PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) GUGUS MERPATI

KECAMATAN JEPARA KABUPATEN JEPARA

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Warsito

UPT Dinas Dikpora Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara

 

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di Kelompok Kerja Guru Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2018/2019? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di Kelompok Kerja Guru Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2018/2019 melalui supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian ini dilaksanakan Wilayah Kecamatan Jepara, UPT Dinas Dikpora Kecamatan Jepara. Gugus Merpati daerah binaan 1. Subyek penelitian ini adalah adalah Guru Kelas di KKG Gugus Merpati daerah binaan 1 berjumlah 40 orang tahun ajaran 2018/2019 dengan krikulum 2013. Objek penelitian nya adalah meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi di KKG Gugus Merpati pada Sekolah daerah binaan 1 Kecamatan Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik presentase atau angka-angka untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan dari kondisi awal siklus I, II dan III. Hal ini terlihat dari rata-rata tingkat kemampuan guru pada prasiklus sebesar 63,49 yang tergolong kurang, siklus I sebesar 67,14 yang tergolong cukup, dan meningkat pada siklus II menjadi 72,18 yang tergolong cukup dan pada siklus III meningkat menjadi 86,25 dengan kategori baik. Pelaksanaan supervisi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dilaksanakan di Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara mampu meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

Kata Kunci: Kemampuan guru, supervisi akademik, Teknologi Informasi dan Komunikasi

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang diharapkan melaksanakan PAIKEM masih bervariasi dan kualitasnya masih perlu peningkatan dengan cara pelaksanaan pertemuan dalam kegiatan KKG untuk guru SD/MI dan MGMP untuk guru SMP/MTs.

Penyelenggaraan kegiatan yang mendukung profesionalisme guru merupakan salah satu tanggung jawab pengawas dan kepala sekolah melalui kegiatan KKG/MGMP. Agar kegiatan KKG/MGMP mempunyai tujuan, sasaran, jadwal pelaksanaan, konsep, dan terukur keberhasilannya, perlu adanya perencanaan yang memadai.Perencanaan tersebut tidak bermakna sempit seperti kegiatan guru dalam sesi KKG/MGMP, namun mempunyai arti yang lebih luas sebagai rencana strategis bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk mendorong efektivitas program peningkatan profesionalisme guru.

Kenyataan di lapangan saat ini ditemukan berbagai masalah dalam penyelenggaraan pendidikan yang berakibat buru pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Permasalah yang paling krusial adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran yang dilakukan para guru, umumnya guru jarang membuat perencanaan pembelajaran yang dapat membangkitkan potensi siswa. Guru hanya sekedar menggugurkan kewajibannya.

Sementara itu sistem pembinaan profesional yang seharusnya dapat diberdayakan keberadaannya kini semakin jarang dimanfaatkan seperti forum Kelompok Kerja Guru (KKG). KKG sebagai salah satu wadah bagi guru yang bergabung dalam organisasi gugus sekolah bertujuan menjadikan guru lebih profesional dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melalui pendekatan sistem pembinaan profesional diharapkan guru mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, termasuk dalam mengembangkan kurikulum. KKG adalah wadah pembinaan profesionalisme bagi guru dalam upaya peningkatan kemampuan profesional guru khususnya dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran di Sekolah Dasar, yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru dan siswa, metode mengajar, dan lain-lain yang berfokus pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang aktif.

Fokus pemberdayaan KKG dalam kajian ini dimaksudkan sebagai suatu kegiatan untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai tujuan. Baedhowie, (dalam PMPTK,2009: 9) menyatakan bahwa tujuan KKG adalah untuk lebih mengaktifkan komunikasi antar guru, baik yang sebidang (dalam kelompok mata pelajaran) atau dalam suatu klaster tertentu, sehingga dalam proses selanjutnya akan menjadi grup-grup dinamis (dynamic groups) yang aktif untuk berkembang dengan berbagai kegiatan inovatif.

Pembinaan yang telah dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang maksimal. Dari 81 orang guru SD di Gugus Merpati yang telah menunjukkan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Permendiknas No 47 Tahun 2007 tentang standar proses hanya 41 orang atau sekitar 51%, sisanya 49% atau sebanyak 16 orang belum menunjukkan kinerja yang memuaskan. Karena itu, Penulis memandang perlu melakukan suatu tindakan perbaikan. Tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan supervisi akademik secara efektif dan efisien kepada guru-guru, khususnya untuk kemampuan melaksanakan Pembelajaran. Melalui supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi diharapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar akan lebih profesional. Usaha ini merupakan suatu pembinaan guru yang dilakukan secara berkesinambungan.

Berdasarkan latar belakan di atas penulis mengadakan tindakan Supervisi Akademik Dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Guru Berbasis Kompetensi Profesional Dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kelompok Kerja Guru Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian tindakan sekolah kelas adalah: apakah melalui supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di Kelompok Kerja Guru Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di Kelompok Kerja Guru Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2018/2019 melalui supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Manfaat Penulisan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan bermanfaat bagi guru, nmembantu memanfaatkan tehnologi berbasi TIK dalam pembelajaran.Manfaat bagi kepala sekolah, mampu mengembangkan kebijakan sekolah agar dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru maupun kepala sekolah sendiri. Bagi Dinas Pendidikan, menjadi salah satu referensi dalam upaya meningkatkan sistem pembinaan profesional tenaga pendidik dan kependidikan serta mampu mengambil kebijakan pendidikan yang tepat, agar proses pembelajaran yang ada di sekolah dapat berjalan dengan tepat dan lancar. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas model ini, terhadap kemampuan dan keterampilan guru, melalui penerapan rancangan penelitian dan penggunaan instrumen yang lebih reliabel dan valid.

LANDASAN TEORI

Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni(1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untukmenjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. (Bahan Mandiri KKPS, 2009: 14).

Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tanggal 28 maret 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah berkenaan dengan Kompetensi Pengawas Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). Untuk Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik dinyatakan bahwa pengawas harus memiliki kompetensi pertama memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Kedua memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses embelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Ketiga membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip prinsip pengembangan Kurikulum. Keempat membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Kelima membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Keenam membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) ntuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Ketujuh, membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Kedelapan memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran SD/MI.

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dar materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas (Bahan Mandiri KKPS, 2009: 2).

Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada giliranya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa (Zainal Aqib, 2007: 190).Tujuan supervisi adalah untuk membantu guru mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dijumpai dalam melaksanakan tugasnya, dan menemukan solusi atas masalah dan hambatan tersebut. (Hartoyo, 2006: 57). Hartoyo (2006: 88-100 juga menjelaskan melalui supervisi ini diharapkan dapat membantu kepala sekolah atau guru menemukan solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi atau untuk memenuhi kebutuhan kepala sekolah atau guru dalam rangka meningkatkan kinerja mereka.

Kegiatan supervisi dapat terselenggara sebagaimana yang seharusnya, maka supervisor perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Tahap persiapan, dalam tahapan ini memerlukan perencanaan yang matang dalam bentuk: 1) sosialisasi tentang supervisi, 2) memantapkan persiapan, 3) menyiapkan alat penilaian dan dokumen, 4) merencanakan siapa yang akan disupervisi, 5) merencanakan monitoring/evaluasi, 6) menyiapkan instrumen dan catatan, 7) merencanakan tindak lanjut. Tahap proses, di awal proses supervisi dilakukan analisis kebutuhan dan identifikasi masalah yang dihadapi guru, kemudian melakukan supervisi yang dilakukan berdasarkan tujuan dan jalannya pembelajaran. Tahap laporan, laporan, dibuat dalam rangka pelaporan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk tindak lanjut. Tahap tindak lanjut, dilakukan untuk bahan pertimbangan bagi supervisor dan sebagai bahan pembinaan dalam rangka reformasi pembelajaran.

Kompetensi Guru

Menurut PP No. 74 tahun 2008, jabatan guru yang “murni guru” terdiri dari tiga jenis, yaitu guru kelas, guru bidang studi, dan guru mata pelajaran. Adapaun tugas masing-masingnya disajikan sebagai beikut; 1) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan; 2) Menyusun silabus pembelajaran; 3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran; 5) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran; 6) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada pelajaran di kelasnya; 7) Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; 8) Melakasanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi; 9) Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; 10) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional; 11) Membimbing guru pemula dalam program induksi; 12) Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran; 13) Melaksanakan pengembangan diri; 14) Melaksanakan publikasi ilmiah; 15) Membuat karya inovatif.

Dalam hal profesional, seorang guru harus menguasai keterampilan mengajar dalam hal: membuka dan menutup pelajaran, bertanya, memberi penguatan, dan mengadakan variasi mengajar. Wijaya (1992: 25-30) menyatakan bahwa kemampuan profesional yang harus dimiliki guru dalam proses belajar mengajar adalah: (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media sumber, (5) menguasai landasan-landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi belajar mengajar, (7) menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran, (8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Depdiknas (2007) membagi kompetensi guru atas empat dimensi, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial. Raka Joni (1984) mengemukakan 10 macam kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu; (1) menguasai bahan, (2) menguasai landasan pendidikan, (3) menyusun program pembelajaran, (4) melaksanakan pembelajaran, (5) menilai proses dan hasil belajar, (6) melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan, (7) menyelenggarakan administrasi sekolah, (8) mengembangkan kepribadian, (9) berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat, dan (10) menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar. Kesepuluh kompetensi ini, Sudiarto mengguguskan ke dalam tiga aspek, yaitu; (1) kemampuan merencanakan pembelajaran, (2) kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan (3) kemampuan mengevaluasi pembelajaran.

Mengacu pada beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dikelompokkan ke dalam empat aspek pokok yaitu, kemampuan mendisain pelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan melaksanakan evaluasi dan kemampuan melaksanakan hubungan antara pribadi guru, sesama guru, siswa, orang tua dan masyarakat.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Istilah “teknologi komunikasi‟, lebih merujuk kepada proses pentransmisian/ penyebaran informasi yang telah diolah. Munir (2008: 14) mengemukakan bahwa teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif). Teknologi informasi bisa didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi guna keperluan pengolahan informasi. Hal ini senada dengan definisi yang dicantumkan Dictionary of Information Technology yang menyebutkan bahwa teknologi informasi merupakan, “the acquisition, processing, storage and dissemination of vocal, pictorial, textual and numerical information by a microelectronics-based combination of computing and telecommunications…” (Longley & Shain 2012: 164).

Berdasarkan penjabaran dari istilah „teknologi informasi‟ dan „teknologi komunikasi‟ di atas maka dapat dilihat sebuah diferensiasi dari kedua istilah tersebut. Teknologi informasi lebih menekankan pada aspek pengolahan informasi agar menjadi efektif dan komunikatif Sedangkan istilah teknologi komunikasi lebih menitikberatkan pada segi pentransmisian/penyebaran dari informasi yang telah diolah tersebut.

Cynthia (2009: 6) mengemukakan bahwa setidaknya ada lima kondisi efektif pembelajaran yang bisa dicapai melalui pemanfaatan TIK yaitupembelajaran aktif, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kreatif, pembelajaran integratif, dan pembelajaran evaluatif.

Kelompok Kerja Guru Gugus Merpati

Standar pengembangan KKG/MGMP adalah unsur-unsur yang harus dimiliki oleh KKG/MGMP yang mencakup organisasi, program, pengelolaan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia,pembiayaan, dan penjaminan mutu. KKG (Kelompok Kerja Guru) merupakan wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah. (Depdinas 2008: 6).

Penyelenggaraan kegiatan yang mendukung profesionalisme guru merupakan salah satu tanggung jawab pengawas dan kepala sekolah melalui kegiatan KKG/MGMP. Agar kegiatan KKG/MGMP mempunyai tujuan, sasaran, jadwal pelaksanaan, konsep, dan terukur keberhasilannya, perlu adanya perencanaan yang memadai.. (Bahan Mandiri KKPS, 2009: 24).

Perencanaan tersebut tidak bermakna sempit seperti kegiatan guru dalam sesi KKG/MGMP, namun mempunyai arti yang lebih luas sebagai rencana strategis bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk mendorong efektivitas program peningkatan profesionalisme guru. (Bahan Mandiri KKPS, 2009: 24)

KKG/MGMP sebagai suatu organisasi didisain agar dapat berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas guru. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan (makro), pembelajaran (mikro) khususnya, perlu direncanakan dengan baik. Di samping itu, dalam menghadapi berbagai persoalan dewasa ini dan tantangan pendidikan di masa depan, KKG/MGMP sebagai penyelengara pendidikan diharapkan dapat melakukan terobosan baru dalam bidang manajemen yang mengacu pada keunggulan komparatif dan kompetitif (Unhalu, 2005).

Kerangka Berfikir

Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian, peneliti belum melaksanakan bimbingan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Maka guru kelas di Gugus Merpati Daerah BinaanI kualitas pembelajarannya masih rendah, hal ini dapat dilihat pada saat proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas belum sesuai alur dalam sistematika pembelajaran.

Supaya kualitas pembelajaran meningkat maka peneliti perlu melakukan tindakan. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan supervisi akademik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), caranya melakukan terdapat dua tindakan dalam dua siklus.

Di duga melalui supervisi akademik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapatmeningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi guru kelas Gugus Merpati Daerah Binaan I Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Seting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2018/2019. Tempat penelitian di KKG Gugus Merpati daerah binaan 1 kecamatan Jepara kabupaten Jepara. Subjek penelitian ini adalah Guru Kelas di KKG Gugus Merpati daerah binaan 1 berjumlah 40 orang, rata-rata berpendidikan D2 dan S1, tahun ajaran 2018/2019 dengan krikulum 2013. Rata –rata guru tersebut belum tersbiasa mengimplementasikan TIK dalam pembelajaran. Objek penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Guru untuk Mengimplementasikan TIK dalam Pembelajaran melalui Supervisi akademik di KKG pada Sekolah daerah binaan 1 Kecamatan Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019.

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, antara lain: (1) Berasal dari subjek (sumber data primer), dan (2) Berasal dari selain subjek, yaitu berasal dari mentor selaku pembimbing penelitian (sumber data sekunder). Validasi data, data kuantitatif dengan menggunakan kisi-kisi dan data kualitatif divalidasi melalui triangulasi, baik triangulasi sumber maupun triangulasi metode. Pada data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Diskriptif komparatif, yaitu membandingkan perubahan sikap dan perilaku siswa serta kemampuan guru dalam proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada siklus I serta dibandingkan dengan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada siklus II. Refleksi, yaitu membuat simpulan berdasarkan diskriptif komparatif kemudian memberikan ulasan dan menentukan action plan atau tindakan berikutnya.

Indikator Kinerja

Tingkat kemampuan guru dalam penyusunan RPP dapat ditentukan dengan membandingkan atau rata-rata kemampuan guru ke dalam skala lima dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.  Pedoman Konversi Skala Lima

No

Persentase (%) Kriteria

Kriteria

1

91 -100

Sangat Baik

2

75 – 90

Baik

3

65 – 74

Cukup

4

40 – 64

Kurang

5

0 – 39

Sangat Kurang

Sumber: Dantes (2008)

Kriteria keberhasilan penelitian ini dapat diukur dari ketercapaian peningkatan kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran 100% berada pada kategori baik.

Prosedur Penelitian

Adapun penelitian yang akan diterapkan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Langkah-langkah PTS terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi).

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan yang berlangsung selama 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

HASIL PENELITIHAN

Diskripsi kondisi awal

Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan supervisi sebelumnya di Daerah Binaan I KKG Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara, diperoleh data bahwa dari 81 guru yang telah disupervisi oleh kepala sekolah dan pengawas yang telah menunjukkan kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran hanya 51% saja atau sebanyak 41 orang, sisanya 49% atau sebanyak 40 orang guru belum menunjukkan kinerja yang memuaskan. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat peran dan tugas guru di kelas sangat penting dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Hasil pelaksanakan supervisi akademik dapat dilihat tabel berikut.

Tabel Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik Pra Siklus

No

Aspek yang disupervisi

Jumlah Nilai

Rata-rata

Kategori

1

Perencanaan

2524,65

63,12

Kurang

2

Pelaksanaan

2554,20

63,86

Kurang

 

Jumlah

5078,85

63,49

 

 

Diskripsi Siklus I

Hasil pelaksanaan supervisi akademik siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Pada kegiatan akhir juga jarang para guru melakukan proses refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsis­ten dan terprogram apalagi memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, sehingga guru beranggapan kegiatan akhir ini merupakan akhir proses pembelajaran. Semestinya guru dapat merencanakan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layan­an konseling dan/atau memberikan tugas balikan, tu­gas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa.

Tabel Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik Siklus I

No

Aspek yang disupervisi

Jumlah Nilai

Rata-rata

Kategori

1

Perencanaan

2663,50

66,59

Cukup

2

Pelaksanaan

2707,50

67,69

Cukup

 

Jumlah

5371,00

67,14

 

 

Pada tahap perencanaan prasiklus rata-rata 63,12 dalam kategori kurang sedangkan pada siklus I rata-rata 66,59 dalam kategori cukup. Tahap pelaksanaan rata-rata 63,86 dalam kategori kurang sedangkan pada siklus I rata-rata 67,69 dalam kategori cukup.

Pada tahapan Evaluasi dan refleksi, supervisor melakukan analisis dari kegiatan supervisi yang telah dilakukan dengan mengikutsertakan semua guru kelas, dengan maksud sebagai pembinaan khusus. Guru yang dijadikan subyek penelitian dalam kegiatan tindakan balikan memaparkan pengalamannya dalam melaksanakan proses pembelajaran.Tahapan evaluasi dan refleksi yang pertama dilakukan secara individual melalui kegiatan pasca observasi sehingga diperoleh identifikasi kesulitan dan masalah yang dihadapi guru setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Disini peran asesor sebagai fasilitator dan pendengar untuk dapat menumbuhkan motivasi dan keinginan guru memperbaiki proses kegiatan belajar mengajarnya di kelas pada saat supervisi berikutnya.

Kegiatan yang dilakukan supervisor berikutnya adalah melakukan pembinaan melalui Kelompok Kerja Guru di Gugus Merpati yang disesuaikan dengan hasil analisis dan rekomendasi. Materi Kegiatan KKG difokuskan kepada analisis kebutuhan guru terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan Kegiatan Inti dalam proses pembelajaran antara lain penggunaan pendekatan, metode, model-model pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Adapun model pelatihan di KKG para guru belajar sesama guru dengan model peer teaching sebelum diterapkan dalam pembelajaran sesungguhnya di kelas.

Diskripsi Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II ini merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pengamatan yang dilakukan kepada 40 orang guru ditekankan pada kegiatan pendahuluan, kegiatan Inti, dan kegiatan penutup.Hasil pelaksanaan supervisi akademik siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik Siklus II

No

Aspek yang disupervisi

Jumlah Nilai

Rata-rata

Kategori

1

Perencanaan

2815,00

70,38

Cukup

2

Pelaksanaan

2959,00

73,98

Cukup

 

Jumlah

5774,00

72,18

Cukup

 

Pada tahap perencanaan siklus I rata-rata 69,59 dalam kategori cukup sedangkan pada siklus II rata-rata 70.38 dalam kategori cukup. Tahap pelaksanaan rata-rata 67,69 dalam kategori cukup sedangkan pada siklus II rata-rata 73,98 dalam kategori cukup. Rata-rata siklus I 67,14 kategori cukup, sedangkan rata-rata siklus II 72,18 kategori cukup. Jadi terjadi kenaikan rata-rata 5,04.

Deskripsi siklus III

Adapun fokus penelitian adalah proses pelaksanaan pembelajaran yang interaktif, menyenangkan dan menantang dan melibatkan peserta didik semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan para guru juga menitik beratkan pada implementasi model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan media pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Hasil pelaksanaan supervisi akademik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik Siklus III

No

Aspek yang disupervisi

Jumlah Nilai

Rata-rata

Kategori

1

Perencanaan

3382,00

84,55

Baik

2

Pelaksanaan

3518,00

87,95

Baik

 

Jumlah

6900,00

86,25

Baik

 

Pada tahap perencanaan siklus II rata-rata 70,38 dalam kategori cukup sedangkan pada siklus III rata-rata 84,55 dalam kategori baik. Tahap pelaksanaan rata-rata 73,98 dalam kategori cukup sedangkan pada siklus III rata-rata 87,95 dalam kategori baik. Rata-rata siklus II 72,18 kategori cukup, sedangkan rata-rata siklus III 86,25 kategori baik. Jadi terjadi kenaikan rata-rata 14,08.

Pembahasan Tiap Siklus dan antar siklus

Setelah dilaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah Siklus I, II, dan III diperoleh perubahan kemapuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada tiap siklus. Peningkatan kemampuan guru pada tiap siklus tersebut tidak lepas dari program yang dikembangkan oleh pengawas melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG) di Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara.

Jenis tindakan kepengawasan yang dilakukan peneliti selaku pengawas pembina di KKG Gugus Merpati Kecamatan Jepara meliputi pemantauan, penilaian, dan pembinaan. pemantauan kegiatannya meliputi pengamatan perekaman pencatatan, dan kunjungan kelas. Penilaian meliputi tes (lisan – tulisan – tindakan), wawancara, observasi, analisis kasus, analisis dokumen, analisis konten, portofolio. Pembinaan meliputi rapat, diskusi, seminar, workshop, bimbingan teknis, studi banding, penelitian, demonstrasi, sumulasi, supervisi klinis.          Di bawah ini disajikan perbandingan hasil supervisi akademik yang dilakukan peneliti terhadap guru-guru di KKG Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik Tiap Siklus

No

Kegiatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Rata-rata

Kategori

1

Prasiklus

63,12

63,86

63,49

Kurang

2

Siklus I

66,59

67,69

67,14

Cukup

3

Siklus II

70,38

73,98

72,18

Cukup

4

Siklus III

84,55

87,95

86,25

Baik

 

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di KKG Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Proses Supervisi Akademik yang dilakukan oleh peneliti menggunakan berbagai pendekatan yang kontemporer sehingga para guru merasakan layanan dan bimbingan yang bermanfaat bagi pelaksanaan tugas pokok guru sebagai agen pembelajar.

Supervisi akademik yang dilakukan peneliti telah mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan Permen Diknas No. 41 tahun 2007. Pelaksanaan proses pembelajaran melalui supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan kolaboratif dalam kegiatan kelompok kerja guru dan dilakukan melalui saling berbagi pengalaman dengan guru lain, dengan pembina dari pengawas sekolah.

Supervisi akademik dipilih dalam penelitian ini melalui kegiatan pembinaan di dlam kelompok kerja guru di KKG Gugus Merpati mampu meningkatkan kemampuan menyusun RPP dan melaksanakan proses pembelajaran sehingga dengan kemauan sendiri mereka akan melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap tugas pokoknya sebagai agen pembelajar.

Hasil Tindakan

Melalui supervisi akademik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi guru kelas di KKG Gugus Merpati Daerah Binaan I Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara smester II tahun pelajaran 2018/2019, dari kondisi awal rata-rata 63,49 kategori kurang menjadi 86,25 kategori baik.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: melalui supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di Kelompok Kerja Guru Gugus Merpati Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2018/2019?

Hal ini terlihat dari rata-rata tingkat kemampuan guru pada prasiklus sebesar 63,49 yang tergolong kurang, siklus I sebesar 67,14 yang tergolong cukup, dan meningkat pada siklus II menjadi 72,18 yang tergolong cukup dan pada siklus III meningkat menjadi 86,25 dengan kategori baik.

Implikasi/Rekomendasi

Dengan menarik uraian dalam kesimpulan di atas, peneliti merekomendasikan kepada pengawas sekolah yang ada di Kabupaten Jepara untuk melaksanakan supervisi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana latihan mengasah kemampuan pengawas sekolah dalam menelaah permasalahan yang ada di lapangan, dan mencari alternatif solusinya.

Saran

Saran penelitian bagi, peserta didik, diharapkan mengikuti pembelajaran yang diterapkan oleh guru secara maksimal agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan akan dapat dicapai secara optimal. Saran bagi guru, hendaknya mampu memanfaatkan Kelompok Kerja Guru sebagai wahana peningkatan kemampuan profesional sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam melaksanakan proses pembelajaran yang insfiratif, inovatif, menantang dan menyenangkan. Saran bagi kepala sekolah, hendaknya mampu mengembangkan berbagai kebijakan sekolah agar dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme dari siswa, guru maupun kepala sekolah sendiri. Saran bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga hendaknya mampu mengambil kebijakan pendidikan yang tepat, agar proses pembelajaran yang ada di sekolah dapat berjalan dengan tepat dan lancar. Selain itu diharapkan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatan profesionalisme guru dapat ditingkatkan. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas model ini, terhadap kemampuan dan keterampilan guru, melalui penerapan rancangan penelitian dan penggunaan instrumen yang lebih reliabel dan valid pada mata pelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ds,1996.Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah.Jakarta: Depdikbud

Agus Dharma,2000. Manajemen Supervisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Bahan Belajar Mandiri KKPS, 2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik. Jakarta: Dirjen PMPTK Kemendikbud

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008.Standar Pengembangan KKG dan MGMP. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Depdiknas 2008. Bahan Belajar Mandiri Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Depdiknas, 2009, Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. Jakarta: Depdiknas.

E. Mulyasa, (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason.

Hartoyo.2006. Supervisi Pendidikan.Semarang. Pelita Insani

Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Zainal Aqib,2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Lamongan: Yaama Widya.