Peningkatan Kemampuan Pemahaman Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN
PENEMUAN TERBIMBING BAGI SISWA KELAS VIIIC
SMP NEGERI 2 WINONG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nuryoso
Guru Matematika SMP Negeri 2 Winong Kabupaten Pati
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Winong Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui pembelajaran penemuan terbimbing. Penelitian menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus dengan tiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari skor 2,45 dengan kategori Cukup menjadi skor 2,86 dengan kategori Baik. Peningkatan juga terjadi pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dari nilai rata-rata 70 dengan kategori Cukup menjadi 73 dengan kategori Cukup dan meningkat lagi menjadi 75 dengan kategori Tinggi. Simpulan yang diambil dari penelitian ini yaitu bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Winong Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui pembelajaran penemuan terbimbing.
Kata Kunci: Pemahaman Konsep Matematika, Penemuan Terbimbing
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang berkesinambungan yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak. Materi matematika yang diajarkan pada tingkat sebelumnya akan menjadi dasar bagi materi selanjutnya. Pemahaman konsep sebuah materi menjadi sangat penting untuk mempelajari dan memahami konsep berikutnya. Seorang siswa yang memiliki pemahaman konsep yang tinggi pada suatu materi akan menjadikannya lebih mudah memahami konsep berikutnya.
Pemahaman konsep mutlak diperlukan siswa agar mampu mengikuti pembelajaran dengan baik pada konsep berikutnya. Hal ini berarti bahwa pemahaman konsep materi prasyarat sangat penting untuk mempelajari dan memahami konsep selanjutnya. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang memahami konsep materi pelajaran matematika. Terbukti dari data di kelas VIIIC SMP Negeri 2 Winong tahun 2017/2018 yang memiliki nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika hanya sebesar 70. Nilai tersebut masih berada di bawah kriteria minimal yang diharapkan yaitu sebesar 74.
Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa, dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Penyebabnya diantaranya diperkirakan karena siswa kurang memperhatikan guru pada saat menerangkan materi pelajaran. Hal ini tidak terlepas dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru cenderung kurang menarik bagi siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan seringkali menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran. Selanjutnya memberikan contoh soal dan penyelesaiannya. Langkah berikutnya adalah meminta siswa untuk latihan mengerjakan yang disediakan oleh guru.
Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran harus dilakukan agar siswa memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika yang lebih baik. Penulis berusaha menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing. Pembelajaran penemuan terbimbing mengkondisikan siswa untuk aktif dalam belajar dengan cara menemukan konsep sendiri sehingga akan memiliki kemampuan pemahaman konsep tersebut. Hal ini mengakibatkan siswa mampu memahami materi berdasarkan potensi yang dimiliki sendiri. Dengan demikian, pemahaman dan ingatan siswa akan tertanam lebih lama karena menemukan hasil akhir sendiri.
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa?; (2) Apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran penemuan terbimbing?
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini yaitu: (1) untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa; (2) untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran penemuan terbimbing.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis yaitu untuk mengembangkan model pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan antara lain dapat memberikan pemecahan masalah bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika melalui pembelajaran penemuan terbimbing.
Konsep menurut Winkel (dalam Kusumaningtyas, 2011:11) diartikan sebagai suatu sistem satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Setiawan (2008:3) mengemukakan bahwa metode penemuan terbimbing merupakan metode yang mendorong siswa untuk berpikir sendiri berdasarkan bahan yang difasilitasi oleh guru. Pembelajaran penemuan terbimbing merupakan metode penemuan yang dibimbing oleh guru melibatkan suatu dialog/interaksi antara siswa dengan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru (Markaban, 2008:11).
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan dilakukan di kelas VIIIC SMP Negeri 2 Winong semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yakni dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2018. Data-data yang dikumpulkan terdiri dari data pelaksanaan pembelajaran dan data nilai kemampuan pemahaman konsep matematika tiap siklus.
Pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan dan tes. Teknik pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing. Sedangkan teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa Lembar Pengamatan Pembelajaran dan Tes Pilihan Ganda. Lembar Pengamatan Pembelajaran digunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing. Tes Pilihan Ganda digunakan untuk mendapatkan data kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran setiap siklus.
Analisis data penelitian menggunakan beberapa metode. Data hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung skor rata-rata hasil pengamatan tiap aspek pembelajaran. Data kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai siswa. Analisis data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung rata-rata. Hasil analisis dikonversi dengan: 3,26 – 4,00: Sangat Baik, 2,51 – 3,25: Baik, 1,76 – 2,50: Cukup, 1,00 – 1,75: Kurang. Analisis data kemampuan pemahaman konsep matematika dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata siswa. Hasil analisis dikonversi dengan: 91 – 100: Sangat Tinggi, 74 – 90: Tinggi, 61 – 73: Cukup, ≤ 60: Kurang.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing berjalan dengan mencapai minimal kategori Baik, dan (2) Rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat mencapai minimal kategori Tinggi.
Penelitan ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Prosedur penelitiannya, tiap siklus meliputi tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
DESKRIPSI KONDISI AWAL
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIC SMP Negeri 2 Winong pada tahun pelajaran 2017/2018 dengan anggota berjumlah 26 siswa. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan, pembelajaran matematika di kelas ini dilaksanakan didominasi dengan metode ceramah. Siswa menjadi pasif dan kurang tertarik dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Kemudian siswa diminta untuk latihan mengerjakan soal dengan dibimbing guru. Data hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Pada Kondisi Awal
No |
Aspek Keterampilan |
Rata-Rata |
Kategori |
1 |
Menyatakan ulang sebuah konsep |
75 |
Tinggi |
2 |
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis |
72 |
Cukup |
3 |
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup operasi tertentu |
71 |
Cukup |
4 |
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu |
66 |
Cukup |
5 |
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah |
65 |
|
Kemampuan Pemahaman Konsep |
70 |
Cukup |
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa secara klasikal hanya mencapai 70 dengan kategori Cukup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kondisi awal masih belum memenuhi kategori yang diharapkan sehingga perlu diperbaiki.
DESKRIPSI SIKLUS I
Pembelajaran pada siklus I secara umum berjalan lancar. Kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran, yaitu antara lain: (1) beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, (2) beberapa siswa terlihat kurang aktif dalam diskusi, (3) beberapa siswa terkesan malas mencari data dan informasi, (4) pada saat presentasi, sebagian siswa kurang memperhatikan, (5) pengelolaan waktu kurang efektif sebagai akibat dari bertambahnya waktu diskusi.
Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus I adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Skor Pembelajaran Siklus I
Aspek Penilaian |
Pertemuan |
Skor Rata-Rata |
Kategori |
|
1 |
2 |
|||
Pendahuluan |
2,33 |
2,67 |
2,50 |
Cukup |
Kegiatan Inti |
2,00 |
2,20 |
2,10 |
Cukup |
Penutup |
2,67 |
2,67 |
2,67 |
Baik |
Skor Pembelajaran |
2,27 |
2,45 |
2,36 |
Cukup |
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa skor pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus I mendapatkan skor sebesar 2,36 dan memiliki kategori Cukup, yang berarti belum memenuhi kategori minimal yang diharapkan.
Sedangkan data kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada siklus I disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Pada Siklus I
No |
Aspek Keterampilan |
Rata-Rata |
Kategori |
1 |
Menyatakan ulang sebuah konsep |
81 |
Tinggi |
2 |
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis |
79 |
Tinggi |
3 |
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup operasi tertentu |
73 |
Cukup |
4 |
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu |
68 |
Cukup |
5 |
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah |
66 |
Cukup |
Kemampuan Pemahaman Konsep |
73 |
Cukup |
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa secara klasikal hanya mencapai 73 dengan kategori Cukup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kondisi siklus I masih belum memenuhi kategori yang diharapkan sehingga perlu diperbaiki.
DESKRIPSI SIKLUS II
Pembelajaran pada siklus II secara umum berjalan lancar dan lebih baik dari pada siklus I. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang muncul. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II diantaranya yaitu: (1) sebagian siswa masih kurang aktif dalam diskusi, (2) sebagian siswa terlihat kurang semangat mencari data dan informasi, (3) sebagian siswa belum berani memberikan tanggapan.
Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Skor Pembelajaran Siklus II
Aspek Penilaian |
Pertemuan |
Skor Rata-Rata |
Kategori |
|
1 |
2 |
|||
Pendahuluan |
3,00 |
3,00 |
3,00 |
Baik |
Kegiatan Inti |
2,60 |
2,80 |
2,70 |
Baik |
Penutup |
3,00 |
3,00 |
3,00 |
Baik |
Skor Pembelajaran |
2,82 |
2,91 |
2,86 |
Baik |
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa skor pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus II mendapatkan skor sebesar 2,86 dan memiliki kategori Baik, yang berarti telah memenuhi kategori minimal yang diharapkan.
Sedangkan data kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada siklus II disajikan pada tabel berikut.
Tabel 5. Nilai Rata-Rata Aspek Kemampuan Pada Siklus II
No |
Aspek Keterampilan |
Rata-Rata |
Kategori |
1 |
Menyatakan ulang sebuah konsep |
83 |
Tinggi |
2 |
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis |
80 |
Tinggi |
3 |
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup operasi tertentu |
75 |
Tinggi |
4 |
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu |
71 |
Cukup |
5 |
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah |
69 |
Cukup |
Kemampuan Pemahaman Konsep |
75 |
Tinggi |
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa secara klasikal mencapai 75 dengan kategori Tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kondisi siklus II telah memenuhi kategori yang diharapkan.
PEMBAHASAN
Setelah dilaksanakan pembelajaran penemuan terbimbing dalam dua siklus, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor pelaksanaan pembelajaran. Hal ini terlihat dari skor pembelajaran pada siklus I sebesar 2,36 dengan kategori Cukup meningkat menjadi 2,86 pada siklus II dengan kategori Baik. Peningkatan skor pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Peningkatan Skor Pembelajaran
Aspek Penilaian |
Siklus I |
Siklus II |
Skor Perolehan |
Pendahuluan |
2,50 |
3,00 |
0,50 |
Kegiatan Inti |
2,10 |
2,70 |
0,60 |
Penutup |
2,67 |
3,00 |
0,33 |
Skor Pembelajaran |
2,36 |
2,86 |
0,50 |
Kategori |
Cukup |
Baik |
|
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa skor pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,50. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing pada penelitian ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Peningkatan juga terjadi pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Pada kondisi awal, nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa mencapai 70 dengan kategori Cukup dan meningkat menjadi 73 pada siklus I dengan kategori Cukup serta meningkat lagi menjadi 75 dengan kategori Tinggi. Sehingga terjadi peningkatan sebesar 5. Peningkatan tersebut dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 7. Peningkatan Kemampuan Siswa
Aspek |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
Skor Perolehan |
Menyatakan ulang sebuah konsep |
75 |
81 |
83 |
8 |
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis |
72 |
79 |
80 |
8 |
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup operasi tertentu |
71 |
73 |
75 |
4 |
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu |
66 |
68 |
71 |
5 |
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah |
65 |
66 |
69 |
4 |
Kemampuan Pemahaman Konsep |
70 |
73 |
75 |
5 |
Kategori |
Cukup |
Cukup |
Tinggi |
|
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan rata-rata sebesar 5 yang dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
SIMPULAN
(1) Pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan partisipasi belajar dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa berjalan dengan baik, dan (2) kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran penemuan terbimbing.
SARAN
(1) kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat ditingkatkan dengan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berpartisipasi belajar yang lebih tinggi, salah satunya adalah melalui pembelajaran penemuan terbimbing, seyogyanya guru menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan partisipasi belajar dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa, dan (2) Agar hasil penelitian ini berdampak pada guru-guru lain untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan partisipasi belajar dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa, sebaiknya pihak-pihak yang berkepentingan dapat memfasilitasi kegiatan yang melibatkan guru-guru untuk saling berbagi pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumaningtyas, Isti Hardiyanti. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pendekatan Problem Posing Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas Bilingual VIII C SMP N 1 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Setiawan. (2008). Strategi Pembelajaran Matematika SMA. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Zulaiha. 2006. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Teknik Pemberian Tugas. Skripsi: FPMIPA UPI.