PENINGKATAN HASIL BELAJAR POWERPOINT

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAGI SISWA KELAS XI TKR E SMK NEGERI 2 SUKOHARJO

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

 

Fauzan Adriansyah

SMK Negeri 2 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Peran pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolan Informasi di sekolah sangat penting sekali untuk mencerdaskan peserta didik, terutama di era modern seperti ini. Walaupun sebagian besar peserta didik di SMK Negeri 2 Sukoharjo tergolong cepat menerima materi, meskipun demikian dipandang perlu adanya peningkatan aktivitas, pola berpikir kritis, dan kreati. STAD merupakan salah satu tipe cooperative learning. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolan Informasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolan Informasi yang mengutamakan ceramah dengan pokok bahasan Microsoft Powerpoint kelas XI semester 1 SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolan Informasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif dalam pokok bahasan Microsoft Powerpoint kelas XI semester 1 SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan kelas untuk penelitian di pakai dengan cara sampling dan terpilih kelas XI TKR E. Pada awal pembelajaran di berikan kuisioner untuk mencari data awal sebelum di berlakukan model pembelajaraan kooperatif tide STAD. Berdasarkan                hasil penelitian danpembahasan, pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh guru pada pembelajaran I sampai dengan III masing-masing 61%, 80%, dan 91%. Sedangkan aktivitas siswa pada pembelajaran I sampai dengan III masing-masing 73%, 76%, dan 81%. Kesimpulan yang diambil adalah Pembelajaran powerpoint dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan efektfitas kegiatan belajar mengajar Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan hendaknya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, STAD, Powerpoint

 

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini memang semakin meningkat tajam. Hal itu dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan seperti penggunaan pada legger suatu perusahaan, sistem informasi manajemen rumah sakit, sistem online pemesanan tiket, dan sebagainya. Semua elemen masyarakat harus bersentuhan terhadap teknologi baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran teknologi sangat membantu dalam melaksakan tugas-tugas tertentu dan hasil yang didapat dengan bantuan teknologi lebih baik dibandingkan tanpa teknologi. Bahkan tidak hanya hasilnya saja yang didapat, tetapi juga pada efisiensi waktu dan efektifitas dalam bekerja. Adapun perkembangan teknologi yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang adalah perkembangan komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

Mengingat pentingnya komputer bagi kehidupan masyarakat umum, maka tidak heran jika komputer dijadikan salah satu bahan ajar yang ada di sekolah baik tingkat dasar, menengah bahkan sampai jenjang perkuliahan. Salah satu pelajaran komputer yang ada di jenjang menengah atas adalah mempelajari aplikasi program microsoft powerpoint. Powerpoint adalah aplikasi program presentasi yang dapat digunakan dalam suatu presentasi dengan kelebihan-kelebihan yang tidak dipunyai oleh aplikasi program yang lain. Salah satu momen yang sering menggunakan powerpoint adalah saat diadakannya seminar, publikasi, pelatihan dan sebagainya. Dalam menjelaskan materi, pemateri menggunakan aplikasi program ini untuk lebih memperjelas materi yang disampaikan kepada audien ataupun peserta presentasi. Walaupun aplikasi program ini cenderung mendesain tampilan urutan materi presentasi dan bukan terfokus pada logika, tetapi peserta didik sering mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran ini. Hal itu dikarenakan model pembelajaran adalah guru hanya berceramah kemudian memberikan latihan soal dan diakhiri dengan pengambilan nilai. Dari hal tersebut sering muncul satu permasalahan, bahwa peserta didik yang kurang pandai akan kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan. Mereka merasa canggung untuk mencoba materi yang diajarkan guru karena model pembelajaran yang hanya dilakukan dengan ceramah saja cenderung diterimakan secara individu untuk kemudian diimprovisasi secara individu pula.

Dalam proses pembelajaran di kelas, sebenarnya ada beberapa model yang sangat membantu untuk memberikan materi ajar, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions). Tipe ini mengharuskan guru membuat kelompok, kemudian di dalam kelompok ini peserta didik yang pandai menjelaskan kepada peserta didik lain yang ada di kelompok tersebut.

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari aplikasi program powerpoint.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas permasalahan yang akan diteliti yaitu apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe model STAD untuk dapat meningkatkan hasil belajar dalam penggunaan powerpoint bagi peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Sukoharjo?

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar dalam penggunaan aplikasi program Powerpoint bagi peserta didik kelas XI SMK Negeri 2 Sukoharjo dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

KAJIAN PUSTAKA

Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Microsoft PowerPoint digunakan untuk merancang dan mempresentasikan suatu animasi dalam bentuk slide. Dalam proses belajar mengajar di SMKN 2 Sukoharjo terdapat beberapa kendala yang dialami siswa tentang bagaimana cara menggunakan Microsoft powerpoint yang dikarenakan kemampuan siswa yang berbeda. Selama ini dalam penyampaian materi Microsoft power point hanya dengan menggunakan metode penyampaian materi disertai tugas praktikum. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan metode cooperative learning yang mencakup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesakan suatu tugas, atau untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Menurut Suherman dkk (2003:260) cooperative learning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.

Menurut Suherman dkk (2003:260) ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam cooperative learning agar lebih menjamin para peserta didik bekerja secara kooperatif, hal tersebut meliputi: pertama para peserta didik yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai. Kedua para peserta didik yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok itu. Ketiga untuk mencapai hasil yang maksimum, para peserta didik yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Metode cooperative learning dalam penilaian ini menggunakan tipe Student Team-Achievement Divisions (STAD)

STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok peserta didik, menyajikan informasi akademik baru kepada peserta didik setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Komponen STAD menurut Slavin (1995:71) adalah sebagai berikut:

1)      Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara pengajaran yang biasa. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Peserta didik harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk mengerjakan kuis yang diadakan setelah pembelajaran

2)      Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dimana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Jika ada kesulitan peserta didik yang merasa mampu membantu peserta didik yang kesulitan.

3)      Setelah pembelajaran selesai ada tes individu (kuis).

4)      Skor yang didapatkan dari hasil tes selanjutnya dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan hasil prestasi sebelumnya. Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam 1 tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim.

5)      Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim dimana dapat memotivasi mereka.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan penggunaan aplikasi program powerpoint peserta didik XI SMK Negeri 2 Sukoharjo.

METODE

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TKR E SMK N 2 Sukoharjo. Metode yang di gunakan adalah pengisian angket, observasi dan dokumentasi. Desain dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar (dalam Kunandar, 2010:41). Penelitian ini bersifat partisipatoris dan kolabaratoris yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan Pembelajaran Microsoft powerpoint. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi dari kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart dalam Madya, 1994: 2). Dalam penelitian ini terdiri

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan cara observasi yang diwujudkan dalam lembar pengamatan. Instrumen lain yang digunakan adalah penugasan pembuatan presentasi secara kolompok, format pengamatan, angket, dan catatan lapangan. Untuk memperoleh data yang akurat, maka instrumen pendukung lainnya adalah dokumentasi berbentuk foto-foto kegiatan pelaksanaan penelitian dari awal pembelajaran sampai berakhirnya pembelajaran.

Analisis penelitian ini mencakup analisis proses tindakan kelas dan hasil tindakan. Analisis proses tindakan dilakukan secara kualitatif dan analisis hasil tindakan dilakukan secara kuantitatif.

Analisis kualitatif dilakukan dengan kolaborasi pada saat refleksi yang didasarkan dari data yang terkumpul. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang berupa skor, yaitu hasil penilaian kemampuan penggunaan powerpoint. Dari setiap siklus diperoleh skor tiap-tiap peserta didik, yang kemudian dicari rata-ratanya. Dengan membandingkan rata-rata skor siklus I, II, dan III dapat dilihat peningkatan yang terjadi.

Penelitian ini dilakukan secara terus-menerus. maksudnya, diadakan tindakan lanjutan sampai mencapai hasil yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus. Siklus II dimaksudkan untuk memperbaiki hasil yang dicapai pada siklus I dan Siklus II dimaksudkan untuk memperbaiki hasil yang dicapai pada siklus II.

Data yang terkumpul perlu diketahui taraf keabsahannya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskusi dengan kolaborator.

PROSEDUR PENELITIAN

Secara rinci tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut.:

1.      Perencanaan

Secara garis besar langkah-langkah pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang direncanakan yaitu sebagai berikut:

a.      Pengajar terlebih dulu menjelaskan pelajaran Microsoft Powerpoint. Tujuannya agar peserta didik mengetahui dan mampu menggunakan program presentasi ini dengan baik.

b.      Peserta didik mengerjakan tugas secara berkelompok, setiap kelompok 3 atau 4 peserta didik. Dalam kegiatan ini peserta didik diharap mencatat hal-hal yang penting yang ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran ini.

Persiapan dilakukan dengan menyiapkan materi pengajaran Microsoft Powerpoint dan jadwal pengajaran. Untuk mengetahui informasi awal peserta didik tentang pengajaran apresiasi prosa digunakan angket.

2.      Tindakan

Guru membagi peserta didik menjadi sepuluh kelompok kemudian menyampaikan materi serta memberikan tugas untuk kemudian didiskusikan secara kelompok. Salah satu dari kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengan dibimbing guru di setiap kelompok dalam berdiskusi. Guru memberikan pertanyaan, untuk kemudian ditanggapi oleh murid. Diakhiri membuat kesimpulan secara bersama-sama

3.      Pengamatan

Guru melakukan pemantauan dilakukan berdasarkan banyaknya kegiatan yang sudah dilaksanakan. Mengamati aktifasi dan kemampuan peserta didik dalam berdiskusi kelompok

4.      Refleksi

Penelitian tindakan kelas berhasil jika sebagian besar dari jumlah peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar, mampu menjawab pertanyaan guru dan berani mengemukakan pendapat tentang jawaban peserta didik yang lain serta penyelesaian tugas yang tepat waktu yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan (treatment) tertentu. Selanjutnya yang diperoleh pada siklus I diadikan sebagai bahan refleksi, demikian seterusnya dilakukan secara berulang-ulang, dijumlah siklus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 3 siklus, proses tindakan siklus II merupakan lanjutan dari siklus I, hal yang kurang pada siklus I diperbaiki pada siklus II, Demikian juga pada siklus III hal yang kurang pada siklus II diperbaiki pada siklus III.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Pada siklus ini beberapa peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran berkelompok. Hal itu bisa dilihat dari keaktifan peserta didik yang hanya mencapai 73%. Guru juga belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai yang diinginkan. Masih ada beberapa kelompok yang tidak bisa mempresentasikan hasil tugasnya. Melihat dari hasil diatas bahwa sangat diperlukan adanya Siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada Siklus I

Siklus II

Pada siklus II peserta didik sudah mulai terbiasa dengan kondisi pembelajaran berkelompok. Banyak peserta didik yang aktif dan mampu bekerja sama dengan sesame peserta didik mupun dengan guru. Hasil yang dapat dilihat dari observasi Siklus II adalah terjadinya peningkatan nilai peserta didik dari 73% menjadi 76%. Guru di dalam Siklus II ini lebih aktif dengan sangat intensif membimbing peserta didik baik secara kelompok maun secara individu. Hasil observasi atau pengamatan Siklus II terjadi peningkatan dari 73% pada Siklus I menjadi 76% di Siklus II ini. Berdasarkan hasil evaluasi pada Siklus II diperoleh nilai 71 dari nilai 64 pada Siklus I. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa aktivitas peserta didik meningkat pada Siklus II ini. Meningkatnya hasil ulangan harian kedua (setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD) dibandingkan dengan sebelumnya (sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD) 64 menjadi 71 setelah dilakukan pembelajaran kooperatif, kenaikan nilai sebesar 7. Melihat dari hasil yang didapat pada Siklus II, meskipun terjadi peningkatan namun masih perlu diadakan Siklus III untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajara sesuai yang diharapkan.

Siklus III

Pada Siklus III pembelajaran kooperatif sudah mengarah kearah yang lebih baik. Banyak peserta didik yang lebih aktif dan mampu bekerja sama dengan sesama peserta didik mupun dengan guru. Hasil yang dapat dilihat dari observasi Siklus III adalah terjadinya peningkatan nilai peserta didik dari 76% menjadi 81%. Guru di dalam Siklus III ini lebih aktif dengan sangat intensif membimbing peserta didik dengan baik, semua itu dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas peserta didik dalam pembelajaran kooperatif. Hasil observasi atau pengamatan Siklus III terjadi peningkatan dari 80% pada Siklus I menjadi 91% di Siklus III ini. Meningkatnya hasil belajar peserta didik juga mempengaruhi meningkatnya kemampuan peserta didik menguasai materi yang disampaiakan oleh guru. Berdasarkan hasil evaluasi pada Siklus III diperoleh nilai rata-rata 81 dari nilai 76 pada Siklus II. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa nilai hasil belajar peserta didik meningkat pada Siklus III ini. Meningkatnya hasil ulangan harian ketiga pada siswa dengan nilai terendah (setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD) mengalami peningkatan yang signifikan 74 sedangkan sebelumnya hanya 64 pada Siklus I dan 71 pada Siklus II.

Tabel perolehan nilai rata-rata Siklus I s/d III

NO

KELOMPOK

NILAI

NILAI

PRA SIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

IDEAL

1

1

68

71

76

82

100

2

2

68

70

76

80

100

3

3

71

73

77

83

100

4

4

70

73

75

80

100

5

5

73

75

78

84

100

6

6

71

74

77

82

100

7

7

71

74

78

83

100

8

8

67

72

75

79

100

RATA-RATA

70

73

76

81

100

 

PEMBAHASAN

Berdasar hasil observasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan adanya peningkatan persentase dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I dan II dari perhitungan persentase menunjukkan pembelajaran sudah baik, sedangkan pada siklus III persentase menunjukkan bahwa pembelajaran menjadi sangat baik. Selain kemampuan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran pun meningkat. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase aktivitas siswa dari siklus I sampai III. Pada siklus I menunjukkan aktivitas siswa cukup, siklus II menunjukkan aktivitas siswa baik, sedang siklus III menunjukkan aktivitas siswa menjadi sangat baik.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini didukung oleh aktivitas siswa dan kemampuan guru yang semakin meningkat pada setiap pembelajaran. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dimungkinkan karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan keterampilan    siswa    dalam   bekerja sama, terkomunikasi, dan menerima orang lain untuk menyelesaikan tugas secara bersama sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.      Pembelajaran powerpoint dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan efektfitas kegiatan belajar mengajar.

2.      Dari observasi antara siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III terjadi peningkatan keaktifan peserta didik dalam kebitan belajara mengajar.

3.      Dengan pembelajaran koooperatif tipe STAD dapat menimbulkan semangat peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang diberikan guru.

4.      Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga melatih dalam berkerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas.

5.      Pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih relevan di terapkan dalam pembelajaran kontekstual.

Saran

1.      Hendaknya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2.      Hendaknya guru membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi dan mengalokasikan waktu dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga materi lebih mudah diterima peserta didik dan waktu yang terbuang dapat diminimalkan

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint Microsoft Office Power

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Lemlit IKIP Yogyakarta.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. USA: The Jhons Hopkins University

Suherman, Erman.         2003. Strategi    Pembelajaran    Kontemporer.Bandung: Universitas  Pendidikan Indonesia

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.