PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL GAGNON AND COLLAY KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI 1 TEMBILAHAN KOTA

 

Elfria

SMA Negeri 1 Tembilahan

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini membahas tentang penerapan Model Pembelajaran Gagnon and Colay dalam mata pelajaran Biologi pada siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota, dimana Model Gagnon and Collay ini merupakan Model pembelajaran yang disusun berdasarkan teori konstruktivis yang menekankan pada keaktifan siswa, kemandirian serta pengembangan belajar tim secara intensif. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang terdiri dari empat komponen dalam setiap siklusnya yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (refleck), dilakukan untuk mengetahui apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Gagnon and Collay hasil belajar siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota dapat meningkat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota yang berjumlah 26 orang.Untuk menghimpun data, penulis menggunakan tes pada setiap siklus dan lembar observasi. Adapun teknik analisis data yaitu dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif digunakan dalam menganalisis data hasil pengamatan atau observasi, sedangkan deskriptif kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran atau mengambil kesimpulan berdasarkan hasil tes belajar yang dilakukan pada setiap siklus. Hasil analisis tes hasil belajar siswa pada setiap siklus menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota mengalami peningkatan, hal ini terlihat setelah penerapan Model Pembelajaran Gagnon and Collay, terlihat pada siklus I rata-rata nilai siswa sebesar 63,4 dan pada siklus II rata-rata sebesar 90,92. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar biologi meningkat setelah penerapan Model Pembelajaran Gagnon and Collay.

Kata kunci: hasil belajar, model Gagnon and Collay

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Proses belajar-mengajar adalah kegiatan pendidikan yang melibatkan guru dan siswa di dalamnya mutu pengalaman belajar ditentukan oleh watak hubungan antara keduanya. Guru sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Guru melakukan kegiatan pembelajaran (mulai dari merancang/memilih strategi, menyajikan, sampai dengan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran) agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses menyampaikan pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien dengan kapasitas siswa yang memiliki karakter berbeda. Dalam proses pembelajaran biasa kita temui seorang pengajar menyampaikan materi dengan cara ceramah terus tanpa ada alat atau media yang bisa memotivasi peserta didik dalam memahami materi yang dibawakan tanpa memberikan kesempatan atau mengecek pemahaman siswa. Problema guru yang biasa terjadi seperti masih ada disekolah, sehingga mutu pendidikan di sana peningkatannya sangat minim. Dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar, selain itu siswa juga tidak aktif dalam mencari materi sendiri sehingga hal ini yang membuat guru harus mendominasi proses pembelajaran dengan metode ceramah, selalu memberikan materi dan penjelasan kepada siswa. Berdasarkan hal di atas, maka dapat dilihat bahwa ada problema yang juga dihadapi oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran biologi. Hal ini terjadi karena cara penyampaian materi masih saja dengan cara ceramah yang tetap mendominasi proses pembelajaran biologi. Hal ini mengakibatkan pembelajaran biologi sangat tidak menarik dan membosankan. Tidak adanya kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pemahaman siswa, menjadi salah satu problema yang saat ini dihadapi oleh siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota. Dalam proses pembelajaran, tentu banyak permasalahan yang dihadapi oleh para guru dan siswa. Seperti halnya uraian di atas, maka model pembelajaran Gagnon and Collay sengaja diterapkan pada siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, peserta didik mampu berperan jauh lebih aktif dan menempati porsi yang lebih banyak dibandingkan guru, siswa juga mampu merumuskan suatu permasalahan dan mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Selain itu siswa juga mampu mengembangkan daya kreativitas yang mereka miliki.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah dengan menerapkan Model Gagnon and Collay dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota?”

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian melalui penerapan model Gagnon and Collay ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui apakah penerapan Model Gagnon and Collay dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tembilahan Kota”.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a.   Bagi Siswa

1.   Melatih siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran

2.   Memberikan motivasi belajar siswa karena bukan hanya hasil belajar yang dinilai tapi setiap aspek yang mempengaruhi hasil belajar.

3.   Melatih kemandirian serta keterampilan siswa.

b.   Bagi Guru

1.   Dapat memberikan sumbangan untuk kreativitas pembelajaran biologi.

2.   Sebagai informasi bagi guru-guru khususnya guru mengenai pembelajaran dengan disain pembelajaran Model Gagnon and Collay.

3.   Dapat meningkatkan kinerja dan profesionalismenya seorang tenaga pendidik

c.   Bagi Lembaga

1.   Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah.

2.   Mutu sekolah menjadi lebih baik

d.   Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian kedepannya.

KAJIAN TEORI

Hakikat Pendidikan Dan Belajar

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Perubahan tingkah laku adalah merupakan suatu proses belajar yang signifikan terjadi di dalamnya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keteampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman: 2002; 1-2). Pendidikan merupakan proses yang berfungsi membimbing siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas- tugas perkembangan yang harus dijalankan oleh siswa. Proses belajar mengajar adalah kegiatan belajar mengajar yang menghasilkan suatu interaksi antara siswa dengan guru dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi semata tetapi juga berperan sebagai: (1) Pembimbing, (2) Pemimpin, dan (3) Fasilitator. Belajar adalah suatu proses yang kompleks terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keteampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman: 2002; 1-2). Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan.

Model-model belajar berdasarkan materi yang dipelajari yaitu belajar teoritis, belajar teknik, belajar bermasyarakat, dan belajar estetis. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern yang merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar misalnya psikologis, kesehatan, perhatian, bakat, minat dan sebagainya. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar tubuh individu misalnya keluarga, sekolah, lingkungan dan sebagainya (Slameto: 2010; 54). Belajar mempunyai keuntungan baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu kemampuan untuk belajar secara terus menerus akan memberikan konstribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi. Sistem pembelajaran kontekstual memasukkan komponen-komponen belajar mandiri untuk alasan yang bagus. Pembelajaran mandiri membebaskan siswa dari segala usia untuk mengerjakan tugas-tugas yang menghubungkan pelajaran akademik dengan kehidupan sehari-hari dengan cara yang bermakna bagi tugas-tugas sekolah. Pembelajaran mandiri adalah sebuah proses. Proses belajar mandiri adalah suatu metode yang melibatkan siswa dalam tindakan-tndakan yang meliputi beberapa langkah, dan menghasilkan baik hasil yang tampak maupun yang tidak tampak.

Pembelajaran Biologi

Biologi adalah bagian dari sains (IPA). Dalam sains penggunaan teknologi harus tepat, karena dapat mengakitbatkan dampak buruk. pendidikan sains harus mampu memberi bekal kepada peserta didik, agar dapat hidup layak dalam lingkungannya sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi (Tim Dosen: 2006; 7). Pelajaran biologi di SMA bukan hanya diarahkan pada penugasan materi pelajaran, tetapi pelajaran ini memberikan pengalaman pada siswa untuk memiliki kemampuan dalam berpikir ilmiah melalui keterampilan proses (Sanjaya: 2010; 153). Masalah yang berhubungan dengan alam kehidupan, merupakan masalah yang paling menraik sejak permulaan sejarah. Perkembangan masalah kehidupan (biologi) memungkinkan kita untuk dapat lebih mengenal rahasia-rahasia yang tersembunyi mengenai masalah kehidupan yang belum kita ketahui.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu yang merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan mengajar. Hasil belajar dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes, wawancara (Dimyati dan Mujiono: 2009; 200). Hal yang terpenting dalam meningkatkan hasil belajar adalah dengan menciptakan suasana dalam kelas yang kondusif sehingga siswa dapat antusias dalam belajar. Penilaian pembelajaran biologi ditekankan pada proses dan hasil berpikir, dalam proses berpikir yang perlu diperhatikan adalah tata nalar, alasan dan kreativitas. Proses dan hasil berpikir tersebut dinilai dari segi kelogisan, kecermatan, efesiensi dan ketepatan (efektivitas). Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Oleh karena itu penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses (Sudjana: 2006; 3). Hasil belajar itu dinyatakan dalam bentuk tes baik tertulis maupun lisan yang diberikan setiap siklus. Penilaian pembelajaran biologi ditekankan pada proses dan hasil berpikir, dalam proses berpikir yang perlu diperhatikan adalah tata nalar, alasan dan kreativitas.

Model Pembelajaran Gagnon And Collay

Tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh murid. Ini disebut “mastery learning” atau belajar tuntas, artinya penguasaan penuh. Cita-cita ini hanya dapat dijadikan tujuan apabila guru meninggalkan kurva normal sebagai patokan keberhasilan mengajar (Nasution,S: 1987; 36). Desain sistem pembelajaran diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia terampil dan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan hasil belajar dan performa yang optimal. Desain sistem pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi (organized approach) untuk memproduksi dan mengembangkan bahan ajar, tetapi juga merupakan sebuah proses generik yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut (Pribadi: 2009; 60-61).

Model Gagnon and Collay merumuskan desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dalam proses pembelajaran supaya terjadi peningkatan tingkahlaku yang lebih baik dari sebelumnya. Model ini disusun berdasarkan teori konstruktivisme yang menekankan pada keaktifan siswa. Sudah tentu peserta didik berperan jauh lebih aktif dan menempati porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan model KMB (Prawiradilaga: 2007; 51). Menurut teori belajar konstruktivisme, pengertahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.

Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Teori konstruktivis didalam tujuan pembelajaran berorientasi melatih siswa untuk dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya guru atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.

Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran biasa kita temui seorang pengajar menyampaikan materi dengan cara ceramah terus tanpa ada alat atau media yang bisa memotivasi peserta didik. Biologi merupakan ilmu sains yang banyak mempelajari tentang alam. Dalam proses pembelajaran biologi masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar, selain itu siswa juga tidak aktif dalam mencari materi sendiri yang selalu berpatokan pada buku panduan. Hal lain yang menjadi permasalahan yaitu masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran juga tergantung bagaimana cara guru dalam mendesain pembelajaran agar siswa menjadi tertarik dalam belajar dan semangat dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut dalam pembelajaran diterapkan atau menggunakan model pembelajaran Gagnon and Collay untuk siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota. Model pembelajaran Gagnon and Collay ini yaitu model pembelajaran yang membina peserta didik menjadi lebih aktif, selain itu peserta didik mampu mengembangkan daya kreativitas mereka karena mereka harus mampu memperlihatkan hasil belajar atau karyanya dan juga peserta didik dapat berlatih bekerja sama dengan anggota tim (Prawiradilaga: 2007; 51).

Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritik yang dikemukakan pada latar belakang, maka penulis akan mengemukakan (hipotesis) jawaban sementara terhadap permasalahan di atas adalah: “Jika menerapkan model Ganon and Collay maka akan meningkatkan Hasil Belajar biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tembilahan Kota”.

 

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action Research). Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang ditawarkan oleh John Elliot. PTK Model ini tampak lebih rinci, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi (tindakan). Sementara itu, kemungkinan terdiri dari beberapa langkah (step), yang terialisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar (Aqib, 2006:24). Penelitian tindakan kelas yang ditawarkan oleh John Elliot terdiri dari empat komponen dalam setiap siklusnya, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observesi), dan refleksi (refleck) yang dilakukan secara berulang.

Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tembilahan Kota dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPA 5 Tahun Ajaran 2017/2018 berjumlah 26 orang.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian, karena berfungsi sebagai alat pengumpulan data. Dengan demikian, instrumen harus relevan dengan masalah dan aspek yang akan diteliti, agar memperoleh data yang akurat.

Adapun Instrumen Penelitian data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a.     Tes, alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, serta kemampuan yang dimiliki oleh individu.

b.     Lembar Observasi, menggambarkan keseluruhan aspek yang berhubungan dengan kurikulum yang menjadi pedoman dalam pembelajaran berlangsung. Pedoman observasi yang digunakan adalah berupa daftar cheklist yang berisi indiktor-indikator tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran langsung yang dapat berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan tindakan berikutnya.

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan atas beberapa siklus, dimana setiap siklus merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Dalam arti pelaksanaan tindakan siklus berikutnya merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus pertama dan seterusnya. Siklus I terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,tahap observasi, tahap refleksi

Langkah – langkah yang dilakukan pada siklus II relatif sama dengan siklus I dan dengan mengadakan perbaikan sesuai dengan hasil refleksi yang didapatkan pada tindakan evaluasi pada siklus I.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam mengelolah data adalah sebagai berikut:

a.    Pengumpulan data kuantitatif, yaitu pengumpulan data yang diperolah dari hasil tes formatif.

b.    Pengumpulan data kualitatif, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data pedoman observasi dari guru maupun siswa yang diambil waktu pelaksanaan proses belajar mengajar.

Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif. Statistik deskriptif terdiri atas deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data hasil observasi dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data mengenai hasil belajar biologi siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus:

a.     Presentase

Dimana:

P = Angka persentase.

F = Frekuensi

N = Jumlah frekuensi (Anas 2004, 43)

b.     Menghitung rata – rata

Dimana:

x̅ = Rata – rata

fi = Frekuensi

xi = Titik tengah (Anas 2004: 43)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Siklus I

Kegiatan Perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 9 Oktober 2017 di ruang guru SMA Negeri 1 Tembilahan Kota. Pelaksanaan pada siklus I akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan yaitu pada hari Selasa 17 Oktober 2017, Jumat 20 Oktober 2017, Selasa 24 Oktober 2017 dan hari Jumat 27 Oktober 2017 di ruang kelas siswa kelas XI IPA 5 SMA. Pada pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah Sistem Pencernaan. Pada siklus I peneliti menggunakan model Gagnon and Collay untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 5. Kegiatan pembelajaran pada saat berlangsung siklus 1 berlangsung dengan baik karena beberapa siswa langsung aktif pada proses belajar mengajar, namun demikian ada beberapa siswa yang terlambat, keluar masuk tanpa izin dan mengganggu siswa yang lain. Pada pertemuan kedua dan ketiga kegiatan pembelajaran berlangsung cukup lancar. Perhatian siswa terhadap materi pelajaran lebih baik dari sebelumnya dan siswa lebih antusias dalam belajar. Pada pertemuan keempat yaitu pelaksanaan tes siklus I, mereka menunjukkan kurangnya kesiapan dalam melaksanakan tes, dengan alasan bahwa mereka kurang siap karena tidak belajar. Pada siklus I, pengajaran dengan penerapan model Gagnon and Collay ditandai dengan guru memberikan kesempatan siswa belajar mandiri dengan melakukan kegiatan-kegiatan dan reaksi-reaksi dalam situasi baru.

 Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa untuk mengetahui seberapa jauh penerapan Model Gagnon and Collay pada kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota yaitu semangat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar meningkat, hal ini dapat dilihat dari kehadiran siswa yang meningkat sebesar 97,66%, begitupun dengan keaktifan siswa dalam bertanya. Secara umum, siswa masih kurang terfokus pada materi yang tampak, masih ada siswa yang meminta untuk dijelaskan ulang materi yang telah dibahas. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, skor tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota setelah diterapkan model pembelajaran Gagnon and Collay selama siklus I, maka diperoleh deskripsi skor hasil belajar Biologi siswa bahwa skor tertinggi adalah 80 dan skor terendah 40. Sebanyak 61,54% (16 orang) merupakan siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori sedang yaitu 55-64, 9 orang berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 34,6`%, dan 1 orang berada pada kategori dengan persentase sebesar 3,85%. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I bahwa jumlah siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 17 siswa dan 9 siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM.

Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 4 (empat) kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu pada hari Selasa 14 Nopember 2017, Jum’at 17 Nopember 2017, Selasa 21 Nopember 2017 dan hari Jumat 24 Nopember 2017 diruang kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota. Pada pertemuan pertama siklus II, peneliti melakukan sedikit perubahan yaitu pada saat pembelajaran peneliti lebih fokus dalam penemuan dan permasalahan dan lebih memaksimalkan pemberian bimbingan pada penyelidikan dan penyelesaian masalah oleh siswa serta memberikan perhatian secara merata ke seluruh siswa. Pada pertemuan terakhir, dilaksanakan tes siklus II. Mereka menunjukkan kesiapan dalam mengikuti tes dan lebih baik daripada tes siklus I. Hal ini terlihat ketika soal-soal dibagikan mereka cukup tenang dan mengerjakan dengan penuh semangat. Pada pelaksanaan siklus II perubahan sikap seorang siswa selama proses belajar mengajar, diperoleh dari hasil observasi yang telah dilaksanakan. Dari awal pertemuan peneliti telah mengobservasi seberapa aktifkah siswa dalam proses belajar biologi. Keaktifan siswa disini yang dimaksudkan peneliti adalah keseriusan siswa ketika mengikuti pelajaran dan menyimak materi yang diberikan oleh peneliti, kemampuan siswa dalam hal bertanya dan menanggapi ketika mengalami ketidak pahaman.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, skor hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota setelah diterapkan model Gagnon and Collay selama siklus II, maka diperoleh deskripsi skor hasil belajar Biologi siswa yaitu skor tertinggi 92 dan skor terendah72. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota sebesar 90,92. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 orang siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota yang menjadi subyek penelitian, 4 orang berada pada kategori tinggi dengan persentase 15,38% dan 22 orang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 84,62%. Berdasarkan pelaksanaan dan hasil dari siklus II seluruh siswa dengan jumalh 26 siswa termasuk kedalam kategori tuntas. Peningkatan terjadi karena pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan itu berupa (1) guru lebih banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan rasa ingin tahu siswa (2) memberikan sanksi kepada siswa yang masih banyak melakukan aktifitas lain pada saat pembahasan materi pelajaran, (3) lebih intensif membimbing siswa ataupun kelompok yang masih kurang baik (4) guru memberikan penghargaan bagi siswa yang memberikan respon positif termasuk nengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan.

Selain terjadi peningkatan hasil belajar biologi siswa selama siklus I dan siklus II, terjadi pula perubahan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Adapun perubahan-perubahan yang dimaksud adalah meningkatnya keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II dalam proses pembelajaran, meningkatnya keaktifan siswa dalam mengerjakan soal, dan semakin sedikit siswa yang melakukan aktifitas lain pada saat pembahasan materi pelajaran.

KESIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya tentang Penerapan Model pembelajaran Gagnon and Collay maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Terdapat peningkatan pemahaman yang mengarah pada pemahaman Biologi dengan penerapan Model Gagnon and Collay pada siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota. Peningkatan pemahaman tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang dikemas dalam dua siklus tindakan diantaranya:

a.     Dari data hasil observasi Penerapan Model Gagnon and Collay dapat merubah pola belajar siswa, dari yang tidak aktif menjadi aktif, yang tidak mandiri menjadi lebih mandiri, dan yang tidak terampil menjadi lebih terampil.

b.     Hasil yang diperoleh setelah Penerapan Model Gagnon and Collay pada siklus I skor rata – rata pemahaman Biologi siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota adalah 63,4 berada pada kategori sedang, sedangkan pada siklus II skor rata – rata hasil belajar Biologi siswa 90,92 berada pada kategori sangat tinggi.

c.     Terdapat peningkatan pemahaman Biologi siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kota setelah Penerapan Model Gagnon and Collay karena siswa sudah mampu beadaptasi dengan Model Gagnon and Collay.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dikemukakanlah saran-saran sebagai berikut:

a.     Kepada semua pendidik khususnya guru Biologi, diharapkan mampu mengunakan berbagai macam model yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar supaya anak dapat memahami pelajaran Biologi dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b.     Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan model ini agar siswa lebih mudah memahami materi Biologi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah.

c.     Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat model ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Aqib, zainal. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. 2006.

Budiningsih Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005.

Depdiknas. Pedoman Umum system Pengujian Hasil Kegiatan Belajar. (tanggal 01 Oktober 2017)www.google.com.2017.

Dimyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.

Ihsan Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.

Johnson Elaine B. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC. 2006.

Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bina Aksara. 1987.

Prawiradilaga Dewi Salma. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2007.

Pribadi Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. 2009.

Sadiman Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002.

Sadiman Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005.

Sahabuddin. Mengajar dan Belajar. Badan Penerbit UNM Makassar. 2007.

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. 2010.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2003.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Sudjino, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004.

Sudijono Anas. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2006.

Sudjana Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003.

Tim Dosen. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: UIN Alauddin Press. 2006.

Uno Hamzah B. Profesi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.