PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA PEMBELAJARAN TEMA 7 SUBTEMA 1 KELAS I SEMESTER II

SD NEGERI 5 PANUNGGALAN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sri Djijemiatun

SDN 5 Panunggalan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Example Non Example Pada Pembelajaran Tema 7 Subtema 1 Kelas I Semester II SD Negeri 5 Panunggalan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dapat disimpulkan bahwa: “Melalui Model Example Non Example Pada Pembelajaran Tema 7 Subtema 1 Kelas I Semester II SD Negeri 5 Panunggalan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat meningkatkan hasil belajar siswa “. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan prosentase ketuntasan siswa pada pra siklus dan siklus 1 yaitu 39% meningkat menjadi 78%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 prosentasenya meningkat lagi dari 78% dan akhirnya menjadi 91%. Untuk rata – rata hasil belajar pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 berturut – turut 66, 76, dan 84.

Kata kunci: Peningkatan, hasil belajar, model pembelajaran example non example

 

PENDAHULUAN

Model pembelajaran menjadi bagian penting yang harus diperhatikan guru karena model pembelajaran dapat digunakan sebagai cara dalam menyampaikan materi pelajaran. Maka, hal ini sangat sesuai dengan penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu adanya penilaian kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) sehingga kurikulum 2013 sangat tepat apabila menggunakan sebuah model pembelajaran yang cocok sesuai dengan materi yang diajarkan.

Kegiatan penelitian ini bermula dari keresahan peneliti sesaat setelah melihat rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi pada kelas 1 SD Negeri 5 Panunggalan pada nilai ulangan tema 7 (Benda, Hewan dan Tanaman Di Sekitarku) Subtema 1 (Benda Hidup dan Tak Hidup Di Sekitar Kita) pada pembelajaran 1, bahwa dari 23 siswa hanya terdapat 9 siswa yang sudah mencapai KKM dan 14 siswa lainnya yang belum mencapai KKM. SD Negeri 5 Panunggalan memiliki KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk semua mata pelajaran sebesar 70 dari skala 100. Hal ini berarti masih ada 61% siswa yang belum mencapai KKM. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tema 7 subtema 1 (Benda Hidup dan Tak Hidup Di Sekitar Kita), peneliti akan melaksanakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu dengan menggunakan pendekatan model Example Non-Example.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Pembelajaran Tematik                           

 Pada dasarnya pembelajaan tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam suatu tema. Menurut Subroto (2000: 9) pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu tema tertentu yang mengaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tetentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam suatu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar sehingga pembelajaran menjadi semakin bermakna. Dalam implementasi kurikulum 2013, siswa sekolah dasar tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya (Mulyasa, 2014:170).

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik-integrasi adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara mengintegrasikan atau menggabungkan mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain sehingga menjadi satu tema tertentu.

Pengertian Model Example Non Example

Secara bahasa Example Non Example berasal dari dua kata yaitu Example yang artinya contoh dan Non Example yang berarti bukan contoh. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas. Sedangkan Non Example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu matei yang sedang dibahas. Menurut Hamdayama, (2015: 97) Example Non Example merupakan model yang mengajarkan siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Strategi yang diterapkan dalam metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Examples dan Non Example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklarifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Manfaat media ini yaitu dapat membantu guru dalam proses mengajar, mendekati situasi dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar mengajar bisa lebih komunikatif dan menarik.

Langkah-langkah Pendekatan Model Example Non Example

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Model Example Non Example ini menurut Agus, 2009: 125 (dalam Hamdayama, 2015: 99) adalah sebagai berikut ini yaitu:

a.        Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b.       Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui LCD.

c.        Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar.

d.       Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari hasil analisis dari gambar tersebut dicatat pada kertas.

e.        Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

f.        Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2014: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa secara umum yaitu kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, kecerdasan, bakat, minat, dan motif. Sedagkan faktor eksternal sangat dipengauhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, perhatian, model pembelajaran, dan cara belajar yang baik.

Setiap pembelajaran yang dilakukan guru tak pernah luput dari permasalahan. Permasalahan tersebut dapat terjadi karena adanya hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut mempengaruhi hasil belajar. Dan akhirnya hasil belajar siswa akan menjadi rendah.

Kerangka Berpikir

Berdasar landasan teori tersebut di atas, maka dapat diambil pokok-pokok pikiran bahwa pembelajaran akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan disukai jika dalam pembelajaran guru menggunakan mesia gambar example non example sebagai model pembelajaran tema 7 subtema 1 kelas 1 semester II. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa seorang guru harus berupaya menerapkan berbagai model pembelajaran yang tepat sasaran. Upaya tersebut ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Pembelajaran yang dilakukan di lingkungan sekolah selama ini masih tradisional, seperti menggunakan metode dan model monoton, misalnya ceramah tanpa bantuan media pembelajaran, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam penyampaian pembelajaran harus ada model yang dapat membantu guru yang tepat guna dan berhasil guna dalam suasana gembira tanpa ada perasaan tertekan.

Rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan aspek pengetahuan dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Maka dari itu dengan memberikan sebuah model pembelajaran yang berbeda yaitu model example non example diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar tema 7 subtema 1 pada siswa kelas 1 SD Negeri 5 Panunggalan. Maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menungkatkan hasil belajar siswa melalui model example non example.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat disusun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penerapan model pembelajaran example non example dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema 7 subtema 1 kelas I semester II SD Negeri 5 Panunggalan kecamatan Pulokulon kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.”

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Penelitian tindakan kelas difokuskan pada masalah konkret yang terjadi di kelas dan solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa peilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas I SD Negeri 5 Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada pembelajaran tema 7 subtema 1 kelas 1 semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan diikuti 23 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas I SD Negeri 5 Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, dengan jumlah 23 siswa terdiri 11 Perempuan dan 12 Laki-laki. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe example non example pada pembelajaran tema 7 subtema 1 siswa kelas I semester II SD Negeri 5 Panunggalan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, non tes dan dokumentasi. Teknik non tes terdiri dari lembar observasi. Sedangkan teknik tes dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan memberikan tes berupa soal evaluasi kepada siswa. Hasil tes digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap materi tema 7 subtema 1 melalui model pembelajaran example non example.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan dua teknik analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Data kualitatif berupa gambaran tentang hasil yang dicapai oleh guru setelah tidakan dilaksanakan terhadap seluruh pusat perhatian dalam penelitian meliputi langkah-langkah kegiatan pembelajaran di kelas yang nantinya akan dideskripsikan secara deskriptif kualitatif untuk perbaikan model pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif berupa nilai dari tes formatif yang diimplementasikan dalam hasil belajar siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data per Siklus

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti mengadakan observasi terhadap model pembelajaran dan menganalisis kurikulum. Pada penelitian ini materi yang akan diteliti adalah tema 7 (Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku), subtema 1 (Benda Hidup dan Benda tak Hidup di Sekitarku) pembelajaran 1 pada kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 SD Negeri 5 Panunggalan Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Dari 23 siswa yang mencapai nilai tuntas dengan nilai 70 ke atas hanya 9 siswa atau 39%, berarti masih ada 14 siswa lainnya atau 61% belum tuntas. Siswa yang belum tuntas perlu mendapat perbaikan dalam proses pembelajaran, hal itu ditunjukkan dari data dalam tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan Pembelajaran

No

Indikator

Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Jumlah nilai

Nilai rata-rata

Banyak siswa dengan nilai ≤ 70

Prosentase siswa dengan nilai ≤ 70

Banyak siswa dengan nilai 70-100

Prosentase siswa dengan nilai 70-100

45

              85

1532

66

14

61%

9

39%

 

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I

No

Indikator

Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Jumlah nilai

Nilai rata-rata

Banyak siswa dengan nilai ≤ 70

Prosentase siswa dengan nilai ≤ 70

Banyak siswa dengan nilai 70-100

Prosentase siswa dengan nilai 70-100

60

                   90

1750

76

5

22%

18

78%

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran pada Siklus II

No

Indikator

Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Jumlah nilai

Nilai rata-rata

Banyak siswa dengan nilai ≤ 70

Prosentase siswa dengan nilai ≤ 70

Banyak siswa dengan nilai 70-100

Prosentase siswa dengan nilai 70-100

65

                  100

1930

84

2

9%

21

91%

Tabel 4. Peningkatan Hasil Evaluasi Perbaikan Sebelum pembelajaran, Perbaikan Siklus I, dan Siklus II

No.

Uraian

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah siswa

%

Jumlah siswa

%

Jumlah siswa

%

1.

2.

Tuntas

Belum tuntas

9

14

39

61

18

5

78

22

21

2

91

9

 

Pembahasan dari Setiap Siklus

Siklus I

Pada siklus I peneliti memfokuskan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model example non example yakni contoh gambar benda, hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar siswa. Dengan penggunaan media gambar ini membantu siswa untuk lebih memusatkan perhatian selama mendengarkan ataupun menyimak materi yang diberikan. Hal ini terlihat dari perubahan keaktifan siswa dalam pembelajaran, terbukti dengan adanya beberapa siswa yang sudah berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selain itu kemajuannya juga dapat dilihat dari hasil tes formatif. Dari 23 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas atau nilai tuntas menjadi 18 siswa atau 78% yang semula hanya 9 siswa atau 39%.

Siklus II

Pada siklus II ini peneliti memfokuskan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan bagaimana cara bersosialisasi secara baik dan positif dengan sesama teman dalam kelompoknya kemudian memperoleh informasi dari interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa lain. Pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswa dan untuk mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan dapat mempengaruhi jawaban siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Pada perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata – rata kelas adalah sebesar 84 dengan ketuntasan belajar mencapai 91%. Dengan tercapainya tingkat ketuntasan lebih dari 90%, maka perbaikan pembelajaran pada siklus II adalah dapat dikatakan berhasil.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan model pembelajaan tipe example non example dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I pembelajaran tema 7 subtema 1 pembelajaran 1 SD Negeri 5 Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan prosentase ketuntasan siswa pada pra siklus adalah 39%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II prosentasenya meningkat lagi dari 78% dan akhirnya menjadi 91%. Untuk rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II berturut-turut 66, 76, dan 84.

Saran

Bagi guru

Pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru dapat diukur melalui hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Supaya hasil belajar siswa meningkat diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat yaitu salah satunya dengan menerapkan model example non example.

Bagi sekolah

Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang berfungsi sebagai tempat pemerolehan segala informasi dan ilmu pengetahuan haruslah benar-benar memberikan dukungan baik secara fisik dan non fisik demi kelancaran, kenyamanan, serta keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdayama, Jumanta. 2015. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia

Mulyasa, H. E. 2014. Pengembangan da Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Suryosubroto, B. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.