PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MATRIKS

MELALUI PEMBELAJARAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BAGI KELAS XI TOT-2

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO PADA SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Wijiyanto

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini dilaksanakan untuk mata pelajaran Matematika dengan objek penelitian siswa kelas XI TOT-2 dengan alasan di kelas tersebut nilai rata-rata kelas untuk pelajaran Matematika paling rendah dibanding kelas XI yang lainnya, dan untuk prestasi matematikanya belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal karena siswa mendapat nilai 73 ke atas masih di bawah 85%. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran pada materi matriks melalui pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) bagi Kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019; (2) hasil belajar; (3) perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar dengan Pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah meningkatkan kualitas proses pembelajaran materi matriks melalui penerapan TGT pada kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019; (2) apakah dapat meningkatkan hasil belajar dan (3) apakah ada perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar dengan Pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) bagi Kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Pelaksanaan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus secara periodik. Setiap siklus dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambil subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TOT-2 SMK Negeri 5 Sukoharjo yang berjumlah 36 orang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran pada materi matriks melalui pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) bagi Kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 lebih baik yaitu dapat mencapai target yang telah ditentukan. Hasil belajar dapat dilihat dari nilai siswa sebelum diadakan penelitian, siswa yang tergolong dalam kategori tuntas adalah 41,67%. Setelah diadakan penelitian melalui metode TGT selama dua siklus nilai siswa mulai meningkat dan siswa yang tergolong dalam kategori tuntas 86,11%. Perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar dengan Pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) bagi Kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 ditunjukkan bahwa siswa yang aktif bertanya sebelum diadakan penelitian rata-rata 2 siswa dan kurang antosias tetapi setelah diadakan penelitian siswa aktif bertanya antara 8 sampai 12 siswa.

Kata kunci: matriks, hasil belajar, dan teams games tournament (TGT)

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Matematika di kelas XI TOT-2 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo menunjukan proses pembelajaran yang belum menunjukkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar, sehingga prestasi siswa dalam proses pembelajaran tidak optimal. Kegiatan siswa di dalam proses belajar mengajar lebih banyak mendengarkan dan menulis apa yang disampaikan oleh guru. Keterlibatan siswa masih kurang. Kurangnya keterlibatan siswa tersebut tampak dari perilaku siswa diantaranya, siswa kelihatan pasif, siswa tampak melamun, mengantuk, berbicara sendiri dan tidak focus terhadap pelajaran, sehingga tidak memperhatikan pelajaran serta tidak ada siswa yang berani menjawab pertanyaan dan mengemukakan masalah materi yang belum dipahami sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode TGT (Team Games Tournament) yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi siswa. Metode pembelajaran TGT ini dilakukan bisa dengan berbagai permainan dan media pembelajaran seperti, VCD, teka-teki silang, roda impian, kartu bridge, monopoli dan scrablle. Metode TGT dapat meningkatkan rasa percara diri, kekompakan hubungan antara anggota kelompok, adanya partisipasi siswa.

Salah satu permainan yang digunakan dalam metode TGT ini adalah kartu bridge dimainkan 3 atau 5 orang. Metode TGT menggunakan kartu brige ini merupakan metode yang yang disertai permainan maka metode ini dianggap sangat menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Materi yang digunakan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode TGT menggunakan karto bridge adalah sistem ekskresi pada manusia dan hubungannta dengan kesehatan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu: (1) apakah meningkatkan kualitas proses pembelajaran materi matriks melalui penerapan TGT pada kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019; (2) apakah dapat meningkatkan hasil belajar dan (3) apakah ada perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar dengan Pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) bagi Kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran pada materi matriks melalui pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) bagi Kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019; (2) hasil belajar; (3) perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar dengan Pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT).

 

 

 

KAJIAN TEORI

Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks, disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan ketelibatan belajar.

Menurut Amanah, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, dalam http://amanahtp.wordpress.com./ 2011/11/20/ model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgtteams-games-tournament/, diakses tanggal 18 februari 2015 jam 14:00 WIB Teams Games Tournamen siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota teams yang lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok mereka.

Menurut Miftahul Huda, (2011:117) untuk memastikan bahwa seluruh peserta didik telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik, siswa akan dibagi dalam meja-meja tournament, dimana setiap meja tournament terdiri dari 4-5 orang siswa yang mewakili kelompok masing-masing. Siswa dikelompokkan dalam satu meja tournament secara homogen dari segi kemampuan akademiknya, artinya dalam satu meja tournament kemampuan setiap peserta diusahakan setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlah skor-skor diperoleh anggota-anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberi penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu. Pendapat ini diperkuat oleh Edi Prayitno dalam Safrudisn (2011) yang menyatakan bahwa setiap tim beranggotakan 4-5 orang yang memiliki kemampuan yang setara atas dasar hasil tes minggu sebelumnya. Siswa yang berprestasi paling rendah pada setiap kelompok mempunyai peluang yang sama untuk memperoleh poin bagi timnya sebagai siswa yang berprestasi tinggi. Meskipun keanggotaan tim tetap sama, tetapi tiga orang mewakili tim untuk bertanding dapat berubah berdasarkan penampilan dan prestasi masing-masing anggota. Sebagai contoh siswa yang berprestasi rendah yang sebelumnya bertanding melawan siswa yang kemampuannya setara dapat bertanding melawan siswa yang berprestasi lebih tinggi ketika menjadi lebih mampu.

Pendekatan Kelompok Kecil dalam Teams Games Tournament

Pendekatan yang digunakan dalam Teams Games tournament adalah pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran.

Menurut Dimyati dan Mundjiono, ciri pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari tujuan pengajaran dalam kelompok kecil, siswa dalam pembelajaran kelompok kecil, guru dalam pembelajaran kelompok.

Tujuan Pengajaran dalam Kelompok Kecil

Tujuan pembelajaran dalam kelompok kecil ada 4 yaitu: (a)        memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional; (b) mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong royong; (c) mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa memiliki tangung jawab; (d) mengembangkan kemampuan kepemimpian dalam kelompk tersebut.

Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil

Agar kelompok kecil dapat beperan konstruktif dan produktif dalam pembelajaran diharapkan: (a)            anggota kelompok diri menjadi anggota kelompok; (b) siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab; (c) setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong timbulnya semangat tim; (d) kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak.

Guru dalam Pembelajaran Kelompok

Peranan guru dalam pembelajaran kelompok yaitu: (a)   pembentukan kelompok; (b) perencanaan tugas kelompok; pelaksanaan; Evaluasi hasil belajar kelompok; (c) pelaksanaan; (d) Evaluasi hasil belajar kelompok

Kemampuan dan Pelaksanaan Team Games Tournament dalam Pembelajaran

Menurut Slavin (2008:166) komponen utama dalam pembelajaran TGT adalah:

Persentasi Kelas

Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan mengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerhasil dengan baik dan optimal pada saat game. Setelah presentase kelas kegiatan kelompok adalah diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban, memeriksa dan mengoreksi kesalahan konsep anggota kelompok.

Kelompok merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran TGT. Selama belajar dalam kelompok masing-masing siswa bertugas untuk mempelajari lembar kerja yang diberikan guru dan saling membantu apabila ada teman sekelompoknya yang belum menguasai materi pelajaran. Diskusi ini meningkatkan komunikasi dua arah antara siswa dan guru.

Permainan (games)

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.

Turnamen

Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader I, terbesar kedua sebagai challenger 1, terbesar ketiga sebagai challenger 2, terbesar keempat sebagai challenger 3. Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader 2. Reader 1 membaca soal dan menjawab soal pada kesempatan yang pertama. Chalenger 1 tugasnya menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila menurut challenger 1 jawaban reader 1 salah. Chalenger 2 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan challenger 1 menurut challenger 2 salah. Chalenger 3 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila jawaban reader 1, challenger 1, challenger 2 menurut challenger 3 salah. Reader 2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban. Permainan dilanjutkan pada soal nomor dua. Posisi peserta berubah searah jarum jam. Yang tadi menjadi challenger 1 sekarang menjadi challenger 2, reader 2 menjadi changlenger 3 dan reader 1 menjadi reader 2. Hal it uterus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru.

Penghargaan kelompok (team recognize)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila mendapat skor tertingg pertama.

Kompetensi Belajar

Kompetensi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu kompetensi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas lebih dalam tentang kompetensi belajar identik dengan prestasi belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu persatu untuk mengetahui apa pengertian prestasi belajar itu.

Menurut Purwanto (2009:44) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.

Menurut Kartono Kartini dalam Tulus Tu’U (2004:83), faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar siswa antara lain: (a) Faktor kesehatan, (b) Faktor kecerdasaran, (c) Faktor perhatian, (d) Faktor minat, (e) Faktor bakat.

Aktifitas Siswa

Aktivitas siswa dijelaskan lebih lanjut oleh Martinis Yamin (2007:79) yaitu “Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indicator dari kompetensi dasar yang telah dikembangkan dari materi pokok.

Keaktifan siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta siswa. Seorang guru diharpkan memiliki keterampilan dalam merangsang tumbuhnya partisipasi siswa. Dengan demikian peran serta da keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat, yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa.

KERANGKA BERPIKIR

Metode TGT ini dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu presentasi guru, tim (diskusi kelompok), tournaman/permaimanan serta penghargaan tim. Sehingga dalam penyajian materi melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermai bersama kelompoknya sehingga mampu memberi kontribusi pada peningkatan partisipasi siswa.

HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, diajukan hipotesis sebagai berikut diduga bahwa penerapan pembelajaran kooperatif TGT dengan menggunakan kartu bridge dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi matriks dan perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar materi transpose dan invers matriks bagi siswa kelas XI TOT-2 SMK Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo pada semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas XI TOT-2 SMK Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo untuk mata pelajaran Matematika, dengan alasan di kelas tersebut nilai rata-rata kelas untuk pelajaran Matematika paling rendah dibanding kelas yang lainnya, dan untuk pretasi matematika belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal karena siswa yang mendapat nilai 73 ke atas masih di bawah 86%, sehingga perlu diupayakan dengan metode pembelajaran yang tepat agar prestasi belajar Matematika dapat ditingkatkan.

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 yaitu mulai bulan Agustus 2018 sampai Oktober 2018.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TOT-2 SMK Negeri 5 Sukoharjo yang berjumlah 36 siswa. Subjek penelitian yang terpilih didasarkan pertimbangan bahwa di kelas ini siswa memiliki kemampuan dasar awal yang cenderung rendah.

Sumber Data

Sumber data penelitian diperoleh dari aktivitas guru dalam pembelajaran Matematika, aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika, dan prestasi belajar Matematika dai hasil tes yang dilakukan oleh guru.

 

 

 

 

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Observasi

Untuk memperoleh data aktivitas guru dan aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan untuk mengamati secara langsung proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-langkah observasi: (a) Perencanaan; (b) Pelaksanaan; (c) Pembahasan. Pengamatan guru meliputi: (a) Melaksanakan guru persiapan; (b) Melaksanakan pendahuluan; (c) Melakukan metode TGT; (d) Melaksanakan penutup. Pengamatan aktivitas siswa meliputi: (a) Mendengarkan guru; (b) Membaca materi; (c) Mencatat materi penting; (d) Berdiskusi dengan teman; (e) Menjadi pembicara kelompok; (f) Bertanya pada guru; (g) Mengerjakan LKS

Tes

Untuk memperoleh data prestasi belajar Matematika dengan melakukan prosedur pengembangan tes meliputi: (a) Standart Kompetensi Meme-cahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks; (b) Kompetensi Dasar: (1) mendeskripsikan operasi sederhana matriks serta menerapkannya dalam pemecahan masalah; (2) menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan matriks; (c) Menentukan indikator: (1) menentukan operasi penjumlahan matriks; (2) menentukan operasi pengurangan matriks; (3) terampil menentukan operasi penjumlahan dan pengurangan matriks; (4) terampil menentukan operasi penjumlahan dan pengurangan matriks dalam pemecahan masalah.

Data yang dianalisis adalah data pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas guru, dan prestasi belajar siswa yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian tindakan kelas, yang berupa nilai dan masing-masing pengamatan setelah diberika tes pada setiap akhir siklus. Sebagaimana bentuk penelitian ini maka analisis data yang digunakan adalah analisis perbandingan, artinya peristiwa yang timbul dbandingkan dan kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa kata-kata yang dapat menggambarkan keadaan secara sistematis. Kejadian-kejadian yang terekam serta data yang diperoleh akan ditabulasikan secara nominal kemudian ditentukan persentasenya. Dari persentase itu akan dideskripsikan kea rah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa dalam bentuk tabel dan grafik.

Prosedur Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakn-tindakan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap kondisi dimana praktek pembelajaran dilakukan. Maksud dari penelitian ini yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar matematika dengan menggunakan metode TGT (Teams Games Tournament).

Pembelajaran dengan menerapkan model TGT (Team Games Tornament) sebanyak 2 siklus, setiap siklus 2 kali pertemuan (@4 x 45 menit) dan diakhiri tes. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Agustus 2018. Adapun tempat kegiatan adalah di SMK Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Siklus I

Siklus 1 dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua bulan Agustus 2018. Langkah yang ditempuh dalam persiapan kegiatan adalah penulis menyiapkan identitas diri dan lembar tugas nomor 1 serta lembar refleksi dan lembar pengamatan. Disamping blangko-blangko tugas juga disiapkan bahan-bahan pelajaran memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks, dengan menerapkan model pembelajaran TGT dan lembar jawaban yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kompetensi pada siklus I: Mendeskripsikan macam-macam matriks. Indikatornya: (a) matriks ditentukan unsure-unsur dan notasinya; (b) matriks dibedakan menurut jenis dan relasinya; (c) menentukan matriks transpose;

Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada minggu ke 3 dan 4 bulan Agustus 2018. Langkah yang ditempuh dalam persiapan Kegiatan adalah menyiapkan bahan-bahan pelajaran operasi sederhana matriks serta menerapkannya dalam pemecahan masalah yang akan diberikan pada siklus II dengan menerapkan model TGT dengan komponen yang dilaksanakan pada siklus I. Kompetensi Dasar pada siklus II: Mendeskripsikan operasi sederhana matriks serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. Indikatornya: (a) menentukan operasi penjumlahan matriks; (b) menentukan operasi pengurangan matriks.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Awal

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019. Keadaan kelas waktu mendapatkan materi pelajaran dari guru siswa cenderung diam saja (pasif) dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru hal ini dapat terlihat saat guru memberi pertanyaan siswa hanya diam saja dan harus ditunjuk baru siswa mau menjawab. Ada beberapa siswa yang sibuk bermain sendiri tanpa memperhatikan pembelajaran, melamun, berbicara sendiri jadi peneliti mengambil masalah yang domina yaitu kurangnya partisipasi siswa yang ada di kelas.

Hasil Tindakan

Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Indikator Jumlah Prosentase
1. Tuntas 23 63.89%
2. Belum tuntas 13 36.11%

 

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam proes belajar mengalami kenaikan. Dari 41,67% (kondisi awa) menjadi 63,88%.

Hasil Belajar Siswa Siklus II

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Indikator Jumlah Prosentase
1. Tuntas 31 86.11
2. Belum tuntas 5 13.89

 

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam proes belajar mengalami kenaikan. Dari 47,22% menjadi 63,89%.

Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Indikator Aktivitas Siswa Siklus I

No. Indikator Skor Prosentase
1. Mendengarkan guru 85 85%
2. Membaca materi 45 45%
3. Mencatat materi penting 55 55%
4. Berdiskusi dengan teman 75 75%
5. Menjadi pembicara kelompok 60 60%
6. Bertanya kepada guru 55 55%
7. Mengerjakan LKS 75 75%

 

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam proses belajar cukup baik. Indikator yang sudah berjalan dengan baik yaitu nomor 1, 4, dan 7 karena kesemuanya mencapai 75% siswa yang aktif atau lebih.

Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Indikator Aktivitas Siswa Siklus II

No. Indikator Skor Prosentase
1. Mendengarkan guru 90 90%
2. Membaca materi 65 65%
3. Mencatat materi penting 75 75%
4. Berdiskusi dengan teman 80 80%
5. Menjadi pembicara kelompok 75 75%
6. Bertanya kepada guru 70 70%
7. Mengerjakan LKS 80 80%

 

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam proses belajar baik. Hampir seluruh indicator yang sudah berjalan dengan baik, karena mencapai 75% siswa yang aktif atau lebih.

Penilaian Aktivitas Guru

Penilaian Aktivitas Guru Siklus I

Indikator Pengamatan Guru Siklus I

No. Indikator Skor Prosentase
1. Melaksanakan persiapan 70 70%
2. Melaksanakan pendahuluan 75 75%
3. Melakukan metode TGT 75 75%
4. Melaksanakan penutup 60 60%

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan guru dalam proses belajar cukup baik. Indikator yang sudah berjalan dengan cukup baik yaitu nomor 2 dan 3 karena kesemuanya mencapai 75%.

Penilaian Aktivitas Guru Siklus II

Indikator Pengamatan Guru Siklus II

No. Indikator Skor Prosentase
1. Melaksanakan persiapan 80 80%
2. Melaksanakan pendahuluan 85 85%
3. Melakukan metode TGT 80 80%
4. Melaksanakan penutup 75 75%

 

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan guru dalam proses belajar baik. Indikator yang sudah berjalan dengan baik yait nomor 1, 2 dan 3 karena kesemunya mencapai 80%.

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan pembelajaran kooperatif TGT dengan menggunakan kartu bridge dapat meningkatkan hasil belajar kompetensi matriks pada siswa kelas XI TOT-2 Sekolah Menengah Kejurauan Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/1019.

Hasil Belajar Siswa

Dari hasil penilaian pada hasil belajar siswa dari siklus pertama sampai siklus ketiga mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dengan tabel grafik berikut:

Hasil Belajar Siswa

No. Indikator Siklus I Siklus II
1. Tuntas 63.89 86.11
2. Belum Tuntas 36,11 13.89

Saat pertama kali diadakan penelitian siswa nilai yang didapat sangat rendah. Setelah diadakan pengamatan terus menerus sampai pada siklus ketiga siswa mengalami peningkatan yang sangat baik, sehingga mencapai prosentase KKM 86,11%.

Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

Dari hasil pengamatan penilaian aktivitas siswa dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dengan tabel berikut ini:

Siklus Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

No Indikator Siklus I Siklus II
1. Mendengarkan guru 85 90
2. Membaca materi 45 65
3. Mencatat materi penting 55 75
4. Berdiskusi dengan teman 75 80
5. Menjadi pembicara kelompok 60 75
6. Bertanya kepada guru 55 70
7. Mengerjakan LKS 75 80

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap indikator mengalami peningkatan yang sangat baik. Indikator yang mengalami peningkatan yang sangat signifikan adalah mendengarkan guru dan mengerjakan LKS.

Saat pertama kali diadakan penelitian siswa cenderung untuk mengobrol sendiri dengan teman saat guru menerangkan dan sangat sedikit sekali siswa yang mengerjakan LKS saat guru memberikan tugas sehingga jam mata pelajaran sering kurang efektif. Setelah diadakan pengamatan terus menerus pada siklus ketiga siswa mengalami peningkatan yang sangat baik seluruh siswa mendengarkan guru saat menerangkan dan mengerjakan LKS saat guru memberikan tugas dengan baik sehingga mencapai skor 100 untuk siklus III.

Penilaian Aktivitas Guru

Dari hasil pengamatan penilaian guru dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dengan tabel berikut:

Siklus Penilaian Aktivitas Guru

No Indikator Siklus I Siklus II
1. Melaksanakan persiapan 70 80
2. Melaksanakan pendahuluan 75 85
3. Melakukan metode TGT 75 80
4. Melaksanakan penutup 60 75

 

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam tiap-tiap indikator mengalami peningkatan yang baik. Indikator yang mengalami peningkatan paling signifikan adalah melaksanakan persiapan dan pelaksanaan penutup. Dalam melaksanakan persiapan peneliti melihat dari kesiapan guru dalam melaksanakan persiapan peneliti melihat dari kesiapan mental guru dan kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yaitu dari kesiapan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pada siklus I bahwa hasil belajar dalam kondisi awal 41,67 menjadi 47,22% dan untuk keaktifan siswa mencapai 75%, aktivitas guru kesemuanya mencapai 75%. Pada siklus II hasil belajar dari 63,89% menjadi 86,11%, untuk aktivitas siswa mencapai 80%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan kartu bridge pada standar kompetensi memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika siswa kelas XI TOT-2 SMK Negeri 5 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian pada siswa SMK Negeri 5 Sukoharjo kelas XI TOT-2 didapatkan hasil siswa yang prestasinya rendah karena melamun, berbicara sendiri, mengantuk membuat siswa tidak berkonsentrasi, dari keadaan itu maka guru mengubah metode pembelajaran dengan metode Teams Game Tournament (TGT).

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, dalam http://amanahtp.wordpress.com./2011/11/20/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgtteams-games-tournament/, diakses tanggal 18 februari 2015 jam 14:00 WIB

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Wida.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning, Yogjakarta: Pustaka Pelajar,

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gunung Persada Press.

Mulyasa. 2006. Implementasi Kurikulum 2004. PT. Rosda Karya.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (pertanyaan dan jawaban) Jakarta: Grasindo.

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Mat Sekolah UNESA.

_______. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Nusa Media.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogjakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal.44

Sudjana, Nana. 1998. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Solihatin, E. dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara.