Peningkatan Kinerja Guru Melalui Supervisi Observasi Kelas
PENINGKATAN KINERJA GURU
DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
MELALUI SUPERVISI OBSERVASI KELAS DI SDN 23 BENGKALIS TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Mahrani
Kepala SDN 23 Bengkalis, Kab. Bengkalis Provinsi Riau
ABSTRAK
Kepala sekolah meemiliki peran yang sangt penting untuk memajukan sekolah. salah satu keberhasilan sekolah adalah dapat melakukan penignkatan pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai peneliti melakukan penelitian tentang kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran melalui observasi kelas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah. yakni penelitian yang bertujuan meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Hasil yang diperoleh pada pra siklus yaitu hanya 6 guru (43%) guru yang tuntas. Setelah dilakukan observasi kelas maka terjadi penignkatan yakni 70% guru yang tuntas. Kemudian dilakukan siklus II yang kembali terjadi peningkatan yakni 100% guru yang tuntas. Oleh karena itu penelitian ini dianggap berhasil.
Kata Kunci: Kinerja, supervisi, observasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Salah satunya adalah supervisi observasi kelas untuk memperbaiki kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Untuk melaksanakan supervisi observasi kelas secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Oleh karena itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi observasi kelas yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi observasi kelas.
Sering dijumpai adanya kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi observasi kelas hanya datang ke sekolah dengan membawa instrument pengukuran kinerja. Kemudian masuk ke kelas melakukan pengukuran terhadap kinerja guru yang sedang mengajar. Setelah itu, selesailah tugasnya, seakan-akan supervisi observasi kelas sama dengan pengukuran kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Perilaku supervisi observasi kelas sebagaimana diuraikan di atas merupakan salah satu contoh perilaku supervisi observasi kelas belum baik.
Perilaku supervisi observasi kelas yang demikian tidak akan memberikan banyak pengaruh terhadap tujuan dan fungsi supervisi observasi kelas.
Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya relatif sangat kecil artinya bagi peningkatan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Supervisi observasi kelas sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi guru belaka.
Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi observasi kelas. Secara konseptual, supervisi observasi kelas adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi observasi kelas merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi observasi kelas itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi observasi kelas tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi observasi kelas merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi observasi kelas. Agar supervisi observasi kelas dapat membantu guru mengembangkan kinerjanya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kinerja guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara meningkatkannya.
Sehubungan dengan hal di atas peneliti selaku kepala sekolah di SDN 23 Bengkalis mengadakan suatu penelitian dalam upaya meningkatkan kinerja guru dengan judul: â€Peningkatan Kinerja Guru dalam melaksanakan Pembelajaran yang Efektif melalui Supervisi Observasi Kelas di SDN 23 Bengkalis Tahun Pelajaran 2017/2018. â€
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini akan dibatasi pada pada masalah (1)Bagaimana Peningkatan Kinerja Guru dalam melaksanakan Pembelajaran yang Efektif melalui Supervisi Observasi Kelas Di SDN 23 Bengkalis Tahun Pelajaran 2017/2018? (2)Bagaimana efektifitas supervisi Observasi kelas dalam meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif di SDN 23 Bengkalis tahun pelajaran 2017/2018?
KAJIAN TEORI
Kinerja Guru dan Indikatornya
Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu perli diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.
Menurut Fattah (1996) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan otivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai ungkapan pengetahuan, sikpa dan keterampilan.
Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini ialah: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran, dan (6) kepribadian.
Pengertian Supervisi
Pengertian supervisi ada bermacam-macam, secara historis mula-mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam artian mencari kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku tradisional ini disebut snoo pervision yaitu tugas untuk memata-matai untuk menemukan kesalahan.
Mc Nerney (dalam Sahertian, 2000:17) melihat supervisi sebagai suatu prosedur membagi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
Pengertian lain dikemukakan oleh Jones (dalam Pidarta, 1992:3) supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan keefektifan performance, personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama dalam usaha-usaha pendidikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi adalah suatu usaha pembinaan oleh kepala sekolah terhadap bawahan (guru-guru dan petugas-petugas lainnya) di sekolah sebagai upaya pembinaan dan perbaikan dalam proses belajar mengajar baik dilakukan secara individu maupun kelompok serta memberikan penilaian terhadap proses pendidikan secara keseluruhan di sekolah.
Supervisi Observasi Kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Tindak lanjut Supervisor: 1) sudah siap dengan instrumen observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan 3) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah Guru SDN 23 Bengkalis Kabupaten Bengkalis yang merupakan sekolah tempat peneliti menJadi kepala sekolah tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 14 orang.
Setting Penelitian
PTS akan dilakukan pada guru SDN 23 Bengkalis Kabupaten Bengkalis.Tahun Pelajaran 2017/2018. SDN 23 Bengkalis Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis terdiri dari 14 orang guru. PTS yang dilakukan di SDN 23 Bengkalis adalah pembinaan melalui supervisi observasi kelas dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif.
Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kinerja guru mencapai 85% kepala sekolah ( sekolah yang diteliti ) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata rata 75.Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2 ,maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan kepengawasan yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam manajemen berbasis sekolah ( MBS ).
Teknik Analisis Data
Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;
1. Kuantitatif
Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran di SDN 23 Bengkalis dengan menggunakan prosentase (% ).
2. Kualitatif
Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran hasil penelitian secara ; reduksi data,sajian deskriptif,dan penarikan simpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SIKLUS 1
Adapun data hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel Distribusi Nilai Pembinaan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru melalui Supervisi Observasi kelas Pada Siklus I.
Nilai ketuntasan Observasi kelas |
Jumlah Guru |
Presentase |
Nilai < 70 (belum tuntas belajar) |
4 guru |
29% |
Nilai ≥ 70 (tuntas belajar) |
10 Guru |
71% |
Jumlah siswa |
14 |
100% |
Ketuntasan belajar yang dicapai siswa(ketuntasan ≥ 80%) |
70% |
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata peningkatan kinerja gurupeningkatan kinerjanya mencapai 71% atau sudah 10 orang dari 14 orang guru yang sudah tuntas dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini peningkatan kinerja guru telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari pra siklus. Adanya peningkatan ini karena setelah kepala sekolah menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh kepala sekolah dalam melakukan pembinaan supervisi observasi kelas kepala sekolah.
SIKLUS II
Tabel Distribusi Nilai Pembinaan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru melalui Supervisi Observasi kelas Pada Siklus II.
Nilai ketuntasan Observasi kelas |
Jumlah Guru |
Presentase |
Nilai < 70 (belum tuntas belajar) |
0 guru |
0% |
Nilai ≥ 70 (tuntas belajar) |
14 Guru |
100% |
Jumlah siswa |
14 |
100% |
Ketuntasan belajar yang dicapai siswa(ketuntasan ≥ 80%) |
100% |
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 78,93% dan dari 14 orang guru secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan dalam meningkatkan kinerja guru. Maka secara kelompok ketuntasan telah mencapai 100% ( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan pembinaan melalui supervisi observasi kelas sehingga guru menjadi lebih memahami tugasnya dan dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari guru dengan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing masing.
Pembahasan Hasil Penelitian
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi observasi kelas memiliki dampak positif dalam meningkatkan kinerja guru , hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru dan terhadap pembinaan yang disampaikan kepala sekolah (kinerja guru meningkat dari siklus I, ke siklus II ) yaitu masing-masing 70% ; ke 100%% Pada siklus II capaian mutu sekolah secara kelompok dikatakan tuntas ( 100% tuntas ).
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru, yang paling dominan dalam kegiatan supervisi observasi kelas adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan kepala sekolah, dan diskusi antar guru dan kepala sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas kepala sekolah selama pembinaan telah melaksanakan langkah-langkah metode pembinaan melalui supervisi observasi kelas dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membuat dan merencanakan program sekolah, melaksanakan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pembinaan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi observasi kelas menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putaran ( Siklus ). (2) Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa guru dapat meningkatkan mutunya dalam proses pembelajaran, dengan baik dalam setiap aspek. (3) Peningkatan kinerja guru oleh kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya. (4) Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui supervisi observasi kelas bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan kinerja guru, untuk lebih muda memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga kinerja guru dapat meningkat,dengan demikian capaian mutu sekolah dapat ditingkatkan.
Saran
Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan peningkatan kinerja guru dengan baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
Pembinaan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas dalam upaya meningkatkan kinerja guru diperlukan perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembinaan,dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan pemilihan konsep yang sesuai.
Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama dengan membaca hasil karya para ahli sehingga tidak ketinggalan dengan daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab bersama memajukan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformsi Pendidikan dam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.
Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar – dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmodiwiro, Soebagio dan Soenarto Tatosiswanto, 1991. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Semarang: Adhi Waskitho.
Bafadal Ibrahim, 1979. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Jakarta: Rineka Cipta.
Dedi Herawan, 2005. Pengembangan Model Supervisi Akademik Mata Pelajaran IPA-Biologi: Efektifitas Model Inovasi Supervisi Akademik Mata Pelajaran IPA Biologi dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru IPA Biologi di SMU. Tesis Tidak diterbitkan UPI Bandung.
Depdiknas RI 2007, Peraturan No 12 Tentang Kompetensi Pengawas.Jakarta: Depdiknas