PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU
PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA MELALUI PEER COACHING BAGI GURU DI SD NEGERI 4 SIDOREJO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN PADA SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Wahyu Windarti
Kepala Sekolah SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester I tahun Pelajaran 2016/2016 dalam memanfaatkan media pembelajaran setelah dilakukan tindakan pembinaan teknik peer coaching. Penelitian dilakukan di Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017, bulan Agustus sampai dengan Nopember 2016. Subyek penelitian sebanyak 5 guru. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi. Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah memiliki kategori sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan skor rata-rata lebih dari 3,5 (≥ 3,5), dengan prosentase ketercapaian indikator guru minimal sebesar 85% (≥ 85%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan menerapkan teknik peer coaching dapat meningkat dengan baik. Peningkatan nilai rata-rata keterampilan guru dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus III mengalami peningkatan sebesar 1.93. Nilai rata-rata kegiatan prasiklus sebesar 1.73 setelah dilakukan tindakan dengan teknik peer coaching pada siklus III menjadi 3.67 pada siklus III. Peningkatan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dari kegiatan prasiklus hingga siklus III sebesar 48.33%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan prasiklus sebesar 43.33% meningkat menjadi 91.67% pada siklus III. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui teknik peer coaching dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata kunci: keterampilan guru, peer coaching, media pembelajaran
PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. Dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar. Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kulaitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
Khususnya di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, guru masih mengabaikan pentingnya pengunaan media pembelajaran tersebut. Keengganan guru tidak memanfaatkan media pembelajaran disebabkan oleh berbagai hal antara lain: durasi waktu pembelajaran rata-rata singkat yaitu antara 2-3 jam @ 30 menit. Alas an lain, penggunaan media pembelajaran perlu persiapan yang matang dan menyesuaikan dengan kompetensi yang diajarkan, padahal macam media pembelajarn yang ada masih terbatas. Sebenarnya hal permasalahan tersebut tidak perlu muncul apabila guru telah memahami pemanfaatan media pembelajaran, dan terampil dalam menggunakan media pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada awal tahun pelajaran 2016/2017, diketahui bahwa dari dari 5 (lima) guru yang mengajar di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebagian belum memanfaatkan media pembelajaran dengan baik. Walaupun ada guru yang menggunakan media pembelajaran, namun penggunaannya tanpa didahului dengan perencanaan yang matang, selain itu karena kurangnya terampil dalam menggunaka media pembelajaran, maka jika terjadi permasalahan dengan media pembelajaran, guru kebingungan yang akhirnya justru menyita waktu belajar.
Kenyataan tersebut di atas, tercermin dari hasil penilaian awal yang dilakukan kepada 5 (lima) guru, yang dinilai dengan indikator: (1) persiapan yang meliputi: ketersediaan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, ketersediaan buku manual penggunaan media pembelajaran, pengaturan media pembelajaran sebelum pembelajaran, kesiapan perlengkapan lain yang diperlukan (hardware dan soft ware), (2) Pelaksanaan/penyajian meliputi: Cara guru menjelaskan aktivitas peserta didik yang harus dilakukan dalam pembelajaran, cara mengoperasikan media pembelajaran, cara guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, dan cara guru menghindari kejadian yang dapat mengganggu ketenangan belajar. (3) Tindak lanjut, meliputi: Melakukan diskusi/latihan/tes, memberi penugasan, memberi penegasan, dan menyimpulkan inti pembelajaran, menunjukkan nilai rata-rata dengan kategori cukup. Artinya guru belum dapat memanfaatka media pembelajaran dengan baik atau bahkan sangat baik.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa ketrampilan guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan dalam memanfaatkan media pembelajaran belum maksimal. Untuk itu perlu adanya pembinaan khusus agar guru dapat memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal. Salah satu model pembinaan yang dapat diterapkan adalah model peer coaching, yaitu suatu model pembinaan yang memungkinkan terjadinya kolaborasi antar guru, guru berbagi ide, timbulnya rasa kebersamaan, terjadinya dialog professional dan memungkinkan adanya peningkatkan kompetensi guru.
Mengingat tindakan ini merupakan suatu tindakan untuk memperbaiki permasalahan yang ada, yaitu ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, maka tindakan yang paling tepat adalah melalui model penelitian tindakan sekolah. Melalui model ini tindakan dapat dilakukan secara bertahap berdasarkan refleksi hasil tindakan yang telah dilakukan. Adapun judul yang sesuai dengan permasalahan tersebut adalah: “Peningkatan Keterampilan Guru dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran Multimedia Melalui Peer Coaching Bagi Guru di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui pembinaan teknik peer coaching, kemampuan guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester I tahun Pelajaran 2016/2016, dalam memanfaatkan media pembelajaran dapat meningkat?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester I tahun Pelajaran 2016/2016 dalam memanfaatkan media pembelajaran setelah dilakukan tindakan pembinaan teknik peer coaching
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Peer Coaching
Peer coaching adalah salah satu strategi untuk memperbaiki implementasi kurikulum pada strategi, teknik dan kemampuan guru dalam pembelajaran (Hasbrouck,1997: 41). Dengan penekanan utama kegiatan peer coaching adalah refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan memperbaiki segala kelemahannya.
Menurut Susanto, (2007: 71) peer coaching menjadi alat yang penting dalam perkembangan profesional dan pribadi seseorang. Peer coaching dapat berpengaruh positif bagi pengembangan karir, membantu menumbuhkan dan meningkatkan rasa tanggungjawab dari setiap perilaku dan tindakan yang dilakukan, serta mendorong pengerahan kemampuan terbaik melewati keterbatasan-keterbatasan yang selama ini sebenarnya diasumsikan sendiri. Dengan peer coaching seseorang dapat meningkatkan kepercayaan dirinya, memperoleh kepuasan lebih dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi, memberikan kontribusi yang lebih efektif bagi tim atau organisasi melalui tindakan dan perilaku yang lebih baik dan lebih cerdas, memungkinkan diperolehnya feedback (umpan balik) bagi rencana-rencana dan ide-ide yang dimiliki, serta bekerja lebih mudah dan lebih produktif dengan orang lain (atasan, rekan kerja, ataupun bawahan) (Rachman dan Savitri, 2007: 31).
Keterampilan Guru
Keterampilan guru merupakan seperangkat perilaku nyata guru pada waktu memberikan pelajaran pada siswanya (Charles Jhonson, dalam Rochman Natawidjaya, 2000: 153). Myers dan Botti (2002) dalam penelitiannya tentang pembelajaran berbasis masalah, menyatakan bahwa keterampilan guru adalah komponen kunci dalam keberhasilan menerapkan dan mengimplementasikan suatu model pembelajaran . oleh karena itu guru perlu dipersiapkan sebelumnya agar memahami dengan baik langkah-langkah pembelajaranya. Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya agar dapat mengajar secara efektif.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.
Multimedia
Multimedia adalah kombinasi teks, grafik, suara, animasi dan video (Pramono, 2007: 8). Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media atau format file yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video interaksi, dan lain-lain. Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (Maswin, 2010).
Kerangka Pemikiran
Media pembelajaran sangat penting bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran, melalui pemanfaatan media pembelaran yang baik siswa merasa terbantu untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Bagi guru pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu menstransfer materi pembelajaran kepada siswa untuk memperoleh kesan yang mendalam terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
Untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, perlu dilakukan pembinaan secara intensif, salah satu teknik yang memungkinkan guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tentang pemanfaatan media pembelajaran adalah teknik teknik peer coaching, yaitu suatu metode pengembangan profesional untuk meningkatkan kemitraan dan menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi guru, Dalam peer coaching, guru berbagi pengalaman mereka, saling memberikan masukan, dorongan, bersama-sama memperbaiki keterampilan mengajar, ataupun memecahkan masalah dalam kelas, sehingga memungkinkan ketrampilan guru bertambah baik.
Hipotesis Tindakan
Melalui peer coaching, keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia bagi guru di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat meningkat.
METODE PENELITIAN TINDAKAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan sekolah (PTS). Penelitian tindakan sekolah meru pakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis†(Depdiknas, 2008: 11). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan. Penelitian tindakan ini didesain sesuai dengan model Menurut John Elliot (dalam Muslihudin, 2010: 72). Model ini memiliki empat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu system spiral yang saling terkait.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh guru di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, yang berjumlah 5 (lima) orang. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada semester I Tahun ajaran 2016/2017 selama 4 (empat) bulan yaitu pada bulan Agustus sampai dengan Nopember 2016, dengan tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, yang beralamat di Dusun Kembangan Utara RT 8/RW 7, Desa Pulokulon, Kecamatan Pulokulon.
Teknik Pengambilan Data
Untuk memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi yang disertai dengan pendokumentasian.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu suatu teknik analisis dengan cara membandingkan nilai keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia yang dilakukan oleh guru pada kegiatan prasiklus dengan siklus 1, siklus 1 dengan siklus 2, siklus 2 dengan siklus 3, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah, dilakukan dari siklus ke siklus berikutnya. Setiap siklus dilakukan dengan langkah: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah mencapai nilai dengan kategori sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan skor rata-rata lebih dari 3,5 (≥ 3,5), dengan prosentase ketercapaian indikator guru minimal sebesar 85% (≥ 85%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prasiklus
Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, peneliti melakukan pengamatan terhadap pemanfaatan media pembelajaran multimedia pada saat proses pembelajaran. Kegiatan dilakukan dengan cara menilai secara langsung kepada seluruh guru kelas di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Dari hasil penilaian prasiklus dengan menunjukan bahwa sebagian besar guru belum menguasai keterampilan dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan baik. Keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, berdasarkan rekapitulasi diketahui nilai rata-rata dan kategori penilaian prasiklus, dapat diketahui bahwa dari lima guru yang dijadikan subjek penelitian, keterampilan dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia masih tergolong cukup yang dibuktikan dengan skor rata-rata sebesar 1.73. Berdasarkan kategorisasi penilaian yang telah ditentukan dari lima guru, kesemuanya tergolong cukup.
Prosentase ketercapaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sebesar 54,38%. Skor tersebut menunjukkan bahwa guru belum mampu memanfaatkan media pembelajaran multimedia secara maksimal, sehingga perlu dilakukan tindakan nyata berupa supervisi klinis teknik peer coahing.
Siklus I
Saat guru mengajar dengan memanfaatkan media pembelajaran multimedia, peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, setelah seluruh guru dinilai, peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata yang diperoleh oleh semua guru. Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia terhadap masing-masing guru dan skor rata-rata dapat diketahui bahwa dari lima guru yang dijadikan subjek penelitian, rata-rata hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran adalah 2,47 (kategori baik).
Ketercapaian komponen penilaian yang terdiri dari 3 komponen, hasilnya dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sebesar 61.67%. Skor tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran tergolong baik. Namun dilihat dari prosentase ketercapaian indikator diketahui bahwa belum semua guru telah memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan baik dan maksimal, dan belum semua komponen penilaian dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, namun belum semua guru melaksanakan komponen (indikator) dengan maksimal, dimana prosentase ketercapaian baru mencapai 61,67%, artinya masih dibawah prosentase indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%. Demikian pula skor rata-rata masih dibawah skor rata-rata yang detetapkan yaitu 3,5. Artinya baik skor rata-rata maupun prosentase ketercapaian masih belum mencapai indikator keberhasilan tindakan. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan tindakan berikutnya melalui pembinaan teknik pear coahing sebagai kelanjutan tindakan siklus I, dengan fokus pada kelemahan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia.
Siklus II
Sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, guru melakukan pembelajaran seperti biasa, dan Peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, setelah seluruh guru dinilai, peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata yang diperoleh oleh semua guru. Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia terhadap masing-masing guru dan skor rata-rata dapat diketahui bahwa dari lima guru yang dijadikan subjek penelitian, masih terdapat 2 (dua) guru dengan kategori baik dan sisanya tergolong sangat baik yang dibuktikan dengan skor rata-rata sebesar 3.20.
Ketercapaian komponen penilaian yang terdiri dari 3 komponen, hasilnya dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sebesar 80%. Skor tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sudah maksimal, dengan kategori sangat baik. Berdasarkan nilai masing-masing guru, dan nilai tiap-tiap komponen, maka dapat diketahui bahwa belum semua guru telah memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan maksimal, dan belum semua komponen penilaian dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, hingga mencapai kategori sangat baik, namun belum mencapai indikator yang ditetapkan khususnya, ketercapaian indikator masih di bawah 85% (<85%). Oleh sebab itu perlu dilaksanakan tindakan berikutnya dengan melaksanakan supervisi klinis teknik pear coaching yang terfokus pada kelemahan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia siklus berikutnya (siklus III).
Siklus III
Sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, guru melakukan pembelajaran seperti biasa, dan Peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada kegiatan siklus III, guru terlihat lebih terampil dalam mengoperasikan media pembelajaran, walaupun ada hambatan dalam pengoperasian, namun hal ini guru dengan cepat mengatasinya. Demikian pula dengan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, terlihat lebih antusias memperhatikan guru.
Semua hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, setelah selesai, peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata yang diperoleh oleh semua guru. Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia terhadap masing-masing guru dan skor rata-rata dapat diketahui bahwa dari lima guru yang dijadikan subjek penelitian, kesemuanya tergolong sangat baik yang dibuktikan dengan skor rata-rata sebesar 3.67.
Ketercapaian komponen penilaian yang terdiri dari 3 komponen, hasilnya dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sebesar 91.67%. Skor tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan nilai masing-masing guru, dan nilai tiap-tiap komponen, maka dapat diketahui bahwa keterampilan guru sudah tergolong sangat baik dan telah mencapai indikator yang telah ditetapkan (<85%).
Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, hingga mencapai kategori sangat baik, dan telah mencapai indikator yang ditetapkan (>85%). Oleh sebab itu tindakan tidak perlu dilanjutkan.
PEMBAHASAN
Prasiklus dengan Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui kegiatan supervisi klinis teknik peer coaching keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon dapat meningkat. Setelah dilakukan tindakan melalui siklus I, terlihat adanya peningkatan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata dan prosentase ketercapaian indikator. Secara rinci peningkatan nilai rata-rata keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dapat meningkat sebesar 0.73.
Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek, perbandingan prasiklus dengan siklus I menunjukkan peningkatan sebesar 18.33%. Artinya melalui supervisi klinis teknik peer coaching mampu meningkatkan dengan baik.
Perbandingan Siklus I dengan Siklus II
Berdasarkan hasil penilaian terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan sebesar 0.73. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek, perbandingan siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan sebesar 18.33%. Artinya melalui supervisi klinis teknik peer coaching mampu meningkatkan dengan baik.
Perbandingan Siklus II dengan Siklus III
Berdasarkan hasil penilaian terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia siklus II dengan siklus III mengalami peningkatan sebesar 0.47. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek, perbandingan siklus II dengan siklus III mengalami peningkatan sebesar 11.67%. Artinya melalui supervisi klinis teknik peer coaching mampu meningkatkan dengan baik.
Perbandingan prasiklus dengan Siklus III
Berdasarkan hasil penilaian terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia prasiklus dengan siklus III mengalami peningkatan sebesar 1.93. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek, perbandingan prasiklus dengan siklus III mengalami peningkatan sebesar 48.33%. Artinya melalui supervisi klinis teknik peer coaching mampu meningkatkan dengan baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di SD Negeri 4 Sidorejo pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 tentang keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan menerapkan teknik peer coaching dapat meningkat dengan baik. Peningkatan nilai rata-rata keterampilan guru dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus III mengalami peningkatan sebesar 1.93. Nilai rata-rata kegiatan prasiklus sebesar 1.73 setelah dilakukan tindakan dengan teknik peer coaching pada siklus I menjadi 2.47 (meningkat sebesar 0.73). Nilai rata-rata kegiatan siklus I sebesar 2.47 meningkat menjadi 3.20 pada siklus II (meningkat sebesar 0.73). Nilai rata-rata kegiatan siklus II sebesar 3.20 meningkat menjadi 3.67 pada siklus III (meningkat sebesar 0.47).
Peningkatan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dari kegiatan prasiklus hingga siklus III sebesar 48.33%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan prasiklus sebesar 43.33% meningkat menjadi 61.67% pada siklus I (meningkat sebesar 18.33%). Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus I sebesar 61.67% meningkat menjadi 80.00% pada siklus II (meningkat sebesar 18.33%). Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus II sebesar 80.00% meningkat menjadi 91.67% pada siklus III (meningkat sebesar 11.67%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui teknik peer coaching dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Implikasi
Pembinaan teknik Peer coaching, terbukti dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia. Hal ini disebabkan melului pembinaan teknik Peer coaching, guru dapat berdiskusi, berkolaborasi, berbagi ide, timbul kebersamaan dan dapat melakukan dialog terkait dengan pemecahan masalah penggunaan media pembelajaran multimedia. Dengan demikian untuk mengembangkan profesioanalisme guru, maka guru perlu difasilitasi untuk melakukan kegiatan diskusi dan dibimbing untuk agar pengembangan profesionalisme guru leibh terarah.
Saran-Saran
Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Untuk meningkatkan profesionalisme guru, khususnya dalam pemanfatan media pembelajaran multimedia, perlu dilakukan pembianan dengan teknik peer coaching, atau teknik lainnya yang mengarah pada diskusi dan tukar pengalaman dengan guru lain.
Untuk Kepala Sekolah Lain
Sebaiknya guru selalu diberikan pembinaan secara kontinyu, dan memprioritaskan pada kinerja guru yang terkait dengan tugas pokok sebagai pendidik.
Untuk Guru
Sebaiknya guru membiasakan diri untuk berdiskusi dengan teman sejawat hal-hal yang menyangkut pengembangan profesionalisme, dan bila perlu mengagendakan kegiatan diskusi di luar kegiatan kelompok kerja guru (KKG) yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran, cetakan ke-15. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasbrouck. 1997. Mediated Peer Coaching for Training Preservice Teachers. The journal of special education Vol 31/No.2/1997/pp.251-271 Tersedia: http: //proquest.umi.com/pqdweb ?index = 16 & Did=22657948 & srchmode
Meyer, J. dan Grey, T. 1996. Peer coaching: An Innovation in Teaching. New Mexico State University, Las Cruces Tersedia: http://kolea.kcc.hawaii.edu/tcc/tcc_conf96/meyer
Muslihuddin, 2010, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah, Bandung: Rizqi Press
Natawijaya, Rochman, 2000, Cara Belajar Siswa Aktif dan Penerapannya dalam Model Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Dikdasmen Depdiknas
Pramono, Gatot. 2007. Aplikasi Component Display Theory dalam Multimedia dan Web Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Rachman, E. dan Savitri, S. 2007. Coaching: Menciptakan ‘The Right Person for The Right Job’.Tersedia: www.experd.com/news/articles
Susanto, A.B. 2007. Coaching Tersedia: www.wikimu.com/ news/displaynews.aspx?
Â