PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR SUHU

DAN KALOR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

SISWA KELAS V SEMESTER II SDN 2 JAPAH KECAMATAN JAPAH

KABUPATEN BLORATAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Suyikno

Guru SDN 2 Japah Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Penelitian yang dilaksanakan dari bulan Januari 2020 s.d bulan April 2020 memiliki tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar dapat tercapai secara maksimal Hasil belajar melalui tes formatif didapat data dari jumlah 24 siswa hasil yang menunjukkan Pembelajara pra siklus dari jumlah 24 siswa, guru memberikan soal tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 12 siswa dengan rincian nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 12 siswa,dengan perolehan nilai 60 sebanyak 6 siswa dan 50 sebanyak 6 siswa, nilai tertinggi diperoleh 90 nilai terendah 50.Nilai rata-rata 68. Pembelajaran siklus I menerapkan Cooperative Learning jumlah 24 siswa, guru memberikan tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 18 siswa dengan rincian yang memperoleh nilai 90 sebanyak 6 siswa,nilai 80 sebanyak 6 siswa, dan nilai 70 sebanyak 6 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 6 siswa,yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa,nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 60.Nilai rata-rata 74 Pembelajaran siklus II menerapkan Cooperative Learning) dari jumlah 24 siswa mengikuti kegiatan akhir yang dilaksanakan guru memberikan tes formatif nilai yang diperoleh siswa adalah nilai 90 sebanyak 8 siswa,, nilai 80 sebanyak 8 siswa nilai 70 sebanyak 8 siswa, nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah 70 Nilai rata-rata 80 yang ditentukan sekolah KKM 70.

Kata Kunci:     Peningkatan Kemampuan dan Hasil Belajar Suhu dan Kalor Melalui Model Cooperative Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru senantiasa untuk berusaha melaksanakan tugas dengan baik sangat mengharapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa, belum dapat diterima dengan baik artinya ketika diberikan tugas kelompok,maupun tes formatif dapat mencapai hasil maksimal untuk semua siswa. Namun harapan kadang tidak dapat terwujud dalam kenyataan guru melaksanakan proses pembelajaran pada akhir kegiatan memberikan tes formatif hasil penilaian yang diperoleh tidak semua siswa dapat mencapai nilai yang diharapkan,kenyataan merupakan bukti austentik, hasil penilaian yang diperoleh sebagian masih sebagian dari jumlah siswa memperoleh nilai rendah, guru mencari factor penyebab dari rendahnya hasil belajar.

Dalam kondisi seperti ini maka perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.kegiatan yang akan dilaksanakan adalah melalui perbaikan penyusunan program pembelajaran yang sudah dilaksanakan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai penerapan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan Hal ini yang harus diupayakan oleh guru untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan semua siswa harus dapat mencapai nilai ketuntasan minimal untuk semua siswa.Guru untuk berusaha cara yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang terjadi pada siswa menjadi tanggung jawabnya mencapai keberhasilan

Berdasarkan hasil penilaian yang dilaksanakan hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah dalam tes formatif diperoleh dari jumlah 24 siswa yang mencapai nilai ketuntasan baru 12 siswa yang berarti ketuntasan belajar baru mencapai (50%). Hasil penilaian melaksanakan pembelajaran yang sudah dilaksanakan sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian. Berdasarkan kondisi yang seperti itu guru untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran,sebagai sebagai guru untuk melaksanakan kegiatan penelitian.

Berdasarkan rendahnya hasil belajar guru melaksanakan penelitian tindakan kelas menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning untuk peningkatan hasil belajar suhu dan kalor. Dalam hal ini pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan tes formatif untuk mengetahui keberhasilan sehingga pembelajaran tidak terjadi kembali kegagalan yang ditunjukkan rendahnya hasil belajar siswa,guru untuk memperbaiki sebagai peneliti, supaya memperbaiki proses pembelajaran, menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning supaya tercapai peningkatan hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah, sekolah menentukan memenuhi ketuntasan minimal KKM 70.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas maka sebagai peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

  • Apakah guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning terdapat peningkatan aktivitas belajar suhu dan kalor siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah tahun pelajaran 2019/2020?
  • Apakah guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning terdapat peningkatan kemampuan belajar siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah tahun pelajaran 2019/2020 ?
  • Apakah guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning terdapat peningkatan hasil belajar suhu dan kalor siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah tahun pelajaran 2019/2020 ?

Tujuan Penelitian

Guru melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka untuk mengetahuai tentang tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru dan siswa kelas V semester II yang meliputi:

  1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana persiapan guru dalam menyusun persiapan untuk melaksanakan pembelajaran kepada siswa.
  2. Untuk memberikan pembinaan secara langsung kepada siswa sebelum melaksanakan pembelajaran mencapai keherhasilan secara optimal perlunya persiapan yang berupa RPP, sarana penunjang
  3. Guru selalu untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
  4. Guru hendaknya melaksanakan observasi kegiatan yang dilakukan siswa sehingga lebih aktif dan efesien dalam belajar.
  5. Untuk memotivasi kepada siswa supaya memahami materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi melaui kegiatan dalam konteks kehidupan sehingga siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan memecahkan permasalahan.
  6. Menumbuhkan sswa bersemangat belajar sehingga menjadi bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan gurunya, sehinngga menumbuhkan kemandirian siswa.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan guru kelas memiliki manfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan yang meliputi:

  • Mengembangan model pembelajaran Cooperative Learning menyediakan media,alat peraga menanamkan konsep baru kemampuan dalam belajar efektif dapat termuat.
  • Diharapkan dapat memberikan kontribusi didalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dan khusus kepadasupaya lebih mengembangkan diri mendapatkan yang lebih luas, sebagai bekal untuk waktu yang akan datang

Bagi Siswa

  • Dapat termotivasi untuk peningkatan kemampuan belajar yang kuat supaya memperoleh nilai yang diharapkan.
  • Dapat termotivasi untuk peningkatan hasil belajar.harus selalu belajar menggunakan waktu dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang direncanakan oleh guru,karena kepala sekolah sebagai peneliti,mengharapkan guru dapat memperbaiki semua kekurangan yang terjadi terselesaikan secara baik hasil yang diperoleh dapat maksimal,.

Bagi Guru

  • Terjadinya inovasi dalam proses belajar mengajar di kelas.yang dapat melaksanakan perubahan kurikulum cara belajar mengajar yang didapatkan melalui kegiatan diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru yang dilaksanakan melalui kelompok kerja guru.
  • Mengubah strategi pembelajaran untuk peningkatan kegiatan belajar mengajar.yang dapat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.

Bagi Sekolah

  • Untuk peningkatan prestasi menjadi sekolah unggulan.sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai perlu diupayakan oleh setiap satuan pendidikan sebagai sarana mencapai keberhasilan.
  • Peningkatan popularitas sekolah menjadi pilihan masyarakat, mencapai guru berusaha peningkatan pengetahuan, memperbaiki pembelajaran mencukupi sarana penunjang yang memadai untuk kemajuan

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Teori Konstruktivisme menyatakan siswa harus menemukan sendiri informasi secara kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 1994). Bagi siswa agar memahami dan menerapkan pengetahuan,yang sudah maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan mendapatkan pengetahuan.baru

Mengajar, dapat diartikan sebagai penciptaan sistem dalam menjalin hubungan interaksi guru dan siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan hasil belajar diharapkan,dibutuhkan lingkungan sangat mendukung memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri komponen yang saling mempengaruhi antara lain Kompetensi Dasar yang diinginkan atau dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa dalam hubungan sosial tertentu, bentuk kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang tersedia. Komponen-komponen pada sistem ini saling mempengaruhi serta bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar mengajar memiliki “profil” tertentu. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar mengakibatkan tercapainya tujuan belajar yang berbeda berdasarkan minat,kemampuan,dan karakteristik.

Model pembelajaran Cooperative Learning ada empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran Kooperatif (Abdurrahman dan Bintoro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni salah satunya adalah Cooperative Learning dikembangkan oleh Robert Stavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang yang paling sederhana dan paling langsung dari pendidikan pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran bermuara pada pendekatan konstruktivisme. Model pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu dan kelompok (Slavin, 1991). Model pembelajaran ini berpandangan siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila mereka saling memecahkan konsep dengan teman sebayanya (Slavin, 1994).Maka bagaimana guru untuk dapat mewujudkan pendapat para ahli, perlunya memahami dan melaksanakan,untuk kebenaran pendapat para ahli pendidikan,perlu menentukan cara yang lebih baik.

Penelitian Yang Relevan

Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning siswa dibagi kelompok tertentu. Dalam pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan bekerja sama untuk memecahkan masalah, untuk mencapai tujuan. Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan pada siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah untuk dapat memberikan manfaat bagi siswa perorangan bagi guru dengan penelitian tindakan kelas agar guru secara perlahan dapat menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang bervariasi.

Subtema kalor dan panas benda yang menghasilkan energy panas sebagai sumber panas.Sumber panas di bumi terbesar salah satunya matahari sangat dibutuhkan semua kehidupan dibumi,tumbuhan membutuhkan sinar matahari sinar matahari berguna sebagai proses fotosintesis.Makanan yang dihaasilkaan dari fotosintesis,sebagai sumber kehidupan makluk hidup lainnya termasuk manusia,dapat dikatakan manusia dan hewan sebagai konsumen,sedangkan tumbuhan sebagai produksen.

Kerangka Berfikir

Guru melaksnakan penelitian tidakan kelas supaya dapat menguasai teori sebagai dasar digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran memberikan penjelasan sementara terhadap permasalahan yang dihadapai (Suriasumantri, 1986). Berdasarkan kriteria ilmuwan pikiran logis sebagai berikut:.

  • Guru menerapkan model Cooperative Learning terdapat peningkatan kemampuan belajar siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah, tahun pelajaran 2019/2020
  • Guru menerapkan model Cooperative Learning terdapat peningkatan motivasi belajar suhu dan kalor siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah tahun pelajaran 2019/2020
  • Guru menerapkan Cooperative Learning terdapat peningkatan hasil belajar suhu dan kalor siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah tahun pelajaran 2019/2020

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir maka guru atau peneliti mengajukan hipotesis tinadakan sebagai berikut:

1 Diduga guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning terdapat peningkatan kemampuan belajar suhu dan kalor siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah

  1. Diduga.guru menerapkan model Cooperative Learning terdapat peningkatan motivasi belajar siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah tahun pelajaran 2019/2020

3 Diduga guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning terjadi peningkatan hasil belajar suhu dan kalor siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah tahun pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Seting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada sekolah dimana saya bertugas sebagai guru kelas di SDN 2 Japah karena hasil belajar masih rendah. Dalam penelitian mengamati siswa kelas V sebagai penerima materi, mengumpulkan data dan dokumentasi.Penelitian ini dilaksanakan dalam.dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Januari 2020 s.d bulan April 2020 menentukan jadwal kegiatan pada jam pembelajaran

Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini diambil atau dikumpulkan oleh kepala sekolah yang melaksanakan penelitian untuk mengadakan pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan pada waktu siswa kelas V semester II di SDN 2 Japah yang berjumlah 24 siswa yang terdiri 9 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian menggunakan data yang diperlukan meliputi Data kualitatif adalah data diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa dari tes formatif. Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa berhubungan dengan materi suhu dan kalor

Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.pada setiap siklus. nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data akan dianalisis. Observasi dilakukan teman sejawat sesama guru yang mengajar

Refleksi dari teman sejawat sesama guru yang mengajar kelas lain dan melaksanakan proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

Validasi Data

Validasi data dalam penelitian tindakan kelas yang diperlukan meliputi:

  1. Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok peluang dan berbentuk uraian
  2. Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan,hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan guru yang mengajar kelas V.

Analisa Data

Selama melaksanakan penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu: menganalisis hasil belajar siswa dari nilai hasil ulangan pada akhir kegiatan setiap siklus. nilai hasil ulangan tes formatif pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan tes formatif, menggunakan angka.kuantitatif. menganalis hasil observasi dengan teman sejawat dan kepala sekolah menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus. menggunakan huruf data kualitatif yang dinyatakan kreteria Sangat Baik,Baik,Cukup.

Indikator Kinerja

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dianalisis meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, angket, dan test formatif yang masing-masing secara singkat

Prosedur Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan 4 tahapan: merencanakan tindakan (planning), melakukan tindakan (acting), pengamatan (observing), merefleksi tindakan (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus

Pelaksanaan pembelajaran peneliti melakukan pengamatan kegiatan dan siswa selama pembelajaran berlansung. Peneliti melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan sebelumnya berupa lembar pengamatan pelaksanaan prosedur pembelajaran, data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran dan data aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. pembelajaran suhu dan kalor

Sekilas gambaran proses pembelajaran awal, guru masih menstranfer materi kepada siswa, tetapi siswa belum berkerja sama dalam kelompok untuk materi yang dipelajari serta mendiskuiskannya. siswa tampak belum aktif dan kurang bergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini belum nampak bekerja sama untuk berkompetensi dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa suasana pembelajaran belum, nampak bergairah dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan guru.

Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Melaksanakan kegiatan peneliti merencanakan sesuai dengan jadwal pembelajaran dengan menentukan langkah-langka, metode, alat yang akan digunakan,guru sebagai peneliti melaksanakan observasi selama dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan sesuai dengan yang ditentukan,pembelajaran yang sudah disiapkan, menerapkan model Cooperatif Learing guru sebagai peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan siswa kerja kelompok proses pembelajaran berlansung. peneliti melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan berupa lembar pengamatan pelaksanaan prosedur pembelajaran, data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran dan data aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

Pengumpulan data dari hasil tes formatif, setelah peneliti pelaksanaan pembelajaran dan dilanjutkan melaksanaan analisis hasil pembelajaran dengan dibantu oleh guru kelas V yang menyampaikan materi kepada siswa. data hasil pembelajaran diperoleh dari kegiatan siswa rekapitulasi hasil lembar kerja siswa, rekapitulasi hasil tes formatif siswa, lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan data aktivitas siswa dalam kegiatan telah dilaksanakan.

Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan sebagai:pemilihan materi suhu dan kalor dan penyusunan rencana pelaksanaan perbaikan. sesuai materi pelajaran kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan materi sesuai alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan

Guru menerapkan model Cooperatif Learing pembentukan kelompok siswa melaksanakan strategi pembelajaran yang dengan menggunakan lembar kerja yang dikemas dalam bentuk lembar kerja yang dikompetisikan antar kelompok, sehingga siswa dibagi dalam kelompok. untuk mengerjakan lembar kerja secara kelompok diharapkan tumbuh semangat belajar.

Pelaksanaan tindakan dideskripsikan sebagai berikut:pelaksanaan pembelajaran dengan RPP materi subtema suhu dan kalor meneraapkan melalui model pembelajaran Cooperative Learning dalam pembelajaran menggunakan alat peraga Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan:guru memberikan materi.,memberikan motivasi pentingnya strategi dalam membuktikan dengan menggunakan alat peraga.melatih siswa untuk menemukan ide gagasan sessuai materi belajar mengajar menggunakan sebagai alat peraga.membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran yang sudah disampaikan guru memberikan evaluasi dengan tes formatif untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang disampaikan untuk memberikan penilaian terhadap evaluasi.yang telah dilaksanakan

Pembahsan

Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus

Proses pembelajaran menunjukkan siswa masih pasif, karena tidak diberikan respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.

Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Proses pembelajaran dilaksanakan menerapkan Cooperative Learning sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan prestasi maupun nilai yang didapat secara kelompok. Dari hasil pengamatan yang telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan serta perlu kecermatan dan ketepatan. terdapat interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok serta antar kelompok, masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjawab antar kelompok, sehingga berlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerja sama yang baik dalam kelompok, adanya persaingan positif antar kelompok mereka saling berkompetensi untuk memperoleh penghargaan dan penunjukkan untuk jati diri pada siswa.

Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Proses pembelajaran dengan menerapkan Cooperative Learning sudah menunjukkan semua siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan sekalipun kegiatan bersifat kelompok namun ada tugas individual yang harus dipertanggungjawabkan, karena ada kompetisi kelompok maupun kompetisi individu. dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan perlu kecermatan dan ketepatan. interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok, serta antar kelompok, masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya jawab dan bisa mengkaitkan dengan mata pelajaran lain maupun pengetahuan umum, sehingga disamping berlatih ketrampilan bertanya jawab siswa berlatih berargumentyasi ada persaingan positif antar kelompok untuk penghargan dan menunjukkan jati diri pada siswa melakukan kegiatan yang positif

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh guru kelas V sebagai peneliti memperbaiki penyusunan program pembelajaran kegiatan disimpulkan memperoleh hasil sebagai berikut:

  1. Pembelajara pra siklus dari jumlah 24 siswa, guru memberikan soal tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 12 siswa dengan rincian nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 12 siswa,dengan perolehan nilai 60 sebanyak 6 siswa dan 50 sebanyak 6 siswa, nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 50.Nilai rata-rata 68.
  2. Pembelajaran siklus I menerapkan Cooperative Learning jumlah 24 siswa, guru memberikan tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 18 siswa dengan rincian yang memperoleh nilai 90 sebanyak 6 siswa,nilai 80 sebanyak 6 siswa, dan nilai 70 sebanyak 6 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 6 siswa,yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa,nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 60.Nilai rata-rata 74

3..Pembelajaran siklus II menerapkan Cooperative Learning) dari jumlah 24 siswa telah mengikuti kegiatan akhir yang dilaksanakan guru memberikan tes formatif nilai yang diperoleh siswa adalah nilai 90 sebanyak 8 siswa,, nilai 80 sebanyak 8 siswa nilai 70 sebanyak 8 siswa, nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah 70 Nilai rata-rata 80 yang ditentukan sekolah KKM 70.

Saran

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan guru kelas V maka disampaikan saran sebagai berikut:

1 Guru perlu melakukan kegiatan penelitian tindakan sejenis untuk materi/ kosep subtema yang lain dengan menerapkan model pembelajaran lain yang paling cocok disesuaikan dengan materi berbeda dengan pembahasan menerapkan metode bervariasi sehingga pembelajaran lebih menarik.

  1. Guru lebih kreatif dalam menyajikan materi pelajaran memberikan motivasi melalui kegiatan yang membuat siswa tidak merasa bosan setiap proses kegiatan belajar mengajar. memberikan pujian pada setiap kegiatan yang dilaksanakan kepada siswa memiliki semangat tinggi dan berhasil.
  • Dalam melaksanakan pembelajaran guru menumbuhkan kompetisi yang sehat bersaing supaya mencapai hasil yang terbaik sangat berguna untuk menghadapi lomba siswa berhasil guru tidak kesulitan untuk menunjuk siswa karena sudah terbiasa belajar tekun dan selalu memperoleh nilai yang baik setiap mengerjakan soal yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 1998: 5. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Bahan Ajar Pembelajaran SD. Konsorsium PJJ SI PGSD. Depdiknas. Jakarta.

Depdikbud, (1994:6). Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas V SD.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.

Khaerudin, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasi di Madrasah. Jawa Tengah. Madrasah Development Center (MDC).

Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.

Sutrisno, Leo dkk., Pengembangan Pembelajaran SD. Depdikmas, Jakarta, 2007.

Suyoso (1998:23), Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP.

Usman, Moh. Uzer dan Setiawan, Lilis (1993:5), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.

Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning pada. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.

Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.