UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL pada peserta didik kelas VII.A SMP Negeri 1 GUNTUR Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017

 

Sri Lismiyatun

SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak

 

ABSTRAK

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: 1. Bagaimana proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar PKN materi ‘Kegiatan Ekonomi Masyarakat’ melalui metode ceramah bervariasi dengan media audio-visual pada peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017? 2.Bagaimana hasil peningkatan prestasi belajar PKN materi “Kegiatan Ekonomi Masyarakat” melalui metode ceramah bervariasi dengan media audio-visual pada peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 ? 3.Bagaimana pengaruh perubahan motivasi, perilaku dan sikap peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 setelah menerima pembelajaran melalui metode ceramah bervariasi dengan media audio visual ? Tujuan penelitian ini adalah (1).Mendeskripsikan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar PKN materi “Kegiatan Ekonomi Masyarakat” melalui metode ceramah bervariasi dengan media audio-visual pada peserta didik kelas VII.A SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 (2).Mendeskripsikan hasil peningkatan prestasi belajar PKN materi “Kegiatan Ekonomi Masyarakat” melalui metode ceramah bervariasi dengan media audio-visual pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017; (3). Mendeskripsikan pengaruh perubahan motivasi, perilaku dan sikap peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 setelah menerima pembelajaran melalui metode ceramah bervariasi dengan media audio visual Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I rata-rata 61,66 siklus II 87,00.Simpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model Team Assisted Individualization dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Peserta didik kelas VII.A SMP Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sejarah.

Kata Kunci: Pembelajaran PKN, pembelajaran kooperatif, media audio visual

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kelulusan, Namun berdasarkan hasil pengamatan di SMPN 1 Guntur pada tahun 2007 terhadap cara mengajar, masih terbiasa, guru ceramah, sehingga proses kurang memiliki daya tarik bagi siswa, yang pada akhirnya hasil belajar PKn siswa kelas VII.A rendah. Hal ini bisa dicermati hasil rata-rata nilai raport tengah semester gasal hanya 6,25

Disisi lain, Didasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2006 Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa: (1)         Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menuju ke arah tersebut memerlukan disain atau rencana pembelajaran yang harus disusun berdasarkan strategi yang tepat. Oleh karena itu untuk upaya peningkatan hasil belajar PKn yang rendah bagi siswa kelas VII.A SMPN 1 Guntur Kabupaten Demak digunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Slavin, 1990, menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif hasil belajar lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan berulang-ulang hingga 45 kali, tetap menunjukkan hasil yang lebih tinggi.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif/ cooperative learning (CL) menekankan sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerjasama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif. Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk macam tujuan yang telah ditetapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dimungkinkan sesuai dengan tuntutan Peraturan Pemerintah tersebut adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan Strategi Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka upaya peningkatan hasil belajar PKn digunakan strategi kooperatif teknik think paire and sharre pada siswa kelas VII.A di SMPN 1 Guntur Tahun 2016/2017 .

Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa Kelas VII.A SMPN 1 Guntur Tahun 2016/2017 ?”

Tujuan Penelitian

Seperti apa yang dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif siswa kelas VII.A SMPN 1 Guntur Tahun 2016/2017 .

Manfaat penelitian

1.   Bagi siswa , PTK ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar PKn

2.   Bagi Guru ,khususnya peneliti bermanfaat untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran PKn sesuai dengan yang dikehendaki KTSP .

3.   Bagi Sekolah merupakan upaya inovasi dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan Sekolah , khususnya dalam meningkatkan hasil belajar .

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, maka hikpotesis tindakan adalah “Ada peningkatan hasil belajar PKn melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif Siswa VII.A SMPN 1 Guntur Kabupaten Demak Tahun 2016/2017.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas , kajian teori dan hipotesis tindakan yang mendukung PTK ini adalah teori teori tentang: a). Strategi pembelajaran, (1) pengertian strategi pembelajaran, (2) Pengertian Strategi pembelajaran kooperatif, (3) Manfaat Pembelajaran Kooperatif (4) Tujuan Pembelajaran Kooperatif (5) Teknik/model pembelajaran kooperatif, b) Hasil Belajar (1) Pengertian hasil belajar (2) Hasil belajar kognitif, affektif dan psikomotor, (3) Tujuan hasil belajar PKn c) Hubungan Strategi Pembelajaran dengan hasil belajar PKn

Strategi Pembelajaran

Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi dalam kamus Poerwodarminto, artinya siasat perang. Konsep strategi ini memang pada mulanya banyak digunakan dalam bidang militer. Clausewits dalam karya instrumentalnya mengenai peperangan mendefinisikan strategi sebagai seni penggunaan peperangan untuk memperoleh tujuan perang. Dengan kata lain dikatakan bahwa strategi adalah membentuk rencana-rencana perang, memetakan atau menggambarkan jalannya tentara yang berbeda dan menyusun peperangan serta mengatur pertempuran yang harus diperjuangkan.

Berdasarkan pengetian tersebut strategi pembelajaran dapat diartikan: sebagai pola rencana dan pelaksanaan program pembelajaran yang menggambarkan perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan demikian dalam aplikasi strategi pembelajaran selalu terkait dengan pendekatan, metode, teknik pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif/ cooperative learning (CL) menekankan sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerjasama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif. Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk macam tujuan yang telah ditetapkan

 

 

Hubungan Strategi Pembelajaran dengan hasil belajar PKn

Reigeluth dan Merril (1979 dan 1983) mengklasifikasi variabel pembelajaran menjadi tiga yaitu: instructional conditions, instructional methods, and instructional outcomes.

Instructional methods, didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai instructional outcomes yang berbeda dibawah instructional conditions yang berbeda. Berarti strategi pembelajaran merupakan komponen variabel dari instructional methods (Degeng, 1997:10). Pada dasarnya semua variabel yang diklasifikasi ke dalam metode pembelajaran dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran untuk dilihat tingakt keefektifannya untuk mencapai hasil pembelaajran yang diinginkan.

Instructional conditions, didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel ini berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran. Variabel ini harus diterima adanya, tetapi menjadi bahan pijakan dalam penetapan metode pembelajaran. Contohnya seperti motivasi, minat, tingkat sosial siswa, bakat siswa, tingkat ekonomi dsb. Meskipun tidak bisa dimanipulasi, pada saat tertentu, ia dapat dimanipulasi. Pada saat seperti ini, posisinya berubah menjadi metode pembelaajran. Contoh: akan giat belajar, sebelum tes harian dilakukan, ada motivasi kepada siswa “ Anak-anak, minggu depan tes harian! Bagi anak-anak yang memperoleh nilai sempurna atau 100, maka akan mendapat hadian berupa …..”. Ini berarti kondisi sebelumnya anak kurang berminat terhadap pelajaran ybs, oleh karena itu guru menggunakan cara-cara, agar perolehan hasil tes meningkat.

Instructional Outcomes, mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan suatu methode di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Akibat-akibat inilah yang dapat dijadikan indikator ketercapaian kompetensi dasar. Oleh karena itu indikator ketercapaian kompetensi dasar, dapat berupa (1) hasil pembelajaran yang nyata (actual otucomes) (2)      hasil pembelajaran yang diinginkan (disired outcomes) (Degeng, 1997:11)

Berdasarkan uraian di atas, maka kedudukan strategi pembelajaran ada pada variabel instructional methods dan ini sangat penting dikuasai oleh guru ketika merancang pembelajaran. Ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran dari rancangan yang telah disiapkan, maka bagaimana menata materi pembelajarannya, bagaimana menyajikannya, serta alat apa yang digunakannya, disitulah peran dan kedudukan strategi pembelajaran.

Berdasarkan pola tersebut di atas, maka hubungan strategi pembelajaran dengan hasil belajar merupakan hubungan kausalitas. Artinya hasil belajar sangat dipengaruhi oleh pemilihan strategi pembelajaran, sebaliknya hasil belajar yang diinginkan juga menjadi perhatian yang serius dalam memilih stratregi pembelajaran..

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Subyek Penelitian

Subyek dalam PTK ini adalah siswa kelas VII A SMPN 1 Guntur tahun pelajaran 2016/2017 Penentuan kelas ini dilaksanakan peneliti berdasarkan hasil investigasi terhadap kelas yang diajar oleh peneliti .

 

Waktu Lamanya Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan kurang selama tiga bulan sejak mulai kegiatan persiapan hingga pelaksanaan tindakan, dengan rincian sebagai berikut (a). Refleksi awal dari hasil investigsi terhadap kelas yang menjadi subyek PTK (b).Siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 September dan 16 September 2016, (c).Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 September dan 7 Oktober 2016 (d).Analisis data dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2016

Tempat Penelitian

PTK dilaksanakan di kelas VII.A SMPN 1 Guntur Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelasanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi tahun pelajaran sebelumnya) dan invetigasi/observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjdi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK selama dua siklus. Secara rinci kegiatan tersebut disampaikan sebagai berikut.

Sebelum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Pra PTK)

a.  Refleksi Awal

Berdasarkan refleksi dari tahun pelajaran sebelumnya, maka dapat peneliti sampaikan beberapa hal

b.  Observasi untuk Mengidentifikasi Permasalahan di Kelas

Kegiatan ini dilaksanakan melalui wawancara dan angket yang diberikan kepada siswa kelas VII A SMPN 1 Guntur sebelum dilaksanakan PTK, yang berisi hal-hal berkaitan dengan pembelajaran ekonomi. Hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

1)  Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus, mulai dari tanggal 09 September dan 29 September 2015. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menentukan perbaikan tindakan pada siklus II. Sedangkan hasil refleksi siklus I nantinya digunakan sebagai acuan untuk rencana tindak lanjut pada pembelajaran selanjutnya.

2)  Rincian Prosedur Penelitian Tindak Kelas

Siklus I

Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini hal-hal yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:

a)    Membentuk kelompok-kelompok diskusi dan observasi dengan anggota masing masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

b)    Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran konstruktifistik dengan kegiatan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1). Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan yang didalamnya memuat skenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu pembelajaran konstruktifistik dengan peta konsep kelompok (ada tiga rencana pembelajaran). (2).Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.

c)     Menyusun instrumen pengumpul data yang berbentuk tes dan non tes, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1). Menyususn soal pretest dan posttest ,2) menyusun angket untuk siswa

d)    Menyusun lembar observasi untuk siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran selama PTK berlangsung, disertai dengan pedoman observasi.

e)    Menyusun lembar observasi kinerja guru untuk setiap pertemuan. Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman penilaian oleh observer tehadap aktifitas siswa dalam pembelajaran

f)     Mengisi jurnal kegiatan pembelajaran berupa catatan tentang berbagai hal yang muncul saat tindakan pembelajaran berlangsung bagi aktivitas siswa maupun aktivitas guru.

Menyusun soal tes (pretes dan postes). Sebelum menyusun soal, terlebih dahulu peneliti menyusun kisi-kisi soal dan pedoman penilaian. Pretes dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dan postes dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan siklus I.

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan oleh Guru bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus I mulai dan pertemuan pertama hingga keempat. Observasi ini digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa dan kinerja guru selama tindakan pembelajaran kooperatif. Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan peneliti mengadakan diskusi dengan para observer untuk mengetahui temuan-temuan selama tindakan pembelajaran sebagai bahan refleksi. Hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk diperbaiki pada pertemuan berikutnya. Dalam melaksanakan observasi ini, Guru menggunakan instrumen dan format observasi.

Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi peneliti dilaksanakan di setiap akhir pertemuan selama siklus I. Tahap ini merupakan tahap perenungan dari hasil mengamati secara rinci segala hal yang terjadi di kelas baik berupa aktivitas siswa maupun kinerja guru. Hasil refleksi selama empat pertemuan pada siklus I tersebut, peneliti gunakan sebagai dasar rencana perbaikan tindakan pada siklus II. Dari rencana pembelajaran seperti yang tertulis pada Tabel 1, berdasarkan refleksi khususnya pada implementasi pembelajaran pertemuan pertama, ternyata belum sepenuhnya terealisasi. Hal ini merupakan kelemahan, dan kelemahan ini peneliti diperbaiki pada pertemuan kedua, dan begitu selanjutnya. Paparan selengkapnya peneliti diuraikan pada bab IV.

Siklus II

Tahap Perencanaan Tindakan

Pada prinsipnya langkah-langkah sama seperti pada siklus I, namun pelaksanaan pembelajarannya memperbaiki dari kelemahan yang ditemukan selama siklus I. Hal-hal yang peneliti laksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a.    membentuk kelompok-kelompok belajar dengan anggota masing masing 4-5 orang siswa. Anggota kelompok pada siklus II ini mengrjakan tugas yang berbeda dengan pada siklus I , tetapi hanya dengan menukarkan tugas antar kelompok

b.    Memperbaiki rencana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran kooperatif. Perbaikan RPP ini didasari pada hasil pengamatan guru dalam proses pembelajaran selama siklus I dan hasil post-test.

c.    Memperbaiki instrumen pengumpul data, lebih disesuaikan dengan kebutuhan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran konstruktifistik pada materi Badan Usaha dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

d. Memberi arahan dan motivasi pada siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif teknik STAD .

e. Memperbaioki peranan Guru dalam pembelajaran dengan berdasar pada hasil refleksi adalam siklus I .

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap Observasi

Sama seperti pada siklus I, observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus II mulai dari pertemuan pertama hingga ke empat. Observasi ini digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa dan kinerja guru selama tindakan pembelajaran kooperatif teknik STAD berlangsung dengan menggunakan lembar observasim yang telah diperbaiki . Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan peneliti mengadakan diskusi dengan para observer untuk mengetahui temuan-temuan selama tindakan pembelajaran sebagai bahan refleksi.

Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi peneliti lakukan di setiap akhir pertemuan selama siklus II. Tahap ini merupakan tahap mengamati secara rinci segala hal yang terjadi di kelas baik berupa aktivitas siswa maupun kinerja guru. Hasil refleksi selama empat pertemuan pada siklus II ini peneliti gunakan sebagai rencana tindak lanjut pada pembelajaran selanjutnya. Paparan selengkapnya dapat diikuti pada bab IV.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut (1). Observasi terhadap kelas VII di SMPN 1 Guntur dan catatan lapangan selama tindakan pembelajaran berlangsung. Data ini diperoleh dari proses pembelajaran selama berlangsungnya siklus dalam PTK (2).Studi dokumen yang berupa hasil laporan kerja siswa (3). Wawancara dengan siswa dan observer tentang proses pembelajaran selama PTK berlangsung .

Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah lembar observasi untuk aktivitas siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan tindakan, soal pretes dan postes, jurnal kegiatan pembelajaran, dan angket, (ada dua macam, angket pra tindakan dan setelah tindakan)dan pedoman wawancara

 

Analisis Data

Analisis data peneliti lakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan langkah sebagai berikut.

1.    Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul.

2.    Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pernyataan.

3.    Melakukan analisis hasil observasi guru terhadap pelaksanaan diskusi

4.    Melakukan analisis terhadap proses hasil pengamatan guru terhadap presentasi siswa

5.    Melakukan analisis inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan pembelajaran ini terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau tidak berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan bersama observer.

6.    Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya.

7.    Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil observasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi berupa kalimat pernyataan.

 Dari ketujuh langkah tersebut di atas, selanjutnya menetapkan pedoman peningkatan hasil belajar PKn kelas VII.A SMPN 1 Guntur dengan indikator sebagai berikut:

1.    Hasil belajar meningkat jika skor postes siklus I meningkat dari pretes dan skor postes siklus II meningkat dari postes siklus I, dengan standar ketuntasan belajar secara individu sebesar ³ 70.

2.    Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui diskusi meliputi keterampilan kognitif (kemampuan beragumentasi), psikomotorik (kemampuan bekerja sama) dan afektif (kemauan menghargai orang lain) dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.

3.    Penilaian aktivitas siswa melalui penyelesian LKS, laporan hasil observasi , dan pemahaman siswa terhadap aplikasi Badan Usaha , dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus

4.    Berdasarkan angket, respon siswa menyatakan setuju dengan tindakan pembelajaran konstruktifistik tentang Badan Usaha sebesar ³ 75%.

DAFTAR PUSTAKA

Degeng, 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud. Dit. Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Degeng, 1977. Strategi Pembelajaran. Malang: IKIP Malang.

Gofur, Abdul, dan Priyanto, Anang, 2002. Pola Induk Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Udin, Wiranata Putra, Prof. Dr. 2007. Pedoman Umum, Sekolah Sebagai Wahana Pengembangan Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab melaluii Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Ditjen. Mandikdasmen.

Reigeluth, Bunderson dan Merril, 1977. ” Is There a Design of Instructional?”. Instructional Science Report. 57, 1-27.

Reigeluth, CM. dan Stein, F.S. 1983. The Elaboration Thepry of Instruction”. Instructional Design Theories and Models: An overview of their current status. Hillsdale, N.J.: Lauwrence Erlbaum Associates.

Rianto, Milan, dan Al- Hakim, 2003. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan DD/CT. Malang: Depdiknas. Ditjen. Dikdasmen. PPPG IPS dan PMP Malang.

Supriyadi, Saputro, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang