Peningkatan Kemampuan Bekerjasama Melalui Permainan Tradisional
PENINGKATAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA
MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA KELOMPOK B
DI TK PERTIWI SRIGADING SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sujiyati
Guru Kelompok B TK Pertiwi Srigading
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama melalui permainan tradisional pada siswa Kelompok B di TK Pertiwi Srigading Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Srigading Kec. Ngawen Kab. Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, sehingga tindakan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu pada tanggal 21 sampai 26 Januari 2019. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelompok B di TK Pertiwi Srigading Kec. Ngawen, Kab. Blora yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 perempuan dan 15 laki-laki. Prosedur dalam penelitian di laksanakan selama dua siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bekerja sama siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada Siklus I sebesar 56% dengan kategori cukup dan pada Siklus II mengalami peningkatan menjadi 78% dengan kategori baik.
Kata Kunci: Kemampuan Bekerja Sama, Anak Usia Dini, Metode Bermain.
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2005: 2).
Aspek perkembangan anak yang perlu dikembangkan oleh pendidik salah satunya aspek perkembangan sosial. Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1978: 250).
Kegiatan bermain dapat mengembangkan aspek sosial anak sebab anak akan berinteraksi dengan teman yang lain. Adanya interaksi mengajarkan anak untuk merespon, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak yang lain (Suyanto, 2005: 121). Perkembangan sosial merupakan proses belajar menyesuaikan diri dengan kelompok, belajar bekerja sama dan berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: Peningkatan Kemampuan Bekerja Sama melalui Permainan Tradisional pada Kelompok B di TK Pertiwi Srigading Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Desain yang digunakan, yaitu desain model putaran spiral menurut Kemmis dan Mc.Taggart menggunakan empat komponen penelitian dalam setiap langkah (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi).
Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Srigading, Kec. Ngawen Kab. Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, sehingga tindakan dilaksanakan pada saat pembelajaran, yaitu pada tanggal 21 sampai 26 Januari 2019.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelompok B di TK Pertiwi Srigading Kec. Ngawen Kab. Blora yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 perempuan dan 15 laki-laki.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci, sedangkan kuantitatif, yaitu data yang berupa bilangan, nilainya dapat berubah-ubah atau bersifat variatif. Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara merefleksikan hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan siswa di dalam kelas. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil observasi dan catatan di lapangan selama kegiatan pembelajaran.
Indikator keberhasilan hasil penelitian tindakan kelas ini ditamdai dengan meningkatnya kemampuan bekerja sama setelah dilakukan metode bermain kooperatif, yaitu siswa dapat melaksanakan tugas kelompok, siswa dapat bermain bersama teman dan siswa dapat mentaati aturan permainan. Peningkatan keberhasilan dapat dikatakan berhasil jika siswa mendapatkan rata-rata persentase kemampuan siswa 75%. Kriteria kemampuan kerja sama sebagai berikut:
- Kemampuan bekerja sama kategori baik jika mencapai skor 75%-100%.
- Kemampuan bekerja sama kategori cukup jika mencapai skor 56%-74%.
- Kemampuan bekerja sama kategori kurang jika mencapai skor <56%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Siklus I ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu dimulai pada tanggal 21 sampai 23 Januari 2019. Pada pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah berdiskusi tentang macam-macam kendaraan darat dan menyanyikan lagu kereta api. Pada kegiatan inti siswa melakukan beberapa kegiatan yang meliputi menghitung roda sepeda, becak dan mobil, menyebutkan bagian-bagian kendaraan, menyebutkan kendaraan (alat transportasi) selain sepeda dan becak.
Pada pertemuan kedua pada kegiatan pembuka guru membimbing siswa untuk berdiskusi tentang macam-macam kendaraan darat dan mengamati gambar becak. Sedangkan pada kegiatan inti siswa bertepuk tangan dengan pola, menempel bentuk roda kendaraan, siswa diminta untuk membedakan dua benda (becak dan bemo). Selain itu untuk menambah kreativitas anak, siswa diberikan sketsa gambar becak dan kereta api untuk diwarnai secara bersama-sama. Pada akhir kegiatan guru menjelaskan tentang cara bermain masinis gerbong kereta api. Pada pertemuan ketiga baru guru dan siswa bermain masinis gerbong kereta api.
Pada Siklus I ini, beberapa siswa mampu menyelesaikan tugas kelompok, dan sebagian masih belum mampu menyelesaikan tugas kelompok. Hal ini dapat dilihat dari masih ada siswa yang berlarian dengan temannya, ada yang bermain sendiri. Selain itu, siswa yang sudah mendapatkan kelompok masing-masing masih ada yang ingin bergabung dengan dengan teman lainnya yang tidak satu kelompok. Sedangkan kemampuan mentaati aturan permainan, sedikit sekali yang mau mentaati aturan permainan, yaitu seperti melanggar batasan untuk berlari namun siswa melanggar batasan berlari sampai ke luar halaman.
Deskripsi Siklus II
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2019 sampai 26 Januari 2019. Agar pembelajaran berjalan menyenangkan siswa secara bersama-sama menyanyi lagu Bis Kota. Pada kegiatan inti, siswa menyusun balok membentuk bentuk terminal, bersama-sama dengan teman menempel bentuk geometri pada gambar bemo. Untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa, siswa melakukan penjumlahan benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya.
Pada pertemuan kedua, guru beberapa gambar kendaraan roda dua, roda tiga dan roda empat dan siswa diminta untuk menyebutkan nama kendaraan tersebut. Agar lebih mengenal tentang alat transportasi khususnya kendaraan roda tiga, siswa dengan temannya bekerjasama untuk mewarnai sketsa gambar bemo dan kereta api. Pada pertemuan ketiga guru dan siswa bermain masinis gerbong kereta api.
Pada Siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan sebagai hasil dari proses perbaikan pembelajaran. Sebagian besar siswa mampu mengikuti dari awal hingga akhir permainan, apalagi permainan masinis gerbong kereta api dimana permainan tersebut pernah dimainkan pada Siklus I. Pada Siklus II ini siswa tampak lebih antusias. Hal ini terbukti dari jumlah siswa yang mengobrol sendiri sudah berkurang dan siswa pada duduk rapi sebelum keluar kelas untuk bermain di luar kelas.
Pada Siklus II ini hampir semua siswa mampu menyelesaikan tugas kelompok. Hal ini terlihat dari keterlibatan semua siswa yang ikut bermain masinis gerbong kereta api. Siswa juga sudah tidak pilih-pilih teman dalam bermain, sehingga pada Siklus II ini semua berjalan sesuai dengan harapan peneliti.
Pembahasan
Pada Kondisi Awal kemampuan bekerjasama siswa hanya mencapai 44%, yaitu dalam kategori kurang. Pada Kondisi Awal, siswa masih belum mampu melaksanakan tugas kelompok dan siswa juga belum bisa bermain dengan semua teman karena dalam bermain masih pilih-pilih teman. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada Siklus I terjadi peningkatan kemampuan bekerja sama sebesar 12%, yaitu pada Siklus I menjadi 56%. Dari Siklus I ke Siklus II juga terjadi peningkatan sebesar 22%, yaitu pada Siklus II menjadi 78%. Hasil dalam penelitian ini mempunyai keterkaitan dengan metode bermain (permainan tradisional) dipilih karena menyesuaikan karakteristik siswa, yaitu mudah bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Kemampuan bekerjasam siswa sebelum tindakan menunjukkan bahwa hampir seluruh aspek kemampuan bekerjasama siswa kurang berkembang. Pencapaian pada seluruh indikator belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil dari indikator yang hendak dicapai jika dibandingkan dengan Kondisi Awal siswa sebelum tindakan. Meskipun demikian, peningkatan pada setiap pertemuan belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, yaitu memiliki kriteria baik. Hal ini disebabkan karena siswa sedang melalui proses penyesuaian dengan metode yang ditetapkan oleh peneliti. Berdasarkan observasi peneliti, permasalahan yang ada pada Siklus I ini disebabkan karena faktor siswa dan faktor kurangnya perencanaan yang matang.
Dari hasil observasi pada Siklus I, peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran di Siklus II agar hasil yang dicapai lebih optimal. Kegiatan pada Siklus II menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Di bawah ini dapat dilihat perbandingan kemampuan bekerja sama pada setiap siklus.
Tabel Perbandingan kemampuan bekerja sama pada setiap siklus.
Tahap | Persentase kemampuan bekerja sama | Kategori |
Kondisi Awal | 44% | Kurang |
Siklus I | 56% | Cukup |
Siklus II | 78% | Baik |
Dari tabel tersebut dapat dilihat peningkatan persentase kemampuan siswa pada setiap siklusnya. Jadi permainan tradisional dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelompok B di TK Pertiwi Srigading Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
PENUTUP
Kesimpulan
- Terjadi peningkatan kemampuan bekerja sama siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada Siklus I sebesar 56% dengan kategori cukup dan pada Siklus II mengalami peningkatan menjadi 78% dengan kategori baik.
- Dalam permainan tradisional (masinis gerbong kereta api) pada Siklus I dan II untuk pertemuan pertama digunakan peneliti untuk menjelaskan jalannya permainan, pembagian kelompok dan aturan permainan. Pertemuan kedua pada Siklus I dan II, kegiatan yang dilakukan adalah bermain masinis gerbong kereta api dan pada pertemuan ketiga mewarnai alat transportasi kemudian setelah selesai kelompok yang dapat menyelesaikan permainan dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah disepakati (pada pertemuan kedua) diberikan reward.
Saran
- Peneliti sebaiknya memperhatikan waktu bermain karena dengan waktu yang terbatas (kurang dari 20 menit) siswa akan menjadi tergesa-gesa dan kurang tuntas untuk bermain dan akan lebih efektif jika diberikan waktu sampai 30 menit.
- Saat bermain masinis gerbong kereta api, siswa sebaiknya tidak membedakan laki-laki dan perempuan jadi setiap kelompok dicampur, sehingga akan terjadi keseimbangan dalam hal ketangkasan dan tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, N. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Depdiknas. 2005. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Balitbang Kurikulum.
Depdiknas. 2008. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Balitbang Kurikulum.
Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih). Jakarta: Erlangga.
Kamtini & Husni, W. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademik.
Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademik.
Musfiroh, T. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademik.
Suardiman, SP. 2003. Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Suyanto, S. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.
Tedjasaputra. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Grasindo.
Yudha, MS. 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.