Peningkatan Kemampuan Melalui Metode Kreativitas Kelompok Dengan Menggunakan Alat Peraga
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYEBUTKAN NAMA NOTASI BALOK PADA KUNCI G MELALUI METODE KREATIVITAS KELOMPOK
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIE SMP NEGERI 2 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Endang Susilowati
SMP Negeri 2 Bringin Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas secara umum bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam seni musik dengan metode kreativitas kelompok berbantuan alat peraga pada Kelas VIIE SMP Negeri 2 Bringin. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data aktivitas peserta didik diperoleh dengan Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik. Data pengelolaan pembelajaran oleh guru diperoleh dengan Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran. Data hasil belajar peserta didik diperoleh dengan Tes Hasil Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas peserta didik masih banyak yang pasif, guru menggunakan metode klasikal (ceramah). Pada siklus 2 pembelajaran dengan metode kreativitas kelompok dengan menggunakan alat peraga peserta didik lebih aktif. Pengelolaan pembelajaran oleh guru pada pembelajaran siklus I berlangsung baik tetapi kurang kondusif. Pada siklus 2 pembelajaran menggunakan metode kreativitas dengan menggunakan alat peraga, siswa lebih tertib, terkendali dan kondusif. Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran di siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan. Hasil belajar peserta didik pada siklus 2 meningkat.
Kata Kunci: notasi balok pada kunci G, kemampuan pembelajaran, metode kreativitas kelompok dengan menggunakan alat peraga
LATAR BELAKANG
Materi notasi balok diperkenalkan, karena hampir semua peserta didik kelas VII belum pernah mempelajari notasi balok. Notasi balok merupakan dasar untuk mempelajari lagu baru baik lagu tradisional maupun lagu non tradisional.
Pembelajaran notasi balok meliputi bentuk dan nilai notasi, paranada serta kunci. Awal mempelajari notasi balok dengan menggunakan kunci G. Metode yang digunakan pada pembelajaran notasi balok adalah ceramah dan guru sebagai pusat informasinya ternyata ini menimbulkan kurangnya aktivitas dan kreatifitas peserta didik, sehingga peserta didik merasa jenuh, materi kurang dipahami oleh peserta didik serta daya serap peserta didik kurang dari 20%. Hal ini tentu tidak memenuhi harapan sesuai dengan standard ketuntasan belajar minimal 65% atau lebih, biarpun guru telah menggunakan alat musik yaitu pianika dan recorder, kemudian salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan metode kreativitas kelompok.
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara Etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.”Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya” (Ali Muhammad, 2004:14).
Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Notasi Balok
Notasi balok yaitu notasi musik yang berbentuk telur yang terdapat tangkai dan bendera not yang mempunyai nilai tertentu dan diletakkan pada garis dan kolom (para nada) guna menunjukkan tinggi rendah suatu nada.
Alat Peraga
Pengertian alat peraga.
Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para peserta didik yang menjurus kearah terjadinya proses belajar mengajar.
Alat Musik
Pengertian Alat Musik adalah instrumen atau alat yang sengaja diciptakan atau diadaptasikan dengan tujuan supaya dapat menghasilkan suara musik.
Metode Kreativitas Kelompok
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran yang efisien adalah pendekatan pembelajaran kreativitas kelompok. Pembelajaran efisien dalam arti bahwa dapat menghemat waktu dan tenaga dalam satu proses pembelajaran yang menyenangkan, terlebih jika peserta didik didalam kelas bersifat heterogen dari sisi pemahaman.
Pendekatan kreatifitas kelompok dapat diaplikasikan untuk membentuk learning community yang lebih friendly karena bagi peserta didik ternyata dapat lebih mudah mencerna materi pembelajaran jika dipelajari dengan teman sebayanya.
Metode kreativitas kelompok adalah cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan membentuk kelompok yang terdiri dari dua atau lebih peserta didik untuk mengukur kemampuan mengembangkan sesuatu yang sudah ada dengan gagasan-gagasan dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah.
Kerangka Berfikir
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat Dan Subyek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 2 Bringin Kabupaten Semarang. Subyek penelitian adalah kelas VII E. Adapun yang terlibat dalam penelitian ini adalah satu orang pengamat yaitu teman sejawat.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada semester 1 antara bulan 7 Agustus 2017 sampai 28 Agustus 2017. Dengan menggunakan siklus I dan siklus II.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut;
Teknik Pengamatan
Pengamatan adalah pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Pengamatan merupakan proses yang komplek, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis (Usman,2003: 54). Teknik pengamatan dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanakan proses pembelajaran dengan model kreativits kelompok. Jenis pengamatan yang dilaksanakan adalah observasi eksperimental ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.
Teknik Test
Untuk memperoleh hasil penilaian menggunakan test tertulis. Test tertulis adalah soal yang telah dipersiapkan oleh guru.
Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari pengamatan, dan tes proses analisisnya berlangsung selama penelitian yang ditempuh melalui serangkaian proses kegiatan secara bersamaan yaitu, dengan cara direduksi (disederhanakan), diklasifikasikan (dikelompokan), diinterpretasi, dideskripsikan secara sistematis dan selanjutnya disimpulkan. Teknik analisa data menggunakan PTK dengan pendekatan kualitatif (Usman, 2003:86)
Teknik Keabsahan Data
Tingkat validitas data dapat diukur dengan triangulasi yaitu memeriksakan kebenaran data yang diperolehnya kepada pihak-pihak yang dapat dipercaya (Usman, 2003:87). Triangulasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi data (Lincoln & Guba) dalam (Sumaryanto,2004: 44). Dezim dalam (Moleong, 2006:330) membedakan 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaaan yang memanfaatkan penggunakan sumber, metode, penyidik dan teori. Pemeriksaan itu dalam rangka memenuhi kredibilitas dan orisinalitas data, yaitu dengan (1) membandingkan data hasil dengan wawancara (2) membandingkan pendapat umum dengan pribadi (3) membandingkan situasi penelitian (4) membandingkan perspektif berbagai pendapat (5) membandingkan wawancara dengan isi dokumen.
Hasil Penelitian Dan Pembahsan
Hasil Penelitian Siklus I
Dalam perencanaan guru membuat rencana pembelajaran dengan rician: Apersepsi: guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan tentang lagu daerah di Jawa Tengah. Menyanyi lagu Suwe Ora Jamu bersama-sama, setelah itu guru memperlihatkan patitur lagu Suwe Ora Jamu yang bernotasi balok.
Kegiatan inti: Peserta didik mendengarkan penjelasan tentang notasi balok, kunci G dan letak notasi balok pada kunci G. Pesera didik menulis notasi balok, kunci G dan letak notasi balok pada kunci G. Guru membentuk kelompok menjadi 5, masing-masing kelompok terdiri dari 7 peserta didik. Setiap kelompok mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Ketua kelompok mengerjakan soal ke papan tulis, kemudian terjadi diskusi klasikal, guru sebagai moderatornya. Guru membuat lembar pengamatan untuk mengetahui kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas, ketika pembelajaran dengan materi notasi balok, kunci G dan letak notasi balok pada kunci G menggunakan metode diskusi klasikal. Guru membuat alat evaluasi berupa soal (tes harian).
Pelaksanaan Tindakan dilakukan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan: Aperpsepsi: guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan tentang lagu daerah di Jawa Tengah. Menyanyi lagu Suwe Ora Jamu bersama-sama, setelah itu guru memperlihatkan patitur lagu Suwe Ora Jamu yang bernotasi balok. Kegiatan inti: Peserta didik mendengarkan penjelasan tentang notasi balok, kunci G dan letak notasi balok pada kunci G. Peserta didik menulis notasi balok, kunci G dan letak notasi balok pada kunci G. Guru membentuk kelompok menjadi 5, masing-masing kelompok terdiri dari 7 peserta didik. Setiap kelompok mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Ketua kelompok mengerjakan soal ke papan tulis, kemudian terjadi diskusi klasikal, guru sebagai moderatornya. Guru membuat lembar pengamatan untuk mengetahui kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas, ketika pembelajaran dengan materi notasi balok, kunci G dan letak notasi balok pada kunci G menggunakan metode diskusi klasikal. Guru membuat alat evaluasi berupa soal (test harian).
Hasil pengamatan berupa prestasi belajar yang diperoleh dari pembelajaran dengan materi notasi balok, kunci G dan letak notasi balok pada kunci G dengan metode diskusi klasikal, sehingga diperoleh nilai test harian siklus I. Dimana pada siklus I nilai terendah 38, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 66,52, hal ini nampak pada table berikut ini:
Tabel 1 Hasil test harian siklus I
No | Uraian | Nilai |
1 | Nilai terendah | 38 |
2 | Nilai tertinggi | 100 |
3 | Nilai rata-rata | 66,52 |
Dari hasil yang didapat pada tes harian siklus I, maka dapat dicatat beberapa masalah yang timbul diantaranya:
Faktor peserta didik
- Kurangnya perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru, sehingga peserta didik tidak dapat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
- Situasi kelas kurang terkendali
- Kegiatan belajar kurang optimal
- Pada waktu proses pembelajaran peserta didik kurang aktif
Faktor guru
- Guru kurang tegas dalam bersikap sehingga kelas kurang terkontrol
- Guru kurang menguasai kelas
- Terbatasnya waktu sehingga materi belum maksimal diberikan secara keseluruhan
- Kurangnya motivasi dalam pengelolaan kelas
Refleksi untuk penelitian siklus II:
- Peneliti dan pengamat saling bertukar pendapat, agar siklus II dapat lebih baik hasil belajar maupun pemahaman peserta didik dari siklus I. Selain itu juga diharap dapat mencapai KKM yaitu 76.
- Waktu yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran diatur dengan sebaik-baiknya, sehingga penyampaian materi dapat dipahami peserta didik.
- Sebelum menyampaikan materi guru mengkondisikan kelas, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal.
- Guru dituntut dapat berinteraksi dengan peserta didik, sehingga dapat menimbulkan kedekatan antara peserta didik dan guru.
Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa pelaksanaan siklus I berlangsung baik tetapi kurang kondusif. Hasil rata-rata nilai 66,52 dan prosentase ketuntasan belajar 44,73% dan belum memenuhi indikator keberhasilan. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar pada siklus I perlu diulang agar kemampuan peserta didik dan hasil belajar peserta didik dalam nama notasi balok pada kunci G dapat meningkat.
Hasil Penelitian Siklus II
Perencanaan pada suklus II ini didasarkan temuan pada siklus I. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah:
- Guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada materi yang akan diajarkan yaitu nama notasi balok pada kunci G, dengan membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi siklus I.
- Menyiapkan alat peraga yaitu pianika dan recorder serta membuat soal untuk evaluasi.
- Menyusun lembar kerja dan lembar pengamatan. Lembar kerja yang digunakan untuk menyelesaikan soal. Lembar pengamatan yang akan digunakan untuk peneliti adalah lembar pengamatan aktivitas komunikasi peserta didik dan guru dalam pembelajaran.
- Membentuk kelompok dikusi menjadi 7 kelompok, setiap kelompok ada 5 peserta didik.
- Membuat alat evaluasi/test harian untuk siklus II.
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II yaitu memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sesuai dengan rencana pembelajaran, memotivasi peserta didik agar berpartisipasi aktif dan sungguh-sungguh dalam memahami nama notasi balok pada kunci G, sehingga kemampuan menyebutkan nama notasi balok pada kunci G meningkat.
Rencana tindakan yang dilakukan adalah:
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pianika recorder.
- Guru menunjukkan notasi c d e f g a b c’ pada pianika dan recorder, serta menggambarkan notasi c d e f g a b c’ pada kunci G di papan tulis.
- Guru membunyikan notasi pada pianika, peserta didik diminta untuk menyebutkan nama notasinya, kemudian guru meminta salah satu peserta didik menuliskan notasi pada paranada dengan menggunakan kunci G tersebut di papan tulis.
- Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta didik, kemudian membagi lembar kerja.
- Guru menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja yaitu guru membunyikan notasi pada pianika kemudian setiap kelompok ada perwakilan satu peserta didik yang menyebutkan notasi tersebut, setiap kelompok menuliskan notasi yang disebut temannya tersebut pada lembar kerja.
- Guru meneliti hasil lembar kerja yang dikerjakan dalam kelompok.
- Guru melakukan evaluasi secara individual.
Pengamatan pada siklus II sama dengam siklus I, meliputi lembar pengamatan peserta didik dan lembar pengamatan guru. Berdasarkan pengamatan siklus II, didapat temuan pada lembar pengamatan untuk peserta didik, bahwa peserta didik dengan cepat dapat merespon pertanyaan guru dengan jawaban yang benar, selain itu peserta didik juga aktif. Keberanian peserta didik tampak pada waktu menjawab pertanyaan guru.
Suasana kelas tertib, terkendali dan kondusif, dengan demikian proses pembelajaran berjalan lancar. Lembar pengamatan untuk guru didapat temuan bahwa guru telah memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif, serta meningkatkan bimbingan dan perhatian pada saat proses pembelajaran berlangsung. Waktu pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan. Hasil dari pengamatan mencapai 86,84%, ini berarti kemampuan mengajar guru jaun lebih baik dari siklus I.
Analisis data hasil uji kompetenssi siklus I dan siklus II meningkat. Peserta didik yang mengikuti uji kompetensi siklus II sebanyak 35 peserta didik, diperoleh hasil peserta didik yang mendapat > 65 ada 32 peserta didik, peserta didik yang mendapat < 65 ada 3 peserta didik, rata-rata kelas ada 82,1.
Tabel 2. Hasil tes harian siklus II
No | Uraian | Nilai |
1 | Nilai terendah | 55 |
2 | Nilai tertinggi | 100 |
3 | Nilai rata-rata | 82,1 |
Refleksi pada siklus II sudah mencapai nilai yang telah diharapkan, peserta didik telah mengikuti pelajaran dengan baik, khususnya pada waktu penggunaan alat peraga pianika dan recorder dalam pembelajaran. Jadi penelitian ini hanya sampai pada siklus II karena sudah mencapai hasil yang diharapkan.
Pembahasan
Dalam kegiatan pembelajaran seni budaya khususnya pokok bahasan nama notasi balok pada kunci G, terlihat kemampuan menyebutkan nama notasi balok pada kunci G masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Nilai rata-rata siklus I baru mencapai 66,56 dan prosentase belajar klasikal baru mencapai 44,73%.
Proses pembelajaran pada sub pokok bahasan nama notasi balok pada kunci G meskipun sudah dioptimalkan kegiatanya dengan cara refleksi dan analisis hasil pembelajaran yang kemudian diakhiri pertemuan siklus I diadakan uji kompetensi, tetapi hasilnya belum memuaskan. Keadaan itu terjadi karena peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga materi tersebut tidak dapat diterima peserta didik secara maksimal.
Setelah menggunakan alat peraga pianika dan recorder, hasil belajar peserta didik meningkat dibanding sebelum menggunakan alat peraga. Pada siklus II terlihat kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran sudah mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian hasil rata-rata 82,1 dan prosentase belajar klasikal 86,84%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa dalam siklus II ini sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Perbandingan perolehan rata-rata siklus I dan siklus II dapat dilihat bagan berikut ini:
Gambar 3. Perbandingan Rerata Siklus I dan II
Meningkatnya hasil belajar pada peserta didik dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran seni budaya ini disebabkan oleh meningkatnya motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data dapat dilihat adanya perubahan perilaku belajar peserta didik, yaitu peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Peserta didik lebih tertarik dan senang dengan pembelajaran menggunakan alat peraga dalam mata pelajaran seni budaya. Peserta didik jadi lebih mudah memahami materi yang diajarkan, peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan perilaku yang kurang baik (gaduh, berbicara dengan teman, mengantuk) pada saat pembelajaran dapat berkurang.
Namun treatment (proses mengatasi masalah) yang sama tidak memiliki hasil yang sama pada peserta didik yang berbeda, hal ini tergantung pada kondisi awal peserta didik. Ada peserta didik yang awalnya pandai menunjukkan peningkatan sedikit, ada juga peserta didik yang kurang pandai menunjukkan peningkatan yang tinggi atau peserta didik yang awalnya pandai menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Keadaan ini bias dilihat dari hasil siklus I dan siklus II.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui, bahwa menggunakan alat peraga melalui metode kreativitas kelompok sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menyebutkan nama notasi balok pada kunci G, mata pelajaran seni budaya pada peserta didik kelas VIIE SMP Negeri 2 Bringin Kabupaten semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.
Hal ini peserta didik mudah memahami materi melalui metode kreativitas kelompok dengan menggunakan alat peraga, sehingga akhir pembelajaran berdampak pada 1). peningkatan sikap peserta didik dalam menyenangi materi, peningkatan minat, semangat dan motivasi dalam mempelajari materi yang sedang diajarkan serta keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. 2). menambahkan kegiatan belajar para peserta didik, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk belajar
Penutup
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
- Pembelajaran menggunakan metode kreativitas kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyebutkan nama notasi balok pada kunci G dengan menggunakan alat peraga.
- Pembelajaran menggunakan metode kreativitas kelompok dapat meningkatkan hasil belajar menyebutkan nama notasi balok pada kunci G dengan menggunakan alat peraga.
Saran
Dunia pendidikan sekarang ini memang memerlukan reformasi untuk menjawab tantangan jaman yang sudah serba maju dan modern. Reformasi ini diharapkan dilakukan oleh semua pihak yang berada dalam dunia pendidikan, baik dari kepala sekolah, guru, peserta didik, masyarakat dan peemerintah.
Sebagai praktisi pendidikan yang bekerja di lapangan menghadapi langsung peserta didik dengan permasalahannya, guru diharapkan mampu dan mau merubah diri dalam menyajikan pengajaran yang lebih kreatif dan inovatif, Salah satunya adalah mengubah gaya mengajar.
Peserta didik bukan lagi sebagai obyek dalam pengajaran, tetapi peserta didik adalah subyek pembelajaran yang punya kemampuan dan kemauan. Proses belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan komunikasi 3 arah yaitu:
- Dari guru kepada peserta didik
- Dari peserta didik kepada guru
- Dari peserta didik kepada peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhamad. 2004. Bimbingan dan Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nanik Suprihyatin. 2010. Bimbingan dan Pemecahan Masalah. Yogyakarta: Aditya Media
Sudjana, 2004. Psikologi Belajar. Salatiga: Widya Sari Perss.
Usman, Husaini, Purnomo Setiadi Akbar. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara
http://id.wikipedia.org/wiki/Tangga_nada diatonik