PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

MELALUI SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK

KELAS VIII.C SMP NEGERI 1 BANJARNEGARA SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sumedjo

SMP Negeri 1 Banjarnegara

ABSTRAK

Keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VIII.C masih rendah. Pembelajaran yang dilakukan kurang menarik. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar biologi melalui strategi snowball throwing pada kompetensi dasar bahan kimia rumah tangga dan zat aditif makanan bagi peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Banjarnegara semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Banjarnegara yang berjumlah 28 peserta didik yang terdiri dari 12 laki-laki dan 16 perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, dengan melakukan dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, obeservasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata ulangan harian pra siklus 71,50. pada siklus I 81,25, dan diakhir siklus II 84,50. Ketuntasan belajar pada prasiklus 82,07 % pada siklus I 86,25%, diakhir siklus II 92,85%. Keaktifan belajar peserta didik juga meningkat. dari 85,72% pada siklus I menjadi 96,43% pada siklus II.

Kata kunci: keaktifan belajar, hasil belajar, snowball throwing.


PENDAHULUAN

Hasil belajar peserta didik kelas VIII.C masih rendah dan belum sesuai dengan harapan. Nilai ulangan harian selama tiga kali pada semester gasal menunjukan hasil belajar dengan angka yang relatif rendah. Pada ulangan harian pertama nilai tertinggi 95,00 nilai terendah 40,00 dan nilai rata-rata 65,00. Ketuntasan belajar individu hanya 23 dari 28 peserta didik, dan kentuntasan klasikal hanya mencapai 82,14 %. Pada ulangan harian kedua nilai tertinggi 97,50 nilai terendah 30,00 dan nilai rata-rata 72,00. Ketuntasan belajar secara individu pada ulangan harian kedua hanya 22 dari 28 peserta didik. Sedangkan ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 78,57%. Pada ulangan harian ketiga nilai tertinggi 87,00 nilai terendah 55,50 dan nilai rata-rata 77,50. Ketuntasan belajar secara individu pada ulangan harian kedua hanya 24 dari 28. Sedangkan ketuntasan secara klasikal ha-nya mencapai 78,57%. Dari data dokumen ulangan harian ini menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik kelas VIII.C masih rendah.

Masih rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan guru masih menggu-nakan metode mengajar yang monoton dan klasikal, Setting tempat duduk, seluruh peserta didik menghadap searah ke papan tulis, belum memanfaatkan strategi belajar yang lebih menyenangkan, menarik, dan belum melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran.

Keaktifan belajar peserta didik da-lam keseharian juga kurang terlihat. Hal ini bisa dibuktikan pada survei awal ketika proses belajar mengajar berlangsung, per-hatian peserta didik terhadap penjelasan guru masih kurang, kerjasamanya dalam kelompok tidak begitu tampak, kemampu-an siswa mengemukakan pendapat masih rendah, kurang memperhatikan temannya dalam berpendapat, tidak ada ide atau gagasan yang cemerlang, dan kemampuan kerjasama untuk saling membantu menye-lesaikan masalah antar kelompok masih rendah.

Harapannya ketika proses pembe-lajaran berlangsung semua peserta didik serius mengikuti pelajaran, bersikap aktif, kreatif, memperhatikan penjelasan guru, bisa menggunakan nalarnya dengan baik, kerjasama dengan teman cukup tinggi, dan memilki rata rata ulangan harian minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan.

Jika masalah di atas tidak segera ditangani dan tidak dicarikan jalan keluar maka akumulasi masalah akan semakin banyak. Keadaan ini menjadikan peserta didik bosan belajar dan guru bosan untuk mengajar. Hasil belajar juga akan mengalami penurunan, prestasi peserta didik dan sekolah semakin terpuruk.

Dari fenomena tersebut maka ter-cetuslah sebuah gagasan dari penulis un-tuk mengupayakan penggunaan suatu metode pembelajaran yang dapat melibat-kan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, bekerjasama dengan sesa-ma peserta didik dalam tugas-tugas terstruktur dan saling berinteraksi dengan sesama secara aktif, dan efektif melalui sebuah metode pembelajaran yang disebut pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar biologi peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Banjarnegara melalui strategi pembelajaran model snowball throwing.

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa situasi dan permasalahan seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran model snowball throwing dapat meningkatkan ke-aktifan dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi bagi peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Banjarnegara semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015?“

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti yaitu meningkatkan keaktifan dan hasil be-lajar biologi melalui strategi snowball throwing pada kompetensi dasar bahan kimia rumah tangga dan zat aditif makanan bagi peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Banjarnegara semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTE-SIS TINDAKAN

Hasil Belajar

Djiwandono dkk (2002:129) me-ngemukakan belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect (respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain. Sedangkan pendapat Slameto (2003:13) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai ha-sil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat lain men-jelaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan da-lam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan. Sejalan dengan pendapat di atas Nana Syaodih Sukmadinata, (2009: 124) menjelaskan belajar merupakan proses mental yang dinyatakan dalam berbagai perilaku, baik perilaku fisik-motorik maupun psikis. Meskipun suatu kegiatan belajar merupakan kegiatan fisik-motorik (ketrampilan) tetapi di dalamnya tetap terdapat kegiatan mental, tetapi kegiatan fisik-mentalnya lebih banyak dibandingkan dengan proses mentalnya Oemar Hamalik (2000:30) menjelaskan hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Sudjana (2009) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh, didapatkan atau dikuasai setelah proses belajar yang biasanya ditunjukkan dengan nilai atau skor. Menurut Sudjana (2009) hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (a) keterampilan dan kebia-saan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum

Suharsimi (2009:88) menyatakan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor motivasi. Ada dua macam motivasi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemo-ohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Menurut Slameto (2003:54) faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor Intenal dan Ekternal. Faktor internal meliputi (1) faktor biologis, yang meliputi kesehatan, gizi, pendengaran dan peng-lihatan. (2). faktor psikologis, meliputi inte-legensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan berfikir. (3) faktor kelelahan, meli-puti: kelelahan jasmani dan rohani. Faktor ekternal meliputi (1) faktor keluarga, (2) faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah, dan (3) faktor masyarakat.

Keaktifan belajar

Wina Sanjaya, (2010) mendefinisi-kan keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan. Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi tiga keaktifan diantaranya keaktifan alat indera, akal, dan ingatan.

Keaktifan belajar merupakan suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar. Ciri-ciri keaktifan belajar siswa ada empat yaitu (1) keinginan dan keberanian menampilkan perasaan, (2) keinginan dan keberanian serta kesempat-an berprestasi dalam kegiatan baik persiap-an, proses dan kelanjutan belajar, (3) penampilan berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya, (4) kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar, Nana Sudjana (2004) menyatakan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar yaitu (1) stimulus belajar,(2) perhatian dan motivasi, (3) respon yang dipelajarinya, (4) penguatan, dan (5) pemakaian.

Pembelajaran Snowball Throwing

Metode pembelajaran snowball throwing adalah suatu metode pembe-lajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain atau kelompok lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Langkah-langkah model Pembela-jaran Snowball Throwing menyebutkan ada beberapa langkah diantaranya (1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan atau menugaskan seminggu sebelumnya untuk merangkum materi yang akan dibahas, (2) guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok diberi tugas untuk menjelaskan materi yang akan di bahas kepada teman lain dalam sekelompoknya, (3) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, (4) masing-masing siswa diberi-kan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, (5) kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola atau bisa dimasukan kedalam bola plastik selanjutnya dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain atau dari kelompok satu ke kelompok lain selama kurang lebih lima menit, (6) setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, (7) guru memberikan kesimpulan, (8) evaluasi, dan (9) menutup pelajaran.

Kerangka Berpikir

Strategi pembelajaran snowball throwing mendorong dan memberikan ke-sempatan pada peserta didik untuk meng-gali kemampuan diri dalam menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dan memadukan-nya dengan kemampuan siswa lain, untuk saling bisa berbagi dan bekerja sama. Dalam metode konvensional peserta didik tidak banyak terlibat dari segi berfikir maupun berbuat, siswa hanya menerima informasi/penjelasan yang diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan kegiatan psikomotoriknya. Sehingga memungkinkan siswa menjadi pasif, apatis dan merasa cepat bosan. Untuk menghindari hal-hal yang bersifat negatif ini, maka guru harus bisa mereformasi diri untuk menyajikan model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang memiliki karakteristik menyenangkan adalah metode snowball throwing.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah pene-rapan strategi pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar biologi peserta didik .

METODE PENELITIAN

Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Banjarnegara kelas VIII.C semes-ter genap tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015. Subyek peneliti-an adalah peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Banjarnegara yang berjumlah 28 peserta didik yang terdiri dari 12 laki-laki dan 16 perempuan.

Teknik Pemgumpulan Data

Alat pengambilan data atau instru-men merupakan alat untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengetahui hasil selama proses pembelajaran. Dalam penelitian ini terdapat dua macam instru-men, yaitu instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik, sedangkan instrumen nontes digunakan untuk meng-evaluasi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan memberikan tanggapan, perasaan atas model pembela-jaran yang telah disajikan guru dengan menggunakan metode snowball throwing. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) lembar peng-amatan guru mengajar, 2) lembar peng-amatan keaktifan belajar peserta didik, dan 3) angket tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang disajikan guru.

Data yang diperoleh pada peneliti-an ini ada dua jenis yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data terdiri dari teknik tes dan nontes. 1)Teknik Tes pada penelitian ini pengambilan data yang menggunakan teknik tes yaitu data hasil belajar peserta didik. Data ini meliputi data ulangan harian dan tes kemampuan akhir pembelajaran 2).Teknik Nontes teknik ini digunkan untuk mengambil data tentang keaktifan belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dari siklus I sampai siklus II. Data ini diperoleh dari instrumen nontes yaitu pengamatan guru mengajar, pengamatan keaktifan belajar peserta didik, angket tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran snowball throwing, pedoman sosiometri dan dokumentasi foto.

Teknik Analisis Data

Analisis daya yang digunakan da-lam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan prasiklus dan antar siklus atau mencari nilai terting-gi, nilai terendah, nilai rata-rata/ daya serap dan ketuntasan belajar.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan meng-gunakan pendekatan action research, yang berjalan selama dua siklus tindakan. Pro-sedur penelitian pada siklus I dan siklus II terdiri dari perencanaan (planning), pelak-sanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).

Indikator Kinerja

Indikator kinerja keberhasilan pe-nelitian ini meliputi dua hal yaitu indikator secara kuantitatif dan kualitatif. 1) indika-tor kuantitatif, secara kuantitatif penelitian ini dikatakan berhasil jika diakhir siklus II nilai rata-rata klasikal peserta didik kelas VIII.C minimal 80,00. Dan ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangnya 85% peserta didik mendapat nilai sama dengan atau diatas KKM (80,00) 2) Indikator kualitatif, secara kualitatif penelitian ini dikatakan berhasil jika diakhir siklus II sekurang-kurangnya 70% siswa aktif dalam proses pembelajaran. Dan 70% peserta didik merasa senang atau suka terhadap model pembelajaran yang disajikan oleh guru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Hasil Penelitian Prasiklus

Hasil prasiklus merupakan hasil ulangan harian pada semester gasal se-belum peserta didik diberi tindakan. Hasil ini diperoleh dari data dokumen daftar nilai semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Adapun data hasilnya adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Dokumen Ulangan Harian Semester Gasal Tahun 2014/2015

No

Ulangan harian

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-rata

Jml siswa tuntas

Siswa tidak tuntas

Presentase Ketuntasan Klasikal

1

1

95,00

40,00

65

22

7

78,57

2

2

97,50

30,00

72

21

8

75,00

3

3

87,00

55,50

77

23

6

82,14

Hasil akhir

97,50

30,00

71

22

7

78,57

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil belajar biologi peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Banjarnegara masih terhitung dalam kategori rendah. Rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIII.C ini ditunjukan dengan nilai rata-rata kelas selama tiga kali ulangan harian mendapatkan hasil sebesar 71,50. Ketuntasan peserta didik secara individual baru 22 dari 28 peserta didik, berarti masih ada 6 siswa yang belum tuntas belajar. Adapun rata-rata ketuntasan belajar secara klasikal baru mencapai 78,57 %.

Hasil Penelitian Siklus I

Hasil tes diperoleh dari penilaian ulangan harian yang diadakan disetiap akhir siklus. Jumlah peserta didik yang mengikuti tes ulangan harian siklus I adalah 28 peserta didik. Adapun hasil tes siklus I dapat ditunjukkan dari tabel berikut ini.

Tabel 2. Hasil Tes Ulangan Harian Siklus I

No

Keterangan

Perolehan

1.

Nilai tertinggi

93,33

2.

Nilai terendah

66,60

3.

Rata-rata kelas

79,25

4.

Jumlah siswa tuntas belajar

23 siswa

5.

Jumlah siswa tidak tuntas belajar

05 siswa

6.

Presentase ketuntasan belajar klasikal

82,14%

Sedangkan hasil nontes dari dua orang kolaborator menyatakan hasil yang berbeda. Kolaborator 1 menyatakan 75% pembelajaran telah sesuai dengan skenario dan menyatakan bahwa guru peneliti melakukan pembelajaran dengan menggu-nakan metode snowball throwing dengan kriteria “baik”. Kolaborator 2 menyatakan 71% pembelajaran telah sesuai dengan skenario dan juga menyatakan bahwa guru peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode snowball throwing dengan kriteria “baik”. Keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil rata-rata 7,75 dengan kriteria bahwa sebagian besar peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang disajikan oleh guru. Tanggapan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode snowball throwing pada siklus I diperoleh hasil tanggapannya bahwa dari jumlah 28 peserta didik di kelas VIII.C, 14 peserta didik menyatakan “sangat senang” dengan model pembelajaran yang disajikan guru. Peserta didik lain dengan jumlah 10 orang menyatakan “senang” dengan model pembelajaran yang disajikan guru. 2 peserta didik lain menyatakan “ragu-ragu” dan selebihnya yaitu 2 peserta didik menyatakan “tidak senang” dengan dengan model pembelajaran yang disajikan guru.

Hasil Penelitian Siklus II

Tabel 3. Hasil Tes Ulangan Harian Siklus II

No

Keterangan

Perolehan

1.

Nilai tertinggi

100,00

2.

Nilai terendah

75,00

3.

Rata-rata kelas

84,50

4.

Jumlah siswa tuntas belajar

26 siswa

5.

Jumlah siswa tidak tuntas belajar

02 siswa

6.

Presentase ketuntasan belajar klasikal

92,85%

Sedangkan hasil nontes tentang penampilan guru mengajar, kolaborator 1 menyatakan 835% pembelajaran telah sesuai dengan skenario dan menyatakan bahwa guru peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode snowball throwing dengan kriteria “amat baik”. Guru kolaborator 2 menyatakan 87% pembelajaran telah se-suai dengan skenario dan juga menyatakan bahwa guru peneliti melakukan pembela-jaran dengan menggunakan metode snow-ball throwing dengan kriteria “amat baik”. Hasil keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran menggunakan metode snow-ball throwing dengan kriteria “sangat aktif”. Sedangkan jumlah siswa terbanyak yaitu 22 siswa mengikuti proses pembelajaran dengan kriteria “aktif”. Masih terdapat 4 orang siswa masuk kriteria “tidak aktif” da-lam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran snow-ball throwing. Keaktifan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil rata-rata 80,00 dengan kriteria akhir bahwa sebagian besar siswa “aktif” dalam mengikuti proses pembelajaran yang disajikan oleh guru peneliti. Hasil tanggapan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode snowball throwing pada siklus II diperoleh hasil tanggapan dari jumlah 28 siswa di kelas VIII.C, 19 peserta didik menyatakan “sangat senang” dengan model pembelajaran yang disajikan guru. Siswa lain dengan jumlah 9 orang menyatakan “senang” dengan model pem-belajaran yang disajikan guru. Tidak dijum-pai peserta didik yang menyatakan “ragu-ragu” maupun “tidak senang” dengan de-ngan model pembelajaran yang disajikan guru.

Pembahasan

Secara utuh hasil belajar peserta didik selama penelitian berlangsung disaji-kan pada tabel berikut.

Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes Ulangan Harian, Prasiklus, Siklus I dan II

No

Keterangan

Perolehan

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

A.

Hasil Belajar

1. Nilai tertinggi

97,50

96,70

100,00

2. Nilai terendah

30,00

66,70

75,00

3. Nilai rata-rata kelas

71,50

81,25

84,50

4. Jumlah siswa tuntas belajar

23 siswa

24 siswa

26 siswa

5. Jumlah siswa tidak tuntas belajar

5 siswa

4 siswa

2 siswa

6. Persentase ketuntasan belajar klasikal

82,07 %

86,25%

92,85%

B.

Keaktifan

1. Keaktifan mengikuti KBM

85,72%

96,41

2. Siswa senang terhadap snowball throwing

24 siswa (85,71%)

28 siswa (100%)

3. Ketampilan guru mengajar

Baik (73%)

Amat baik (85%)

Berdasarkan tabel 4. Nilai rata-rata kelas hasil belajar peserta didik meningkat dari prasiklus ke siklus I sebesar 9,75 dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 3,25. Persentase ketuntasan belajar klasik-al meningkat dari prasiklus ke siklus I sebesar 4,18% dan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 6,6%. Keaktifan belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 10,69%. Tanggapan peserta didik terhadap snowball throwing meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 14,29%. Ketampilan guru mengajar meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 12%.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Pembela-jaran dengan menerapkan model pembela-jaran snowball throwing dapat meningkat-kan hasil belajar peserta didik yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 81,25 pada siklus-I dan 84,50 pada siklus II, persentase ketuntas-an belajar klasikal sebesar 86,25% pada siklus I dan 92,85% pada siklus II 2) Penerapan model pembelajaran snowball throwing mempunyai pengaruh yang sangat positif yaitu dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

Saran

Berdasarkan simpulan hasil peneli-tian tersebut, saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut. 1) Guru mata pelajaran biologi dalam menyeleng-garakan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran snowball throwing dalam pembelajaran untuk menjelaskan kosep biokimia disebabkan oleh adanya bukti terjadinya peningkatan keaktifan dan hasil belajar serta perubahan perilaku ke arah yang positif dalam pembelajaran. 2).Para peneliti dalam bidang pendidikan dapat melakukan penelitian serupa dengan memadukan atau mengganti metode atau model pembelajaran yang lainnya sehingga didapatkan alternatif lain untuk pembela-jaran.

DAFTAR PUSTAKA

Djiwandono dkk, 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta , Grasindo.

Nana Sudjana, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdikarya.

Nana Syaodih Sukmadinata, 2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung, PT. Imperial Bhakti Utama.

Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdikarya.

Oemar Hamalik, 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung, Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempegaruhinya. Jakarta , PT. Rineka Cipta

http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-snowball-throwing.html, di unduh 24 april 2015.