PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

MELALUI PERMAINAN TABUNG ANGKA PADA KELOMPOK B

DI TK PERTIWI NGAPUS SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Suyatmi

Guru Kelompok B TK Pertiwi Ngapus

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah Meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui permainan tabung angka pada kelompok B di TK Pertiwi Ngapus Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Ngapus Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester I tahun pelajaran 2018/2019 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, sehingga tindakan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung yaitu tanggal 10 September 2018 – 15 September 2018. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B di TK Pertiwi Ngapus Kec.Japah, Kab.Blora yang berjumlah 16 peserta didik yang terdiri dari laki-laki 6 orang dan perempuan 10 orang.Prosedur dalam penelitian di laksanakan selama dua siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung permulaan peserta didik pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 7,6 dengan kategori cukup dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 9,3 dengan kategori baik.

Kata Kunci: Pembelajaran Anak Usia Dini, Kemampuan Berhitung Permulaan, Konsep Permainan Tabung Angka

 

PENDAHULUAN

Matematika atau berhitung sangat penting dalam kehidupan kita. Setiap hari, bahkan setiap menit kita menggunakan matematika. Pada saat belanja, menghitung benda, waktu, tempat, jarak dan kecepatan merupakan fungsi matematis. Pengukuran panjang, berat dan volume juga merupakan fungsi matematika, dengan kata lain matematika sangat penting bagi kehidupan kita, termasuk anak usia dini (Suyanto, 2008: 56).

Pengembangan kognitif, khususnya berhitung permulaan di kelompok B TK Pertiwi Ngapus, guru sering mengalami berbagai hambatan. Berdasarkan refleksi awal pada pembelajaran berhitung permulaan pada anak kelompok B TK Pertiwi Ngapus yang berjumlah 16 anak, ditemukan permasalahan yang menyangkut akivitas mereka saat pembelajaran permasalahan tersebut adalah: sebagian besar anak menunjukkan sikap kurang perhatian terhadap pembelajaran berhitung permulaan di kelas karena mereka beranggapan bahwa pembelajaran saat itu kurang menarik dan tidak menyenangkan.

Sebagian besar anak menunjukkan sikap pasif terhadap pembelajaran berhitung permulaan di kelas. Seperti kondisi yang telah dijelaskan di atas, di kelompok B TK Pertiwi Ngapus tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran berhitung permulaan sesuai indikator yang telah ditetapkan. Sebagian besar siswa (10 anak atau 62,5%) memiliki kemampuan berhitung permulaan yang rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berhitung permulaan yang diselenggarakan guru saat ini kurang mendukung keberhasilan belajar anak. Penggunaan metode yang kurang relevan menjadi salah satu penyebab anak tidak mau atau kurang tertarik mengikuti pembelajaran berhitung permulaan. Selain itu, kurangnya media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menjadi faktor penyebab kurangnya minat anak untuk mengikuti pembelajaran berhitung permulaan. Berdasarkan evaluasi tersebut, guru mencoba untuk memecahkan masalah dengan menggunakan permainan tabung angka sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui permainan tabung angka pada kelompok B di TK Pertiwi Ngapus Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Desain yang digunakan yaitu desain model putaran spiral menurut Kemmis dan Mc.Taggart yaitu menggunakan empat komponen penelitian dalam setiap langkah (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi).

Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Ngapus Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Waktu dalam penelitian ini pada semester I tahun pelajaran 2018/2019 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, sehingga tindakan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung yaitu tanggal 10 September 2018 – 15 September 2018.

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B di TK Pertiwi Ngapus Kec.Japah, Kab.Blora yang berjumlah 16 peserta didik yang terdiri dari laki-laki 6 orang dan perempuan 10 orang.

Teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II. Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Dokumentasi diperlukan untuk mengambil foto kegiatan pembelajaran, foto-foto hasil karya peserta didik, dokumen-dokumen baik tertulis dan tidak yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian seperti data peserta didik dll.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu dimulai pada tanggal 10 September 2018 – 12 September 2018. Aktivitas peserta didik diamati secara umum dan tidak diberikan penilaian. Penilaian hanya dilakukan pada pertemuan ketiga yang berupa pdenilaian permainan tabung angka. Pada siklus I, peserta didik masih belum beradaptasi dengan tabung angka tetapi peserta didik tampak antusias. Peserta didik kelihatan tertarik dan senang sehingga suasana menjadi gembira. Guru menjelaskan tentang permainan tabung angka dan mengarahkan peserta didik untuk memulai permainan. Peserta didik diminta untuk mengambil tabung angka sesuai yang disebutkan oleh guru untuk mengetahui peserta didik sudah dapat membedakan angka atau belum dan hampir semua anak mengambil tabung angka dengan benar, dan akhir permainan guru mengajak peserta didik untuk menyebutkan angka –angka yang ada di tabung secara bersama-sama. Dibawah ini adalah hasil penilaian kemampuan berhitung permulaan peserta didik pada siklus I:

Tabel kemampuan berhitung permulaan peserta didik Siklus I

Tahap

Kurang

Cukup

Baik

F

%

F

%

F

%

Siklus I

12

75

4

25

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar kemampuan berhitung permulaan peserta didik dalam kategori cukup yaitu sebanyak 12 anak (75%) dan 4 anak (25%) kemampuan berhitung permulaan dalam kategori baik. Sedangkan persentase pada tiap indikator kemampuan berhitung permulaan peserta didik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel kemampuan menghitung permulaan Siklus I

Kriteria

Rata-rata

Skor max.

Membilang/menyebut urutan bilangan 1-5

2,5

4

Membilang dengan menunjuk (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 5)

2,1

3

Menunjuk urutan benda untuk bilangan 1-5

1,9

3

Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda

1,7

2

 

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, pada siklus I ini, sebagian besar kemampuan peserta didik dalam membilang/menyebut urutan bilangan 1-5 adalah cukup. Peserta didik sudah mampu untuk mengenal angka 1-5 dan mengurutkan dengan benar. Selain itu, peserta didik juga sudah mampu untuk menyebut bilangan berikutnya tetapi membutuhkan waktu berfikir (tidak langsung menjawab).

Deskripsi Siklus II

Pada siklus II ini kegiatan dilakukan dalam 3 pertemuan dan dilaksanakan pada tanggal 13 September 2018 sampai 15 September 2018. Pada kegiatan siklus II ini dilakukan dengan memasukkan sedotan pada tabung angka tetapi dengan memijak alas angka yang telah dibuat oleh guru sambil anak menyebutkan angka yang dipijak. Anak melakukan secara berkelompok dan diberikan waktu. Setelah waktu habis kemudian setiap kelompok menghitung sendiri sedotang yang telah dimasukkan pada tabung masing-masing. Sedangkan pada pertemuan ketiga peserta didik melakukan hal yang sama seperti pertemuan sebelumnya tetapi dilakukan secara individu dan guru memberikan penilaian untuk setiap peserta didik. Berikut adalah hasil penilaian kemampuan berhitung permulaan peserta didik pada siklus II:

Tabel kemampuan berhitung permulaan peserta didik Siklus II

Tahap

Kurang

Cukup

Baik

F

%

F

%

F

%

Siklus II

3

18,8

13

81,2

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar kemampuan berhitung permulaan peserta didik dalam kategori baik yaitu sebanyak 13 anak (81,2%) dan 3 anak (18,8%) kemampuan berhitung permulaan dalam kategori cukup. Sedangkan persentase pada tiap indikator kemampuan berhitung permulaan peserta didik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel kemampuan menghitung permulaan Siklus II

Kriteria

Rata-rata

Skor max.

Membilang/menyebut urutan bilangan 1-5

3,1

4

Membilang dengan menunjuk (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 5)

2,6

3

Menunjuk urutan benda untuk bilangan 1-5

2,2

3

Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda

2

2

 

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa, hampir semua peserta didik mampu menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda. Tidak hanya itu untuk tiga indikator lainnya juga sudah mampu dilaksanakan dengan baik.

Pembahasan

Dalam penelitian ini, guru memberikan permainan tabung angka untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan yang dimiliki anak agar dapat berkembang. Dalam kegiatan permaina ini anak diberikan kesempatan untuk dapat mengenal angka dan menghitung langsung benda yang ada, anak juga diberikan kesempatan untuk mencocokkan angka dan benda yang sudah diambil dalam permainan bersama-sama dan menebak angka yang ditunjukkan guru diakhir permainan. Selain itu guru memberikan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk anak, dengan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan akan memberikan pengaruh besar terhadap anak untuk dapat mengikuti pembelajaran melaui permainan tabung angka.

Penerapan permainan tabung angka untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan memberi kesempatan pada anak untuk mengenal angka dengan cara yang menyenangkan. Permainan tabung angka memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat dimainkan secara kelompok maupun individu, dengan menggunakan benda yang disesuaikan dengan tema pembelajaran sehingga dapat lebih menarik karena benda yang digunakan bervariasi. Anak merasa lebih senang dan tertarik belajar berhitung karena dilakukan dengan bermain.

Banyak anak yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan dalam dirinya. Kemampuan tersebut berkembang ketika guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba langsung permainan tabung angka dengan menggunakan benda-benda atau gambar yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. Peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak dilaksanakan melalui permainan yang menyenangkan untuk anak, sehingga anak merasa senang dan nyaman saat mengikuti kegiatan pembelajaran melalui permainan dan kemampuan berhitung permulaan anak dapat berkembang secara optimal.

Penelitian ini membuat anak tidak hanya mampu mendengarkan penjelasan guru, namun anak juga dapat menghitung secara langsung benda sesuai angka yang ada serta mengenal dan mengurutkan angka dengan permainan yang menyenangkan. Anak memperoleh pengalaman belajar berhitung yang menyenangkan melalui permainan, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan berhitungnya dengan baik.

 

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Terjadi peningkatan kemampuan berhitung permulaan peserta didik melalui permainan tabung angka pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata7,6 yaitu dengan kategori cukup dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 9,3 dengan kategori baik.

2.     Berhitung permulaan melalui permainan tabung angka menumbuhkan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. peserta didik yang cenderung pasif dituntut untuk aktif karena permainan tidak hanya berkelompok tetapi individu. Pembelajaran dilaksanakan dua siklus. Media yang digunakan berupa sedotan dengan warna yang berbeda untuk setiap kelompok. Permainan tabung angka juga dapat melatih peserta didik untuk bekerjasama dengan teman yang lain. Melalui permainan tabung angka, pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada peserta didik kelompok B.

Saran                                                                                                              

1.     Bagi Guru

a.     Guru hendaknya dapat memberikan kegiatan pembelajaran berhitung permulaan yang lebih menarik dan inovatif untuk anak misalnya: melalui tabung angka maupun permainan lain yang menarik minat anak untuk belajar berhitung permulaan.

b.     Guru hendaknya selalu menggunakan metode yang menarik dan sesuai agar kemampuan berhitung permulaan anak dapat meningkat dan menerapkannya secara berulang-ulang sehingga anak dapat mengenal konsep angka.

2.     Bagi orang tua

a.     Orang tua hendaknya dapat menyempatkan waktu untuk bermain bersama anak dengan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak misalnya mengajak anak menghitung buah-buahan, sayuran dan lain sebagainya.

b.     Orang tua hendaknya menyediakan alat permainan yang menarik untuk memfasilitasi kegiatan belajar beritung permulaan anak misalnya tabung angka secara sederhana dengan gambar dan benda-benda yang menarik, kartu angka dsb.

3.     Bagi Peserta didik

Peserta didik diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam permainan tabung angka.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Berhitung Permulaan di TK. Jakarta: Depdiknas.

Hartati, S. 2005. Perkembangan Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Ismayati, A. 2010. Fun Math with Children. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Prasetyo, S.D. 2007. Bermain Sambil Belajar. Yogyakarta: Think.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suyanto, S. 2005. Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

Tedjasaputra,M.S. 2001. Bermain, Mainan dan Permaina. Jakarta: Grasindo.