PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MELALUI OBSERVASI INFORMAL DAN PERCAKAPAN PRIBADI

BAGI GURU SD NEGERI 4 SIDOREJO KECAMATAN PULOKULON

KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Wahyu Windarti

SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan peningkatan kinerja guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester I tahun Pelajaran 2017/2018 dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing melalui observasi informal dan percakapan pribadi. Penelitian dilakukan di Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Groboganpada semester II tahun ajaran 2017/2018. Subyek penelitian sebanyak 4 guru. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi. Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah memiliki kategori sangat baik dengan skor rata-rata lebih dari 2,1 (≥ 2,1), dan semua indikator penilaian atau langkah pembelajaran snowball throwing yang ditunjukkan dengan prosentase ketercapaian indikator guru minimal sebesar 85% (≥ 85%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing dengan menerapkan teknik observasi informal dan percakapan pribadi dapat meningkat dengan baik. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan guru dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,83. Nilai rata-rata kegiatan prasiklus sebesar 0,97 setelah dilakukan tindakan dengan teknik observasi informal dan percakapan pribadi pada siklus I menjadi 1,89. Nilai rata-rata kegiatan siklus I sebesar 1,89 meningkat menjadi 2,81 pada siklus II. Peningkatan prosentase ketercapaian indikator kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing dari kegiatan prasiklus hingga siklus II sebesar 61,11%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan prasiklus sebesar 32,41% meningkat menjadi 62,96% pada siklus I (meningkat sebesar 30,56%). Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus I sebesar 62,96% meningkat menjadi 93,52% pada siklus II.

Kata kunci: pembelajaran snowball throwing, observasi informal dan percakapan pribadi

 

PENDAHULUAN

Metode pembelajaran sangat penting bagi guru dalam rangka menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan yang lebih dikenal dengan pembelajaran kooperatif, merupakan alternatif pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Berbagaia tipe pembelajaran koopratif dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran di sekolah dasar. Salah satunya adalah pembelajaran snowball Throwing, yaitu pembelajaran yang cara penyajian bahan pelajaran melalui kelompom, dimana peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru. Tugas yang diterima dari guru tersebut disampaikan kepada anggota kelompok, lalu masing-masing anggota kelompok membuat pertanyaan sesuai dengan tema yang ditugaskan oleh guru, pertanyaan tersebut dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Sepintas pembelajaran tersebut terkesan seperti permainan, peserta didik saling melempar bola yang berisi pertanyaan, dan peserta didik yang menerima bola pertanyaan secepatnya ingin menjawab. Sehingga sepintas suasana kelas menjadi riuh karena masing-masing peserta didik berkeinginan sesegera mungkin ingin melempar bola kepada teman lain, di sisi lain peserta didik juga ingin segera menerima bola pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang ada di dalamnya. Rasa penasaran peserta didik inilah yang dikembangkan agar menjadi daya tarik dalam pembelajaran. Walaupun pembelajaran tersebut terkesan sebagai permainan, namun melalui pembelajaran snowball Throwing peserta didik dapat aktif belajar, potensi intelektual sosial dan emosional yang ada dalam diri peserta didik dapat tumbuh berkembang, dan peserta didik terlatih untuk mengemukakan gagasan.

Pelaksanaannyapun sederhana, dimana pada awal pembelajaran, Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran. Pada tahap inti masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya, masing-masing peserta didik diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik dalam waktu kurang dari 5 menit, setiap peserta didik mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Pada akhir pembelajaran Guru bersama dengan peserta didik memberikan kesimpulan atas meteri pembelajaran yang diberikan, melakukan evaluasi, dan menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan moral dan tugas di rumah.

Walaupun pembelajaran tersebut mudah dilakukan, namun berdasarkan pengamatan, khususnya guru di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, masih jarang yang menerapkan pembelajaran tersebut. Hasil pengamatan awal saat semua guru diminta untuk menerapkan model pembelajaran tersebut, terbukti sebagian besar guru belum dapat menerapkan pembelajaran tersebut dengan baik. Hal ini terlihat dari skor yang dicapai oleh 4 (empat) guru yang dijadikan subjek penelitian, hasilnya menunjukkan kurang. Berdasarkan dari wawancara dengan beberapa guru diketahui, bahwa kurang terampilnya guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut disebabkan guru kurang terbiasa menerapkannya, selain itu langkah pembelajaran dan pengaturan waktu masing-masing langkah belum dapat dipahami dengan baik.

Atas dasar kenyataan tersebut di atas, maka sebagai kepala sekolah memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembinaan, dengan harapan setelah dilakukan pembinaan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran Snowball Throwing yang merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat terlaksana dengan baik. Mengingat pembinaan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja guru, maka sangat tepat jika dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah, dan sekaligus sebagai kegiatan pengembangan profesionalisme dengan judul penelitian: Peningkatan Kinerja Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Snowball Throwing melalui Observasi Informal nan Percakapan Pribadi bagi Guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui observasi informal dan percakapan pribadi dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran Snowball Throwing bagi guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan peningkatan kinerja guru SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II tahun Pelajaran 2017/2018 dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing melalui observasi informal dan percakapan pribadi.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pembinaan teknik Observasi Informal

Menurut Sutisna (2013: 13) pembinaan personil ialah proses perbaikan prestasi (performa) personel melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri dan perkembangan diri. Pembinaan meliputi kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada perbaikan dan pertumbuhan kesanggupan, sikap, keterampilan dan pengetahuan dari pada anggota organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka menjelasan bahwa Pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti pelihara, mendirikan atau mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna. Sedangkan kata pembinaan berarti proses atau usaha dan kegiatan yang dilakukan secara berhasil guna memperoleh hasil yang baik (Rohim, 2011).

Percakapan Pribadi

Menurut Sagala (2009: 217) percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru latih dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapi guru latih. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Umumnya materi yang dipercakapkan adalah hasil-hasil kunjungan kelas dan observasi kelas yang telah dilakukan oleh supervisor. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru latih akan kelebihan dan kekurangannya. Mendorong agar yang sudah baik lebih ditingkatkan dan yang masih kurang atau yang keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya. Teknik percakapan ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan supervisi seperti teknik directive, non-directive, dan colaborative.

Kompetensi Guru

Sarimaya (2008: 17) mengemukakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

 

Pelaksanaan Pembelajaran

Pengertian pembelajaran berdasarkan pendapat Rohani (2010: 1) pembelajaran merupakan suatu proses yang sistimatis yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pembelajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang baik.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap (Hamalik, 2010: 48).

Pembelajaran Snowball throwing

Menurut Ismail (2008: 27) snowball throwing berasal dari dua kata yaitu “snowball” dan “throwing”. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan throwing berarti melempar, jadi snowball throwing adalah melempar bola salju. Pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen.

Snowball throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Suprijono, 2011: 8).

Kerangka Pemikiran

Metode pembelajaran sangat penting bagi guru dalam rangka menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Salah satunya adalah pembelajaran Snowball Throwing. Melalui pembelajaran snowball Throwing peserta didik dapat aktif belajar, potensi intelektual sosial dan emosional yang ada dalam diri peserta didik dapat tumbuh berkembang, dan peserta didik terlatih untuk mengemukakan gagasan. Namun berdasarkan pengamatan, khususnya guru di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, masih jarang yang menerapkan pembelajaran tersebut. Hasil pengamatan awal saat semua guru diminta untuk menerapkan model pembelajaran tersebut, terbukti belum dapat menerapkan pembelajaran tersebut dengan baik.

Atas dasar kenyataan tersebut di atas, maka perlu dilakukan pembinaan, adapun teknik yang akan digunakan adalah observasi informal, yaitu pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang waktu pelaksanaannya berdasarkan komitmen antara peneliti dan guru, observasi informal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran Snowball Throwing, hasil pengamatan tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dalam bentuk percakapan pribadi. Tindakan tersebut dilakukan berulang-ulang hingga mencapai hasil yang ditentukan.

Hipotesis Tindakan

Melalui observasi informal dan percakapan pribadi, kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball Throwing di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Desain Penelitian

Menurut Nana Sujana (2009: 8) Penelitian tindakan dalam pendidikan dibedakan menjadi dua jenis yakni: (1) Penelitian Tindakan Kelas (calssroom action research) disingkat PTK dan (2) Penelitian Tindakan Sekolah (school action research) disingkat PTS. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh pengawas atau kepala sekolah pada saat melaksanakan tugasnya. Dalam konstek tugas kepengawasan, penelitian bagi pengawas dalam pengembangan profesinya, seharusnya difokuskan pada permasalahan yang terkait dengan keilmuan dan praktek tugas kepengawasan sekolah yang merupakan tanggung jawab profesionalnya.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh guru di SD Negeri 4 Sidorejo, yang beralamat di Dusun Waduk RT 3/RW 11, desa Sidorejo, Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, yang berjumlah 4 (empat) orang. Yaitu guru kelas 1 dan 2, guru klas 3, guru kelas 4, dan guru klas 5, sedangkan guru kelas 6 tidak disertakan karena guru lebih terfokus pada persiapan ujian, dan waktu efektif kelas 6 sangat singkat. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing. Pengukuran kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing diukur dengan menggunakan indikator mengacu pada pendapat Suprijono (2011: 10).

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada semester II Tahun ajaran 2017/2018 selama 5 (lima) bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan Mei 2018, dengan tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, yang beralamat di Dusun Kembangan Utara RT 8/RW 7, Desa Pulokulon, Kecamatan Pulokulon.

Teknik Pengambilan Data

Untuk memperoleh data penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan, yaitu melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi yang disertai dengan pendokumentasian. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan data yang akan diperoleh, yaitu berupa penilaian unjuk kerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing. Sedangkan data dokumentasi diperoleh dari dokumen selama melaksankan tindakan, seperti jadwal penelitian, daftar hadir guru dalam mengikuti rapat-rapat dan foto kegiatan selama kegiatan sebagai bukti pendukung penelitian.

 

 

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu suatu teknik analisis dengan cara membandingkan nilai kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing yang dilakukan oleh guru pada kegiatan prasiklus dengan siklus 1, siklus 1 dengan siklus 2, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus.

Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah, dilakukan dari siklus ke siklus berikutnya. Setiap siklus dilakukan dengan langkah: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Indikator Keberhasilan

Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah mencapai nilai dengan kategori sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing yang ditunjukkan dengan skor rata-rata lebih dari 2,1 (≥ 2,1), dan semua indikator penilaian atau langkah pembelajaran snowball throwing yang ditunjukkan dengan prosentase ketercapaian indikator guru minimal sebesar 85% (≥ 85%).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Sebelum pelaksanaan pembelajaran semester II Tahun pelajaran 2017/2018, peneliti malakukan koordinasi dengan guru melalui rapat guru tanggal 4 Januari 2018, rapat dihadiri oleh 5 (lima) guru SD Negeri 4 Sidorejo, seperti daftar hadir terlampir, dimulai jam 08:30 sampai dengan jam 11:30. Selain koordinasi, saat rapat peneliti menyampaikan beberapa informasi tentang model pembelajaran yang seharusnya diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran, sekaligus memberi kesempatan kepada guru untuk menyampaikan berbagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang selama ini telah digunakan. Dokumentasi kegiatan rapat seperti terlihat pada foto terlampir.

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mulai tanggal 15 sampai dengan tanggal 19 Januari 2018, peneliti melakukann pengamatan awal untuk menilai kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran Snwoball Throwing. Pengamatan dilakukan secara langsung, artinya peneliti menyaksikan langsung jalanya proses pembelajaran. Sebelum melakukann pengamatan, terlebih dahulu peneliti menanyakan kesiapan guru, dan waktu pelaksanaan, setelah disepakati, maka peneliti bersama dengan guru masuk ke ruang kelas. Saat guru melaksanakan pembelajaran, peneliti menilai langkah-langkah guru dalam menerapkan pembelajaran Snowball Throwing. Aktivitas peneliti saat melakukann pengamatan awal terlihat pada beberapa foto terlampir.

Hasil penilaian prasiklus seperti terlampir, berdasarkan hasil penilaian tersebut selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, dihitung skor rata-rata dan dibuat kategorisasi seperti terlampir. Ringkasan nilai rata-rata dan kategori hasil penilaian prasiklus menunjukkan bahwa, dari empat guru yang dijadikan subjek penelitian, kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing masih tergolong kurang yang ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 0,97. Berdasarkan kategori hasil penilaian yang telah ditentukan dari empat guru, terdapat satu guru tergolong cukup dan sisanya tergolong kurang.

Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan langkah pembelajaran, dilakukan perhitungan prosentase ketercapaian indikator, dengan menggunakan rumus seperti disebutkan pada bagb III, hasil perhitungan prosentase diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing sebesar 32,41%. Skor tersebut menunjukkan bahwa guru belum mampu menerapkan model pembelajaran snowball throwing secara maksimal, sehingga perlu dilakukan tindakan nyata berupa observasi informal dan percakapan pribadi. Sebelum peneliti merencakan tindakan siklus I, terlebih dahulu mengadakan rapat dengan guru untuk menyampaikan hasil penilaian prasiklus, dan sekaligus menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan, rapat dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2018, bertempat di ruang kepala sekolah, mulai jam 12:15 sampai dengan jam 13:00, rapat dihadiri oleh 4 (empat) guru yang dijadikan subjek penelitian, daftar hadir rapat seperti terlampir.

Siklus I

Sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, guru melakukann pembelajaran seperti biasa, aktivitas peneliti adalah melakukann pengamatan untuk menilai kinerja guru. Pengamatan dilakukan secara langsung, artinya peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran, dan menjadi bagian dari peserta didik, dengan mengambil posisi di deretan paling belakang, dengan harapan agar kehadiran peneliti tidak mengganggu proses pembelajaran.

Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, hasil penilaian siklus I seperti terlampir. Berdasarkan hasil penilaian, selanjutnya dilakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata yang diperoleh oleh semua guru seperti terlampir. Ringkasan hasil penilaian kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing terhadap masing-masing guru dan skor rata-rata menunjukkan bahwa, dari empat guru yang dijadikan subjek penelitian, kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing setelah dilakukan pembinaan dengan teknik observasi informal dan percakapan pribadi mengalami peningkatan, yaitu dari kategori kurang meningkat menjadi kategori cukup dengan skor rata-rata sebesar 1,89.

Hasil perhitungan prosentase ketercapaian indikator dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing sebesar 62,96%. Skor tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing belum maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan terhadap kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing, namun belum semua guru melaksanakan komponen (indikator) dengan maksimal, dimana prosentase ketercapaian baru mencapai 62,96%, artinya masih dibawah prosentase indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%. Demikian pula skor rata-rata masih dibawah skor rata-rata yang ditetapkan yaitu 2.1. Artinya baik skor rata-rata maupun prosentase ketercapaian masih belum mencapai indikator keberhasilan tindakan. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan tindakan berikutnya melalui pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi sebagai kelanjutan tindakan siklus I, dengan fokus pada kelemahan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing.

Siklus II

Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, hasil penilaian siklus II seperti terlampir. Berdasarkan hasil penilaian, selanjutnya dilakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata yang diperoleh oleh semua guru seperti terlampir. Ringkasan hasil penilaian kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing siklus II menunjukkan bahwa, dari empat guru yang dijadikan subjek penelitian, kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing setelah dilakukan pembinaan dengan teknik observasi informal dan percakapan pribadi siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari kategori cukup meningkat menjadi kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 2,81.

Hasil perhitungan prosentase ketercapaian indikator dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing sebesar 93,52%. Skor tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing sudah maksimal, dengan kategori sangat baik. Berdasarkan nilai masing-masing guru, dan nilai tiap-tiap komponen, maka dapat diketahui bahwa semua guru telah menerapkan pembelajaran snowball throwing dengan maksimal, dan semua komponen penilaian dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik.

Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing, hingga mencapai kategori baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 2,81, dan prosentase ketercapaian indikator mencapai 93,52%, dengan demikian nilai rata-rata dan prosentase ketercapaian indikator tersebut telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu nilai rata-rata telah melebihi 2,1 dan prosentase ketercapaian indikator telah lebih dari 85% (>85%). Oleh sebab itu tindakan tidak perlu dilanjutkan. Walaupun demikian, hasil yang dicapai tersebut tetap disampaikan kepada guru melalui rapat guru tanggal 12 Maret 2018, daftar hadir rapat guru seperti terlampir (lampiran 10).

PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian tindakan ini dilakukan melalui analisis perbandingan, berupa perbandingan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing yang ditinjau dari nilai rata-rata dan kinerja guru dalam menguasai langkah pembelajaran yang baik yang ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator. Pembahasan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dari prasiklus ke siklus I, siklus I ke siklus II, dan prasiklus dengan siklus II. Berikut perbandingan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing dari siklus ke siklus berikutnya.

Prasiklus dengan Siklus I

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui kegiatan pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon dapat meningkat. Setelah dilakukan tindakan melalui siklus I, terlihat adanya peningkatan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing, hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata dan prosentase ketercapaian indikator. Secara rinci peningkatan nilai rata-rata kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi pada siklus I, kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing skor rata-rata meningkat sebesar 0.92. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing, terjadi peningkatan pada seluruh indikator, perbandingan prasiklus dengan siklus I nampak jelas bahwa melalui pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam melaksanakan langkah pembelajaran snowball throwing sebesar 30,56%.

Siklus I dengan Siklus II

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing siklus I dengan siklus II menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi pada siklus II, kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing skor rata-rata meningkat sebesar 0,92 yaitu dari siklus I sebesar 1,89, meningkat pada siklus II menjadi 2,81. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing, terjadi peningkatan pada seluruh indikator, nampak jelas bahwa melalui pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing pada seluruh indikator sebesar 30,56%.

prasiklus dengan Siklus II

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing prasiklus dengan siklus II menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi pada siklus II, kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing skor rata-rata meningkat sebesar 1,83. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing, terjadi peningkatan pada seluruh indikator, perbandingan prasiklus dengan siklus II menunjukkan bahwa melalui pembinaan teknik observasi informal dan percakapan pribadi dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing pada seluruh indikator.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di SD Negeri 4 Sidorejo pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 tentang kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing dengan menerapkan teknik observasi informal dan percakapan pribadi dapat meningkat dengan baik. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan guru dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,83. Nilai rata-rata kegiatan prasiklus sebesar 0,97 setelah dilakukan tindakan dengan teknik observasi informal dan percakapan pribadi pada siklus I menjadi 1,89 (meningkat sebesar 0.92). Nilai rata-rata kegiatan siklus I sebesar 1,89 meningkat menjadi 2,81 pada siklus II (meningkat sebesar 0.92).

Peningkatan prosentase ketercapaian indikator kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing dari kegiatan prasiklus hingga siklus II sebesar 61,11%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan prasiklus sebesar 32,41% meningkat menjadi 62,96% pada siklus I (meningkat sebesar 30,56%). Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus I sebesar 62,96% meningkat menjadi 93,52% pada siklus II (meningkat sebesar 30,56%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui teknik observasi informal dan percakapan pribadi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran snowball throwing di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Saran-Saran

Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

Untuk meningkatkan profesionalisme guru, dalam menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa khususnya pembelajaran snowball throwing, sebaiknya dilakukan pemantauan dan pembinaan terus menerus, dengan teknik pembinaan yang sesuai dengan permasalahan, apabila permasalahan yang dihadapi oleh guru bersifat umum, maka pembinaan dapat dilakukan secara kelompok, namun apabila permasalahan guru satu dengan guru lain berbeda, maka pembinaan perlu dilakukan dengan teknik individual.

Untuk Kepala Sekolah Lain

Sebaiknya pembinaan guru dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selain itu agar guru memiliki perbendaharaan yang banyak tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka guru perlu dibekali ketrampilan tentang model-model pembelajaran selain model snwowball throwing.

Untuk Guru

Mengingat banyaknya pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka sebaiknya guru berupaya untuk menguasai langkah-langkah setiap model pembelajaran dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ismail, Arif, 2008, Model-Model Pembelajaran Mutakhir, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rohim, Abdul, 2011. Pembinaan Kompetensi Profesional Guru di SMP Cipondoh Tanggerang. Website: Pembinaan Kompetensi Mengajar.pdf

Sagala Syaiful, 2009, Supervivi pembelajaran dalam profesi pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana. Bandung: CV. Yrama Widya.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadya Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutisna, Oteng, 2013, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa.