PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SD DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SD DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI PEMBIMBINGAN INTENSIF
Drahman
UPTD Pendidikan Kec. Kayen, Kab. Pati
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan model PAIKEM bagi guru-guru SD Negeri Kayen 05 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun 2015 yang berjumlah 11 orang. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan melalui dua siklus yang terdiri atas empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah pembimbingan, dari rata-rata 2,76 menjadi 2,97. Sedangkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM ditunjukkan adanya peningkatan dari 2,78 menjadi 3,03. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembimbingan yang dilakukan peneliti mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP maupun dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Hal ini tentu saja bukan karena adanya tindakan pembimbingan semata melainkan juga adanya semangat dan kemauan yang kuat dari para guru untuk meningkatkan dirinya
Kata kunci: Pembelajaran, PAIKEM, pembimbingan
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan jantungnya penyelenggaraan pendidikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa ke-berhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembela-jaran. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kualitas pendidikan diperlukan pelaksanaan proses pembelajaran yang berkualitas juga.
Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan adalah guru. Guru sebagai ujung tombak pendidikan yang langsung berada di garda paling depan berhadapan dengan siswa dituntut memiliki kompetensi yang memadai. Melalui guru penanaman nilai-nilai dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampil-an yang relevan dengan kekinian dan masa depan dapat berlangsung.
Dalam Peraturan Pemerintah Repu-blik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, antara lain disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompeten-si kepribadian, kompetensi social dan kompetensi professional (Depdiknas, 2008: 6). Sejumlah kompetensi tersebut harus dikuasai seorang guru agar mampu mema-inkan perannya sebagai pendidik yang professional sehingga pada saatnya mampu mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas.
Sejalan dengan perubahan paradigm pendidikan dewasa ini, kurikulum menuntut seorang guru untuk tidak saja memiliki kemampuan untuk menguasai pengetahuan di bidangnya melainkan juga mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif, efektif dan menyenangkan atau yang sering disingkat PAIKEM. De-ngan demikian guru akan dapat melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus sehingga prestasi belajar peserta didik dapat tercapai secara optimal disertai dengan kepuasan yang tinggi, yang pada saatnya mampu memecahkan masa-lah-masalah yang dihadapi dalam hidupnya
Akan tetapi, dalam kenyataanya masih banyak dijumpai guru-guru yang menempatkan dirinya sebagai penyampai materi pelajaran sehingga kegiatan pembelajaran tak ubahnya hanya sebagai sarana untuk “transfer of knowledge”, sementara penanaman nilai-nilai dan pem-bentukan kepribadian kurang mendapat perhatian. Demikian halnya yang terjadi di SD Negeri Kayen 05, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah, sebagian besar guru di sekolah tersebut masih menggunakan pen-dekatan pembelajaran konvensional. Mereka kurang mengembangkan metode mengajar yang bervariasi sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton dan menjenuhkan, komunikasi lebih banyak terjadi satu arah dan keterlibatan siswa masih kurang.
Untuk mengatasi kondisi yang demikian, guru harus dibekali dengan kemampuan dalam memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan potensi siswa agar kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah melalui mata-mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai pembina dan pembimbing para guru tentu sangat dibutuhkan. Kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai resources person atau konsultan, bahkan secara kolaboratif dapat bersama-sama dengan guru melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Salah satu persoalan yang dihadapi guru dalam mengelola kegiatan pembela-jaran adalah minimnya wawasan atau pengetahuan para guru dalam melakukan inovasi kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai secara optimal. Secara umum para guru masih menggunakan cara-cara konven-sional dalam proses pembelajaran teruta-ma dengan metode ceramah dengan variasi tanya jawab atau diskusi yang kurang terprogram. Akibatnya peserta didik lebih banyak menerima informasi dari guru tanpa kesempatan aktifitas dan kreatifitas yang optimal.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan diadakan pembinaan terprogram yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu unsur tenaga kependidikan yang memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan dan peningkatan mutu pendidikan formal karena kepala sekolah memiliki tugas pokok melakukan penilaian dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik dari sisi manajerial maupun akademik.
Berkaitan dengan upaya pening-katan kualitas pembelajaran ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam membina guru adalah meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
Pembelajaran PAIKEM ini sejalan dengan tuntutan dari pelaksanaan kuri-kulum berbasis kompetensi yang tengah diterapkan di sekolah saat ini. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembe-lajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi penca-paian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Dengan Pembelajaran PAIKEM di-harapkan dapat membantu siswa mengem-bangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Itulah sebabnya akan menarik jika dilakukan penelitian tentang tindakan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis PAIKEM.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pembim-bingan intensif dapat meningkatkan kom-petensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran berbasis PAIKEM?
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembimbingan intensif mampu meningkatkan kompetensi guru SD Negeri Kayen 05, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM.
KAJIAN TEORI
Pengertian Pembelajaran PAIKEM
Pembelajaran merupakan se–perangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadi–an eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik (Winkel, 1991) dalam (Depdiknas, 2010: 7). Sedangkan menurut Degeng (1993) dalam Hamzah B. Uno (2007: 83), pembe-lajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.
Sementara menurut Munandar (1992) dalam Hamzah B. Uno (2007: 81), proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang tiap kom-ponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Sebagai suatu system, proses belajar saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode pembelajaran ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada serta efektifitas pencapaian tujuan. Dengan demikian kepandaian guru dalam memilih dan mengembangkan metode sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
Kenyataan menunjukkan bahwa proses pembelajaran di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.
Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang memanjat tangga itu.
Salah satu alternatif yang ditawar-kan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sejalan dengan tuntutan kurikulium adalah pembelajaran berbasis PAIKEM. Istilah PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Tujuan Pembelajaran PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemam-puan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan penca-rian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (orginality), ketajaman pema-haman (insigt) dalam mengembangkan se-suatu (generating). Kemampuan memecah-kan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Depdiknas, 2010: 14).
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi, dan sebagainya.
Pembelajaran model PAIKEM me–rupakan pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.
Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
Pembimbingan/pembinaan Guru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Kepala Sekolah adapun tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang mencakup tiga bidang yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan.
Tugas kepala sekolah dalam bidang manajerial berkaitan dengan penge-lolaan sekolah sehingga semua sumberda-ya dapat disediakan dan dimanfaatkan secara oftimal untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Tugas kepala sekolah dalam bidang supervisi terhadap pelaksanaan kerja guru dan staf. Tujuannya adalah untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik dan menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah. (Depdiknas, 2010: 31).
Mengacu kedua peraturan di atas jelaslah bahwa tugas utama kepala sekolah, selain melakukan penilaian adalah melakukan pembimbingan terhadap guru dan staf di sekolah tersebut. Kegiatan pembimbingan ini dilakukan baik dari aspek manajerial maupun akademik.
Secara terminologis, pembimbing-an atau pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama yang berwujud layanan professional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah atau Pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar (Hamzah, 2007: 169).
Dalam rangka pelaksanaan Pembi-naan guru, ada beberapa teknik pembinaan yang dapat digunakan oleh pengawas sekolah atau kepala sekolah. Menurut hamzah Uno (2007: 176), teknik-teknik pembinaan guru meliputi: kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat dewan guru, kunjungan antar kelas, kunjungan sekolah, kunjungan antarsekolah, pertemuan dalam kelompok kerja, penerbitan bulletin professional dan penataran. Pemilihan dan penentuan teknik pembinaan ini tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan dari pembinaan itu sendiri.
Adapun langkah kegiatan pembim-bingan yang dilakukan kepala sekolah adalah sebagai berikut: (1) Memberikan pemahaman terhadap guru mengenai konsep dasar pembelajaran berbasis PAIKEM. (2) Melaksankan pembimbingan terhadap guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM. (3) Melaksanakan pembimbingan terhadap guru cara melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAIKEM. (4) Melaksanakan pemantauan terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PAIKEM; dan (5) Bersama guru mengadakan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran berbasis PAIKEM.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan: “Pembimbingan intensif dapat meningkat-kan kemampuan guru SD Negeri Kayen 05, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM.
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015
Penelitian dilaksanakan di SD Ne-geri Kayen 05, Kec. Kayen, Kab. Pati.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Kepala sekolah; dan (2) Guru.
Prosedur Penelitian Tindakan (bersi-klus)
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) Refleksi pada kondisi awal, (2) Perencanaan; (3) Pelaksanaan; (4) Observasi; dan (5) Refleksi.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan seca-ra langsung oleh peneliti dengan berkola-borasi dengan guru senior. Teknik pe-ngumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Setelah data berhasil dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah melaksa-nakan analisis data tersebut. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif sangat sederhana yaitu dengan menjumlah perolehan skor. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut kemudian dirata-rata dan diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: kurang, cukup, baik, dan amat baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Refleksi Awal (Kondisi Awal)
Penelitian tindakan ini bermula dari hasil supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap para guru kelas SD Negeri Kayen 05, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
Berdasarkan hasil supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru menunjuk-kan bahwa rata-rata perolehan nilainya sebesar 2,4 (cukup). Dari 11 guru yang disupervisi, ada 4 orang guru yang nilainya mendekati baik, sementara lainnya masih cukup.
Deskripsi Hasil Siklus I
Pada siklus I ini para guru mendapatkan pembimbingan oleh peneliti mengenai konsep-konseo dasar pembela-jaran PAIKEM. Pembimbingan ini dilakukan secara bersama-sama (klasikal) di ruang guru dengan memberikan penjelasan materi tentang pembelajaran PAIKEM dengan bantuan alat LCD.
Setelah diadakan pembimbingan para guru disuruh untuk mencoba menyusun RPP berbasis PAIKEM dan melaksankan pembelajaran PAIKEM sesuai jadwal masing-masing. Untuk penilain RPP dilakukan langsung oleh peneliti sedangkan untuk menilai penerapan pembelajaran PAIKEM dilakukan oleh kepala sekolah selaku kolaborator melalui pengamatan di kelas.
Setelah diadakan penilaian terha-dap RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM diperoleh hasil sebagai berikut:
Kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM digunakan penilaian terhadap RPP dengan Instrumen lembar penilaian yang telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan penilaian terhadap RPP yang disusun oleh guru diperoleh hasil rata sebesar 2,76, sudah meningkat dibanding–kan dengan kondisi awal yang 2,4. Sementara itu Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis PAIKEM diperoleh hasil secara keseluruhan rata-rata sebesar 2,78.
Refleksi dan Evaluasi
Berdasarkan hasil penilaian terha-dap RPP dan pengamatan terhadap guru dalam kegiatan pembelajaran dapat direfleksi dan dievaluasi sebagai berikut:
a. Secara umum guru sudah menyusun RPP berbasis PAIKEM, tetapi masih mengalami kekurangan dalam hal: memilih metode pembelajaran, memilih media pembelajaran dan merumuskan scenario pembelajaran.
b. Guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM tetapi masih menghadapi beberapa kesulitan, antara lain:
1) Guru kurang dalam memotivasi siswa;
2) Penataan ruang belum belum maksimal;
3) Siswa kurang kesempatan untuk menemukan pengetahuan sendiri;
4) Kerjasama antar siswa dan antara siswa dengan guru masih minim;
5) Peserta didik belum bergairah dalam belajar, situasi masih kaku dan monoton;
6) Penggunaan sumber belajar masih masih kurang berfariasi, sebagian menggunakan LKS sebagai sumber belajar utama;
7) Siswa masih kurang aktif;
8) Pertanyaan siswa masih minim;
9) Hasil pajangan pekerjaan siswa masih minim.
Atas dasar beberapa kekurangan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan perbaikan tindakan dalam bentuk pembimbingan yang lebih intensif terhadap para guru. Perbaikan tindakan ini akan dilaksanakan pada siklus II.
Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I ditemukan beberapa kekurangan dari para guru dalam menyusun RPP maupun dalam menerapkan pembelajaran berbasis PAIKEM. Guna meningkatkan ke-mampuan guru dalam penerapan pembela-jaran PAIKEM maka pada siklus II diadakan pembimbingan yang lebih intensif. Yang dimaksud dengan pembimbingan intensif di sini adalah:
1. Pembimbingan dilakukan dalam kelom-pok kecil (3 – 5 orang), hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi yang intensif antara pembimbing de-ngan yang dibimbing. Dalam kelompok kecil ini pembimbing dapat melakukan pendekatan secara individual guna mengetahui sejauhmana kemampuan yang dimiliki guru terkait dengan konsep PAIKEM, sekaligus dapat mengetahui permasalahan apa yang dihadapi guru dalam pembelajaran PAIKEM.
2. Pembimbing dapat memberikan con-toh-contoh yang lebih konkrit dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM.
3. Pembimbing beesama-sama guru dapat mencari solusi bersama atas masalah-masalah yang dihadapi masing-masing guru.
Setelah diadakan pembimbingan intensif terhadap para guru, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM digunakan penilaian terhadap RPP dengan Instrumen penilaian yang telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan penilaian terhadap RPP yang disusun oleh guru diperoleh hasil secara keseluruhan dengan rata-rata sebesar 2,97.
2. Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran PAIKEM
Untuk mengetahui kemampuan gu-ru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM dilakukan dengan cara observasi oleh kepala sekolah terhadap guru dalam mengajar. Setelah diadakan pengamatan terhadap para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil secara keseluruhan dengan rata-rata 3,03.
3. Refleksi dan Evaluasi
Berdasarkan hasil penilaian terhadap RPP dan pengamatan terhadap guru dalam kegiatan pembelajaran dapat direfleksi dan dievaluasi sebagai berikut:
a. Selama proses pembimbingan para guru merasakan manfaat yang sangat banyak, terutama pengala-man yang selama ini jarang mereka lakukan dalam pengelolaan pmbelajaran. Suasana pembelajar-an juga terasa sangat mengasik-kan, bukan saja bagi siswa melainkan para guru juga merasakan hal yang sama.
b. Dari segi hasil, kegiatan pembim-bingan mampu merubah sikap dan perilaku guru dalam mengajar, dari yang selama ini banyak mengguna-kan pendekatan konvensional dengan metode ceramah sebagai andalannya, berubah menjadi menjadi guru yang kaya akan metode dan media pembelajaran yang bervariasi.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusn RPP berbasis PAIKEM mengalami pening-katan antara sebelum dan sesudah proses pembimbingan. Rata-rata nilai penyusunan RPP dari 2,76 meningkat menjadi rata-rata 2,97. Sedangkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM ditun-jukkan adanya peningkatan dari 2,78 menjadi 3,03. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembimbingan yang dilakukan peneliti mampu mening-katkan kemampuan guru dalam menyusun RPP maupun dalam pelaksanaan pembela-jaran PAIKEM. Hal ini tentu saja bukan karena adanya tindakan pembimbingan semata melainkan juga adanya semangat dan kemauan yang kuat dari para guru untuk meningkatkan dirinya.
Hasil penelitian menunjukkan bah-wa pembimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah memiliki makna yang sangat penting dalam mengembangkan potensi dan kompetensi guru. Terjadi per-ubahan perilaku guru yang cukup signifikan antara sebelum dan sesudah pembim-bingan. Oleh karena itu model pembim-bingan semacam itu dapat dijadikan model bagi kepala sekolah dalam melaksanakan pembimbingan akademik terhadap guru.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, H.E. (2009). Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tanpa nama. (2008). Penyusunan Program Kepala Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tanpa nama (2010). Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tanpa nama. (2009). Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Kepala sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Uno, H. (2007). Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta:Bumi Aksara.