PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI KARANGDUREN 01 SEMESTER GASAL

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Rubini

Sekolah Dasar Negeri Karangduren 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas kelas VI SD N Karangduren 01 tahun ajaran 2018/2019 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD N Karangduren 01 tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 39 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pengamatan, wawancara, dan tes objektif. Analisis data yang dilakukan adalah dengan membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan yang berkaitan dengan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VI SD N Karangduren 01. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal prestasi belajars ebelum perbaikan 23%, siklus I 56%, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 83%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: keaktifan belajar siswa, prestasi belajar siswa, mata pelajaran PKn, jigsaw.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan saja tetapi juga dapat membentuk karakter siswa. Utami (2010: 66-68) mengemukakan tujuan pelajaran PKn adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi; berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan berinteraksi dengan bangsa- bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Seorang siswa tidak hanya dibimbing untuk memiliki kualitas intelektual tetapi juga memiliki karakter-karakter masyarakat Indonesia yang demokratis dan dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya (Utami, 2010: 67).

Pelajaran PKn juga menuntut peran aktif siswa, karena pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang (Purnomo, 2006: 2). Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dapat diwujudkan dengan menerapkan pendekatan, model, atau metode belajar yang menarik dan inovatif dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan minat untuk belajar dalam diri siswa, yang akan berpengaruh dalam proses pembelajaran. Slameto (2010: 180), mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki minat yang tinggi dalam proses pembelajaran akan cenderung termotivasi dari dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan antusias, sebaliknya apabila minat siswa dalam proses pembelajaran rendah akan ditunjukkan dengan perilaku yang mengarah pada hal-hal yang negatif, misalnya melamun, berbicara dengan teman, bercanda dengan teman, dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar. Keaktifan merupakan modal awal untuk mendorong siswa melakukan suatu kegiatan belajar.

Silberman (Widharyanto, 2002: 63) menjelaskan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered learning) adalah pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan siswa banyak melakukan aktivitas, siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Ada beberapa jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa antara lain, model Group Investigation(GI), model jigsaw, dan model Cooperatif Integrated reading and Compostion (CIRC). Model Group Investigation(GI) merupakan model pembelajaran yang memerlukan norma dan struktur kelas yang yang mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang benar (Uno dan Mohamad, 2012: 109).

Model jigsaw adalah model pembelajaran yang menghendaki siswa belajar melalui kelompok, yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain dimana siswa tidak hanya mempelajari materi yandiberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya, sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun sosial siswa sangat diperlukan(Uno dan Mohamad, 2012: 98).Model Cooperatif Integrated reading and Compostion (CIRC) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka, dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu tim dan saling membantu untuk tujuan bersama (Uno dan Mohamad, 2012: 115).

 

Masalah kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Hal tersebut menjadi dasar dalam menentukan tindakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Solihatin (2007: 23) mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar dapat tercapai dengan baik.

Peneliti melakukan pengamatan dengan guru kelas 6 SDN Karangduren 01 untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PKn. Guru dalam wawancara mengatakan adanya beberapa kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran PKn kelas 6. Guru kesulitan dalam mencari metode yang tepat, agar pembelajaran di kelas menjadi tidak membosankan dan siswa tidak cenderung menghafal saja.

Peneliti melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan. Hasil observasi menunjukkan bahwa saat guru masuk kelas jam pelajaran PKn siswa banyak yang lari-lari dalam kelas atau teriak-teriak, ngobrol dengan temannya, dan saling lempar-lemparan kertas. Observasi juga menunjukkan bahwa siswa yang menjawab atau memberi tanggapan dari pertanyaan guru hanya siswa tertentu saja. Siswa juga tidak berinisiatif untuk mencatat materi, apabila guru tidak menyuruh. Data yang diperoleh dari hasil perhitungan lembar observasi presentasesiswa yang aktif adalah sebesar 30% dari 30 siswa.

Peneliti juga meminjam dokumen nilai PKn siswa pada semester gasal tahun 2017/2018 untuk melihat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh guru adalah 70. Dokumen nilai ulangan harian mata pelajaran PKn semester gasal tahun 2017/2018 yang diberikan oleh guru menunjukkan pada bahasan lembaga- lembaga negara dari 39 siswa yang dapat mencapai KKM hanya 9 siswa yang apabila dipresentasekan adalah 23%. Jadi, siswa yang masih di bawah KKM adalah 30 siswa atau 77%.

Tindakan peneliti untuk mengatasi masalah keaktifan dan prestasi belajar PKn adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Peneliti memilih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dan telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Utami (2010) dan Sari Astuti (2013).

Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn pada siswa 6 SDN Gejayan Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dipilih karena di dalam pembelajaran dengan menggunakan tipe jigsaw, dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya ingat, mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu), meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen, meningkatkan sikap anak yang positif terhadap guru, meningkatkan harga diri anak, meningkatkan penyesuaian sosial yang positif, dan meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong (Rusman, 2011: 219). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk menjawab masalah ini dengan judul “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Karangduren 01 Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.”

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapatdirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkankualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas V di SD Negeri Karangduren 01Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagaiberikut.

  1. Apakah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 01 pada mata pelajaran PKn?
  2. Apakah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 01 pada mata pelajaran PKn?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan umum dari penelitian iniadalah:

Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas VI di SD Negeri Karangduren 01 melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

Adapun tujuan khusus dari penelitian iniadalah:

  1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
  2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa suatu kontribusi terhadap pengembangan di berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu,hasil penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan manfaat.

  1. Manfaat Bagi Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa dapat menerima pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapatmeningkatkan keaktifan siswa, siswa menjadi berkembang dan tercipta suasana yang menyenangkan sehingga menumbuhkan motivasi untuk belajar dalam pembelajaran PKn serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  1. Manfaat Bagi Guru

Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentangmodel pembelajaran dan pemanfaatan media yang dapat dijadikan pedomanatas pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga guru dapat berbenah diri untuk lebih mengefektifkan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain dan memotivasi guru untuk berpikirinovatif.

  1. Manfaat Bagi Sekolah/ Lembaga

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat memberi masukan atau sumbangan pikiran kepada sekolah untuk proses perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan mutu pendidikan dapat meningkat.

 

 

LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi belajar menurut KBBI (2008: 895) memiliki dua makna yaitu: 1) penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru dan 2) kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual ability) dan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu. Sudjana (2010: 34) merumuskan prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Djamarah (2011: 73) mengatakan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam mempelajari sebagian mata pelajaran. Hasil pencapaiannya berwujud anak didik yang secara bertahap terbentuk wataknya, kemampuan berpikir, dan keterampilan teknologinya (Djamarah, 2011: 26). Berdasarkan berbagai uraian definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dalam penelitian ini adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan siswa dalam suatu mata pelajaran secara mendalam, dan hasil pencapaiannya dapat berupa anak didik yang akan terbentuk watak dan kemampuan berpikirnya.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas pada tahun 1978 (Hamdayama, 2014: 87). Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zig zag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Rusman, 2011: 217).

Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya, sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun sosial siswa sangat diperlukan. Model pembelajaran tipe jigsaw ini dilandasi oleh teori belajar humanistik, karena teori belajar humanistik menjelaskan bahwa pada hakikatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya (Hamdayama, 2014: 87).

Model pembelajaran tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri atas beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang, sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri atas anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Di sini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Kunci tipe jigsaw adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya, para siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerjasama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan (Hamdayama, 2014: 88).

Model Jigsaw dipakai bila materi dikaji dalam bentuk narasi tertulis, misalnya pelajaran kajian-kajian sosial, sastra, dan beberapa bagian sains yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan bukan keterampilan (Uno &Mohamad, 2012: 110). Pada dasarnya dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Model kooperatif tipe jigsaw membuat siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyamakan informasinya kepada kelompok lain (Hamdayama, 2014: 88).

KERANGKA BERPIKIR

Belajar PKn bukan dilakukan dengan menghafal saja, tetapi dengan memahami pokok bahasan. Belajar PKn khususnya kompetensi dasar 2.2 mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen dan 2.3 mendiskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah dengan cara mengaktifkan siswa dengan menggunakan macam-macam model pembelajaran. Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara belajar bersama dengan teman-temannya atau belajar secara kelompok (cooperative learning).

Model pembelajaran secara berkelompok yang digunakan dalam skripsi ini adalah tipe jigsaw. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa yang akan disebut kelompok asal. Mereka harus saling bertukar informasi mengenai tema masing-masing, sehingga diharapkan para siswa dapat memahami materi ini secara utuh.

Tipe jigsaw ini diterapkan supaya siswa belajar untuk bertanggungjawab dengan materi yang diperoleh, percaya diri untuk menyampaikan pendapatnya, dan dapat meningkatkan kemampuan sosialnya dalam berhubungan dengan kelompoknya atau antar kelompok. Belajar dalam kelompok dapat memunculkan rasa senang, perhatian pada materi yang dipelajari sehingga siswa akan cenderung aktif untuk mengikuti pembelajaran. Penerapan metode jigsaw diharapkan memberikan warna baru dalam proses belajar PKN di SDN Gejayan Yogyakarta. Penulis ingin menjelaskan dari gambaran di atas bahwa metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKN. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa semakin siswa aktif mengeluarkan pemikiran, menganalisa masalah, dan menyimpulkan permasalahan, semakin baik prestasi belajarnya. Penerapan jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKN siswa kelas 6 (enam) SDN Karangduren 01.

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Rabu tanggal 30 April 2018 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Rabu tanggal 6 April 2016, dan siklus 3 pada hari Rabu tanggal 13 April 2018.

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri Karangduren 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Karangduren 01 Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 39 orang yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 20 orang.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran PKn dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 63 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 73% siswa menjawab kesulitan.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 30 siswa atau 77%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase 23%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Ketuntasan belajar siswa Siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 22 siswa atau 56%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 17 siswa dengan persentase 44%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa Siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 7 siswa atau 17%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 32 siswa dengan persentase 83%.

Revisi Tindakan Siklus 2

Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 2 pada pembelajaran PKn melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada kelas VI SD Negeri Karangduren 01 diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 2. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) menciptakan suasana yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, 2) lebih mendekatkan diri kepada siswa untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara individu, 3) selalu memotivasi siswa untuk percaya diri terhadap jawaban maupun pendapat yang dimiliki.

Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan pada siklus 1, dan siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas VI dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

No Aspek yang diamati Sebelum Perbaikan Siklus 1 Siklus 2
1 Aktivitas Siswa Cukup Baik Sangat Baik
2 Prestasi Belajar siswa 23% Tuntas 56% Tuntas 83% Tuntas

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal prestasi belajars ebelum perbaikan 23%, siklus I 56%, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 83%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa pembelajaran PKn melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 01 dapat disimpulkan bahwa:

  1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor aktivitas siswa pada setiap siklusnya. Perolehan skor aktivitas siswa pada siklusI sebesar15,19 dengan kriteria baik , dan siklus II sebesar 18,76 dengan kriteria sangat
  2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal padasetiap siklusnya. Persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 56%, dan meningkat pada siklus II 83%. Perolehan skor pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan hasil belajar siswa yaitu ≥75% siswa mengalami ketuntasan belajar.

SARAN

Saran yang dapat disampaikan peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.

  1. Menggunakan ruang kelas yang cukup luas untuk membentuk kelompok dan perpindahan kelompok agar siswa lebih nyaman dan tidak berdesak- desakan serta ada jarak antar kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
  2. Bagi guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini sebaiknya dipersiapkan secara matang dan memperhitungkan alokasi waktu agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tepat
  3. Mengenalkan terlebih dahulu pada siswa tentang model pembelajaran yang akan dilaksanakan supaya siswa tidak merasa kebingungan dan siswa mampu memahami pembelajaran yang diberikan guru dengan

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Amal Ma’mur. 2011. Tips Pintar PTK: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Laksana.

Astuti, Sari. 2013. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Jigsaw Pada Mapel IPS Kelas VIII SMP Negri 1 Puring Kab. Kebumen. Purworejo: Universitas Muhamadiyah.

Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.

Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganaegaraan. Bandung: Alfabeta

Departemen Pendikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Harmianto, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

Indratno, Ferry T. 2009. Ayo Belajar PKn 5. Yogyakarta: Kanisius

Jihad dan Haris. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multipresindo.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kusumah dan Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Masidjo, Ign. 2006. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Masriyah, Siti. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA. Cirebon: Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattulah.

Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Laporan Penelitian; UNY

Purnomo, Puji. 2006. Model Pembelajaran Tematik Sekolah Awal SD. Pusat Bahan Penelitian Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu, Setyo Dwi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas IV SDN Pisang Kabupaten Nganjuk. Surabaya: Universitas Muhamadiyah.

Rosdijati, dkk. 2010. Panduan PAKEM IPS SD. Jakarta: Erlangga

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group