Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Melalui Media Gambar Seri
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V
SDN 004 SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING
TAHUN AJARAN 2017/2018
Nani Herawati
SD Negeri 004 Sungai Salak
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SDN 004 Sungai Salak. Selain itu rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan disebabkan oleh kurangnya media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan metode yang digunakan masih konvensioanal. Dari latar belakang tersebut maka digunakan media gambar seri dalam peningkatan kemamapuan menulis karangan.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN 004 Sungai Salak dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 23 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan tindakan meliputi membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media gambar seri, dan menyiapkan instrumen penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri. Tahap pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengamati dan menginterprestasikan pengguanaan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pelaksanaan dan pengamatan, juga untuk mengetahui kelemahan pada pembelajaran yang kemudian kelemahan tersebut diperbaiki pada siklus selanjutnya.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD 004 Sungai Salak tahun ajaran 2017/2018. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 64,9 dengan prosentase ketuntasan sebesar 47,8%. Pada siklus II jumlah rata-rata yang diperoleh 68,8 dengan prosentase ketuntasan 73,9%. Pada siklus III jumlah nilai rata-rata siswa adalah 75,2 dengan prosentase ketuntasan sebesar 100%.
Kata Kunci: Menulis Karangan, Bahasa Indonesia dan Media Gambar Seri
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari di jenjang pendidikan dasar. Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi dalam proses belajar mengajar. Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa (Slamet,2007:5). Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan pengajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Slamet, 2007: 6).
Menulis adalah keterampilan yang produktif karena menulis merupakan komunikasi secara tidak langsung yang menghasilkan tulisan (Tarigan, 1987:185). Keterampilan menulis membutuhkan perhatian yang lebih. Perhatian yang lebih saja kadang hasilnya masih kurang memuaskan, apalagi jika tidak mendapat perhatian bisa mengecewakan. Posisi menulis dalam pengajaran keterampilan berbahasa selalu diletakkan dalam urutan terakhir. Meskipun menulis diposisi terakhir bukan berarti menulis itu tidak penting.
Keterampilan menulis sangat penting untuk dikuasai para siswa. Keterampilan menulis akan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan pada masa sekarang ini. Pada pembelajaran menulis di SD kelas tinggi, standar kompetensi yang tercantum dalam KTSP adalah mengungkapkan pendapat dan perasaan ke dalam bentuk tulisan baik karangan, pantun maupun puisi. Tentu saja penuangan pendapat dan perasaan dalam bentuk karangan (mengarang) memerlukan konsentrasi dan daya kreatif yang tinggi dalam memilih kata dan pengorganisasian kalimat. Dewasa ini kegiatan menulis masih dipandang sebagai kegiatan berbahasa yang paling sulit dibandingkan dengan kegiatan berbahasa lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari pendekatan, metode, dan teknik yang dapat mempermudah kegiatan menulis (Slamet, 2007:169).
Pada kenyataannya kegiatan menulis belum berjalan dengan baik dan belum menarik perhatian siswa sehingga hasil yang didapat pun kurang memuaskan. Rendahnya keterampilan menulis karangan disebakan oleh kurangnya keterampilan siswa dalam menuangkan ide dengan baik, pengembangan kerangka karangan, dan penyusunan kalimat serta kosakata yang digunakan masih terbatas. Selain itu juga disebabkan oleh kurangnya media yang digunakan dalam belajar. Akibatnya hanya sekitar 20% siswa yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah ini adalah 64. Guru harus dapat mengajarkan keterampilan menulis secara efisien, efektif, dan menarik. Guru dapat menggunakan metode dan media yang inovatif dan kreatif sehingga akan menarik perhatian siswa untuk menulis (Tarigan, 1987:230). Pada kenyataannya masih banyak guru yang belum bisa mengoptimalkan penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pada data di lapangan, maka penulis tertarik untuk menulis penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SDN 004 Sungai Salak Kecamata Sungai Salak Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2017/2018â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 004 Sungai Salak Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2017/2018?â€.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 004 Sungai Salak Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2017/2018.
Manfaat
Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
A. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki mutu pembelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan.
B. Secara Praktis
1. Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
2. Bagi Guru
a. memperoleh strategi pembelajaran yang efektif dan kreatif.
b. Dapat memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Dapat memberi masukan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa sehingga meningkatkan pula kualitas output sekolah dan nama baik sekolah.
KAJIAN TEORI
Menulis
Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) (Deporter, 2004:179). Dorongan menulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara, untuk mengkomunikasikan pikiran dan pengalaman kita kepada orang lain.
Menulis menurut Mc Crimon (dalam Slamet, 2007:141), menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Pada dasarnya menulis itu, bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.
Menurut Byrne pada hakikatnya kemampuan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil (Slamet, 2007: 141).
Menurut Henry Guntur Tarigan (1982: 3-4), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain.
Kemampuan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat produktif artinya kemampuan menulis merupakan kemampuan yang menghasilkan dalam hal ini menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikr secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif.
Kemampuan Menulis Karangan
Karangan adalah bentuk yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Hasil mengarang dapat berupa tulisan, cerita, artikel, buah pena (Nuraini dan Indriyani, 2008:35). Pada pembelajaran di tingkat SD/MI hasil karangan biasanya berupa cerita atau dongeng. Membuat cerita bertujuan mendorong siswa untuk menulis tanpa merasa takut berbuat salah, terutama belajar menulis pada tahap awal. Kegiatan menulis cerita atau mengarang membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama. Siswa diajak berimajinasi dan membayangkan, serta mengingat pengalaman mereka.
Secara garis besar karangan dapat dikategorikan menjadi dua, yakni karangan fiksi dan nonfiksi. Karangan fiksi berupa cerita-cerita imajinatif, berbentuk prosa. Karangan non fiksi berupa jenis karangan yang menyajikan informasi, gagasan, ide, keinginan, yang dikemukakan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman empiris. Karangan nonfiksi dapat disajikan dalam beberapa jenis wacana yaitu karangan diskripsi, karangan eksposisi, karangan narasi, karangan persuasi/argumentasi dan karangan ilmiah. kegiatan menulis cerita atau karangan dapat melalui tahap-tahap yaitu menentukan tema karangan, menentukan judul karangan, mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan di tingkat pendidikan dasar. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan bahasa, bukan pengajaran bahasa. Tata bahasa, kosakata, dan sastra disajikan dalam konteks, yaitu dalam kaitannya dengan keterampilan tertentu yang dipelajari, bukan sebagai pengetahuan tata bahasa, kosakata, dan teori sastra.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baiksecara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Media Gambar Seri
Istilah media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti secara umum adalah alat komunikasi atau antara,yaitu apa saja yang membawa informasi antara sumber dan penerima (Heinich dan Rusello, 1982). Gerlach dan Ely (dalam Suyanto, 2008: 101) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat kondisi siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Romiszowski (dalam Suyanto, 2008: 101) menyatakan hak yang sama dengan Heinich, yaitu bahwa media merupakan carriers of the messages, yaitu alat untuk menyampaikan pesan guru kepada siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, media dapat membantu guru dalam menyampaikan materi bahan ajar supaya lebih jelas dan lebih mudah dipahami siswa, berarti ada hubungan antara konsep abstrak dan konkret.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Bahri Djamarah dan Zain, 2006:120).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan penbelajaran di sekolah pada khususnya.
Menurut Azhar Arsyad (2002: 119), gambar seri merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan. Dengan gambar seri, siswa dilatih mengungkapkan adegan dan kegiatan yang ada dalam gambar. Sedangkan menurut Soeparno, media gambar seri biasa disebut flow cart atau gambar susun.
Media gambar seri bisa dibuat dari kertas yang ukurannya lebar seperti kertas manila yang didalamnya terdiri atas beberapa gambar. Gambar – gambar tersebut saling berhubungan satu sama lainnya sehingga merupakan satu kesatuan atau satu rangkaian cerita. Masing – masing gambar diberi nomor sesuai urutan jalan ceritanya. Umumnya gambar seri yang digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia SD terdiri dari 3 – 4 gambar yang ceritanya berangkaian.
Media gambar seri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat cocok digunakan untuk melatih keterampilan ekspresi tulis (mengarang) dan keterampilan ekspresi lisan (berbicara dan bercerita). Menurut Dina Indriana (2011: 65), media gambar seri mempunyai beberapa kelebihan yaitu sifatnya konkret dan lebih realitistis menunjukkan pokok masalah, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu sajian masalah dan murah dan mudah didapatkan. Selain kelebihan tersebut media gambar seri juga mempunyai kelemahan, diantaranya: menekankan persepsi indra mata, benda terlalu kompleks dan kurang efektif dalam pembelajaran, dan ukurannya terbatas untuk kelompok yang besar sehingga kapasitasnya kurang.
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 004 Sungai Salak tahun ajaran 2017/2018. Data responden ini berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Tempat penelitian
Penellitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 September 2017 sampai dengan 30 September 2017.
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 21 September 2017. Dalam pra siklus ini peneliti melakukan tanya jawab dengan guru kelas V. Penelitian ini di adakan sebanyak 3 siklus. Tahap-tahapan pada ketiga siklus ini sama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Upaya peningkatan kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui 3 siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Upaya peningkatan kemampuan ini dilakukan dengan menggunakan media gambar seri.
Siklus I
Siklus I dalam penelitian ini dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Berdasarkan tabel 1 rekapitulasi ketuntasan siswa pada siklus I bahwa dari 23 siswa diperoleh nilai rata-rata 64,9. Siswa yang memperoleh ketuntasan dalam pembelajaran hanya 11 siswa sedangkan siswa yang belum tuntas cukup banyak yaitu 12 siswa. Artinya pembejaran yang dilaksanakan pada siklus I ini belum memperoleh hasil yang optimal. Perolehan hasil nilai kemampuan menulis siswa dalam siklus I ini dapat dinyatakan memperoleh ketuntasan sebesar 47,8%. Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebesar 52,1%.
Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Pada Siklus I
No |
Uraian |
Hasil |
1 |
Rata-rata nilai kelas |
64,9 |
2 |
Prosentase ketuntasan |
47,8% |
Berdasarkan hasil yang didapat dari siklus I, Dalam siklus ini siswa mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan, pemilihan kata, tata penulisan kalimat dan paragraf yang benar sehingga siswa perlu diberikan tambahan pengetahuan tentang ejaan yang disempurnakan (EYD). Siswa juga kurang tertarik dengan kegiatan menulis karangan sehingga siswa perlu diberi motivasi dan media yang lebih menarik lagi. aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan cukup baik. Untuk hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri diperoleh skor 17 dengan rata-rata nilai 2,1. Ini bararti bahwa aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan cukup baik.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II sama seperti yang dilaksanakan pada siklus I. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V dengan jumlah siswa 23. Berdasarkan tabel 2, hasil menulis karangan yang diperoleh dalam siklus II memperoleh rata-rata nilai sebesar 68,8. Dari nilai rata-rata tersebut siswa yang telah mencapai ketuntasan dalam pembelajaran sebanyak 17 siswa sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 6 siswa. Ini berarti bahwa dalam siklus II ini telah terjadi peningkatan hasil belajar. Ketuntasan yang diperoleh pada siklus II ini dapat dinyatakan dengan perolehan prosentase sebesar 73,9% sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebesar 26,1%.
Pada siklus II ini siswa sudah mulai tertarik dengan pelajaran menulis karangan. Siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Untuk hasil pengamatan guru dalam penggunaan media gambar seri diperoleh skor 21 dengan rata-rata 2,6. Ini artinya bahwa aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran telah berjalan dengan baik.
Siklus III
Pelaksanaan siklus III hampir sama dengan pelaksanaan siklus-siklus sebelumnya. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 23. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa seluruh siswa sebanyak 23 siswa atau 100% telah mencapai angka ketuntasan minimal. Rata-rata kelas mencapai 75,2. Berikut tabel rekapitulasi ketuntasan siswa.
Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus III
No |
Uraian |
Hasil |
1 |
Rata-rata nilai kelas |
75,2 |
2 |
Prosentase ketuntasan |
100% |
Pada pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran dengan penggunaan media gambar seri pada siklus III skor yang diperoleh adalah 3 dengan prosentase 100%. Ini artinya, bahwa aktivitas guru yang menyangkut dengan keterampilan mengajar sudah berjalan dengan baik, sehingga hasil aktivitas guru pada siklus III ini telah mencapai hasil yang maksimal dengan kategori baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 004 Sungai Salak Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir tahun ajaran 2017/2018. Dengan penggunaan media gambar seri proses pembelajaran dalam menulis karangan dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam melahirkan ide dan imajinasi untuk bercerita. Dengan menggunakan gambar seri siswa akan lebih mudah menemukan kosa kata dan mengungkapkan isi gambar ke dalam bentuk tulisan. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 64,9 dengan prosentase ketuntasan sebesar 47,8%. Pada siklus II jumlah rata-rata yang diperoleh 68,8 dengan prosentase ketuntasan 73,9%. Pada siklus III jumlah nilai rata-rata siswa adalah 75,2 dengan prosentase ketuntasan sebesar 100%.
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka disajikan saran sebagai berikut:
A. Bagi Siswa
1. Mengingat kesulitan siswa dalam penggunaan ejaan yang tepat sebaiknya siswa lebih memahami penggunaan ejaan yang tepat sesuai dengan EYD dalam penulisan karangan.
2. Siswa masih kesulitan dalam penggunaan tanda baca maka sebaiknya siswa lebih memahami penggunaan tanda baca yang tepat dalam penulisan karangan.
B. Bagi Guru
1. Guru sebaiknya dapat memilih metode dan media yang sesuai agar menarik minat dan perhatian siswa dalam menulis.
2. Guru sebaiknya membimbing siswa secara intensif dan merata dalam pembelajaran menulis karangan.
3. Guru hendaknya dapat mengkondisikan situasi di dalam kelas sebelum siswa siap mengikuti proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
___________. 1985. Teknik Pengajaran Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
___________. 1987. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
____________. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
_____________. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.
Deporter, Bobby. 2004. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik , Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
http://eprints.uny.ac.id/id/eprints/9902/upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi dengan penggunaan media gambar seri.pdf, diakses 14 agustus 2017 pukul 17:28 wib.
http://remajasampit.blogspot.com/2012/12/contoh-gambar-seri-media-pembelajaran.html diakses 17 september 2017 pukul 22:19 wib.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jakarta: Diva Press.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nuraini, Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto, Ngalim dan Djeniah Alim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Rosda Jayaputra.
Sabarti, Akhadiah. 1990. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga.
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras.
Slamet, St.Y. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Suyanto, Kasihani. 2008. Melejitkan Potensi Anak Melalui English Class yang Fun, Asyik, dan Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, H. G. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan Indivual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.