PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MATERI MENDISKRIPSIKAN TEMPAT SESUAI DENGAN DENAH ATAU GAMBAR
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA
MATERI MENDISKRIPSIKAN TEMPAT SESUAI DENGAN DENAH
ATAU GAMBAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 03 GAYAM
TAHUN AJARAN 2015/2016
Larmi
SD Negeri Gayam 01 Kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo
ABSTRAKS
Tujuan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan model kooperatif tipe jigsaw materi mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan kalimat yang runtut pada siswa kelas IV SDN Gayam 03 Kecamatan Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gayam 03 yang terletak di Kecamatan Sukoharjo. Khususnya kelas IV semester I tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Gayam 03 Kecamatan Sukoharjo, dengan jumlah siswa 30 anak yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini mengambil objek penelitian pembelajaran keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SDN Gayam 03 Kecamatan Sukoharjo. Peningkatan keterampilan berbicara tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan berbicara pada setiap siklus. Sebelum tindakan nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa 62,8 dengan ketuntasan klasikal 36,66%. Pada siklus I nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa 70,4 dengan ketuntasan klasikal 53,33%. Pada siklus II nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa 74,13 dengan tingkat ketuntasan klasikal 80%.
Kata Kunci: keterampilan berbicara, kooperatif tipe jigsaw
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil pembelajaran bahasa Indonesia semester I berkaitan dengan keterampilan berbicara materi mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan kalimat yang runtut pada siswa kelas IV di SD Negeri Gayam 03 Kecamatan Sukoharjo masih di bawah KKM. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting dalam komunukasi lisan bagi siswa sekolah dasar sehingga perlu mendapatkan perhatian oleh guru. Seperti yang diungkapkan oleh Ellis (dalam supriyadi, 2005: 178) yang mengatakan bahwa orang yang memiliki keterampilan berbicara yang baik dapat memperoleh keuntungan sosial dan professional. Penguasaan keterampilan berbicara yang baik akan mendapatkan banyak pengakuan dari teman dan gurunya. Pendapat tersebut juga didukung oleh Farris (dalam Supriyadi, 2005: 179) yang menyatakan bahwa bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting diajarkan karena dengan keterampilan itu seorang siswa akan mampu mengembangkan kemampun berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir tersebut akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kompetensi pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Gayam 03 Sukoharjo tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan dari hasil nilai yang diperoleh pada keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Gayam 03 Sukoharjo yang masih dibawah KKM. Permasalahan yang dihadapi pada kelas IV SDN Gayam 03 Sukoharjo pada pembelajaran bahasa Indonesia, berkaitan dengan rendahnya keterampilan berbicara siswa yakni sebagai berikut: (1) Sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara rendah. Pada umumnya siswa merasa takut dan malu saat ditugasi untuk tampil berbicara di depan teman-temannya. (2) Siswa kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. (3) Pembelajaran berbicara yang dilakukan guru dapat dikatakan masih sederhana atau konvensional karena masih bertumpu pada buku pelajaran.
Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah di atas perlu salah satu pengembangan model pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Anita Lie (2008: 12) menyebutkan pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada beserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang tersruktur. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Kegiatan belajar bersama seperti ini dapat memacu belajar aktif. Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas siswa yaitu siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami. Selain itu diharapkan pula mampu berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru. Apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar dengan demikian penggunaan keterampilan-keterampilan kooperatif menjadi semakin penting.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikembangkan agar dapat membangun kelas sebagai komunitas belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Dalam model pembelajaran ini siswa secara individual berkembang dan berbagi kemampuan dalam berbagai aspek kerja yang berbeda. Selama pelaksanaan tipe jigsaw, siswa dituntut untuk menjadi aktif sedangkan guru tidak banyak menjelaskan materi kepada siswa sebagimana yang terjadi dalam proses belajar mengajar metode konvesional. Tipe jigsaw dapat membuat siswa untuk berusaha memahami materi yang menjadi tanggung jawabnya dalam kelompok ahli karena mau tidak mau setiap siswa harus menjelaskan materi tersebut kepada teman dalam kelompok asalnya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mampu membuat siswa untuk berusaha memahami materi dari kelompok ahli lain karena model ini setiap siswa diberi kuis mengenai materi dari semua kelompok ahli. Hasil dari kuis akan menentukan skor kelompok sehingga dalam kelompok asal siswa akan saling menyemangati dan membantu temannya untuk memahami semua materi.
Dengan demikian, pengalaman belajar siswa akan semakin banyak dan bervariasi yang akhirnya dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada diri siswa. Dalam tipe jigsaw peranan guru sangat komplek, di samping sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai manejer dan konsultan dalam memberdayakan kelompok siswa. Bertolak pada permasalahan yang ada, maka diperlukan perbaikan terhadap pembelajaran keterampilan berbicara. Oleh karena itu, perlunya diadakannya penelitian tindakan kelas berkaitan dengan “Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas IV SDN Gayam 03 Kecamatan Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:“Apakah penggunaan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara materi mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan kalimat yang runtut pada siswa kelas IV SDN Gayam 03 Kecamatan Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan model kooperatif tipe jigsaw materi mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan kalimat yang runtut pada siswa kelas IV SDN Gayam 03 Kecamatan Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa memberikan suasana baru dalam pembelajaran keterampilan berbicara sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar.
Manfaat bagi guru memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif model pembelajaran yang lebih menyenangkan. Manfaat bagi sekolah sebagai inovasi pembelajaran yang dilaksanakan guru.