SUPERVISI KLINIS TEKNIK KUNJUNGAN KELAS

DAN PERCAKAPAN PRIBADI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU DALAM MENJELASKAN

DI SD UPT DIKDAS LS KECAMATAN NGEMPLAK

KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sunaryo Setyadi

SD Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan Guru dalam menjelaskan, melalui supervisi klinis teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi di SD UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Subjek penelitian sebanyak 6 (enam) guru kelas V. Penelitian ini dilaksanakan semester I tahun pelajaran 2017/2018, dimulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2017. Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung. Hasil penelitian dikatakan berhasil apabila semua guru telah memiliki ketrampilan menjelaskan dengan kategori baik, yang ditunjukkan dengan nilai nilai rata-rata minimal 9,34 (≥ 9,35), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari >85%. Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi mampu meningkatkan keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran bagi guru kelas V di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali semester I tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan nilai keterampilan guru dari kondisi awal (prasiklus) hingga siklus II sebesar 8,33. Pada kegiatan prasiklus nilai skor rata-rata sebesar 4,83 meningkat menjadi 9,67 pada kegiatan siklus I (peningkatan sebesar 4,83). Pada siklus I skor nilai rata-rata sebesar 9,67 meningkat menjadi 13,17 pada siklus II (peningkatan sebesar 3,50). Prosentasi penguasaan guru terhadap komponen penilaian mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus satu meningkat dari 34,52% menjadi 69,05% atau meningkat sebesar 34,52%, dari siklus I ke siklus II meningkat dari 69,05% menjadi 94,05% atau meningkat sebesar 25,00%, dengan demikian setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan dari pasiklus sebesar 34,52%, meningkat menjadi 94,05% atau meningkat sebesar 59,52%.

Kata Kunci: kunjungan kelas, percakapan pribadi, keterampilan menjelaskan

 

PENDAHULUAN

Guru mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Agar guru dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka setiap guru diwajibkan memiliki ketramplan dasar dalam mengajar. Salah satu ketrampilan dasar mengajar adalah ketrampilan menjelaskan. Walaupun sepintan kata menjelaskan merupakan pekerjaan yang mudah dikerjakan, namun untuk menjelaskan materi pembelajaran agar dapat dipahami oleh peserta didik bukanlah sesuatu yang mudah.

Apapun metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, kegiatan menjelaskan mesti harus dilakukan oleh guru, kegiatan menjelaskan tidak hanya dilakukan oleh guru saat melaksanakan kegiatan inti saja, namun sejak kegiatan awal, hingga kegiatan akhir, guru harus memberi penjelasan kepada peserta didik, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pada tahap awal guru harus mampu menjelaskan menjelaskan tujuan/ kompetensi dan kegiatan (pengalaman) belajar yang akan dilakukan, pada tahap penyampaian inti pembelajaran, guru harus menjelaskan langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik, dan menjelaskan materi pembelajaran, dan pada tahap akhir, guru harus menjelaskan kesimpulan dari materi pembelajaran, dan langkah yang harus dilaksanakan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Karena pentingnya ketrampilan menjelaskan tersebut, maka ketrampilan tersebut menjadi perhatian peneliti.

Hasil pemantauan pada akhir semester I, tahun pelajaran 2017/2018 di beberapa SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak diketahui bahwa, guru kurang memiliki ketrampilan menjelaskan dengan baik, hal ini terlihat pada awal pembelajaran, tidak semua guru memberika pengarahan kepada peserta didik, saat menjelaskan materi pembelajaran, guru tidak menggunakan bahasa yang sederhana dan menggunakan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh peserta didik. Cara menyelaskan guru kurang bervariasi. Pada tahap akhir, tidak semua guru memberikan umpan balik dan memberi tekanan inti dari materi pembelajaran.

Hasil pemantauan tersebut, dipertegas dengan hasil pengamatan awal yang dilaksanakan pada awal semeter I tahun pelajaran 2017/2018, terhadap 6 (enam) guru di SD Binaan, diketahui bahwa dari 7 (tujuh) indikator yang digunakan sebagai tolok ukur ketrampilan menjelasakan, baru dapat dikuasai dengan baik sebesar 34,52%. Artinya dalam memberikan penjelasan, guru belum menerapkan cara-cara yang tepat.

Berdasarkan permasaalahan di atas, maka sebagai langkah perbaikan ketrampilan guru tersebut adalah dilakukan supervisi klinis teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi, yaitu suatu teknik pembinaan guru dengan cara mengunjungi kelas saat guru mengajar, untuk mengetahui cara-cara guru dalam menjelaskan. Berdasarkan kunjungan tersebut selanjutnya dilakukan pembinaan teknik percakapan pribadi yang dilakukan di ruang kelas (clasroom conference) dan di ruang kepala sekolah (office conference).

Agar hasil pembinaan guru lebih efektif, dan hasilnya langsung dapat diketahui, maka tindakan perbaikan ini disusun dalam model penelitian tindakan sekolah (PTS), dengan judul: Kunjungan Kelas dan Percakapan Pribadi Sebagai Upaya Mengatasi Permasalahan Guru dalam Menjelaskan di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Perumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui supervisi klinis teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam menjelaskan di SD UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan Guru dalam menjelaskan, melalui supervisi klinis teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi di SD UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

 

KAJIAN TEORI

Pembinaan

Menurut Sutisna (2013) pembinaan personil ialah proses perbaikan prestasi (performa) personel melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri dan perkembangan diri. Pembinaan meliputi kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada perbaikan dan pertumbuhan kesanggupan, sikap, keterampilan dan pengetahuan dari pada anggota organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka menjelasan bahwa Pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti pelihara, mendirikan atau mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna. Sedangkan kata pembinaan berarti proses atau usaha dan kegiatan yang dilakukan secara berhasil guna memperoleh hasil yang baik (Rohim, 2011).

Menurut Satori (2009) dalam desertasinya memberikan arti bahwa, Pembinaan profesional guru adalah sebagai usaha yang sifatnya memberikan bantuan, dorongan dan kesempatan pada pegawai untuk meningkatkan profesionalnya agar mereka dapat melaksanakan tugas utamanya dengan lebih baik, yaitu memperbaiki proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu hasil belajar mengajar.

Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik yang digunakan oleh kepala sekolah untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung. Teknik ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan profesionalisme guru, seperti penggunaan metode, media, dan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan oleh guru (Mulyasa, 2012: 98).

Percakapan Pribadi

Percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru latih dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapi guru latih. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Umumnya materi yang dipercakapkan adalah hasil-hasil kunjungan kelas dan observasi kelas yang telah dilakukan oleh supervisor. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru latih akan kelebihan dan kekurangannya. Mendorong agar yang sudah baik lebih ditingkatkan dan yang masih kurang atau yang keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya. Teknik percakapan ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan supervisi seperti teknik directive, non-directive, dan colaborative (Sagala, 2009: 217).

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru. Pengertian classroom conference adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru pada saat murid-murid tidak ada lagi di dalam kelas. Maksudnya, pada waktu murid-murid beristirahat atau mereka sudah pulang, jadi pelaksanaannya di dalam kelas (Sahertian, 2009: 75).

Keterampilan Guru

Keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Menurut Reber sebagaimana dikutip Syah (2010), menyatakan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa.

Menurut Sukirman (2011) keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan professional.” Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Ketrampilan Menjelaskan (Explaning Skills)

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan lainnya misalnya sebab dan akibat. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.

Kerangka Pemikiran

Salah satu ketrampilan dasar mengajar yang harus dikuasi oleh seorang guru adalah ketrampilan menjelaskan. Berdasarkan hasil pemantauan, yang dilakukan pada awal semester I tahun pelajaran 2017/2018, diketahui bahwa ketrampilan guru, di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak masih tergolong kurang. Hal ini terlihat dari cara guru dalam memberi penjelasan pada awal, dimana tidak semua guru memberikan pengarahan kepada peserta didik, saat menjelaskan materi pembelajaran, guru tidak menggunakan bahasa yang sederhana dan menggunakan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh peserta didik. Cara menyelaskan guru kurang bervariasi. Pada tahap akhir, tidak semua guru memberikan umpan balik dan memberi tekanan inti dari materi pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu adanyaupaya-upaya untuk memperbaiki ketrampilan tersebut, mengingat ketrampilan mengajar merupakan sangat diperlukan oleh guru dalam mendukung pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Adapun teknik pembinaan yang memungkinkan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam menjelaskan adalah melalui kunjungan kelas yang dilanjutkan dengan percakapan pribadi. Melalui kunjungan kelas, dapat diketahui cara-cara yang belum tepat yang dilakukan oleh guru saat menjelaskan, temuan tersebut nantinya digunakan sebagai bahan pembinaan berikutnya melalui percakapan pribadi.

Hipotesis Tindakan

 Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui “supervisi klinis teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi mampu meningkatkan keterampilan guru dalam menjelaskan bagi guru kelas V di SD UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali semester I tahun pelajaran 2017/2018.

 


METODE PENELITIAN TINDAKAN

Desain Penelitian Tindakan

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah. Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Adapun permasalahan yang akan dipecahkan dalam tindakan ini adalah, peningkatan keterampilan guru dalam menjelaskan yang merupakan salah satu ketrampilan dasar mengajar.

Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 6 (enam) guru yang ditunjuk oleh peneliti. Untuk tindakan semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 ini peneliti menunjuk guru kelas V sebagai subjek penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan guru dalam menjelaskan melalui pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, yang terdiri dari 6 (enam) SD Binaan. Dipilihnya lokasi tersebut, karena peneliti adalah pengawas SD UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, dan Guru-guru tersebut merupakan binaan Peneliti, yang secara nyata masih terdapat permasalahan terkait dengan keterampilan guru dalam menjelaskan. Penelitian ini dilaksanakan semester I tahun pelajaran 2017/2018, dimulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2017, dengan pertimbangan bahwa, pada bulan juli 2017 merupakan awal tahun ajaran baru, yang merupakan waktu yang tepat untuk memberikan pembekalan dan perbaikan-perbaikan atas kekurangan pada tahun ajaran sebelumnya.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Arikunto, 2010: 97). Setiap siklus dilakukan dalam 4 (empat) langkah, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) melakukan observasi terhadap tindakan dan (4) refleksi dan melakukan refleksi terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Perencanaan siklus I, disusun berdasarkan hasil pengamatan awal, perencanaan siklus II merupakan pengembangan dari perencanaan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I.

Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik ini digunakan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dari kegiatan prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua, dan seterusnya, sehingga akan diperoleh gambaran kemajuan keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran. Analisis data tersebut dilakukan berdasarkan hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam menjelaskan melalui observasi.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan. Hasil penelitian dikatakan berhasil apabila semua guru telah memiliki ketrampilan menjelaskan dengan kategori baik, yang ditunjukkan dengan nilai nilai rata-rata minimal 9,34 (≥ 9,35), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari >85%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Sebelum peneliti melaksanakan pengamatan awal, peneliti menyusun rencana awal berupa jadwal supervisi, semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, pengamatan awal direncanakan mulai tanggal 24 Juli 2017. Adapun sasaran supervisi adalah guru di SD binaan, khususnya guru kelas V, dipilihnya kelas V, atas pertimbangan hasil pemantauan akhir semester II Tahun pelajaran 2016/2017, sebagian guru kelas V, belum memiliki ketrampilan menjelaskan dengan baik.

Untuk memperjelas permasalahan yang dihadapi oleh guru terkait dengan ketrampilan menjelaskan, maka peneliti mulai tanggal 24 sampai dengan 29 Juli 2017, melaksanakan pengamatan awal. Kegiatan prasiklus ini dilakukan dengan mengadakan observasi langsung saat guru melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian masing-masing guru, selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, sekaligus ditentukan kategori penilaiannya, rekapitulasi data seperti terlampir. Ringkasan hasil rekapitulasi data hasil penilaian ketrampilan guru dalam menjelaskan prasiklus dapat diketahui bahwa keterampilan guru kelas V di SD UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dalam menjelaskan tergolong cukup dengan skor rata-rata sebesar 4,83. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa dari 6 (enam) guru, terdapat 1 guru dengan kategori kurang, sedangkan sisanya 5 guru tergolong cukup.

Selanjutnya untuk mengetahui penguasaan guru terhadap komponen penilaian ketrampilan menjelaskan, maka dilakukan perhitungan prosentase ketercapaian, komponen ketrampilan guru dalam menjelaskan prasiklus, dapat diketahui bahwa rata-rata prosentase ketercapaian komponen penilaian ketrampilan menjelaskan prasiklus adalah 34,52%. Prosentasi terendah sebesar 25%, dan prosentase tertinggi sebesar 50%.

Hal ini menunjukkan bahwa ketrampilan guru kelas V SD UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dalam menjelaskan sebelum dilakukan tindakan (prasilus) belum maksimal sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan yaitu melalui kunjungan kelas dan percakapan pribadi siklus I. sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu peneliti malukan koordinasi dengan kepala sekolah, melalui rapat dinas tanggal 3 Agustus 2017, bertempat di UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak mulai jam 10:00 – 11:30, daftar hadir rapat dengan kepala sekolah seperti terlampir (lampiran 3). Selain rapat koordinasi dengan kepala sekolah, sebagai persiapan awal, peneliti mengadakan rapat dengan guru pada tanggal 7 Agustus 2017, bertempat di UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Rapat dimulai jam 12:30 – 14:30, dengan agenda menyampaikan permasalahan hasil penilaian prasiklus, dan menyampaikan rencana tindakan yang akan diambil. Daftar hadir rapat dengan guru seperti terlampir (lampiran 4). Dokumentasi rapat dengan kepala sekolah dan rapat dengan guru seperti terlihat pada foto terlamapir (foto 2 dan foto 3).

 

 

Siklus I

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mulai tanggal 21 sampai dengan 26 Agustus 2017, peneliti melakukan observasi. Selama observasi guru diminta untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasa, peneliti mengamati aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk menilai ketrampilan guru dalam menjelaskan, sehingga selama observasi peneliti menilai cara-cara guru dalam memberi penjelasan kepada peserta didik berdasarkan instrumen penilaian berupa lember observasi. Hasil penilaian ketrampilan guru dalam menjelaskan siklus I, seperti terlampir.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, peneliti membuat rekapitulasi data, menghitung skor rata-rata, skor tertinggi, dan skor terendah, serta menghitung prosentase ketercapaian indikator. Ringkasan penilaian ketrampilan guru dalam menjelaskan, hasil rekapitulasi siklus I seperti terlampir. Ringkasan hasil penilaian siklus I dapat diketahui bahwa skor rata-rata ketrampilan guru pada siklus I sebesar 9,67 (ketegori baik). Selanjutnya berdasarkan hasil penilaian tersebut, dilakukan rata-rata prosentase ketercapaian indikator sebesar 69,05%, prosentase tertinggi sebesar 75%, sedangkan prosentase terendah sebesar 50%.

Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 9,67 (kategori baik), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 69,05%. Hal ini dapat dimaknai bahwa, setelah dilakukan pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi, ketampilan masing-masing guru dan keseluruhan guru jika dibandingkan dengan hasil penilain prasiklus telah terjadi peningkatan. Namun jika dibanding dengan indikator kinerja yang ditetapkan masih kurang atau belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Demikian halnya dengan prosentase ketercapaian indikator, ternyata belum dapat mencapai indikator yang ditetapkan, sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan berupa pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi siklus II.

Siklus II

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mulai tanggal 11 sampai dengan 16 September 2017, peneliti melakukan observasi. Selama observasi guru diminta untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasa, peneliti mengamati aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Seperti yang dilakukan pada siklus I, observasi siklus II ini bertujuan untuk menilai ketrampilan guru dalam menjelaskan, sehingga selama observasi peneliti menilai cara-cara guru dalam memberi penjelasan berdasarkan instrumen penilaian berupa lember observasi. Hasil penilaian ketrampilan guru dalam menjelaskan siklus I, seperti terlampir.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, peneliti membuat rekapitulasi data, menghitung skor rata-rata, skor tertinggi, dan skor terendah, serta menghitung prosentase ketercapaian indikator. Ringkasan penilaian ketrampilan guru dalam menjelaskan, hasil rekapitulasi siklus I seperti terlampir. Ringkasan hasil penilaian siklus II dapat diketahui bahwa skor rata-rata ketrampilan guru pada siklus II sebesar 13,17 (ketegori baik). Rekapitulasi hasil perhitungan prosentase ketercapaian komponen penilaian siklus II diketahui rata-rata prosentase ketercapaian indikator sebesar 94,05%, prosentase tertinggi sebesar 100%, sedangkan prosentase terendah sebesar 91,67%.

Berdasarkan hasil penilaian, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 13,17 (kategori baik) hasil penilaian masing-masing guru menunjukkan semua guru telah mencapai kategori baik. Hasil perhitungan prosentase penguasaan indikator rata-rata sebesar 94,05%. Prosentase tertinggi sebesar 100%, yaitu cara guru merencanakan materi pembelajaran secara menyeluruh, dan prosentase terkecil sebesar 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam menjelaskan telah dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, untuk itu penelitian tidak diteruskan.

PEMBAHASAN

Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa nilai rata-rata prasiklus sebesar 4,83 pada siklus I meningkat menjadi 9,67, artinya setelah dilakukan tindakan I, berupa pembinaan dengan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi, ketrampilan guru dalam menjelaskan mengalami peningkatan sebesar 4,83. Peningkatan terjadi pada seluruh guru. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 8,33. Peningkatan terjadi pada semua guru.

Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran pada prasiklus dengan siklus I, dapat diketahui, bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus I, penguasaan guru terhadap langkah-langkah menjelaskan mengalami peningkatan. Peningkatan terjadai pada seluruh komponen, dengan rata-rata meningkat sebesar 34,52%.

Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran pada siklus I dengan siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan pembinaan siklus II, ketrampilan guru dalam menjelaskan, mengalami peningkatan sebesar 25%. Peningkatan terjadi pada seluruh komponen.

Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran pada prasiklus dengan siklus II, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan I, ke II, ketrampilan guru dalam menjelaskan mengalami peningkatan sebesar 59,52%. Peningkatan terjadi pada seluruh komponen, artinya setelah dilakukan 2 kali tindakan, ketrampilan guru dalam menjelaskan telah mencapai indikator keberhasilan tindakan yang ditetapkan.

Berdasarkan perbandingan yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa melalui pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan berupa pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap komponen/ aspek-aspek penilaian keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi mampu meningkatkan keterampilan guru dalam menjelaskan pembelajaran bagi guru kelas V di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali semester I tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan nilai keterampilan guru dari kondisi awal (prasiklus) hingga siklus II sebesar 8,33. Pada kegiatan prasiklus nilai skor rata-rata sebesar 4,83 meningkat menjadi 9,67 pada kegiatan siklus I (peningkatan sebesar 4,83). Pada siklus I skor nilai rata-rata sebesar 9,67 meningkat menjadi 13,17 pada siklus II (peningkatan sebesar 3,50).

Prosentasi penguasaan guru terhadap komponen penilaian mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus satu meningkat dari 34,52% menjadi 69,05% atau meningkat sebesar 34,52%, dari siklus I ke siklus II meningkat dari 69,05% menjadi 94,05% atau meningkat sebesar 25,00%, dengan demikian setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan dari pasiklus sebesar 34,52%, meningkat menjadi 94,05% atau meningkat sebesar 59,52%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pembinaan teknik kunjungan kelas dan percakapan pribadi dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menjelaskan bagi guru kelas V di SD UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali semester I tahun pelajaran 2017/2018.

Saran-Saran

Untuk UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Sebaiknya UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak, secara terus menerus melakukan evaluasi tentang ketrampilan dan kompetensi guru, dan menindak lanjuti dengan pembinaan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah, hal ini dimaksudkan agar profesionalisme guru semakin hari semakin meningkat.

Untuk Kepala Sekolah Lain

Sebaiknya dalam melaksanakan pembinaan guru, kepala sekolah selalu berorientasi pada kelemahan guru berdasarkan hasil monitoring, dan menggunakan teknik pembinaan yang tepat.

Untuk Guru

Sebaiknya guru melakukan evaluasi diri dengan berpedoman pada instrumen penliaian kinerja guru, sehingga setiap melaksanakan tugas, guru selalu berpedoman pada langkah-langkah yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI,. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta

Mulyasa, 2012. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rohim, Abdul, 2011. Pembinaan Kompetensi Profesional Guru di SMP Cipondoh Tanggerang. Website: Pembinaan Kompetensi Mengajar.pdf

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A., 2009, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta

Satori, Djam’an, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA

Sukirman, Dadang. 2011. Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI Press.

Sutisna, Oteng, 2009, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada