Peningkatan Kemampuan Guru Kelas V Semester I Melalui Pendekatan Kompetensi Sebagai Sumber Belajar Pemanfaatan Lingkungan Pada Supervisi Akademik SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati Tahun Pelajaran 2015/2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V SEMESTER I MELALUI PENDEKATAN KOMPETENSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR PEMANFAATAN LINGKUNGAN PADA SUPERVISI AKADEMIK SD NEGERI DENGKEK 01 DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Cicilia Tri Suci Rokhani
Kepala SD Negeri Dengkek 01 Kabupaten Pati
ABSTRAK
Rokhani, Cicilia Tri Suci, 2015. “Peningkatan kemampuan guru kelas V semester I melalui pendekatan kompetensi sebagai sumber belajar pemanfaatan lingkungan pada supervisi akademik SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati Tahun Pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru kelas V SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati. Penelitian ini dilakukan pada subjek penelitian, yaitu guru kelas V di SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah. School Action Research ini terdiri dari dua siklus, siklus satu merupakan supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi sedangkan siklus dua supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dan diskusi kelompok. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik non tes. Instrument yang digunakan adalah lembar pengamatan dan penilaian. Validasi data menggunakan triangulasi sumber yang melibatkan teman sejawat, kepala sekolah, dan subjek penelitian itu sendiri. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis yang dilanjutkan refleksi. Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah melalui penerapan supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat meningkatkan kemampuan mengelola Pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber sebesar 35,09 % dari rerata 64,49 menjadi 87,12, sehingga terjadi peningkatan kategori Cukup menjadi Amat Baik dalam pengelolaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru kelas V SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati.
Kata kunci : Kemampuan Guru, Sumber belajar pemanfaatan lingkungan sekolah, Supervisi Akademik, Pendekatan Kompetensi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran akan lebih bermakna apabila materi pembelajaran dekat dengan kehidupan dan pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik, guru hendaknya berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk mendekatkan materi pembelajaran pada kehidupan peserta didik agar pengalaman belajar peserta didik dapat bertahan lama dan tidak mudah lupa.
Strategi pembelajaran yang memungkinkan dapat mengembangkan dan meningkatkan aktifitas, kreativitas, motivasi, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik maupun psikis dengan teknik memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan kontekstual yaitu masyarakat belajar (learning community). Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan dalam KTSP Kurikulum 2013 adalah dengan mendekatkan aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi alternatif strategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal, karena siswa mengalami dan berinteraksi secara langsung dengan sumber belajar yang telah dikenalnya, sehingga dapat memberikan pengalaman nyata. Ekowati (2001) mengatakan, bahwa memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran yang berpihak pada pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek. Pada pembelajaran dengan strategi ini guru bertindak sebagai pelatih metakognitif yaitu membantu pembelajar dalam menemukan materi belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan laporan dan dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi, maupun unjuk kerja.
Berdasarkan hasil supervisi peneliti selaku Kepala Sekolah di SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati didapatkan informasi bahwa selama ini para guru kelas V (lima) masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah tidak lebih hanya digunakan sebagai tempat bermain-main siswa pada saat istirahat.
Berdasarkan hasil observasi awal yang kami lakukan di SD Negeri Dengkek 01, Guru di sekolah tersebut masih sangat kurang dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Guru lebih cenderung menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi pembelajaran yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Atas dasar hasil supervisi dan wawancara yang dilakukan peneliti, sebagian besar guru mengaku kurang berminat mengajak siswa belajar di luar kelas karena alasan susah mengawasi. Selain itu beberapa orang guru ada juga yang belum memahami dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Agar masalah tersebut dapat teratasi, perlu adanya kerja sama melalui diskusi kelompok di antara guru kelas V (lima) dalam memecahkan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dalam hal ini dikandung maksud agar guru kelas V (lima) yang ada di SD Negeri Dengkek 01 benar-benar dapat mendekatkan materi pembelajaran dengan siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar tersebut di atas, maka peneliti ingin meneliti kinerja guru dalam meningkatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui supervisi akademik dengan teknik pendekatan kompetensi terhadap guru kelas V (lima) di SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati tahun pelajaran 2015/2016. Gugus Roro Suli ini dipilih sebagai tempat penelitian, karena merupakan Daerah Binaan Peneliti, yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan guru kelas V (lima) di SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar?
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui supervisi akademikdengan teknik pendekatan kompetensi.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah performan yang mengarah kepada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan.
Menurut Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kemampuan Lulusan, bahwa kemampuan adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik (seseorang).
Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah kemampuan guru sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28, standar kemampuan pendidik/ guru meliputi kemampuan: pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Sesuai Peraturan Mendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kemampuan Guru. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kemampuan, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemampuan Profesional yang dimaksud adalah empat kompetensi, merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus di miliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Empat kompetensi tersebut adalah : 1) Kompetensi Pedagogik, 2) Kompetensi Kepribadian, 3) Kompetensi Sosial, 4) Kompetensi Profesional.
Dalam kompetensi pedagogik guru diharapkan mempunyai kemampuan untuk: (1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, yang meliputi: (a) Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya, (b) Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI, (c) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dalam lima mata pelajaran SD/MI, d) (Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI. (2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, meliputi: (a) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI, (b) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI, (c) Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal SD/MI. (3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu, meliputi: (a) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, (b) Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI, (c) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata pelajaran SD/MI, (d) Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran, (e) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI, (f) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. (4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, meliputi: (a) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik, (b) Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran, (c) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan, (d) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan, (e) Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh, ((f) Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan situasi yang berkembang. (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. (6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di miliki, antara lain: (a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal, (b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreatifitasnya. (7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik: (a) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun baik secara lisan maupun tulisan, (b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan berbahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara baik dari: penyiapan kondisi psikologis peserta didik, memberikan pertanyaan atas tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, respons peserta didik, reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. (8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, terdiri dari: (a) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI, (b) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan di evaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI, (c) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (d) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (e) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument, (f) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, (g) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. (9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran: (a) Menggunakan informasi mhasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar, (b) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, (c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, (d) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, (e) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, (f) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SD/MI, dan (g) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.
Berdasakan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
1) Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi : a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, b) Pemahaman terhadap peserta didik, c) Pengembangan kurikulum atau silabus, d) Perancangan pembelajaran, e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran, g) Evaluasi hasil belajar; dan h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: a) Beriman dan bertakwa, b) Berakhlak mulia, c) Arif dan bijaksana, d) Demokratis, e) Mantap, f) Berwibawa, g) Stabil, h) Dewasa , i) Jujur, j) Sportif, k) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, l) Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, m) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3) Kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk : a) Berkomunikasi lisan, tulis, dan / atau isyarat secara santun, b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik, d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, e) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
4) Kompetensi profesional, merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan / atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: a) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan / atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu, b) Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan / atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan hal belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas, disini ada dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Menurut Sunhaji, 2007 (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 19) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mentransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar. Sedangkan mengajar adalah seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan/dirumuskan. Sehingga dalam proses pembelajaran harus ada pembelajar dan hasil belajar, yang berupa perubahan tingkah laku dari seseorang yang belajar/pembelajar.
Kemampuan Guru dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
Upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa, baik secara fisik maupun psikhis, motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa, guru dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sehingga suasana proses pembelajaran tidak membosankan siswa, serta dapat mendekatkan materi pelajaran sekolah dengan kondisi lingkungan (pembelajaran kontekstual), yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengkondisikan anak pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Sumber belajar masyarakat (lingkungan sekolah) mempunyai nilai-nilai kegunaan antara lain: (1) menghubungkan kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah sosial; (2) menggunakan minat-minat pribadi peserta didik akan menyebabkan belajar lebih bermakna baginya; (3) mempelajari kondisi-kondisi masyarakat merupakan latihan berpikir ilmiah (scientif methode); (4) mempelajari masyarakat akan memperkuat dan memperkaya kurikulum melalui pelaksanaan praktis didalam situasi sesungguhnya; (5) peserta didik memperoleh pengalaman langsung yang kongkrit, realistis dan verbalisme (Douglas dan Mill dalam Rusyan 2001).
Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini adalah : (1) menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, (2) memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful learning), (3) memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak, (4) kegiatan belajar akan lebih menarik bagi anak, dan (5) menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) (Badru Zaman, dkk. 2005).
Lingkungan sekolah dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar bagi anak didik, karena peristiwa atau keadaan nyata yang terjadi di lingkungan sekolah dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga guru tidak hanya terpaku pada media papan tulis atau terpaku pada sumber belajar yang ada pada buku.
Badru Zaman (2005) menambahkan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenaranya lebih dapat dipertanggung jawabkan. Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini adalah: menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak; memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak; kegiatan akan lebih menarik bagi anak; dan menumbuhkan aktivitas belajar anak.
Supervisi Akademik dengan Pendekatan Kompetensi
Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Pendekatan kompetensi di dasarkan atas asumsi bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Guru tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif.
Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar. Situasi yang terstruktur ini antara lain meliputi adanya: (1) definisi tentang tujuan kegiatan supervisi yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan, (2) penilaian kemampuan guru dengan segala pirantinya, (3) program supervisi yang dilakukan dengan segala rencana terinci dengan pelaksanaannya, dan (4) monitoring kemajuan guru dan penilaian untuk mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak.
Instrumen supervisi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah format-format yang berisi : (1) tujuan supervisi (2) target yang akan dicapai (3) tugas supervisor dan guru untuk memperbaiki unjuk kerja guru (4) kriteria pencapaian target (5) pengumpulan data monitoring (6) evaluasi dan tindak lanjut.
Analisis dilakukan secara bersama-sama (kolaboratif) antara supervisor dan guru, sehingga dicapai kesepakatan tentang status kompetensi guru setelah pelaksanaan supervisi. Kesepakatan ini dilakukan melalui pembicaraan akhir.
Hipotesis Tindakan
Penerapan supervisi akademik dengan teknik pendekatan kompetensi diduga dapat meningkatkan kemampuan guru kelas V (lima) di SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
METODE PENELITIAN TINDAKAN
Setting dan Waktu Penelitian
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati, yang secara geografis terletak di tengah-tengah perkampungan. Akses jalan menuju ke lokasi tersebut sudah cukup bagus berupa jalan aspal, guru-guru di SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati semangat dalam menjalankan tugas kesehariannya.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester I (satu) tahun pelajaran 2015/2016 selama kurang lebih enam bulan dari bulan Juli sampai Desember 2015. Penelitian dilakukan dengan 2 siklus : Siklus 1 pada bulan September minggu 4 dan minggu 1 dan 2 bulan Oktober, sedangkan siklus 2 dilaksanakan minggu ke 3, dan ke 4 pada bulan Oktober, dan minggu 1 bulan November. Analisis data dilakukan pada minggu ke 2Â dan 3 bulan November. Sedangkan untuk kegiatan pembahasan dan diskusi dilaksanakan pada minggu 4 bulan November. Kegiatan puncak penelitian yaitu laporan hasil penelitian yang cukup banyak memakan waktu, yang dilaksanakan pada bulan Desember minggu 1, 2, 3, dan 4 tahun 2015.
Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini peneliti mengambil subjek guru kelas V (lima) SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati, dengan mempertimbangkan bahwa guru kelas V (lima) adalah yang paling relevan dalam pelaksanaan dan penerapan model-model pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini dipandang karena kelas V (lima) sudah cukup bisa menjaga diri dalam melaksanakan pembelajaran di luar kelas dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Selain itu, karena guru kelas mempunyai tanggung jawab yang cukup besar untuk meraih prestasi dan meningkatkan mutu keluaran peserta didik. Peningkatan kemampuan pengelolaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada kelas V (lima) merupakan implementasi salah satu prinsip Kurikulum 2013.
Sumber Data
Sumber data diperoleh dari hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru kelas V (lima) SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati pada semester I (satu) tahun pelajaran 2015/2016. Data ini diperoleh langsung dari subjek penelitian atau disebut data primer. Data berbentuk kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan kemampuan guru kelas V (lima) Sekolah Dasar dalam pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Data kuantitatif berupa angka yang menggambarkan kemampuan guru kelas V (lima) SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan  Kecamatan Pati dalam pengelolaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui supervisi akademik dengan teknik pendekatan kompetensi. Data ini berskala besar 0-100 yang diperoleh dengan alat penilaian, terlampir. Sedangkan untuk data kualitatif berupa uraian dengan beberapa kalimat yang menggambarkan pelaksanaan supervisi dan kemampuan guru kelas V (lima) dalam pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan cara non tes, adalah teknik yang tidak menggunakan tes, tetapi menggunakan lembar penilaian atau lembar pengamatan untuk mengambil data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan data yang akan diperoleh, yaitu berupa unjuk kerja guru kelas V (lima) bukan pengetahuan dan lain-lain.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data atau instrumen dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan. Instrumen ini dipakai untuk menilai unjuk kerja. Dalam penelitian tindakan sekolah ini unjuk kerja guru kelas V (lima) SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati dalam pengelolaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan demikian sesuai teknik yang digunakan dan karakteristik yang dinilai, maka penelitian tindakan sekolah ini menggunakan alat pengumpul data berupa lembar pengamatan. Pada instrumen ini, karakteristik yang dinilai dituangkan dalam aspek pengamatan dan diberi skor 1-4. Nilai akhir diperoleh dengan cara membagi skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 100. Dalam hal ini, lembar observasi memuat tentang uraian kegiatan yang menggambarkan karakteristik pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Analisis Data
Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini ada dua yaitu data kualitatif, yang berupa deskripsi tentang pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik pendekatan kompetensi dan kemampuan guru kelas V (lima) SD Negeri Dengkek 01 Dinas Pendidikan Kecamatan Pati dalam pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Kedua, data kuantitatif yang berupa nilai/angka yang menggambarkan unjuk kerja kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar serta seting kelas bagi guru kelas V (lima) SD Negeri Dengkek 01  Dinas Pendidikan Kecamatan Pati .
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari 2 (dua) siklus setiap siklus terdapat empat tahapan yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (Reflecting). Dimana setiap siklus saling berkaitan untuk menentukan siklus berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan pengamatan awal tehadap guru kelas V (lima) jarang dan bahkan ada yang belum pernah melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru hanya menggunakan buku paket sebagai sumber tunggal dan alat peraga yang sangat minimal sebagai sumber belajar untuk melengkapi kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat jarang, bahkan belum pernah dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya tidak cukup waktu, siswa sulit dikondisikan, masalah keamanan dan keselamatan siswa. Hal ini sudah tentu kurang sesuai dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan) yang harus dilaksanakan dalam penerapan Kurikulum 2013.
Tabel Kemampuan melaksanakan pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada Kondisi Awal
No |
Nama |
Nilai |
Kategori |
1 |
Agustina Woro. K, S. Pd. |
71,57 |
Cukup |
Siklus I
Guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pada waktu guru melaksanakan pembelajaran, peneliti melakukan penilaian pada guru terkait dengan implementasi pembelajaran sesuai skenario yang dibuat.
Hasil pengamatan dan penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk program Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar disusum guru dalam siklus I, adalah seperti pada tabel berikut :
Hasil Supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus I
\No |
Nama |
Nilai |
Kategori |
1 |
Agustina Woro. K, S. Pd. |
3,0 |
Cukup |
Kemampuan melaksanakan pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada Siklus I
No |
Nama |
Nilai |
Kategori |
1 |
Agustina Woro. K, S. Pd. |
77,50 |
Cukup |
Berdasarkan pemantauan dan penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diketahui bahwa rata-rata kemampuan guru kelas V (lima) di SD Negeri Dengkek 01 Kecamatan Pati dalam menyusun skenario pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar adalah 2,9 dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil observasi dan penilaian kegiatan siklus I maka dilakukan refleksi. Sebagai hasil refleksi, bahwa selama kegiatan pada siklus I ditemukan beberapa kendala atau hambatan yang mengakibatkan belum optimalnya kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Adapun kendala atau hambatan tersebut, antara lain kompetensi guru perlu ditingkatkan selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga guru memahami manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Hasil refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran, kendala atau hambatan yang ditemukan adalah keterbatasan kemampuan guru dalam berkreatifitas memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sehingga peningkatan kompetensi guru mendapat sorotan yang pertama dan utama dalam pelaksanaan di siklus II.
Siklus II
Kegiatan pada siklus II telah sesuai dengan rencana yang telah direncanakan. Pada pertemuan pertama, kegiatan yang dilaksanakan adalah mendiskusikan hambatan-hambatan yang dialami dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran di kelas pada siklus II.
Kegiatan pada siklus II dimulai dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu guru melakukan revisi dan penyempurnaan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bagi guru yang masih belum paham dibantu oleh guru yang sudah mampu, dengan bimbingan Kepala Sekolah selaku peneliti yang menekankan pada pemberdayaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Pada pertemuan kedua, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah direvisi. Setelah itu guru menyempurnakan skenario pembelajaran yang lengkap dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Kemampuan Guru dalam membuat RPP dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada Siklus II
No |
Nama |
Nilai |
Kategori |
1 |
Agustina Woro. K, S. Pd. |
3,6 |
Amat Baik |
Kemampuan melaksanakan pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada Siklus II
No |
Nama |
Nilai |
Kategori |
1 |
Agustina Woro. K, S. Pd. |
88,33 |
Amat Baik |
|
Setelah dilakukan analisisi data yang diperoleh dari observasi terhadap guru pada siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pembahasan Tiap dan Antar Siklus
Kemampuan Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada siklus I (satu) berdasarkan penilaian tentang skenario pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang meliputi empat aspek: 1) komponen RPP (standar kompetensi, kompotensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media, sumber belajar dan penilaian), 2) Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media dan strategi pembelajaran, 3) Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan sumber belajar, dan 4) Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan dan penilaian,
Pada siklus II, menunjukkan bahwa kemampuan guru menyusun skenario pembelajaran dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan pembelajaran di kelasnya semakin baik dan optimal.
Kemampuan Mengimplementasikan Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
Pada siklus I, dilaksanakan pemantauan dan penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hasil pemantauan dan penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengimplementasikan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian di atas, maka penerapan supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasi pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Melalui supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan pemanfataan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Guru yang memiliki kompetensi dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, sebaliknya guru yang kompetensinya rendah akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga pengawas sekolah perlu melaksanakan supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi, sehingga wawasan guru terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, termasuk dalam memilih sumber belajar yang tepat, dan sesuai dengan pilar Kurikulum 2013, yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
|
PENUTUP
Simpulan
Disimpulkan bahwa:
1. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar adalah supervisi akademik dengan teknik pendekatan kompetensi.
2. Supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan memanfatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
3. Supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan pemanfataan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran.
Implikasi
1. Supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi, memotivasi guru mendalami dan menguasai kompetensi guru, yakni: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional dalam rangka meningkatkan kinerja guru.
2. Supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pelaksanaan supervisi (pembinaan) guru dalam rangka meningkatkan kinerja guru dalam menyusun skenario pembelajaran untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
3. Supervisi akademik dengan pendekatan kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pelaksanaan supervisi (pembinaan) guru dalam rangka meningkatkan kinerja guru, terutama kemampuan guru dalam mengimplementasikan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di kelas.
Saran-saran
1. Â Para guru sebaiknya dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran yang bersifat kontekstual, dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa.
2. Guru yang memiliki kompetensi harus dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, dan selalu meningkatkan kompetensinya dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Anonim, Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006
………….., Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
Asmani J. Ma’mur. 2011. Tujuh Tips Aplikasi PAKEM. Jakarata: DIVA Press.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Yogyakarta: Aditya Media.
Ekowati, Endang. 2001. Stategi Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.
Rusyan Tabrani. 2001. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya.
Zaman, Badru, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK 2304. Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka.
Â
Â