UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU

DALAM MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

MELALUI SUPERVISI INDIVIDUAL TEKNIK KUNJUNGAN KELAS

DAN PERCAKAPAN PRIBADI TEKNIK CLASSROOM CONFERENCE BAGI GURU KELAS IV DI SD DABIN IV

GUGUS KI HAJAR DEWANTORO UPT DIKDAS LS

KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Dwi Rahayu

Pengawas SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS

Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil melalui Supervisi teknik kunjungan kelas dan percakapa pribadi teknik classroom conference bagi guru kelas IV SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak pada Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan pada semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan pada sebagian guru SD Negeri di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak yaitu guru kelas IV. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis dengan data kualitatif yang berupa deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil kelas IV SDN di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak. Terdapat bukti naiknya keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil setelah dilakukan kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classrooom conference yang ditunjukkan dengan skor rata-rata pada kondisi awal sebesar 4,2 menjadi 11,3. Terdapat peningkatan hasil keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil dari kategori kurang sebanyak 2 orang dan kategori cukup sebanyak 4 orang, meningkat menjadi kategori sangat baik semua, hal ini sekaligus memberikan gambaran bahwa kualitas guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil menjadi meningkat.

Kata Kunci: kunjungan kelas, classroom conference, diskusi kelompok kecil

 

PENDAHULUAN

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh guru agar guru dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hampir semua pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) melibatkan peserta didik untuk melakukan diskusi dengan temannya. Sehingga apabila guru tidak memiliki ketrampilan yang baik dalam membimbing diskusi kelompok, maka pelaksanaan diskusi yang dilakukan oleh peserta didik menjadi tidak terarah, dan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

Keterampilan membimbing diskusi merupakan keterampilan yang cukup kompleks dan memerlukan penguasaan keterampilan-keterampilan sebelumnya yakni keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, mengadakan variasi, dan keterampilan menjelaskan. Keberhasilan keterampilan ini sangat ditentukan oleh kemampuan, kreativitas, serta hubungan antar guru dengan peserta didik dan hubungan antar peserta didik. Apabila guru tidak berpengalaman dalam membimbing diskusi kelompok kecil, maka akan terjadi keributan karena siswa saling mempertahankan pendapatnya sehingga akan timbul kekacauan dan pelajaran tidak bisa dilanjutkan. Guru berdiri sebagai moderator tidak memihak salah satu kelompok diskusi dan mengarah pada topik yang sedang dibahas agar pelajaran tidak menyimpang.

Diskusi kelompok kecil merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Komponen keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil yaitu: (1) Memusatkan perhatian peserta didik terhadap topik dan tujuan diskusi. (2) Mengklasifikasi masalah. (3) Menganalisis pandangan peserta didik. (4) Meningkatkan kontribusi sumbangsih pikiran peserta didik dalam diskusi; (5) Membagi partisipasi dan kesempatan dalam sumbangan pikiran. dan; (6) Menutup diskusi.

Walaupun membimbing diskusi kelompok kecil terkesan mudah dan sederhana, namun berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan terhadap guru kelas IV SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, pada awal semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, diketahui bahwa dari 6 (enam) guru yang dijadikan subjek pengamatan dengan menggunakan nilai 2, Jika guru mengerjakan langkah membimbing dengan baik, nilai 1 apabila guru dalam membimbing diskusi kurang baik, dan nilai 0 jika guru tidak menunjukkan aktivitas membimbingt diskusi, terbukti nilai yang dicapai oleh ke lima guru tersebut baru mencapai 0,8 (33,33%).

Rendahnya nilai tersebut dapat terlihat dari kegiatan peserta didik saat mengikuti diskusi sebagian besar tidak membicarakan topik yang telah ditetapkan oleh guru, dalam mengklasifikasi masalah yang didiskusikan peserta didik, guru tidak menjelaskan secara rinci, sehingga peserta didik kebingungan, pandangan yang dikemukakan oleh peserta didik tidak dianalisis dengan baik oleh guru, kemampuan guru untuk mendorong peserta didik aktif dalam diskusi masih lemah, peserta didik tidak diberi kesempatan secara merata dalam mengemukakan pendapat. Permasalahan ini timbul, karena guru kurang memperhatikan langkah yang seharusnya dilakukan untuk membimbing diskusi.

Adanya permasalahan tersebut, menarik perhatian Penulis sebagai pengawas untuk melakukan tindakan nyata berupa supervisi, guna memperbaiki kondisi tersebut. Adapun teknik yang memungkinkan dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan supervisi teknik kunjungan kelas (classroom visitation) dan percakapan pribadi teknik classroom conference, yaitu suatu teknik percakapan pribadi yang dilaksankaan di ruang kelas.

Mengingat upaya tersebut merupakan bentuk perbaikan kinerja guru, maka model penelitian yang sesuai adalah melalui penelitian tindakan sekolah (PTS), sekaligus sebagai kegiatan pengembangan profesi dalam bentuk penulisan karya ilmiah dengan judul: Upaya Peningkatan Keterampilan Guru dalam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil melalui Supervisi Individual Teknik Kunjungan Kelas dan Percakapan Pribadi Teknik Classroom conference bagi Guru Kelas IV di SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: Apakah melalui Supervisi teknik kunjungan kelas dan percakapa pribadi teknik classroom conference dapat Meningkatkan ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil bagi guru kelas IV SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak pada Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan peneliian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil melalui Supervisi teknik kunjungan kelas dan percakapa pribadi teknik classroom conference bagi guru kelas IV SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak pada Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

Keterampilan Guru

Keterampilan adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang. Keterampilan dasar dapat dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan dasar untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2011: 47). Keterampilan guru mengajar merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada motivasi belajar dan peningkatan kualitas lulusan sekolah (Uno, 2011).

Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu metode yang member ruang dan peluang kepada peserta didik untuk menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu member kesempatan berfikir, berinteraksi, serta berlatih untuk bersikap member dan menerima pendapat orang lain secara positif. Tujuannya adalah memberikan ruang atau peluang bagi peserta didik untuk belajar secara aktif (partisifatif) dalam menguasai, memecahkan masalah, dan mengembangkan pola piker positif dalam berinteraksi. (Sufriadi dan Dermawan, 2012: 157)

Membimbing diskusi kelompok berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman mengambil keputusan. Diskusi kelompok kecil adalah peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pembinaan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan dilaksanakan dalam suasana terbuka (Asril, 2012: 79). Menurut Rusman, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi system pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Untuk itu keterampilan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga pada guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil. (Usman, 2010: 96)

Pembinaan Teknik Kunjungan Kelas

Kunjungan yang dilakukkan kepala sekolah ke dalam kelas di mana guru sedang mengajar merupakan pengertian kunjungan kelas. Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik yang digunakan oleh kepala sekolah untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung. Teknik ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan profesionalisme guru, seperti penggunaan metode, media, dan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan oleh guru (Mulyasa, 2010: 98).

Kunjungan kelas juga dapat berarti kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah, penilik atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar (Purwanto, 2010: 120). Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar. Dengan data dan informasi tersebut, diantara guru dengan supervisor akan terjadi perbincangan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru untuk kemudian mencari alternatif pemecahannya dengan baik, sehingga situasi belajar mengajar dapat ditingkatkan menjadi lebih baik (Sagala, 2010: 187).

Percakapan Pribadi Teknik Classroom conference

Menurut Sagala (2009: 217) percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru latih dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapi guru latih. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Umumnya materi yang dipercakapkan adalah hasil-hasil kunjungan kelas dan observasi kelas yang telah dilakukan oleh supervisor. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru latih akan kelebihan dan kekurangannya. Mendorong agar yang sudah baik lebih ditingkatkan dan yang masih kurang atau yang keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya. Teknik percakapan ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan supervisi seperti teknik directive, non-directive, dan colaborative.

Individual-conference atau percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang guru. Dalam percakapan itu kedua-duanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha-usaha untuk memecahkan problema yang dihadapi oleh guru. Salah satu alat yang penting dalam supervisi adalah individual conference, sebab dalam individual conference seorang supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru dalam memecahkan problema-problema pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and profesional problmens) (Sahertian, 2010: 73).

Kerangka Pemikiran

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh guru agar guru dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hampir semua pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) melibatkan peserta didik untuk melakukan diskusi dengan temannya. Sehingga apabila guru tidak memiliki ketrampilan yang baik dalam membimbing diskusi kelompok, maka pelaksanaan diskusi yang dilakukan oleh peserta didik menjadi tidak terarah, dan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

Walaupun membimbing diskusi kelompok kecil terkesan mudah dan sederhana, namun berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan terhadap guru kelas IV SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, ketrampilan tersebut belum dapat dilaksanakan dengan baik.

Adanya permasalahan tersebut, maka perlu adanya tindakan nyata berupa supervisi teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference. yaitu suatu teknik supervisi dengan cara mengunjungi guru saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan guru dalam membimbing diskusi kelompok, dan dilanjutkan dengan percakapan pribadi yang dilaksankaan di ruang kelas, guna mencari jalan keluar, dan pengarahan kepada guru.

Hipotesis Tindakan

Melalui kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil bagi guru kelas IV SD Negeri di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Boyolali Semester I Tahun Ajaran 2017/2018, dapat meningkat hingga kriteria sangat baik.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 dengan pertimbangan bahwa semester ganjil merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki keterampilan guru selain metode, strategi dan model pembelajaran. Penelitian tindakan sekolah ini berlangsung selama 5 (lima) bulan dimulai Agustus 2017 sampai dengan Desember 2017. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di Dabin Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak.

Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah adalah Guru kelas IV, SD Negeri di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak dengan mempertimbangkan bahwa guru tersebut belum memiliki ketrampilan yang baik dalam membimbing diskusi kelompok kecil yang merupakan keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Data subjek penelitian meliputi: SD Negeri 1 Ngresep, SD Negeri 1 Sobokerto, SD Negeri 2 Sobokerto, SD Negeri 3 Sobokerto, SD Negeri 1 Ngargorejo, dan SD Negeri 2 Ngargorejo.

Sumber Data  

Karena penelitian ini berkaitan dengan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil, maka data diperoleh dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran dalam membimbing diskusi kelompok kecil oleh guru kelas IV SD Negeri di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. Jadi data diperoleh langsung dari subyek penelitian atau disebut data primer.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggukan teknik non tes, yaitu teknik oberservasi dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi untuk mengambil data tentang keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan data yang akan diperoleh, yaitu berupa penilaian unjuk kerja guru kelas IV dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Data yang terkumpul melalui teknik observasi merupakan data primer, yaitu data utama yang digunakan sebagai bahan analisis. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data sebagai pendukung data primer, data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi antara lain: foto-foto kegiatan selama penelitian dan daftar kegiatan rapat dengan kepala sekolah, maupun rapat dengan guru.

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan sekolah ini ada dua yaitu pertama, berupa data kualitatif yang berupa deskripsi tentang pelaksanaan kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference dan kedua adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa nilai/ angka yang menggambarkan unjuk kerja keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil SD di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak. Karena ada dua data kualitatif dan kuantitatif, maka dalam penelilian tindakan sekolah ini menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai unjuk kerja guru pada siklus awal, siklus 1 dan siklus 2, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus. Refleksi terdiri dan kegiatan, simpulan, menyusun rancangan, melaksanakan, dan tindak lanjut.

Indikator Kinerja

Bagi guru yang memperoleh nilai terkategori “kurang” sebelum diadakan kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference diharapkan setelah diadakan kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference dapat meningkat menjadi berkategori “baik” atau sekaligus berkategori “sangat baik”, sedangkan guru yang sebelum penelitian sudah berkategori “baik”, diharapkan dapat meningkat menjadi “sangat baik”. Kategori penilaian tersebut didasarkan pada skor rata-rata yang dicapai oleh masing-masing guru, maupun rata-rata yang diperoleh oleh seluruh guru.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah tiap siklus terdiri dari Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflection).

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil pantauan pengawas terhadap kemampuan guru kelas IV dalam membimbing diskusi kelompok kecil pada Dabin IV Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak ketrampilan guru tergolong rendah. Hal ini terbukti dari semua guru kelas yang dipantau sebagian besar guru belum dapat melaksanakan langkah-langkah membimbing diskusi kelompok kecil dengan benar.

Hasil penilaian prasiklus yang menunjukkan bahwa sebagian guru memperhatikan peserta didik dengan baik. Guru belum mampu memberi penjelasan tentang materi yang didiskusikan dengan baik, dalam melakukan analisis pandangan siswa, guru belum dapat berlaku secar adil, dan guru belum mampu memberi motivasi kepada siswa untuk berkontribusi menyampaikan gagasannya. Hasil pengamatan awal masing-masing guru seperti terlampir. Dokumentasi kegiatan pengamatan prasiklus seperti foto terlampir.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap masing-masing guru melalui pengamatan awal, peneliti membuat rekapitulasi data, menghitung skor rata-rata, membuat kategori penilaian dengan cara memilah-milah nilai menjadi 3 (tiga) yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah, serta menghitung rentang nilai antara nilai tertiggi dengan nilai terendah. Ringkasan hasil penilaian prasiklus menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 4,2, nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,0, nilai rata-rata terendah sebesar 3,0.

Berdasarkan rekapitulasi data hasil penilaian prasiklus, maka dapat ditentukan jumlah guru yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah, dan prosentasenya. Hasil kategorisasi dan prosentase kategori penilaian dapat diketahui bahwa ketrampilan guru kelas IV, SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali belum dapat mencapai kategori baik. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan berupa pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference.

Deskripsi hasil Siklus I

Observasi dilakukan setelah guru mengikuti dilakukan kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, observasi bertujuan untuk menilai ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Caranya: sebelum pembelajaran dimulai Peneliti bersama guru masuk ke ruang kelas, peneliti menempati tempat duduk yang sudah dipersiapkan oleh guru, yaitu di deretan paling belakang peserta didik. Selama observasi, peneliti memperhatikan langkah-langkah guru dalam membimbing diskusi kelompok, dan memberi nilai pada lembar observasi, apabila guru telah melakukan langkah membimbing diskusi kelompok yang tertuang dalam komponen penilaian dengan baik, maka diberi nilai 2 (dua), jika guru telah melakukan langkah membimbing diskusi kelompok yang tertuang dalam komponen penilaian tetapi pelaksaannya kurang baik, maka diberi nilai 1 (satu), apabila guru tidak melakukan komponen penilaian, maka diberi nilai 0 (nol).

Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, nilai ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS kecamatan Ngemplak terlihat seperti terlampir. Berdasarkan hasil penilaian tersebut selanjutnya dibuat rekapitulasi data hasilnya seperti terlampir. Ringkasan hasil penilain siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 8,2, nilai rata-rata tertinggi sebesar 9,0, nilai terendah sebesar 6,0. Berdasarkan rekapitulasi data hasil penilaian prasiklus, maka dapat ditentukan jumlah guru yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah, dan prosentasenya. Hasil kategorisasi dan prosentase kategori penilaian baik.

Untuk merefleksikan kegiatan siklus I, perlu dibuat perbandingan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil pada prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa sebelum dilakukan supervisi teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 4,2, setelah dilakukan supervisi siklus I, nilai rata-rata meningkat menjadi 8,2, demikian pula dengan skor tertinggi sebelum dilakukan pembinaan sebesar 5 dan setelah diberikan pembinaan meningkat menjadi 9, sedangkan skor terendah dari 3 meningkat menjadi 6. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil setelah dilakukan pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference dari prasiklus ke siklus I. Berdasarkan hasil perolehan skor pada siklus I, meskipun nilai rata-rata sudah tergolong baik namun belum memenuhi indikator keberhasilan, maka peneliti berupaya memperbaikinya pada pelaksanaan Siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Observasi dilakukan setelah guru mengikuti dilakukan kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, observasi bertujuan untuk menilai ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Caranya: seperti yang dilakukan paa siklus I, sebelum pembelajaran dimulai Peneliti bersama guru masuk ke ruang kelas, peneliti menempati tempat duduk yang sudah dipersiapkan oleh guru, yaitu di deretan paling belakang peserta didik. Selama observasi, peneliti memperhatikan langkah-langkah guru dalam membimbing diskusi kelompok, dan memberi nilai pada lembar observasi.

Berdasarkan hasil pengamatan siklus II, nilai ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS kecamatan Ngemplak terlihat seperti terlampir. Berdasarkan hasil penilaian tersebut selanjutnya dibuat rekapitulasi data hasilnya seperti terlampir. Ringkasan hasil penilain siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 11,3, nilai rata-rata tertinggi sebesar 12,0, nilai rata-rata terendah sebesar 11,0.

Berdasarkan rekapitulasi data hasil penilaian prasiklus, maka dapat ditentukan jumlah guru yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah, dan prosentasenya. Hasil kategorisasi dan prosentase kategori penilaian menunjukkan kategori sangat baik (100%). Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, maka keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil dapat meningkat, peningkatan terjadi pada setiap aspek. Indikator kinerja yang telah dilakukan oleh guru pada siklus sebelumnya tetap dilakukan, sedangkan indikator kinerja yang belum dilakukan, pada siklus II ini dapat dilakukan oleh guru dengan sangat baik, sehingga terjadi peningkatan nilai pada seluruh aspek.

Untuk merefleksikan kegiatan siklus II, dilakukan dengan membandingkan kegiatan guru dan hasil penilaian ketrampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok siklus I, dengan siklus II, Setelah dilakukan tindakan berupa supervisi teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil, mengalami peningkatan, peningkatan tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar pada siklus I sebesar 8,2, setelah dilakukan supervisi siklus II, nilai rata-rata meningkat menjadi 11,3, demikian pula dengan skor tertinggi setelah dilakukan tindakan pada siklus I sebesar 9 dan setelah diberikan siklus II meningkat menjadi 12, sedangkan skor terendah setelah dilakukan tindakan siklus I sebesar 6, dan setelah dilakukan tindakan siklus II, meningkat menjadi 11.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil setelah dilakukan pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil perolehan skor pada siklus II, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata telah mencapai indikator yang ditetapkan, yaitu tergolong kategori sangat baik dengan nilai rata-rata lebih dari 9,1. Dengan demikian tindakan perbiaikan tidak perlu dilanjutkan lagi.

PEMBAHASAN

Pada kondisi awal, Guru belum diberi pembinaan tentang keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil melalui kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, sehingga keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil kurang maksimal. Setelah dilakukan tindakan siklus I, menunjukkan bahwa Guru sudah diberi pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference, guru mulai membimbing diskusi kelompok kecil dengan baik. Kemudian dilanjutkan tindakan pada siklus II, menunjukkan bahwa pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference dengan lebih intensif, sehingga keterampilan guru meningkat menjadi sangat baik. Hasil supervisi dari kondisi awal hingga siklus II menunjukkan bahwa skor rata-rata naik dari 4,2 menjadi 11,3 atau meningkat sebesar 7,1, skor rata-rata tertinggi naik dari 5 menjadi 12 atau meningkat sebesar 7, skor rata-rata terendah naik dari 3 menjadi 11 atau meningkat sebesar 8.

PENUTUP

Simpulan

Atas dasar kajian teoritik dan pengujian empirik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil kelas IV SDN di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak.

Kegiatan pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classroom conference yang diterapkan pada siklus I dan siklus II, mampu meningkatkan keterampilan guru kelas IV SDN di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro dalam membimbing diskusi kelompok kecil secara signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan terjawabnya masalah dan tercapainya tujuan pada bab I yaitu: Terdapat bukti naiknya keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil setelah dilakukan kunjungan kelas dan percakapan pribadi teknik classrooom conference yang ditunjukkan dengan skor rata-rata pada kondisi awal sebesar 4,2 menjadi 11,3. Terdapat peningkatan hasil keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil dari kategori kurang sebanyak 2 orang dan kategori cukup sebanyak 4 orang, meningkat menjadi kategori sangat baik semua, hal ini sekaligus memberikan gambaran bahwa kualitas guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil menjadi meningkat.

Saran-saran

Bagi Guru, hendaknya Guru selalu proaktif dan ikut berpartisipasi aktif setiap dilakukan penelitian tindakan baik oleh kepala sekolah maupun pengawas, karena hal ini secara langsung dapat meningkatkan kinerja guru. Bagi Kepala Sekolah, sebaiknya monitoring guru dilaksankaan secara menyeluruh terhadap kinerja guru, termasuk ketrampilan dasar mengajar guru. Bagi UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak, sebaiknya sesering mungkin menugaskan pengawas untuk melakukan tindakan peningkatan profesionalisme guru yang dikemas dalam penelitian tindakan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Asril, Zainal. 2012. Micro Teaching (disertai dengan pedoman pengalaman lapangan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E, 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman. 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengajar.Jakarta: PT.RajaGrafindo

Sufriadi, Didi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uno, B. Hamzah, 2011. Pembelajaran Menciptakan proses belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara.

Usman. Moh.Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.