PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PEMANFAATAN TIK UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN PEER COACHING

DI SD NEGERI PAKIS KECAMATAN BRINGIN

PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Eko Lesmono

Kepala SD Negeri Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Kompetensi guru dalam mengoperasikan TIK merupakan salah satu bagian penting sebagai kompetensi professional sebagaimana diamanatkan dalam Permendiknas No 16 tahun 2007. Kondisi nyata yang terjadi di SD Negeri Pakis, sebagaian besar guru belum mampu mengoperasikan sarana TIK yang tersedia untuk menunjang proses pembelajaran. Multimedia TIK di SD Pakis telah tersedia, namun kenyataan yang terjadi, dari 8 guru yang ada di SD Pakis ini, hanya 1 guru yang sudah dapat mengoperasikan multimedia TIK tersebut dengan baik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dengan Peer Coaching. Penelitian ini juga untuk mengetahui kompetensi guru dalam mengguasai TIK dalam pembelajaran Penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2016/2017 ini terdiri dari dua siklus.Setiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data pada siklus I dan II menggunakan obervasi. Tehnik analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di awal kegiatan kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK rendah. Dengan adanya Peer Coaching dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Kompetensi di awal yang menunjukkan data masih ada 84,325% guru berkategori kurang, diakhir siklus II tinggal 3,13%. Kompetensi yang di awal kegiatan berkategori tinggi hanya sebesar 3,125% di akhir siklus II dapat mencapai 78,12%. Pencapaianya sudah melebihi indikator kinerja (75%) sehingga disimpulkan bahwa kegiatan peer coaching dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatakan TIK untuk pembelajaran.

Kata Kunci: Kompetensi, TIK, peer coaching, pembelajaran

 

PENDAHULUAN

Peran TIK ( teknologi informasi dan komunikasi) dalam berbagai aspek kehidupan sangat dirasakan seiring perkembangan teknologi. Pada era sekarang ini semakin tinggi tuntutan untuk bisa menggunakan teknologi dalam dunia pendidikan. Banyaknya perangkat pembelajaran yang harus dibuat guru (administrasi pembelajaran, media pembelajaran, pengolahan nilai) dengan bantuan perangkat TIK akan menuntut guru mampu mengoperasikan TIK dengan baik.

Pemanfaatan TIK dengan berbagai multimedia juga menyediakan peluang bagi guru untuk berperan mengembangkan teknik pembelajaran secara maksimal. Demikian juga dengan peserta didik, dengan multimedia TIK diharapkan akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien.

Kondisi nyata yang terjadi di SD Negeri Pakis, sebagaian besar guru belum bisa mengoperasikan sarana TIK yang tersedia. dari 8 hanya 1 guru yang sudah dapat mengoperasikan multimedia TIK tersebut dengan baik. Keterbatasan kompetensi guru dalam mengoperasikan multimedia TIK juga menjadikan guru tidak bisa membuat bahan ajar secara mandiri.

Melihat permasalahan dan kondisi nyata ini peneliti sebagai kepala sekolah ingin mengupayakan adanya solusi sehingga terdapat perubahan yang lebih baik bagi guru dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Kepala sekolah dapat berperan dalam mengelola guru yang ada di sekolah tersebut, khususnya dalam perspektif peran kepala sekolah sebagai manager dan supervisor. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan;

Salah satu jenis kegiatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru tentang memanfaatkan TIK dalam pembelajaran adalah melalui pelatihan teman sejawat (Peer Coaching). Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.    Bagaimanakah kompetensi guru SD Pakis Ke. Bringin dalam memanfatkan TIK untuk pembelajaran ?

2.    Apakah dengan peer coaching dapat meningkatkan kompetensi guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran (2) meningkatan kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK untuk menunjang pembelajaran dengan Peer Coaching.

KAJIAN PUSTAKA

Kompetensi guru adalah kemampuan atau kualitas guru dalam mengajar, sehingga terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.( Abdul Majid, 2005). Kemampuan atau kualitas tersebut mempunyai konsekuensi bahwa, seorang yang menjadi guru dituntut benar-benar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan profesinya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Dalam upaya mengembangkan profesi dan kompetensi guru dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional, dapat dilakukan melalui beberapa strategi atau model. Pengembangan tenaga kependidikan (guru) “dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training” (Mulyasa, 2004 ). Disinilah diperlukan peran kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru kompetensi profesional guru

PenggunaanTIK dalam pembelajaran dimaksudkan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dan juga membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Selain itu muatan materi pelajaran dapat dimodifikasikan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, tujuan materi yang sulit akan menjadi mudah, suasana belajar yang menegangkan menjadi menyenangkan.

Peer coaching merupakan bagian dari model coaching. Coaching adalah sarana pengembangan profesional yang berfungsi sebagai satu katalisator untuk mendorong pembelajaran dan meningkatkan kinerja yang didasarkan pada kesadaran dan tanggung jawab pribadi. dimana dua atau lebih guru mitra yang professional bekerja bersama untuk merefleksikan praktek pembelajaran yang sedang dilakukan; memperluas, memperbaiki, dan membangun keterampilan baru, berbagi ide, mengajar satu sama lain, melakukan observasi kelas, atau memecahkan masalah di tempat kerja. Dalam peer coaching guru menerima dukungan, feedback, dan bantuan dari teman sejawatnya.

Menurut Ridwan (2007), ada tiga tahapan dalam pelaksanaan peer coaching yaitu: (1) Pengamatan dan umpan balik, (2) aplikasi dari pengajaran yang baru (3) penyelesaian masalah Pada tahap ini guru melakukan kerja kelompok yang merupakan bagian dari kolaborasi dalam pemecahan masalah. Anggota tim mulai mengeksplor dan menganalisis menentukan strategi pengajaran yang tepat.

Kerangka Berpikir

Kondisi nyata awal yang terjadi guru di SD Negeri Pakis sebagian besar tidak pernah memanfaatkan TIK untuk menunjang pembelajaran dikarenakan belum memiliki kompetensi dalam pengoperasian perangkat TIK. Setelah diberikan peer coaching diakhir kegiatan kompetensi guru dalam mengoperasikan TIK meningkat, guru dapat memanfaatkan TIK dalam membuat bahan ajar pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan ditunjang pemanfaatan TIK.

Hipotesis Tindakan

            Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas, maka dapat diduga bahwa pelaksanaa kegiatan Peer Coaching dapat meningkatkan kompetensi guru SD Negeri Pakis dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Juli 2017 ( 6 bulan ).

Subyek penelitian ini adalah 8 guru SD Negeri Pakis, terdiri dari 6 guru kelas, 1 guru PAI dan 1 guru Penjasorkes. Obyek penelitian ini adalah pemanfaat TIK yang meliputi pengoperasian TIK dan penggunaanya dalam menunjang pembelajaran.

Sumber dan Teknik dan alat Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data dari subyek penelitian meliputi data keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan peer coaching, kompetensi guru dalam mengoperasikan perangkat ICT, kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Data sekunder diperoleh dari luar subyek penelitian, diantaranya dokumentasi.

Dalam penelitian tindakan ini, ada tiga metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data, yaitu: Tehnik dokumentasi, observasi, angket/tes. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh rekaman data visual atas tindakan nyata yang dilaksanakan, misal kegiatan guru dalam presentasi di kegiatan diskusi, pelatihan, dan presentasi. Lembar Observasi digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang aktivitas/perilaku peserta, dan aspek keterampilan guru dalam pemanfaatan TIK pada waktu kegiatan peer coaching dilaksanakan.

Instrumen Angket Qusioner /Tes digunakan peneliti pada awal dan akhir siklus untuk memperoleh data aspek kompetensi kognitif guru pada awal dan akhir pelatihan yang mendeskripsikan kemajuan kompetensi subyek dalam pemanfaatan TIK.

Alat pengumpulan data (instrumen) yang digunakan untuk adalah lembar observasi, yang terdiri dari:

1.   Lembar observasi keaktifan guru mengikuti kegiatan peer coaching.

2.   Lembar observasi ketrampilan mengoperasikan perangkat TIK ( multimedia) dalam kegiatan peer coaching.

3.   Lembar observasi kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran.

4.   Pedoman Wawancara (diskusi) untuk mengetahui kendala yang dialami guru dalam mengikuti kegiatan peer coaching dalam memanfaatkan TIK untuk menunjang pembelajaran

Analisis dan Validasi Data

Uji validitas data yang telah dikumpulkan digunakan teknik validitas triangulasi. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi data atau sumber. Setelah data terkumpul, dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II dan refleksi.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Sekolah ini jika

1.     Terjadi peningkatan kompetensi para guru dalam mengoperasikan TIK ( multimedia interkatif ) mencapai 75%

2.     Terjadinya peningkatan kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK untuk melaksanakan pembelajaran yaitu mencapai 75%

Prosedur Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan Masing-masing siklus melalui tahapan: (1)perencanaan (planning),(2) pelaksanaan tindakan (action),(3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflecting).

Siklus I

1.   Perencanaan (planning)

Mendiagnosis kompetensi awal guru dalam mengoparasikan TIK, dengan menggunakan instrument, menyusun jadwal peer coaching , membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi memperoleh data non tes, menyiapkan refleksi dan perbaikan guru dalam mengajar penilaian ketarampilan mengoparasikan TIK.

 

2.   Pelaksanaan Tindakan (Acting).

Peneliti memberi penjelasan singkat tentang konsep TIK, mengoperasikan komputer program Ms word dan power point, teknik pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran. Peserta melaksanakan diskusi (dibimbing oleh peneliti dan teman sejawat) materi yang telah dijelaskan di atas sekaligus menerima masukan dari guru

Melaksanakan pembimbingan teman sejawat secara kelompok maupun individual dalam mengoperasikan komputer, LCD. Melakukan praktek pembelajaran dengan memanfaatkan TIK dan CD pembelajaran dalam kelompok peer coaching. Melakukan praktek pembelajaran dengan memanfaatkan TIK dan CD pembelajaran dalam kelas.

3.   Pengamatan (observing),

Pengamatan dilaksanakan selama kegiatan pembimbingan dan kegiatan pembelajaran dalam kelompok untuk masing-masing guru.

4.   Refleksi (Reflecting)

Pada tahapan refleksi meliputi kegiatan analisis hasil pembimbingan mengoperasikan TIK dan pemanfaatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran ,serta menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1.   Perencanaan (planning)

Menyusun rencana perbaikan sebagai penyempurnaan siklus I, memadukan hasil refleksi I agar pelaksanaan siklus II lebih efektif, dan menyiapkan instrumen penilaian untuk kegiaan pengamatan (observation) berikutnya.

2.   Pelaksanaan Tindakan (acting)

Melaksanakan diskusi dengan guru dalam rangka mengevaluasi kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK yang telah dilaksanaan pada siklus I, membimbing guru dengan teman sejawat dalam membuat bahan ajar sederhana, melaksanakan pembimbingan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di kelas

3.   Pengamatan (observation)

Mengamati kegiatan guru, pada waktu pembimbingan, diskusi dan menyusun bahan ajar dengan memanfaatkan TIK.Melaksanakan penilaian kompetensi guru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah (kolaborasi)

4.   Refleksi (reflecting)

Menganalisis hasil penilaian kompetensi guru dan hasil, menarik kesimpulan dan menyusun rekomendasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Hasil pengamatan pendahuluan dengan mengunakan instrumen pengamatan kompetensi guru dalam keterampilan pemanfaatan TIK terhadap 8 guru SD Pakis menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Deskripsi Kompetensi Awal keterampilan Mengoperasikan TIK Guru SD N Pakis

No

Klasifikasi

Jumlah Guru

1

Kurang

6

2

Sedang

1

3

Baik

1

 

Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan, nampak bahwa kompetensi guru sebagain besar (84,37%) SD Negeri Pakis berada pada kategori rendah. Hal ini mmenunjukkan sebagain besar guru memang belum mampu mengoperasikan komputer sebagai salah satu perangkat TIK.

Diskripsi Hasil Siklus I

Peneliti menginformasikan kepada para responden tentang konsep dasar peer coaching (pembelajaran teman sejawat). Pemahaman tentang peer coaching ini amat bermanfaat bagi responden agar mereka memahami manfaat peer coaching dan peran masing-masing responden.

Kegiatan pada tahap siklus pertama ini difokuskan pada kemampuan guru mengoperasikan TIK, komputer dan LCD. Pengoperasian komputer hanya difokuskan pada program Ms word dan power point. Ms word diharapkan dapat membantu guru ketika membuat soal, persiapan mengajar, membuat bahan ajar. Power point diharapkan untuk menunjang paparan bahan ajar.

Tabel 2: Rekap Keterampilan Guru SD Negeri Pakis Mengoperasikan TIK Untuk Menunjang Pembelajaran pada Siklus I

No

Aspek Keterampilan

Kategori

K

C

B

1

Mengenal nama perangkat lunak TIK

1

1

6

2

Mengoperasikan komputer program Ms.Word

2

2

4

3

Mengoperasikan komputer program power point

3

2

3

4

Menyimpan dan memindahkan data

1

3

4

Prosentase rata-rata

21,8

25

53,12

 

Berdasarkan tabel 2 di atas nampak bahwa mayoritas ( 53,12% ) keterampilan berada pada kategori tinggi. Namun masih ada 21,88% guru yang memiliki kompetensi keterampilan mengoperasikan TIK yang rendah dan 25% dalam kategori sedang. Melihat data ini nampak ada penurunan prosentase guru yang keterampilanya rendah setelah siklus I dilaksanakan dibandingkan kondisi awal.

Berdasarkan hasil pengamatan sebagaimana tersaji dalam tabel dan diagram di atas, nampak bahwa setelah siklus I, masih terdapat 33,3% guru yang belum bisa memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan beberapa guru masih ada yang mengalami kesulitan ketika mengkoneksikan peralatan TIK yang akan digunakan, dan pada saat mengajar belum bisa memanfaatkan TIK tersebut secara bersamaan.

Kelemahan kegiatan pada siklus-1 adalah bahwa kegiatan masih terfokus pada presentasi cara pengoperasian TIK, sedangkan peserta belum banyak berkesempatan melaksanakan praktik langsung dalam pembelajaran.

Diskripsi Hasil Siklus II

Pelaksanaannya peer coaching secara berpasangan. Jadi, terdapat tiga kelompok yang masing-masing terdiri atas dua orang guru yang mengajar di kelas yang sama. Setiap pasangan akan secara bergantian mengadakan pengamatan. Pada saat salah seorang guru melaksanakan praktik peer coaching di kelasnya.

Sesuai dengan perencanaan yang telah disusun bersama, pada siklus kedua pertemuan pertama ada tiga orang guru yang melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan TIK, kemudian secara bergantian. Guru Kelas II diamati guru kelas I, Guru kelas III diamati guru kelas IV, Guru Kelas VI diamati guru kelas V dan guru mapel. Pelaksanaan pemanfaatn TIK dalam pembelajaran dilksanakan pada minggu pertama bulan April 2017.

Hasil pengamatan terhadap pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dapat disajikan pada tabel dan diagram berikut ini

Tabel 3 Rekap Keterampilan Guru SD Negeri Pakis Memanfaatkan TIK dalam Pembelajaran Siklus II

No

Aspek Keterampilan

Kategori

K

S

B

1

Mengenal nama perangkat lunak TIK

0

1

7

2

Mengoperasikan komputer program Ms.Word

0

2

6

3

Mengoperasikan komputer program power point

1

2

5

4

Menyimpan dan memindahkan data

0

1

7

Prosentase rata-rata

3,13

18,75

78,12

 

Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan guru dalam mengoperasikan TIK pada siklus II sebagaimana tersaji dalam tabel 3 dan Diagram 2 di atas nampak bahwa mayoritas ( 78,12% ) keterampilan berada pada kategori tinggi. Melihat data ini nampak ada penurunan prosentase guru yang keterampilanya rendah setelah siklus I dilaksanakan dibandingkan siklus I. Pada kondisi siklus I, terdapat 21,88% guru yang memiliki keterampilan pada kategori rendah, namun setelah siklus II, prosentase tersebut menurun menjadi 3,13%. Prosesntase ketaramilan pada kategori tinggi naik dari siklus I sebesar 53,12% menjadi 78,12 pada siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan sebagaimana tersaji dalam tabel 7 dan diagram 8, di atas, nampak bahwa setelah siklus II, masih terdapat 12,5% guru yang belum bisa memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan beberapa guru masih ada yang mengalami kesulitan ketika mengkoneksikan peralatan TIK yang akan digunakan, dan pada saat mengajar belum bs memanfaatkan TIK tersebut secara bersamaan. Namun di akhir siklus II sudah mencapai 78, 83% guru mampu menggunakan TIK dalam pembelajaran.

 

 

Pembahasan

Rekap perbandingan hasil kompetensi keterampilan guru dalam mengoperasikan TIK pada dari kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat dari tabel beriku ini

Tabel 3 Rekap Perbandingan Prosentase Kompetensi rata-rata Keterampilan guru SD Negeri Pakis dalam Mengoperasikan TIK Untuk Menunjang Pembelajaran

No

Kategori

Pra

siklus

Siklus I

Siklus II

1

K

84,325

12,5

3,13

2

C

12,5

15,63

18,75

3

B

3,125

71,87

78,12

 

Berdasarkan sajian tabel dan diagram di atas, nampak bahwa kompetensi di awal yang menunjukkan data masih ada 84,325% guru berkategori kurang, diakhir siklus II tinggal 3,13%. Kompetensi yang di awal kegiatan berkategori tinggi hanya sebesar 3,125% di akhis siklus II dapat mencapai 78,12%. Karena pencapaianya sudah melebihi 75% maka target telah dicapai dan penelitian dihentikan sampai siklus ke II.

PENUTUP

Simpulan

1.   Tingkat kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK di awal kegiatan penelitian mayoritas berada pada kategori rendah, pada akhir penelitian mayoritas pada kategori tinggi.

2.   Terjadi Peningkatan Kompetensi Guru dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran melalui peer coaching

 Saran

1.   Kegiatan peer coaching dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pendidikan khususnya dalam meningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.

2.   Kepala Sekolah agar dapat melaksanakan kegiatan peer coaching dalam rangka menggerakkan guru agar mau berbagi Iptek kepada rekan kerjanya. yang pada akhirnya akan berdampak dalam memajukan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara

Bruner,J. (1978). The Process of Educational Technology (terjemahan). Cambridge: Harvard University

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang – Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional.Bandung: Citra Umbara

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas, Jakarta: Depdiknas

Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya

Suharsini, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ridwan Achmad. Peer Coaching: Pemahaman Istilah dan Penerapannya. (Jakarta: Makalah dalam workshop Microsoft, 2007).

Beverly Showers; Bruce Joyce. The Evolution of Peer Coaching. dalam Educational Leadership, March 1996 v53 n6 p12(5).http://www.eggplant.org/pamphlets/pdf/joyce_showers_peer_coaching.pdf

Michael Fullan. The New Meaning of Educational Change. Fourth Edition. (NY: Teachers College Press. 2007). p.75.

Ng Pak Tee, Grow Me Coaching for Schools, Second Edition(Singapore: Pearson Prentice Hall, 2005), h. 1.

Peer Coaching: A Process for Improving Instructional Practices for Children with Autism Spectrum Disorders.
http://www.autismnetwork.org/modules//academic/pc/index.html