Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Dengan Penerapan Metode Demonstrasi
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA DAN GERAK DENGAN PENERAPAN
METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS VI SDN 6 WULUNG
KECAMATAN KEDUNGTUBAN KABUPATEN BORA
TAHUN PELAJARAN 2015 /2016
Kustini
SD Negeri 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora
ABSTRAK
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat didefinisikan sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Apabila guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan guru adalah metode demonstrasi. Subjek dalam penelitian siswa kelas VI SDN 6 Wulung semester I tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 10 siswa yaitu 4 laki-laki dan 6 perempuan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai siklus II yaitu, pra siklus (40%), siklus I (70%), siklus II (100%).Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi Gaya dan Gerak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Kata Kunci: keaktifan belajar IPA, hasil belajar IPA,Metode Demonstrasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujua. Dalam suatu pembelajaran terdiri dari perangkat pembelajaran yang saling berkaitan dan bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perangkat pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan peserta didik dalam melakukan proses belajar.
Puskur-Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimenâ€. IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting karena IPA dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secaralogis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan IPA harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat didefinisikan sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai proses terdiri atas berbagai produk keterampilan, yaitu keterampilan proses dasar seperti mengamati dan mengukut, serta keterampilan proses terpadu meliputi: merumuskan masalah, menarik kesimpulan dan sebagainya. Sementara itu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sikap menuntut siswa untuk memiliki sikap ilmiahnya seperti jujur, teleiti, kritis mampu bekerja sama dan sebagainya.
Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari berbagai permasalahan, diantaranya adalah rendahnya hasil belajar siswa dan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan. Rendahnya keaktifan siswa dalam bertanya dan rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terbukti ketika siswa disuruh bertanya tidak ada yang mengacungkan jarinya untuk bertanya, berarti siswa sudah jelas semua. Padahal dalam kenyataan ketika guru memberikan soal ulangan harian nilai 6 siswa masih di bawah KKM.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai. Apabila guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik.Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan guru adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Syaiful Bahri Djamharah,dalam Trianto 2010).
Peneliti menggunakan metode demonstrasi dengan harapan keaktifan dan hasil belajar IPA kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora semester I tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkat.
Rumusan Masalah
Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi gaya dan gerak bagi siswa kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora pada semester I tahun pelajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Melalui penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan keaktifan dalam bertanya dan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa
pembelajaran IPA tentang gaya dan gerak melalui Metode Demonstrasi dapat menyelesaikan permasalahan yang terkait pelajaran IPA, hasil belajar IPA, dan meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa khususnya tentang gaya dan gerak.
b. Bagi guru
pembelajaran IPA tentang gaya dan gerak melalui Metode Demonstrasi sebagai alternatif pembelajaran guna memperbaiki proses pembelajaran di kelas, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran IPA yaitu menjadikan IPA pelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu kehadirannya oleh siswa.
c. Bagi Sekolah
pembelajaran IPA tentang gaya dan gerak melalui Metode Demonstrasi, dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan model pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA pada siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil Hasil belajar IPA siswa.
KAJIAN TEORI
Hakikat IPA
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari 2002: 7) adalah sebagai berikut: (1) kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka; (2) observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya; (3) ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat; (4) progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
Keaktifan Belajar
Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 17). Aktif mendapat awalan ke- dan –an, sehingga menjadi keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau kesibukan. Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar siswa.
Sebenarnya semua proses belajar mengajar peserta didik mengandung unsur keaktifan, tetapi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena itu, peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan belajar mengajar. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar peserta didik dapat ditempuh dengan upaya kegaiatan belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan.
Hasil Belajar
Menurut Dimyanti dan Mudjiono, hasil belajar merupakan halyang dapat dipandang dari dua sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajarmerupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibanding pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Menurut Supriyono (1999: 16) bahwa hasil belajar ialah prestasi belajar yang telah dicapai dan dapat diwujudkan baik dalam angka-angka maupun kata-kata dalam dunia pendidikan atau suatu cara untuk memberikan evaluasi hasil belajar pada anak didik dengan memberikan nilai angka atau kategori.
Menurut Anni (2004:4) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktifitas belajar.
Hasil belajar siswa dalam hal ini meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif,aspek afektif dan aspek psikomotorik. (1) aspek kognitif, kemampuan kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Aspek afektif, kemampuan afektif meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian,dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. (3) Aspek psikomotorik, kemampuan psikomorik meliputi: persepsi, kesiapan, gerakanterbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,gerakan penyesuaian dan kreativitas. (Hamalik 2003:160).Hasil belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini Hasil belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor yaitu:
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motifasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2. Faktor yang datang dari luar diri siswa, atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Metode Demonstrasi
Ditinjau dari segi etimologi (bahasa) metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodosâ€, yang terdiri dari kata â€metha†yang berarti melalui atau melewati dan “hodos†yang berarti jalan atau cara. Maka metode mempunyai arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Ada beberapa metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan. Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210). Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Hipotesis Tindakan
Melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi gerak dan gaya bagi siswa kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora pada Semester I tahun pelajaran 2015/2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.Karena peneliti merupakan guru kelas VI di SDN 6 Wulung kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Penelitian dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 selama 5 bulan dengan rincian sebagai berikut: a. Bulan Juli digunakan untuk menyusun proposal Penelitian Tindakan kelas (PTK). b. Bulan Agustus digunakan untuk menyusun instrument penelitian. c. Bulan September digunakan untuk penyusunan tindakan siklus I dan siklus II. d. Bulan Oktober digunakan untuk analisis data. e. Bulan Nopember digunakan untuk pembahasan/diskusi f. Bulan Desember digunakan untuk menyusun laporan dan hasil kegiatan.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI dengan jumlah 10 siswa. Siswa laki-laki 4 siswa dan perempuan 6 siswa. Karakteristik siswa kelas IV SDN 6 Wulung dalam mengikuti proses pembelajaran IPA materi gaya dan gerak masih kurang aktif. Banyak anak yang terkesan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar IPA mereka rendah, terbukti pada hasil evaluasinya dari 10 siswa hanya 4 anak atau sekitar 40% yang nilainya dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75.
Untuk mendapatkan data siswa, peneliti menggunakan teknik observasi, angket, dan tes tertulis pada akhir pertemuan pembelajaran. Untuk alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, soal tes tertulis, dan angket Hasil siswa. Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran serta peran aktif siswa. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan metode. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mencakup dua siklus. Setiap siklus, terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Siklus I bertujuan untuk mengetahui pembelajaran IPA dengan model menggunakan metode dalam tindakan awal dan sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Sementara itu, siklus II merupakan perbaikan dari siklus I yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar anak dalam mempelajari struktur akar dan fungsinya dengan metode yang sama setelah dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Data Keaktifan Siswa Dalam Belajar IPA
Rendahnya keaktifan siswa dalam bertanya dan rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terbukti ketika siswa disuruh bertanya tidak ada yang mengacungkan jarinya untuk bertanya, berarti siswa sudah jelas semua, padahal dalam kenyataan ketika guru memberikan soal ulangan harian nilai 6 siswa masih dibawah KKM.
Diskripsi Data Hasil Belajar IPA
Guru dalam menyampaikan materi IPA materi gaya dan gerak ini menggunakan metode ceramah sehingga ketika guru menyampaikan materi ini siswa ada yang bicara dengan temannya sendiri ada siswa yang tiduran, ada yang menggambar sehingga perhatian siswa tidak fokus pada materi yang disampaikan gurunya. Dari 10 siswa hanya ada 4 siswa yang nilainya tuntas KKM. Jadi keberhasilanya hanya 40%.
Diskripsi Data Siklus I
Data keaktifan belajar IPA siklus I
Pada siklus I keaktifan siswa sedikit mengalami peningkatan dari kondisi awal tidak ada yang bertanya pada siklus I ini ada 5 siswa yang bertanya. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, yaitu: aktivitas memperhatikan sebesar 70%, aktivitas menirukan membuat jungkat-jungkit sebesar 60%, dan aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok 60%.
Data hasil belajar IPA siklus I
Pada siklus I hasil belajar IPA siswa meningkat dari kondisi awal hanya ada 4 siswa yang tuntas pada siklus ini 7 siswa tuntas KKM.
Berdasarkan kondisi awal nilai rata-rata ulangan harian adalah 67,7 sedangkan pada siklus I nilai rata-rata ulangan harian adalah 72,9 apabila dibandingkan,nilai ulangan harian pada siklus I mengalami peningkatan dengan tingkat ketuntasan 70%.
Hasil yang dicapai sesuai dengan usaha yang telah dilakukan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, namun perlu ditingkatkan lagi.
Diskripsi Data Siklus II
Hasil pengamatan keaktifan siswa belajar IPA siklus II
Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan dari siklus I hanya ada 5 siswa yang bertanya. Pada siklus II ini hampir seluruh siswa sudah berani bertanya. pada siklus yang ke II, aktivitas memperhatikan sebesar 90%, aktivitas menirukan membuat jungkat- jungkit sebesar 80%, dan aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok 80%.
Hasil pengamatan hasil belajar IPA siswa siklus II
Pada siklus II ini nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 72,9 sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya menjadi 78,3.Dari 10 siswa semua tuntas KKM. Jadi pada siklus II tingkat ketuntasanya mencapai 100%.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran dengan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan keaktivan dan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (40%), siklus I (70%), siklus II (100%).
Saran
1. Siswa
Perlunya penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi gerak dan gaya SDN 6 Wulung semester I tahun pelajaran 2015/2016.
2. Teman sejawat
Perlu penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi gerak dan gaya SDN 6 Wulung Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
3. Sekolah
Perlu melengkapi alat peraga lain yang kemungkinan dibutuhkan dalam pembelajaran.
4. Perpustakaan
Hasil penelitian harus diarsipkan untuk dijadikan literature supaya bisa dijawab teman sejawat.
DAFTAR PUSTAKA
KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008: Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Joko. 2009. Cooperative Learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.