, 3 siswa (13,63%) mendapat nilai 77, 3 siswa (13,63%) mendapat nilai 76, 1 siswa (4,5%) mendapat nilai 69, 4 siswa (18,18%) mendapat nilai 58, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 57, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 56, 4 siswa (18,18%) mendapat nilai 55, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 54. Dari hasil evaluasi prasiklus ini, siswa yang meraih ketuntasan hanya sebesar 31, 81%. Hal ini dirasa kurang karena penguasaan materi masih rendah, terlihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai ketuntasan (68,18) , hal ini yang menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan perbaikan.
Siklus I
Pada siklus I, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP mata pelajaran PKn dengan materi demokrasi, kartu soal dan jawaban serta alat evaluasi, untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran.
Siklus I merupakan siklus awal yang dilakukan oleh peneliti yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 31 Maret 2016, jumlah siswa yang mengikuti pelajaran sebanyak 22 siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus I, guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, guru membuka pelajaran dengan salam dan mengajak siswa berdoa, setelah itu guru menanyakan kehadiran siswa. Guru mengadakan apersepsi tentang demokrasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, guru menjelaskan materi SK 4: memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan.
Guru menyiapkan kartu soal dan jawaban tentang demokrasi dan membagi siswa menjadi 2 kelompok, kelompok pertama sebagai pemegang kartu soal dan kelompok kedua sebagai pemegang kartu jawaban.
Guru membagikan kartu soal kepada setiap siswa dalam kelompok pemegang soal. Guru membagikan kartu jawaban kepada setiap siswa dalam kelompok pemegang jawaban. Siswa mencari pasangan dari soal dan jawaban dalam waktu yang ditentukan oleh guru. Setelah siswa menemukan pasangan masing-masing kartu soal dan jawaban, setiap pasangan mempresentasikan hasil soal dan jawaban nya didepan kelas.
Setelah semua mempresentasikan soal dan jawaban secara berpasangan guru bersama siswa menarik kesimpulan , diakhir pelajaran guru memberikan soal post test kepada siswa. Guru menutup pelajaran dengan doa. Adapun nilai hasil belajar PKn siklus 1 sbb:
Tabel prestasi belajar siswa siklus 1
No |
Nilai |
Jml |
% |
1 |
55 |
2 |
9,1% |
2 |
56 |
2 |
9,1% |
3 |
57 |
1 |
4,5% |
4 |
58 |
1 |
4,5% |
5 |
60 |
3 |
13,63% |
6 |
65 |
2 |
9,1% |
7 |
70 |
1 |
4,5% |
8 |
76 |
4 |
18,18% |
9 |
77 |
5 |
22,72% |
10 |
79 |
1 |
4,5% |
Jumlah |
22 |
100% |
|
Siswa Tuntas |
10 |
45,44% |
|
Siswa Belum Tuntas |
12 |
54,56% |
|
Nilai Rata-rata |
67,5 |
||
Nilai Tertinggi |
79 |
||
Nilai Terendah |
55 |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 siswa (4,5%) mendapat nilai tertinggi yaitu 79, 5 siswa (22,72%) mendapat nilai 77, 4 siswa (18,18%) mendapat nilai 76, 1 siswa (4,5%) mendapat nilai 70, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 65, 3 siswa (13,63%) mendapat nilai 60, 1 siswa (4,5%) mendapat nilai 58, 1 siswa (4,5%) mendapat nilai 57, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 56, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 55.
Dari hasil siklus ini, siswa yang meraih ketuntasan hanya sebesar 45,45%. Hal ini dirasa kurang masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan 54,54, hal ini yang menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran PKn menggunakan metode Make A Match dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil observasi pada siklus I sebagai berikut:
Hasil observasi pada aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Make A Match menunjukkan bahwa guru belum maksimal dalam mempersiapkan siswa secara fisik dan mental. Guru juga kurang memotivasi dan menarik perhatian siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dalam pelaksanaan metode Make A Match guru sudah baik dalam menjelaskan langkah langkah metode Make A Match kepada siswa, hanya saja kurang maksimal dalam membimbing siswa dalam melakukan metode Make A Match karena suasana kelas yang gaduh.
Pengamatan aktivitas siswa
Hasil observasi pada aktivitas pembelajaran dengan metode Make A Match menunjukkan bahwa baik guru dan siswa telah melakukan prosedur pembelajaran yang telah dibuat dengan baik dan runtut. Siswa juga sangat aktif dalam melakukan metode Make A Match, hal ini terlihat dari siswa yang sangat antusias mencari pasangannya masing-masing. Walaupun masih kurang maksimal dalam pelaksanaannya , tetapi baik guru dan siswa dapat bekerja sama selama proses pembelajaran berlangsung.
Refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas dan diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai perbaikan pada siklus II. Dalam pelaksanaan siklus I dapat diketahui terdapat peningkatan nilai PKn materi KD 4.1:menjelaskan hakekat demokrasi. Hal ini dapat dilihat dari prosentase ketuntasan siswa pada kondisi awal, siswa yang sudah mencapai KKM 22,72 dan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 77,27% dengan nilai rata-rata 63,27, sedang pada siklus I nilai siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 45,45 dan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 54,54 dengan nilai 67,5. Dari hasil refleksi siklus I perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Hasil refleksi siklus I dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan pelaksanaan tindakan siklus II.
Siklus II
Pada siklus II guru mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa dokumen tertulis seperti silabus , RPP mata pelajaran PKn dengan materi demokrasi dan alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa juga lembar observasi guru dan siswa.
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 14 April dan 21 April 2016, dengan jumlah siswa yang mengikuti pelajaran sebanyak 22 siswa.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, guru membuka pelajaran dengan salam dan mengajak siswa berdoa, setelah itu guru menanyakan kehadiran siswa. Guru mengadakan apersepsi tentang demokrasi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, guru menjelaskan SK 4: memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu Make A Match.
Guru menyiapkan kartu soal dan jawaban tentang demokrasi dan membagi siswa menjadi 2 kelompok, kelompok pertama sebagai pemegang kartu soal dan kelompok kedua sebagai pemegang kartu jawaban.
Guru membagikan kartu soal kepada setiap siswa dalam kelompok pemegang soal. Guru membagikan kartu jawaban kepada setiap siswa dalam kelompok pemegang jawaban. Siswa mencari pasangan dari soal dan jawaban dalam waktu yang ditentukan oleh guru. Setelah siswa menemukan pasangan masing-masing kartu soal dan jawaban, setiap pasangan mempresentasikan hasil soal dan jawaban nya didepan kelas.
Setelah semua mempresentasikan soal dan jawaban secara berpasangan guru bersama siswa menarik kesimpulan , diakhir pelajaran guru memberikan soal post test kepada siswa. Guru menutup pelajaran dengan doa. Adapun nilai hasil belajar PKn materi KD 4.2 menjelaskan pentingnya kehidupan demokrasi dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara sbb:
Tabel Prestasi belajar siswa siklus II
No |
|
Nilai |
Jml |
% |
|
1 |
|
56 |
2 |
9,1% |
|
2 |
|
57 |
2 |
9,1% |
|
3 |
|
58 |
1 |
4,5% |
|
4 |
|
59 |
1 |
4,5% |
|
5 |
|
65 |
2 |
9,1% |
|
6 |
|
70 |
2 |
9,1% |
|
7 |
|
76 |
3 |
13,6% |
|
8 |
|
77 |
3 |
13,6% |
|
9 |
|
78 |
5 |
22,72% |
|
10 |
|
80 |
1 |
4,5% |
|
|
Jumlah |
22 |
100% |
||
|
Siswa Tuntas |
12 |
54,56% |
||
|
Siswa Belum Tuntas |
10 |
45,44% |
||
|
Nilai Rata-rata |
70,09 |
|||
|
Nilai Tertinggi |
80 |
|||
|
Nilai Terendah |
56 |
|||
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 siswa (4,5%) mendapat nilai tertinggi yaitu 80, 5 siswa (22,72%) mendapat nilai 78 , 3 siswa (13,6%) mendapat nilai 77, 3 siswa (13.6%) mendapat nilai 76, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 70, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 65, 1 siswa (4,5%) mendapat nilai 59, 1 siswa (4,5%) mendapat nilai 58,, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 57, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 56.
Dari hasil siklus II, siswa yang meraih ketuntasan hanya sebesar 54,54%. Hal ini dirasa kurang masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini yang menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran PKn menggunakan metode Make A Match dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil observasi pada siklus II sebagai berikut:
Hasil observasi pada aktivitas guru mengalami peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Make A Match menunjukkan bahwa guru sudah baik dalam mempersiapkan siswa secara fisik dan mental. Guru juga sudah mulai memotivasi dan menarik perhatian siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan guru mampu membimbing siswa dilakukannya metode Make A Match karena suasana kelas yang kondusif.
Hasil observasi pada aktivitas siswa mengalami peningkatan ditunjukkan dengan siswa yang sudah paham benar terhadap penerapan metode Make A Match. Pembelajaran dengan metode Make A Match menunjukkan bahwa baik guru dan siswa telah melakukan prosedur pembelajaran yang telah dibuat dengan baik dan runtut. Siswa juga sangat aktif dalam melakukan metode Make A Match, hal ini terlihat dari siswa yang sangat antusias saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus II dengan menggunakan metode Make A Match telah terjadi peningkatan persentase ketuntasan siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 54,54% dan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 45,45% dengan nilai rata-rata 74,27. Dari hasil Refleksi siklus II perlu diadakan perbaikan pada siklus ke III seperti terlihat pada tabelrikut siklus III. Hasil refleksi siklus II dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan pelaksanaan tindakan siklus III.
Siklus ke III
Hasil refleksi penerapan tindakan siklus II dinilai belum optimal, maka peneliti perlu pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya. Peneliti dan guru berusaha meningkatkan hasil belajar siswa sesuai target yang diinginkan dengan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dan II.
Pada siklus III guru mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa dokumen tertulis seperti silabus , RPP mata pelajaran PKn dengan materi demokrasi, alat peraga dan alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa. Siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 28 April dan 05 Mei 2016, dengan jumlah siswa yang mengikuti pelajaran sebanyak 22 siswa.
Pelaksanaan tindakan pada siklus III, guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengajak siswa berdoa, setelah itu guru menanyakan kehadiran siswa. Guru mengadakan apersepsi tentang demokrasi. Guru menjelaskan SK 4: memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu Make A Match.
Guru menyiapkan kartu soal dan jawaban tentang demokrasi dan membagi siswa menjadi 2 kelompok, kelompok pertama sebagai pemegang kartu soal dan kelompok kedua sebagai pemegang kartu jawaban. Guru membagikan kartu soal kepada setiap setiap siswa dalam kelompok pemegang soal. Guru membagikan kartu jawaban kepada setiap siswa dalam kelompok pemegang jawaban. Siswa mencari pasangan dari soal dan jawaban dalam waktu yang ditentukan oleh guru. Setelah siswa menemukan pasangan masing-masing kartu soal dan jawaban, setiap pasangan mempresentasikan hasil soal dan jawaban nya didepan kelas.
Guru menarik simpulan, diakhir pelajaran guru memberikan soal post test kepada siswa. Guru menutup pelajaran dengan doa. Adapun nilai hasil belajar PKn materi SK 4: memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan sbb:
Tabel prestasi belajar siswa siklus III
No |
Nilai |
Jml |
% |
1 |
73 |
2 |
9,1% |
2 |
78 |
1 |
4,5% |
3 |
79 |
4 |
18,18% |
4 |
80 |
6 |
27,27% |
5 |
81 |
3 |
13,63% |
6 |
82 |
3 |
13,63% |
7 |
83 |
2 |
9,1% |
8 |
85 |
1 |
4,5% |
Jumlah |
22 |
100% |
|
Siswa Tuntas |
20 |
90,88% |
|
Siswa Belum Tuntas |
2 |
9,56% |
|
Nilai Rata-rata |
80 |
||
Nilai Tertinggi |
85 |
||
Nilai Terendah |
73 |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 siswa (4,5%) mendapat nilai tertinggi yaitu 85, 2 siswa (9,1%) mendapat nilai 83, 3 siswa (13.63%) mendapat nilai 82, 3 siswa (13,63%) mendapat nilai 81, 6 siswa (27,27%) mendapat nilai 80, 4 siswa (18,18%) mendapat nilai 79, 1 siswa (4,5%) mendapat nilai 78,2 siswa (9,1)mendapat nilai 73.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data hasil perolehan siklus III, dari 22 siswa yang memenuhi kreteria ketuntasan minimal 76 , 12 meningkat menjadi 20 siswa sedang 2 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Kegiatan Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran PKn menggunakan metode Make A Match dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil observasi siklus III, pada aktivitas guru mengalami peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Make A Match menunjukkan bahwa guru sudah baik dalam mempersiapkan siswa secara fisik dan mental. Guru juga sudah mulai memotivasi dan menarik perhatian siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan guru mampu membimbing siswa dilakukannya metode Make A Match karena suasana kelas yang kondusif. Hasil observasi pada aktivitas siswa mengalami peningkatan ditunjukkan dengan siswa yang sudah paham benar terhadap penerapan metode Make A Match. Pembelajaran dengan metode Make A Match menunjukkan bahwa baik guru dan siswa telah melakukan prosedur pembelajaran yang telah dibuat dengan baik dan runtut. Siswa juga sangat aktif dalam melakukan metode Make A Match, hal ini terlihat dari siswa yang sangat antusias saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ,secara umum kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran sudah baik.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus III dengan menggunakan metode Make A Match telah terjadi peningkatan persentase ketuntasan siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 90,90% dan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 9,09% dengan nilai rata-rata 80.
Dari nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I,II,III, siswa yang sudah mencapai KKM meningkat, yang semula 12 siswa menjadi 20 siswa, hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 90,90%. Siswa sudah terlihat siap mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan siklus sebelumnya, suasana saat pembelajaran lebih kompetitif, tapi menyenangkan sehingga menunjukkan hasil belajar PKn.
Kegiatan penelitian pada siklus III ini sudah sangat memuaskan dan pelaksanaan pembelajaran lebih baik dari pada siklus I dan II. Oleh karena itu evaluasi pada siklus I hingga siklus III ini mengalami kenaikan dan dari hasil evaluasi telah mencapai KKM 76. Hasil penelitian kelas ini berhasil sesuai harapan dalam penelitian ini hasil belajar PKn siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Wonogiri tahun ajaran 2015 / 2016 mencapai ketuntasan sebesar 90,90%. Dengan demikian peneliti mengakhiri penelitian ini pada siklus III.
Pembahasan
Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pembahasan yang dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh selama penelitian bahwa hasil belajar PKn dengan metode pembelajaran kooperatif model Make A Match telah mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil penelitian dari prasiklus, siklus I, siklus II dan siklus III, menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar PKn. Aktivitas siswa dalam belajar seperti memperhatikan penjelasan guru, mencatat atau menerangkan materi pelajaran yang diberikan oleh guru, memecahkan masalah dengan berdiskusi kelompok, bertanya dan berpendapat serta mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas secara keseluruhan telah meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan pada siklus I dengan rata-rata 67,5 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 45,45% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 10 siswa dan yang tidak tuntas adalah 12 siswa. Sedangkan pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata 70,09 dengan persentase ketuntasan belajar siswa adalah 54,54% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 12 siswa. Pada siklus III menunjukkan nilai rata-rata dengan persentase ketyntasan belajar siswa adalah 90,90%, pada siklus III ini nilai rata-rata kelas adalah 80. Maka indikator keberhasilan telah tercapai , sehingga dapat dikatakan hipotesis yang berbunyi dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIII A SMP N 4 Wonogiri semester 2 tahun 2015/2016 diterima/terbukti.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama tiga siklus dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada mata pelajaran PKn materi demokrasi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Wonogiri dapat ditarik simpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya nilai siswa pada setiap siklus, yaitu pada kondisi awal nilai rata-rata 62,27 dengan jumlah yang tuntas sebanyak 7 siswa (31,81%). Setelah tindakan pada siklus I kondisi tersebut telah mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 67,5 dan siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa (45,45%). Pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 70,09 dengan jumlah yang tuntas sebanyak 12 siswa (54,54%). Pada siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 80 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,90%).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn, melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siswa kelas VIII A SMP N 4 Wonogiri semester 2 tahun ajaran 2015/2016 peneliti memberikan saran untuk guru dan sekolah hendaknya menjadikan model pembelajaran Make A Match sebagai alternatif model pembelajaran di SMP. Guru hendaknya mampu merencanakan pembelajaran dengan baik sebelum menerapkan model pembelajaran Make A Match. Hal tersebut agar pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Siswa hendaknya memahami langkah-langkah model pembelajaran Make A Match terlebih dahulu, sebelum melakukan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Make A Match.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Aunurahman. 2012. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan
.2006. Pedoman Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan SMP. Jakarta: Depdiknas.
Ismail. 2011. Penelitian Pendidikan Sukoharjo. Univet: Bantara Press
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Huda, Miftakhul. 2013. Model pengajaran dan pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Ngalimun. 2012. Strategi dan model pembelajaran. Banjarmasin: Cripta Cendia.
Riyanto, astim. 2009. Kapita selecta hukum konstitusi. Bandung:YAPEMDO
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo persada
Sapriana. 2007. Perspektif pemikiran pakar tentang pendidikan kewarganegaraan dalam pembangunan karakter bangsa (sebuah kajian konseptual-Filosofis Pkn dalam konteks pendidikan IPS). Bandung: UPI
Siregar, Erlina. 2014. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Supriyono, Agus. 2012. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sutama, Sufanti. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: FKIP UMS
Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wahab, AA dan sapriya. 2011. Teori Dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Winaputra.
Winaputra. 2001. Membangun Etos Demokrasi Melalui Proyek Belajar Kami Bangsa Indonesia. Bandung: CICED.