PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR MELALUI PERMAINAN SCRABBLE PADA SISWA KELAS I SD NEGERI SUGIHAN 4 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Widarsi

Sekolah Dasar Negeri Sugihan 4 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Menurunnya hasil keterampilan membaca siswa kelas IC SD N Sugihan 04 pada mata pelajaran bahasa Indonesia terlihat dari pemahaman membaca siswa. Faktor yang menyebabkan hasil pemahaman membaca antara lain: guru kurang inovatif, menggunakan metode konvensional, malas mengeja, sulit memahami isi bacaan, tidak mau belajar membaca dengan sungguh-sungguh. Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble pada siswa kelas I SD N Sugihan 04. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dengan jumlah siswa 33 terdiri dari 15 siswa putra dan 18 siswa putri dan guru kelas I SD N Sugihan 04. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumen, tes, observasi, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 36%, siklus I 51%dan siklus II 63% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 82%. Berdasarkan simpulan yang dibuat, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble dapat meningkatkan keterampilan membaca lancar dan pemahaman membaca siswa kelas I SDN Sugihan 04.

Kata Kunci: Keterampilan membaca Lancar dan permainan Scrabble.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia (KTSP, 2006: 38). Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa sangat penting untuk diajarkan kepada siswa dari tingkat dasar sampai jenjang yang lebih tinggi dimana bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya bahasa Indonesia sehingga kita perlu untuk mendalami dan mempelajari tentang aspek keterampilan berbahasa, terutama untuk anak usia SD.

Ruang lingkup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis (KTSP, 2006: 39). Keempat aspek keterampilan berbahasa sudah terkonsep secara urut. Keterampilan mendengaran (menyimak) dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan dimana kegiatan berbahasa dilakukan secara langsung, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis dan pada umumnya kegiatan berbahasa dilakukan secara tidak langsung.

Keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis (Mulyati, 2007: 1.12). Keterampilan membaca adalah kesatuan utuh dalam keterampilan berbahasa sehingga, keterampilan membaca dapat dikembangkan dengan keterampilan berbicara maupun keterampilan menulis. Keterampilan membaca permulaan di kelas rendah merupakan jenis membaca bersuara. Kegiatan membaca bersuara yang paling sederhana yang pernah kita lakukan adalah ketika mulai belajar membaca di kelas I sekolah dasar, kita belajar melafalkan kalimat-kalimat sederhana dari suatu wacana sederhana pula (Mulyati, 2007: 4.12-4.13). Oleh karena itu kita sebagai guru juga mengajarkan siswa kita membaca mulai dari jenis membaca bersuara. Dalam belajar bahasa, kegiatan membaca bersuara sangat besar kontribusinya terhadap belajar berbicara, melalui membaca bersuara siswa belajar mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari dengan benar. Bahkan murid bukan hanya belajar mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajarinya, tetapi juga belajar mengucapkan suatu wacana utuh dengan benar melalui membaca bersuara (Mulyati, 2007: 4.13). Membaca mempunyai peran penting sehingga dengan membaca siswa dapat melatih untuk memperoleh kosa kata baru memahami pelajaran-pelajaran lain sehingga siswa akan pandai dalam berbicara maupun dalam merangkai kata untuk bahasa tulis.

Berdasarkan temuan Balitbang Depdiknas 2005 dan 2006 berkaitan dengan kemampuan membaca kelas I SD berikut ini berbagai permasalahan atau kondisi yang dialami guru dan siswa adalah sebagai berikut: 1) Kondisi guru: (a) kurangnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran terutama metode mengajar guru yang masih konvensional, monoton, dan belum sesuai dengan kebutuhan dan konteks siswa, kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan materi ajar yang menarik, dan kurangnya kemampuan guru dalam mengevaluasi belajar siswa, (b) sebagian besar guru belum memahami tujuan pembelajaran membaca misalnya: ketika ditanya mengenai tujuan pembelajaran yang sedang diajarkannya itu, guru menjawab agar siswa dapat mengenal diri sendiri dan hidup mandiri setelah tamat belajar. Jawaban itu belum menyentuh inti pertanyaan, yang seharusnya dapat dikatakan antara lain: tujuan pembelajaran pada pokok bahasan ini adalah agar siswa mampu membaca kata, misalnya kata buku, atau mengeja kata ayah atau menulis kata ibu (c) sebagian besar guru belum memahami kompetensi dasar tentang pokok bahasan yang diajarkannya, dan (d) guru belum mampu meningkatkan motivasi siswa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya alat peraga dan sarana belajar lainnya. Akibatnya, antusiasme dan motivasi belajar siswa rendah dan kemampuan siswa menangkap atau merespon pembelajaranpun rendah. 2) Kondisi siswa kelas1: (a) belum dapat membedakan huruf ng dan ny, ( b) kurang perhatian dari orangtua, (c) tidak memiliki buku penunjang, (d) malas mengeja, dan (e) sulit memahami isi bacaan. Sebaliknya, bagi siswa kelas satu yang tidak berasal dari TK meliputi: (a) rata-rata belum mengenal huruf sehingga sulit untuk melatih membaca dengan lancar, (b) merasa bingung karena ada teman-temannya yang sudah pandai membaca dan menulis, dan (c) kurang perhatian orangtua dalam membimbing anak belajar. Sedangkan bagi siswa yang berasal dari TK mengalami kesulitan: (a) suka membaca seperti ketika mereka di TK sehingga agak sulit diatur, (b) sudah terbiasa dengan pembelajaran yang lebih banyak bermain, sehingga sulit untuk menanamkan proses pembelajaran yang berorientasi pada bidang ilmu/akademik, dan (c) kurang cermat dan kurang teliti, dan d) merasa jenuh karena pelajaran sudah diajarkan di TK (http://www.depdiknas. go.id/publikasi/balitbang/071/j7106.pdf).

Berdasarkan uraian di atas hampir sama dengan permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas IC SD N Sugihan 04 Semarang dimana pada saat pembelajaran yang dilakukan guru kurang inovatif

yaitu guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif seperti

pembelajaran kooperatif pada umumnya, menggunakan metode konvensional seperti lebih banyak ceramah yang kurang memberikan kesempatan untuk berpikir kreatif dibanding melibatkan langsung peran serta peserta didik secara aktif, belum mampu meningkatkan motivasi siswa, dan kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekolah sehingga siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan membaca lancar masih belum optimal dimana permasalahan yang muncul pada siswa antara lain: malas mengeja, sulit memahami isi bacaan, tidak mau belajar membaca dengan sungguh-sungguh, dan merasa bosan bila harus membaca terus menerus setelah pulang sekolah.

Hal ini didukung data dari pencapaian hasil evaluasi keterampilan membaca lancar pada siswa kelas I masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu ≤ 72. Dari data hasil belajar ditunjukkan ketidaktuntasan dalam keterampilan membaca 70% dengan rata-rata kelas 65. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, agar siswa SD N Sugihan 04 terampil dalam membaca, sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca lancar pada pembelajaran bahasa Indonesia. bisa membaca secara cepat dan tepat.

Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi dengan guru kelas I untuk memecahkan masalah pembelajaran keterampilan membaca lancar maka langkah berikutnya adalah menetapkan alternatif menggunakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan pembelajaran membaca lancar, aktivitas siswa, dan keterampilan guru. Maka peneliti menggunakan salah satu permainan yaitu permainan scrabble dengan menyusun huruf di papan scrabble siswa dapat mengacak huruf-huruf sehingga dapat mengeja dan membaca dengan lancar, permainan ini juga diharapkan dapat mengasah otak siswa untuk membuat sebuah kata dan

Dari ulasan latar belakang di atas maka peneliti akan memecahkan masalah melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar melalui Permainan Scrabble pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 Tahu Pelajaran 2016/2017.

 

 

Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah cara pengelolaan pembelajaran membaca lancar siswa kelas I SD N Sugihan 04 Semarang?

Masalah tersebut dapat dirinci menjadi berikut:

a.     Bagaimanakan keterampilan guru kelas I SD N Sugihan 04 dalam pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble?

b.     Bagaimanakan aktivita siswa kelas I SDN Petompon 02 Semarang dalam pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble?

c.     Bagaimanakan keterampilan membaca lancar siswa kelas I SD N Sugihan 04 dalam pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble?

Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya kualitas pembelajaran siswa kelas IC SD N Sugihan 04 dalam keterampilan membaca lancar pada mata pelajaran bahasa Indonesia ditindak lanjuti oleh guru dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas tersebut dilakukan dalam tiga siklus, rencana untuk setiap siklus terdiri atas dua pertemuan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Penelitian ini menggunakan permainan scrabble yang bertujuan dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Aspek membaca setiap siswa diharapkan dapat memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh SD N Sugihan 04 yaitu 72.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran membaca lancar siswa kelas I SD N Sugihan 04.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khususnya adalah:

•      Mendeskripsikan keterampilan guru kelas I SD N Sugihan 04 dalam pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble.

•      Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas I SD N Sugihan 04 dalam pembelajaran membaca lancar dengan menggunakan permainan scrabble.

•      Mendeskripsikan keterampilan membaca lancar siswa kelas IC SD N Sugihan 04 dalam pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble.

 

 

 

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah

Manfaat Teoretis

a.       Sebagai bahan memperkaya khasanah penelitian.

b.      Sebagai salah satu bahan pilihan dalam memperkaya referensi penelitian dengan menggunakan permainan scrabble.

Manfaat Praktis

Bagi guru

1)    Memberikan alternatif pemilihan model ataupun permainan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya keterampilan membaca di kelas I SD N Sugihan 04.

2)    Meningkatkan keterampilan guru kelas I SD N Sugihan 04 dalam pembelajaran keterampilan membaca menggunakan permainan scrabble di SD N Sugihan 04.

Bagi siswa

1)    Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble.

2)    Meningkatkan keterampilan membaca dalam pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble.

3)    Meningkatkan pemahaman membaca dalam pembelajaran

4)    membaca lancar menggunakan permainan scrabble.

Bagi sekolah

1)    Sebagai tolok ukur mutu pendidikan bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan membaca SD N Sugihan 04.

2)    Sebagai bahan referensi penelitian-penelitian selanjutnya sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan SD N Sugihan 04

KAJIAN PUSTAKA

LANDASAN TEORITIS

Keterampilan Membaca

Pengertian KeterampilanKeterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas. (Depdikbud, 1990: 935).

Sedangkan menuruit Umi Chulsum & Windy NoIa: 2006, Keterampilan adalah usaha untuk mencapai kompetensi yang cekat, cepat dan tepat untuk memperoleh sesuatu yang ingin dikuasai atau kecakapan untuk mengerjakan tugas.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kecakapan, kemampuan, dan keahlian seseorang dalam melakukan suatu tindakan untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan baik dalam pemikiran dan tingkah laku.

Membaca adalah salah satu aspek berbahasa yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Membaca merupakan seni dalam berkomunikasi untuk menuangkan gagasan yang ada di dalam pikiran seseorang tanpa terikat oleh jarak, ruang, dan waktu. Bahkan membaca dikatakan sebagai suatu penemuan yang dapat membuat seseorang tahu akan berbagai pengetahuan. Hal ini disebabkan dengan membaca seseorang dapat menyampaikan pesan, gagasan, perasaan dan informasi kepada orang lain.

Menurut Spodek dan Saracho dalam Ahmad Rofiuddin, dkk (2001: 31) , Ada dua cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang cetak: (1) langsung, yakni menghubungkan ciri penanda Visual dari tulisan dengan maknanya, dan (2) tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa membaca merupakan seni dalam berkomunikasi untuk menuangkan gagasan yang ada dalam pikiran seseorang tanpa terikat oleh jarak, ruang dan waktu dan suatu proses mendapatkan informasi secara tertulis dan memahami isinya yang melibatkan Visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Permainan Scrabble

Scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak 15 kolom dan 15 baris (Wikipedia bahasa, 2011).

Menurut Soeparno (1988: 75) permainan ini biasa disebut “spearsgame”atau“ funworder” dalam hal mengisikan huruf ke dalam kotak-kotak atau membentuk kata tidak berbeda caranya dengan yang kita lakukan dalam silang datar. Untuk dapat melaksanakan permaianan ini dengan baik, para pemaian tidak cukup hanya memiliki teknik dan teknik untuk menaklukan lawan. Apabila para pemain memiliki kemampuan yang seimbang, pemain ini akan berjalan seru menyaksikan sebagaimana halnya permaian catur.

Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa pengertian permaian scrabble merupakan kegiatan mengisikan huruf-huruf di papan scrabble sehingga membentuk sebuah kata, yang bertujuan untuk meningkatkan kosa kata baru dan meningkatkan rasa solidaritas sesama.

Adapun cara permainan scrabble antara lain sebagai berikut: a) pemimpin permaianan menjelaskan peraturan permaianan, sekaligus menentukan tema sebagai acuan yang akan dipakai; b) para pemaian terdiri dari empat orang secara bergiliran mengisihkan kepingan- kepingan huruf pada papan scrabble; c) kata kata yang disikan sesuai dengan kata- kata yang terdapat pada tema yang ditentukan; d) salah satu pemain dapat menjadi pengawas, untuk perhitungan kata yang didapat; e) permainan berakhir apabila kelompok tidak dapat menemukan kata lagi; f) pemberian penghargaan kepada pemenang.

Melalui pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble agar dapat menambah kosa kata baru, meningkatkan solidaritas, sportivitas dalam kerja kelompok, dan menyenangkan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SD N Sugihan 04 khususya dapat meningkatkan keterampilan membaca lancar melalui belajar membaca bunyi bahasa dengan kata-kata dan kalimat sederhana. Dengan pembelajaran yang menyenangkan akan menjadikan pembelajaran yang bermakna dan akan diingat sampai kapanpun.

KERANGKA BERPIKIR

Membaca merupakan suatu keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Siswa memerlukan keterampilan membaca baik di sekolah maupun di masyarakat. Salah satu keterampilan membaca yang diajarkan di sekolah dasar khususnya kelas I adalah keterampilan membaca lancar. Begitu pentingnya membaca bagi siswa yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemampuan siswa, memperkaya kosa kata siswa, meningkatkan keterampilan membaca lancar melalui membaca kalimat sederhana, dan meningkatkan pemahaman pelajaran lain.

Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan membaca lancar siswa kelas I SD N Sugihan 04 masih sangat rendah, bahkan dalam pembelajarannya terasa kurang menggembirakan dan membosankan. Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan metode yang kurang inovatif, dan metode yang konvensional, dan belum menggunakan media dengan benar sehingga siswa pasif dan kurang bersemangat selama proses pembelajaran membaca siswa kurang mampu dalam menerima pelajaran yang berakibat nilai siswa kurang dari KKM.

Berdasarkan beberapa masalah di atas, peneliti berusaha mencari pemecahannya, yaitu dengan menggunakan permainan scrabble untuk meningkatkan pembelajaran membaca lancar.

Pada siklus pertama siswa membaca kata-kata dengan menggunakan permainan kartu huruf kemudian siswa membaca sebuah kalimat sederhana. Pada siklus kedua dan ketiga sama dengan siklus pertama yaitu siswa membaca kata-kata dengan menggunakan permainan kartu huruf kemudian membaca kalimat sederhana dan yang membedakan antara siklus pertama kedua dan ketiga adalah tema dan materi bacaannya.

METODE PENULISAN

Setting Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Senin tanggal 2 Maret 2015 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Senin tanggal 9 Maret 2015, dan siklus 3 pada hari Senin tanggal 16 Maret 2015.

Penelitian dilakukan di kelas I Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Penelitian ini dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 Desa Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 33 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 11 orang.

 

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran Bahasa Indonesia dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 65 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 64% siswa menjawab kesulitan.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas I sebanyak 33 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 terletak di desa Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 masih asri dengan suasana pedesaan, Sekolah Dasar Negeri Sugihan 04 dikelilingi oleh perumahan warga.

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas I SD Negeri Sugihan 04 Desa Sugihan pada semester II diperoleh data yaitu dari 33 siswa yaitu 15 laki-laki dan 18 perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bhasa Indonesia, siswa masih sangat pasif dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Ketrampilan Siswa

Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui Ketrampilan siswa (tes awal). Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut:

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 21 siswa atau 64%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 36%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan, siswa dalam kegiatan belajar akan diajak belajar dengan permainan kreatif, dengan tujuan agar siswa dalam pembelajaran memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.

Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 16 siswa atau 49%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 17 siswa dengan persentase 51%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 12 siswa atau 37%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase 63%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada gambar 4.3.

Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 3

Ketuntasan belajar siswa siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 6 siswa atau 18%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 27 siswa dengan persentase 82%.

Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan scrabble dengan pada siklus 1, Siklus 2, dan siklus 3 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan melalui Permainan Scrabble pada Siswa Kelas I dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

No

Aspek yang diamati

Sebelum Perbaikan

Siklus 1

Siklus 2

 

Siklus 3

1

Ketrampilan Guru

Cukup

Baik

Baik

Sangat Baik

2

Aktivitas Siswa

Cukup

Baik

Baik

Sangat Baik

4

Hasil Belajar

36% Tuntas

51% Tuntas

63% Tuntas

82% Tuntas

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 36%, siklus I 51%dan siklus II 63% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 82%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan hipotesis penelitian terbukti kebenarannya, permainan scrabble dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas I SDN Sugihan 04. Hasil penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1)                Keterampilan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan scrabble pada siswa kelas I SD N Sugihan 04 mengalami peningkatan, dibuktikan dengan peningkatan keterampilan guru pada tiap siklus. Siklus I keterampilan guru mendapat skor 23 kategori baik, meningkat di siklus II menjadi 30 kategori baik, dan terjadi peningkatan pada siklus III memperoleh skor 34 kategori sangat baik. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu keterampilan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan scrabble meningkat kriteria sekurang- kurangnya baik.

2)                Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan scrabble pada siswa kelas I SD N Sugihan 04 mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa mendapat skor 23,57 kategori baik, siklus II mengalami peningkatan memperoleh skor 24,97 kategori baik, dan pada siklus terakhir yaitu siklus III kembali meningkat dengan skor 28,56 termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan scrabble meningkat kriteria sekurang-kurangnya baik.

3)                Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan scrabble pada siswa kelas I SD N Sugihan 04 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari siklus I memperoleh presentase ketuntasan belajar 51%, meningkat di siklus II memperoleh presentase ketuntasan belajar siswa 63%, kemudian siklus III mengalami peningkatan kembali dengan perolehan presentase ketuntasan sebesar 82%. Hasil penelitian pembelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan scrabble telah mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yaitu 80% dan ketuntasan individual sekurang-kurangnya baik mendapatkan nilai ≥ 72.

SARAN

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indoneisa di SD. Saran yang dapat disampaikan peneliti sebagai berikut:

1)                Bagi Guru

Penerapkan permainan scrabble hendaknya dijadikan sebagai acuan guru dalam mengatasi solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, karena terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.

2)                Bagi Siswa

Penerapan permainan scrabble hendaknya tidak hanya diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena dalam pembelajaran dapat mengaktifkan siswa, membantu siswa memahami materi lebih cepat.

3)                Bagi Sekolah

Penelitian melalui permainan scrabble hendaknya dikembangkan lebih lanjut sehingga permainan scrabble menjadi lebih baik dan tujuan pembalajaran semakin efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Unnes.

Ardy, dkk. 2009. Peningkatan Perbendaharaan Kosakata Bahasa Indonesi Melalui Permainan Scrabble. Semarang: Penelitian Institusi. Tidak diterbitkan. Maret 2011 pukul 21.59 WIB.

Iskandarwassid, dan Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kurniawan. 2009. Pengertian Permaian Bahasa. Di unduh dalam http://id.mylover.org//permainan.bahasa diunduh pada hari selasa tanggal 14 Maret 2011 pukul 22.15 WIB.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Renika Cipta.

BSNP. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarata: BP Cipta Jaya.

Budiansah, dkk. 2010. PAKEM. Bandung: PT Genesindo.

Darningsih. 2005. Peningkatan Penyusunan Kosa Kata Untuk Memahami Wacana Bahasa Inggris melalui Permainan Scrabble Pada Siswa Kelas 1 SMP Negeri 2 Ampel Boyolali Semarang

Dewan, Skripsi. 2010 Panduan Penulisan Skripsi. Semarang: Tidak diterbitkan. Eny, K.K. 2010. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Solo: CV Sindunata.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Buah Aksara.

Hammid, Akib dan Herrhyanto, Nar. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hernawan, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Idris, HM.2010 Model Membaca, Menulis, dan Berhitung di Sekolah Dasar. Di unduh dalam http://www.Balitbang.Depdiknas.com. Pada hari selasa 14

Laodesyamri. 2010. Pengertian Membaca Menurut Para Ahli Di unduh dalam http://www.google.com.pengertian membaca pada hari jumat tanggal 7 Januari 2011 pukul 17.21 WIB.

Mulyati, Yeti dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pannen,dkk. 2007. Pembaharuan dalam Pembelajran Bahasa Indonesia. Jakarta:Universitas Terbuka.

Poerwanti, Endang. 2008. Assesmen Pembelajaran. Jakarta: DIKTI. Porwanto, joko. 2005. LPS Citra Matematika.Yogjakrta: Sekawan Klaten.

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ramdhani.2007. Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris Melalui Permainan Scrabble.study kasus institute Cimahi. Di unduh dalam http:/jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/6:5324/9/pengarang:Ramdhani/of pada hari rabu tanggal 11 januari 2011 pukul 13.20 WIB

Santoso, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.

Solchan. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugandi, Achmad. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Sukmadinata, N S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wikipedia Bahasa. 2011. Pengertian Permainan Scrabble. Diunduh dalam http:/www./id.wikipedia.org/wiki/ permainan.scrabble. pada hari selasa tanggal 14 Maret 2011 pukul 21.55 WIB.

Wiraatmadja, Rochiati. 2008. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya