Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Melalui Permainan Bola Kertas
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
KERJA SAMA ASEAN MELALUI PERMAINAN BOLA KERTAS
PADA SISWA KELAS VI SDN SEMAWUR KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA SEMESTER 1 TAHUN 2018/2019
Endah Ratnaningsih
SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Kerja Sama Asean melalui Permainan Bola Kertas.Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan Permainan Bola Kertas dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Pada siklus I keterampilan guru memperoleh skor sebanyak 34 atau 70,8% dan masuk dalam kreteria baik, sedangkan pada siklus II memperoleh skor sebanyak 42 atau 87,5% dan masuk dalam kreteria sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh 65% dan masuk dalam kreteria cukup, dan pada siklus II mendapat 79% dan masuk dalam kreteria baik. Hasil belajar siswa pada siklus I , nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 dengan rata-rata 66,7, ketuntasan siswa secara klasikal 52,4% dan pada siklus II, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata siswa 74,5, ketuntasan siswa secara klasikal 88%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Permainan Bola Kertas pada pembelajaran PPKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas VI SDN Semawur Kecamaatan Ngawen Kabupaten Blora.
Kata kunci: Hasil Belajar, Permainan Bola Kertas
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek: (1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, (2) Norma, hukum, dan peraturan, (3) Hak asasi manusia, (4) Kebutuhan warga negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan dan Politik, (7) Pancasila, dan (8) Kerjasama ASEAN (BSNP, 2006: 271). Pembelajaran PPKn di sekolah dasar juga mempunyai tujuan yaitu menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa sendiri.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, termasuk di SDN Semawur. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada pola pembelajaran yang lebih banyak didominasi guru. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum optimal sehingga berakibat pada perolehan hasil belajar siswa yang tidak optimal pula. Di sini peran siswa tidak lagi sebagai subyek pembelajaran melainkan sebagai obyek pembelajaran. Tanggung jawab siswa terhadap tugas belajarnya seperti dalam hal kemampuan mengembangkan, menemukan, menyelidiki, dan mengungkap pengetahuan yang dimiliki masih sangat kurang.
Berdasarkan refleksi awal dengan guru kelas VI bahwa 62,7% (7 dari 13) siswa kelas VI SDN Semawur belum mampu memahami mata pelajaran PPKn dengan baik. Hal ini dikarenakan pola pengajaran yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, dan bahkan para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi yang disajikan guru.
Data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2018/2019 dalam mata pelajaran PPKn pokok bahasan Sistem Pemerintahan Kabupaten dan Kota belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 70. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80, dengan rata-rata kelas 59,8. Dengan melihat data hasil belajar dalam mata pelajaran PPKn tersebut, perlu sekali proses pembelajaran PPKn untuk lebih ditingkatkan kualitasnya agar siswa Sekolah Dasar tersebut mempunyai minat dan motivasi yang tinggi untuk mempelajari materi-materi Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan minat dan motivasi belajar yang baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Selain itu, dengan pembelajaran PPKn diharapkan siswa dapat mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas VI, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, peneliti dan tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yaitu dengan menggunakan permainan bola kertas. Permainan Bola Kertas cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran PPKn karena dapat memberikan kesempatan kepada teman dalam kelompok untuk merumuskan pertanyaan secara sistematis. Disamping itu dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Juga melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. Dapat juga merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. Berikutnya dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Dan dengan menggunakan permainan ini memungkinkan siswa saling memberikan pengetahuan (Sipranata,2013:11).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti akan mengaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul ” Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kerja Sama Asean melalui Permainan Bola Kertas pada Siswa Kelas VI SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Semester 1 Tahun 2018/2019”.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang ada pada pembelajaran PPKn. Berikut ini identifikasi dari masalah dalam pembelajaran PPKn materi Kerja Sama ASEAN di kelas VI SDN Semawur:
- Guru umumnya dalam melaksanakan pembelajaran masih menggunakan metode caramah, belum melakukan variasi, dalam mengelola kelas masih kurang dan dalam pembelajaran belum ada pembagian kelompok kecil atau perorangan.
- Siswa dalam pembelajaran kurang aktif, siswa cepat merasa bosan dlam mengikuti pembelajaran
- Hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 70.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar materi Kerja Sama ASEAN pada siswa kelas VI SDN Semawur?”
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
- Apakah permainan bola kertas dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PPKn di kelas VI SDN Semawur?
- Apakah permainan bola kertas dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn di kelas VI SDN Semawur?
- Apakah permainan bola kertas dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi Kerja Sama ASEAN pada siswa kelas VI SDN Semawur?
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN TEORI
Keaktifan dan hasil belajar
Menurut Sudjana (2009: 40), kualitas pengajaran adalah tingkat rendah atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran.
Sudjana (2009: 40-41) menyatakan bahwa hasil belajar dan kualitas pengajaran mempunyai hubungan yang berbanding lurus. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dilakukan melalui in-servis training guru yang sasarannya adalah meningkatkan penguasaan landasan kependidikan, materi pembelajaran (subject matter), metode dan strategi mengajar, pembuatan dan penggunaan alat pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Guru memegang peranan penting dan strategis dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai suatu aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa berkaitan langsung dengan aktivitas guru, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai suatu sistem kegiatan, proses pembelajaran selalu melibatkan guru. Keterlibatan guru tersebut mulai dari pemilihan dan pengurutan materi pelajaran, penerapan dan penggunaan metode pembelajaran, penyampaian materi pelajaran, pembimbingan belajar, sampai pada kegiatan pengevaluasian hasil belajar (Daryanto, 2010: 63).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variabel dalam keaktifan dan hasil belajar, yaitu keterampilan mengajar guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
Pembelajaran PPKn di SD
Pembelajaran PPKn di SD yaitu menjabarkan konsep, nilai, moral dan norma Pancasila dan UUD 1945 itu secara berjenjang berkelanjutan dan semakin meluas mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pentingnya peran PPKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, maka melalui PPKn sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi (Winataputra, 2008: 1.10)
Fungsi mata pelajaran PPKn adalah sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Proses pendidikan yang menjadi kepedulian PPKn adalah proses pendidikan yang terpadu utuh, yang juga disebut sebagai bentuk confluent education (Mc. Neil, 1981). Tuntutan pedagogis ini memerlukan persiapan mental, profesionalitas, sosial guru-murid yang kohesif. PPKn mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. PPKn merupakan pendidikan demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. PPKn dinilai sebagai mata pelajaran yang mengemban misi pendidikan nilai dan moral, dengan alasan sebagai berikut:
- Materi PPKn adalah konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat negara Indonesia.
- Sasaran akhir belajar PPKn adalah perwujudan nilai-nilai tersebut dalam perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran menuntut terlibatnya emosional, intelektual, dan sosial dari peserta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami (bersifat kognitif) tetapi dihayati (bersifat objektif) dan dilaksanakan (bersifat prilaku).
Oleh karena itu, melalui pembelajaran PPKn seorang guru perlu menanamkan konsep, nilai, moral, dan norma dalam diri siswa agar siswa mempunyai wawasan, sikap, dan keterampilan yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Permainan Bola Kertas
Permainan bola kertas hampir sama dengan Model Pembelajaran Snowball Throwing, namun dalam permainan bola kertas ini di buat lebih manarik. Dalam permainan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Komalasari (2011: 67) mengemukakan bahwa bola kertas merupakan permainan pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang di padukan melalui satu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.
Permainan bola kertas mampu melatih siswa untuk lebih tanggap dalam menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti permainan pembelajaran Talking Stick tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang dibentuk menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaan (Widodo, 2009).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bola kertas merupakan salah satu permainan pembelajaran kooperatif yang menarik, mampu menggali kepemimpinan siswa dalam kelompok, melatih kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan serta mengandung unsur permainan imajinatif dengan cara siswa menuliskan pertanyaan di lembar kertas, membentuk kertas tersebut hingga menyerupai bola kemudian di lemparkan ke siswa lain.
Adapun langkah-langkah permainan pembelajaran bola kertas menurut Suprijono (2012: 128) adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
- Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
- Kemudian, masing-masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
- Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama lebih kurang 15 menit
- Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan, siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian.
- Guru memberikan kesimpulan
- Evalusai
- Penutup
Jadi dapat disimpulkan bahwa permainan bola kertas memiliki banyak kelebihan jika diterapkan dalam proses pembelajaran karena permainan bola kertas sangat menarik, menyenangkan, mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain memiliki kelebihan, penggunaan permainan Bola kertas dalam kegiatan pembelajaran juga memiliki kekurangan yaitu terjadinya keributan saat siswa melemparkan bola pertanyaan ke arah teman lain. Melihat kekurangan tersebut, peneliti memiliki solusi untuk mengatasi yaitu dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa saat melemparkan bola pertanyaan yang telah dibuatnya, yaitu guru memberikan arahan kepada siswa di kelompok 1 untuk melemparkan bola pertanyaan ke kelompok 2, kelompok 2 melemparkan bola pertanyaan ke kelompok 3, dan seterusnya.
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris di atas, maka penggunaan permainan bola kertas dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PPKn yang meliputi: keterampilan guru dalam pembelajaran PPKn, aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn, dan hasil belajar PPKn pada siswa kelas VI SDN Semawur.
METODE PENELITIAN
SETTING PENELITIAN
- Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada semester I yang dimulai dari bulan September hingga bulan November 2018.
- Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di kelas VI SDN Semawur Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah
SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SDN 1 Ngawen tahun pelajaran 2018/2019, dengan jumlah siswa 13anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 7 anak, dan siswa perempuan 6 anak.
PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
METODE PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dan metode dokumentasi.
VALIDASI DATA
Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.
ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata/mean. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase.
Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran PPKn dan observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn dengan permainan bola kertas yang dianalisis dengan dilakukan proses koding untuk mengorganisir data.
INDIKATOR KEBERHASILAN
Permainan bola kertas dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PPKn pada siswa kelas VI SDN Semawur dengan indikator sebagai berikut:
- Keterampilan guru dalam pembelajaran PPKn dengan permainan bola kertas meningkat dengan kriteria baik.
- Aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn dengan permainan bola kertas meningkat dengan kriteria baik.
- Hasil belajar PKn dengan permainan bola kertas meningkat dengan kriteria baik dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 75%.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penjabaran keterampilan guru dalam pembelajaran PPKn, aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn yang diperoleh pada siklus I, dan siklus II dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut:
Diagram Rekapitulasi Hasil Perkembangan siswa dalam Pembelajaran PPKn melalui Permainan bola kertas
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti (guru) dan tim kolaborasi dalam pembelajaran PPKn pokok bahasan Kerja Sama ASEAN pada siswa kelas VI SDN Semawur dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Keterampilan guru dalam pembelajaran PPKn melalui permainan bola kertas mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dengan persentase keterampilan guru pada siklus I sebesar 70,8% (kriteria baik), dan pada siklus II sebesar 87,5% (kriteria baik sekali). Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam pembelajaran PPKn melalui permainan bola kertas meningkat dengan kriteria baik sekali.
- Aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn melalui permainan bola kertas mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dengan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 65% (kriteria cukup), dan siklus II sebesar 79% (kriteria baik). Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn melalui permainan bola kertas meningkat dengan kriteria baik.
- Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn melalui permainan bola kertas mengalami peningkatan pada setiap siklusnya di mana pada hasil pre tes persentase ketuntasan belajar klasikal hanya 33,3%. Pada siklus I sebesar 52,4% dengan nilai rata-rata 66,7, Setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II, ketuntasan belajar klasikal menjadi 76,2% dengan nilai rata-rata 74,5. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn melalui permainan bola kertas meningkat dengan kriteria baik.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
- Diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan permainan bola kertas sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi atas permasalahan pembelajaran PPKn, sehingga guru dapat mengajarkan mata pelajaran PPKn dengan lebih aktif, efektif, dan efisien sehingga keaktifan dan hasil belajar dapat ditingkatkan.
- Guru dalam menerapkan permainan bola kertas hendaknya dapat mengorganisir waktu dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
- Permainan bola kertas menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran PPKn meningkat. Hal ini bisa diterapkan pada mata pelajaran lain.
- Diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan permainan bola kertas sebagai salah satu permainan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Anni, Catharina Tri, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: BP. Cipta Jaya.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: CV. Duta Nusindo.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Narbuka, Cholid dan Abu Achmadi. 2007. Metodologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Saifudin, Aries. 2008. Peningkatan Keaktifan dan hasil belajar PPKn melalui Permainan PBI pada Siswa Kelas IV SDN Getas 2 Demak. (Skripsi). Semarang: UNNES.
Sinambela, Pardomuan N.J.M. 2008. Faktor-Faktor Penentu Keefektifan Pembelajaran dalam Permainan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) diunduh dari http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12087485.pdf pada hari Selasa, 22 Februari 2011 jam 10:14 WIB.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Widya Karya.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2007. Permainan-Permainan Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Winataputra, Udin S. 2008. Pembelajaran PPKn di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.