PENINGKATAN KEMAMPUAN MEREFLEKSI ISI PUISI

YANG DIBACAKAN KOMUNIKATIF SERTA PENERAPAN CTL

PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI MOJOREMBUN KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Dasih

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VI SD Negeri Mojorembun

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan isi puisi yang dibacakan. Hal ini mengingat puisi merupakan ekspresi pengalaman jiwa penulis yang diungkapkan. Dengan menggunakan kata-kata kiasan (penuh lambang). Selain itu sifat pemadatan kata tertentu menambah kesulitan bagi siswa untuk memahami isi puisinya dan mengingat kegiatan merefleksi isi puisi ini dilakukan dan mendengarkan/menyimak pembacaan puisi, tentu membutuhkan konsentrasi penuh serta latihan cukup banyak pula. Karena itu tak mengherankan bila dalam pembelajaran kompetensi dasar (KD), ini di kelas VI di SD Negeri Mojorembun Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yang penulis lakukan, hanya 7 siswa (28%) yang mencapai ketuntasan belajar dengan standar ketuntasan 65. Karena itu dengan penilitian ini, digunakan pendekatan komunikatif serta penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam merefleksi puisi yang dibacakan. Pembelajaran yang melibatkan keempat aspek berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) serta penerapan ketujuh prinsip CTL tentunya akan membekali siswa untuk menguasai KD yang menuntut siswa untuk memahami kekhususan bentuk puisi serta kemampuan menyimak yang cukup prima. Dan terbukti hasil pembelajaran sejak siklus 1 menunjukkan peningkatan hingga siklus ke 2, tidak ada lagi siswa tidak tuntas belajar bahkan 3 siswa (12%) memperoleh nilai pada rentang skor 80-84. Selain itu, siswa merasakan pembelajaran menjadi menyenangkan serta dapat mengembangkan imajinasi, mengasah kepekaan emosi, mencerdaskan dan mengasah ketrampilan berbahasa.

Kata Kunci: Pendekatan komunikatif dan CTL, peningkatan kemampuan merefleksi isi puisi, mengasah IQ, EQ, ketrampilan berbahasa


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Puisi yang menggunakan kata-kata kiasan (penuh lambang) tentu tidak mudah untuk memahaminya, apalagi dengan sifat pemadatan kata tentu akan menambah kesulitan bagi siswa untuk memahami isi puisinya. Dan tak hanya itu, kesulitan tampak semakin bertambah bagi siswa karena pada Kompetensi Dasar (KD) merefleksi isi puisi yang dibacakan, kegiatan memahami isi puisi itu dilakukan melalui kegiatan menyimak yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi serta keterlibatan emosi pendengar sepenuhnya untuk bisa memahami suasanya hati penulis puisinya melalui bunyi-bunyian/persajakan.

Hal ini terjadi dalam pembelajaran di kelas VI SD Negeri Mojorembun Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yang penulis lakukan. Dari 25 siswa yang terdapat dikelas tersebut bahwa hanya 7 siswa (28%) yang mencapai ketuntasan belajar dengan SK 65.

Kegagalan tersebut dikarenakan: 1) Siswa belum mampu menyimpulkan tema puisi dengan tepat, 2) Siswa belum mampu menentukan kata-kata kiasan didalamnya, 3) Siswa belum mampu menentukan suasana yang tergambar dalam puisi, 4) Siswa belum mampu menentukan amanat/pesan yang terkandung dalam puisi, 5) Siswa belum mampu menentukan jenis citraan (gambaran penginderaan) yang terdapat pada baris-baris puisi.

Karena itu, dalam penelitian ini digunakan pendekatan komunikatif serta penerapan CTL dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan ketidaktuntasan tersebut.

Dengan mengacu pada paradigma baru pendidikan yang berlandasan paradigma kritis, yakni pendidikan adalah proses memanusiakan manusia kembali, menempatkan peserta didik sebagai obyek pembelajaran, maka metode yang diterapkan dalam pembelajaran adalah CTL. Metode CTL (pembelajaran kontekstual) dengan kelimabelas kata kunci (indikator), memang sangat sejalan dengan paradigma tersebut. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran bukan obyek pembelajaran, serta kegiatan dalam proses pembelajaran benar-benar kegiatan pelatihan, pemecahan masalah dalam kehidupan siswa kelak.

CTL merupakan model pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata, memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan sehari-hari, sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajarna merupakan pelatihan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan mereka kelak.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan merefleksikan isi puisi siswa kelas VI SDN Negeri Mojorembun Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang?

2. Apakah melalui pendekatan komunikatif serta penerapan CTL dapat meningkatkan ketrampilan merefleksi isi puisi siswa kelas VI SDN Mojorembun Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang semester I Tahun Pelajaran 2013/2014?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini berujuan untuk meningkatkan kemampuan merefleksi isi puisi yang dibacakan melalui pendekatan komunikatif serta penerapan CTL karena metode tersebut dalam pembelajaran merefleksi isi puisi menjadi lebih menarik dan tidak menjemukan siswa.

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

Kajian Teori

Untuk memahami, menikmati dan menghargai karya-karya puisi dengan baik, perlu dikuasi sejumlah pengertian dan teknik. Pengertian terutama berhubungan dengan ketrampilan membaca.

Hal ini bertujuan memperkenalkan beberapa pengertian dasar tentang puisi dan teknik dasar apresiasi. Pengertian puisi dan teknik dasar apresiasi.

Pengertian dasar puisi dan teknik dasar apresiasi ini bukan saja berhubungan satu sama lain, akan tetapi yang satu menjadi dasar yang lain dan saling menjelaskan menurut I. A. Richards ada 4 arti puisi, yaitu: a) Arti puisi yaitu lugas, b) Arti puisi yaitu berhubungan dengan perasaan penyair, c) Arti puisi yaitu berhubungan dengan nada, d) Arti puisi berhubungan dengan itikad sadar atau tidak.

Menurut Tuwuh Rusdiantoro bahwa pembelajaran konteksteral/CTL suatu pendekatan pemelajaran yang mendekatkan obyek pembelajaran dengan kehidupan nyata sehari-hari yang dekat dengan peserta didik, sehingga apa yang dipelajarinya itu akan lebih bermakna bagi siswa dan ilmu yang diperolehnya nanti dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam hidup keseharian.

Menurut Nurhadi dkk mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual/CTL adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa berhubungan nyata pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Kerangka Berpikir

Dasar pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, ceramah merupakan pilihan utama dalam strategi pembelajaran.

Hipotesis

Diduga melalui pendekatan komunikatif serta penerapan CTL dapat meningkatkan hasil belajar merefleksi isi puisi siswa kelas VI SD Negeri Mojorembun.

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan dengan subyek siswa kelas VI SD Negeri Mojorembun Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang pada bulan 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2013 selama 3 bulan tahun pelajaran 2013/2014. Banyaknya subyek yang diteliti sebanyak 25 siswa.

Teknik dan Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes, nontes dan tugas.

Alat pengumpulan data yang digunakan tergantung teknik pengumpulan data. Untuk teknik tes, yang dipergunakan butir soal tes. Sedangkan teknik nontes yang dipergunakan daftar pertanyaan dan lembar observasi.

Teknik Analisis Data

Dari data yang terkumpul selama pembelajaran menulis puisi kemudian dianalisis secara kulitatif dan kuantitatif.

Analisis data yang berbentuk kuantitatif akan dianalisis secara diskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan siklus 2.

Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Subyek Penelitian

Dalam kegiatan merefleksi isi puisi yang dibacakan komunikatif dan penerapannya pada metode CTL dengan subyek penelitian siswa kelas VI sebanyak 25 siswa. Dalam kegiatan KBM Pra siklus, serta aspek-aspek yang diamati belum ada perubahan bahkan rata-ratanya masih rendah. Maka pada kegiatan siklus 1 dan siklus 2 diadakan perubahan dengan menggunakan tindakan dengan menggunakan metode CTL. Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.

Sajian Hasil Penelitian

Diskripsi Kondisi Awal Sebelum Siklus Hasil Penelitian. Hasil uji kemampuan merefleksi isi puisi dari pembelajaran sebelum siklus ini tersaji dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Hasil Uji Kemampuan Merefleksi Isi Puisi Sebelum Siklus

Interval

Frekuensi

Prosentase

60 – 64

18

72%

65 – 69

3

12%

70 – 74

2

8%

75 – 79

2

8%

80 – 84

0

0%

Jumlah

25

100%

Standar ketuntasan yang dipakai adalah 65, berarti masih ada 18 anak yang belum tuntas.

1. Saat Siklus 1

Pada pembelajaran siklus 1 digunakan pendekatan komunikatif, yaitu melibatkan keempat ketrampilan berbahasa, serta penerapan prinsip CTL. Dan hasil uji kemampuan merefleksi isi puisi yang dibacakan setelah siklus 1 sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Kemampuan Merefleksi Isi Puisi Yang Dibacakan Pada Siklus 1

Interval

Frekuensi

Prosentase

60 – 64

10

40%

65 – 69

12

48%

70 – 74

2

8%

75 – 79

1

4%

80 – 84

0

0%

Jumlah

25

100%

Dari uraian di atas berarti ada 10siswa yang belum tuntas (40%).

2. Saat Siklus 2

Pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dengan penerapan prinsip CTL sepenuhnya, menggunakan jenis puisi yang dekat dengan lingkungan anak (kontekstual). Dari hasil uji kemampuan merefleksi isi puisi pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Kemampuan Merefleksi Isi Puisi Yang Dibacakan Pada Siklus 2

Interval

Frekuensi

Prosentase

60 – 64

0

0%

65 – 69

3

12%

70 – 74

14

56%

75 – 79

5

20%

80 – 84

3

12%

Jumlah

25

100%

Hasil pembelajaran siklus 2 benar-benar telah terjadi peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan siklus 1, yaitu tidak ada lagi siswa yang mengalami ketidaktuntasan belajar dengan nilai batas tuntas 65. Bahkan terdapat 3 siswa (12%) yang berhasil memperoleh nilai pada rentang 80 – 84.

Hasil Nontes

1. Observasi

Sebelum Silkus

a) Beberapa siswa yang duduk di belakang bercakap-cakap dengan teman sebelah saat pembelajaran.

b) Beberapa siswa lain tampak lebih senang berdiam diri, tidak ikut berebut menjawab ketika protes lisan.

c) Banyak permintaan agar pembacaan puisi yang direfleksi dilakukan berulang-ulang.

d) Banyak siswa yang belum memahami teknis pengerjaan tugas sehingga banyak yang bertanya berkali-kali.

Saat Siklus 1

a) Sewaktu kegiatan proses dengan penilaian proses, siswa tampak berebut menjawab pertanyaan yang diajukan.

b) Pada akhirnya siswa yang semula pasif berubah menjadi aktif.

c) Hampir semua pertanyaan sewaktu pemberian kuis, dapat terjawab dengan benar.

d) Dengan bekerja secara kelompok, siswa tampak menikmati kegiatan pembelajaran karena siswa dapat saling belajar.

e) Permintaan untuk mengulang-ulang pembacaan puisi masih ada.

Saat Siklus 2

a) Siswa juga sudah belajar secara sistematis.

b) Siswa menyelesaikan soal tes dengan wajah riang setelah permintaan siswa mengganti puisi yang dekat dengan lingkungan siswa terpenuhi.

c) Permintaan mengulang pembacaan puisi berkurang frekuensinya.

2. Angket

Saat Siklus 1

a) Sebanyak 10 siswa (40%) menganggap pembelajaran merefleksi isi puisi sangat sulit sekali.

b) Sebanyak 15 siswa merasa pembelajaran merefleksi isi puisi sangat menyenangkan disamping mengembangkan imajinasi dan mengasah kepekaan emosi, mengasah ketrampilan menyimak serta mengasah kecerdasan berfikir.

Saat Siklus 2

a) Sebanyak 25 siswa menganggap pembelarajan merefleksi isi puisi menyenangkan.

b) Sebanyak 22 siswa merasa tidak mengalami kesulitan menjelaskan makna kata-kata konotasi/kiasan dalam puisi.

c) Hampir semua siswa (25 siswa) menganggap pembelajaran merefleksi isi puisi bermanfaat dalam mengasah kecerdasan, kepekaan emosi, ketrampilan menyimak, disamping mengembangkan imajinasi.

Pembahasan Hasil

Penelitian Dari Hasil Tes Sebelum Siklus

Beberapa kelemahan yang mengakibatkan ketidaktuntasan siswa pada pembelajaran sebelum siklus antara lain yaitu: 1) Kemampuan siswa menentukan suasana puisi masih kurang, 2) Kemampuan siswa mengasosiasikan makna kata-kata konotasi/kiasan masih kurang, 3) Kemampuan siswa untuk menyimpulkan tema puisi masih kurang, 4) Kemampuan siswa menentukan jenis citraan dalam baris-baris puisi masih kurang.

Hasil pembelajaran setelah siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan frekuensi cukup tinggi dibandingkan sebelum siklus.

Pada siklus 1 terdapat 1 siswa yang berhasil memperoleh nilai pada rentang 75 – 79. Selain itu pada interval nilai dibawah standar ketuntasan 65. Pada siklus 1 terdapat 10 siswa yang mendapat nilai dibawah satandar ketuntasan.

Pada siklus 2 terjadi peningkatan frekuensi cukup besar dibandingkan sebelum siklus pada siklus 2 terdapat 3 siswa (12%) yang berhasil memperoleh nilai pada rentang skor 80 – 84. Selain itu pada interval nilai dibawah standar ketuntasan 65, yaitu 60 – 64. Tidak ada sama sekali yang tidak tuntas.

Dalam pemaparan hasil penelitian, peneliti tindakan pada perubahan dan atau peningkatan yang terjadi mulai dari kondisi awal (pra siklus), siklus ke – 1 dan siklus ke – 2 utamanya mengenai kemampuan merefleksi isi puisi dan prestasi belajar siswa setelah diadakan tindakan kelas.

Perubahan Prestasi Belajar Siswa

Hal ini dapat kita lihat pada grafik 1, kegiatan siklus ke – 1 terjadi peningkatan dalam merefleksi isi puisi yang dibacakan yaitu kemampuan siswa dalam menguasai kata-kata konotasi dan kemampuan menentukan suasana puisi.

Pada kegiatan siklus ke – 2 terjadi peningkatan frekuensi bila dibanding dengan siklus ke – 1. Bahkan 100% siswa tuntas dalam belajarnya, adapun SKBM adalah 6,5.

Perubahan Pada Guru

Guru semakin bervariatif dalam menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai variasi dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu meningkatkan kerja sama antar sesama guru (kolabolator) semakin meningkat dalam kegiatan PTK khususnya di SD Negeri Mojorembun

Perubahan Pada Kelas

Pada kegiatan proses belajar mengajar merefleksi isi puisi yang dibacakan komunikatif serta penerapan CTL, anak akan semakin dekat dengan dunia nyata dilingkungan sekitar. Dan anak akan semakin berkesan, bahwa selama ini kegiatan KBM hanya berlangsung di dalam kelas, ternyata dengan penerapan CTL kepada anak bahwa pembelajaran juga bisa dilaksanakan di luar kelas atau sekolah. Hal ini akan berdampak pada sekolah sehingga suasananya menjadi kondusif, aman, dan nyaman.

PENUTUP

Simpulan

1. Melalui pendekatan yang komunikatif serta penerapan CTL dalam pembelajaran, terbukti dapat meningkatkan kemampuan merefleksi isi puisi yang dibacakan pada siswa kelas VI SD Negeri Mojorembun Rembang.

2. Melalui pendekatan komunikatif serta pembelajaran CTL dalam pembelajaran dapat menimpa kemampuan berbahasa siswa (mendengarkan, berbicara, menulis, membaca).

3. Pembelajaran merefleksi isi puisi yang dibacakan dapat mempertajam rasa keindahan melalui bunyi-bunyian/persajakan, ungkapan indah melalui kegiatan menentukan suasana puisi.

4. Untuk meningkatkan ketrampilan siswa menyimak pembacaan puisi, memerlukan latihan berulang-ulang.

5. Melalui kegiatan berdiskusi, mengasosiasikan kata-kata konotatif pada sebuah puisi dapat mengembangkan sikap mencermati.

6. Penggunaan puisi yang dekat lingkungan sehari-hari siswa sangat membantu siswa mengasosiasiakn kata-kata kiasan yang terdapat di dalamnya.

7. Kegiatan mengasosiasikan kata-kata kiasan pada puisi, dapat mengembangkan kemampuan siswa berimajinasi.

8. Pembelajaran merefleksi isi puisi yang dibacakan dapat melatih berfikir melalui kegiatan parafrase, menjelaskan makna kata kiasan, menentukan tema, amanat yang terkandung di dalamnya

Saran

1. Semua kegiatan-kegiatan yang bertujuan memajukan pendidikan, seperti kegiatan penelitian, sebaiknya mendapatkan perhatian dari semua pihak, khususnya yang berkepentingan dengan dunia pendidikan.

2. Banyak manfaat yang diperoleh dari siswa melalui pembelajaran merefleksi isi puisi yang dibacakan dengan pendekatan komunikatif serta penerapan CTL. Karena itu diharapkan rekan-rekan guru lainnya dapat pula melakukan pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Jakob Sumardjo, Saini, 1986, Apresiasi Kesusastraan: PT Gramedia Jakarta

Dirjen Didaksemen, 2005, Pengembangan Kemampuan Menyimak, Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: Depdiknas

Hardjana, Andre, 1991, Kritik Sastra Sebuah Pengantar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Dirjen Dikdasmen, 2005, Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia, Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: Depdiknas

Nawawi, Hadawi dan Mimi Martini, 1996, Penelitian Terapan, Yogyakarta Gajah Mada University Press

Pradopo, Rachamt Djoko, 2002, Pengkajian Puisi, Yogyakarta: Gajah Mada University Pres

Ratna, Nyoman Kutha, 2004, Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Damono, Sapardi Djoko, 1999, Sihir Rendra Permainan Makna, Jakarta: Pustaka Firdaus

Yunus, Umar, 1981, Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu Modern, Jakarta: Bhrathara Karya Aksara

 

Agus Suwanta dkk, 2004, Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VI, PT Citra Aji Parama