PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KELAS VII G SEMESTER 2 SMP N 1 WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN
DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
SISWA KELAS VII G SEMESTER 2 SMP N 1 WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Eko Hastuti
SMPN 1 Wonosobo
ABSTRAK
Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pembelajaran bahasa Jawa awal semester II ada beberapa masalah yang timbul, yakni siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran dengan prosentasi keaktifan siswa hanya 33,3%. Siswa juga kurang perhatian dalam pembelajaran, sehingga kemampuan siswa dalam menulis menjadi sangat kurang, terbukti baru 36,6%) saja yang mencapai nilai di atas KKM (80). Sikap siswa belum mencerminkan karakter yang luhur seperti yang diharapkan dalam pembelajaran. Penulis melakukan inovasi pembelajaran dengan media blog untuk meningkatkan kompetensi menulis karangan dan pembentukan karakter siswa. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Wonosobo kelas VIIIG semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sebagai upaya dalam pembentukan karakter. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus dua pertemuan. Hasil pengamatan dan penilaian dianalisis secara deskriptif komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan tes pada setiap siklus dengan indikator kinerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan prosentase ketuntasan belajar sebesar 73,3% pada siklus I dan 86,6% pada siklus II. Sedangkan sikap positif siswa saat mengikuti pembelajaran juga meningkat dari 20% pada kondisi awal menjadi 56,7% siklus I dan 80% siklus II.
Kata Kunci: motivasi belajar, menulis karangan, media blog, karakter
PENDAHULUAN
Pada awal semester 2 Tahun Ajar-an 2011/2012 peneliti menghadapi perma-salahan dalam pembelajaran sebagai berikut: (1) Kemampuan siswa dalam menulis karangan masih sangat kurang, terbukti dari 30 siswa hanya 11 siswa (36,6%) saja yang mencapai nilai di atas KKM (80); (2) Sikap siswa belum mencerminkan budi pekerti yang luhur. Hanya 40 % siswa yang menunjukkan perilaku baik seperti diajarkan dalam mapel bahasa Jawa, (3) Kurang perhatian siswa dalam pembelajaran dimungkinkan karena guru belum menggunakan media pembela–jaran yang menarik, efektif dan menye–nangkan; dan (4) Siswa kurang berinteraksi dengan siswa lainnya dalam pembelajaran, karena siswa cenderung belajar secara individu.
Dengan memperhatikan temuan-temuan tersebut, peneliti melakukan tindakan berupa penggunaan media blog dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, hasil serta sikap yang positif.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran Bahasa Jawa
Pembelajaran Bahasa Jawa dipan–dang penting karena memiliki peran dalam pembentukan karakter peserta didik. Bahasa Jawa ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah sebagai pelajaran muatan lokal wajib di wilayah Jawa Tengah. Bahasa Jawa memiliki peran sentral dalam perkembangan budi pekerti budaya Jawa, intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Jawa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, menerapkan dalam tata krama, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan, serta menggunakan analisis dan imajinansi yang ada dalam dirinya (Kurikulum Bahasa Jawa SMP/MTs Review Tahun 2008).
Ada pun tujuan pembelajaran bahasa Jawa itu sendiri agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan budaya Jawa baik secara lisan maupun tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah yang mendukung Bahasa Indonesia; 3) memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6) menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khasanah budaya Jawa.
Pengertian Kompetensi Menulis
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan menggunakan bahasa indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f) kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan (Akip Effendy, http://bahasa.kompasiana.com/).
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika.
Blog sebagai Media Pembelajaran
Pergeseran peran guru dan peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK menuntut adanya model pembelajaran yang tepat. WBT (Web-Based Training) atau biasa disebut Blog sebagai media latihan/pembelajaran merupakan model yang tepat untuk pembelajaran menulis karangan. Peran guru yang tadinya menjadi pusat/sentral pembelajaran bergeser menjadi fasilitator saja karena pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru bukan ahli yang hanya menyampai–kan fakta-fakta, namun berperan sebagai kolaborator. Penilaian tidak normatif dalam bentuk soal pilihan ganda saja, namun bisa berupa portofolio, mengandung unsur pemecahan masalah dan penampilan. Penggunaan teknologi internet, berbentuk komunikasi, akses, kolaborasi atau ekspresi. Peran guru dalam pembelajaran model ini, guru lebih bersifat mendukung dan membimbing peserta didik dalam memanfaatkan teknologi mutakhir terse–but. Di samping sebagai manager pembela–jaran, guru juga menjadi partisipan, pembelajar dan pengarang. Sebagai pengarang maksudnya guru harus kreatif dan inovatif menghasilkan karyanya sebagai basis kualitas profesionalismenya.
Blog Sinau Basa Jawa
Blog Sinau Basa Jawa merupakan blog pembelajaran bagi siswa – siswi SMPN 1 Wonosobo pada mata pelajaran Bahasa Jawa khususnya yang diampu oleh peneliti. Blog ini dirancang untuk memfasilitasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media internet. Dalam Blog Sinau Basa Jawa terdapat materi pembelajaran, contoh soal-soal, petunjuk melakukan sesuatu, tugas-tugas siswa baik perorangan maupun kelompok. Untuk memudahkan siswa saat mengum–pulkan tugas, maka peneliti memberikan alamat email, agar siswa dapat mengisi tugas-tugasnya dengan baik dan cepat.
Dengan media Blog Basa Jawa diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih menarik, bahan pengajaran lebih jelas, metode pengajaran lebih bervariasi, siswa lebih banyak melakukan aktifitas belajar, dan sesuai dengan taraf berpikir siswa. Di samping itu, memungkinkan berinteraksi dengan lingkungannya memungkinkan keseragaman pengalaman, menyajikan informasi yang konsisten dan diulang sesuai dengan kebutuhan membangkitkan motivasi belajar, menyajikan informasi belajar secara serempak dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Sehingga pembelajaran bahasa Jawa tidak disepelekan lagi, dan mendapat perhatian yang cukup tinggi.
Menulis Membentuk Karater Siswa
Bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran mulok wajib turut memegang peranan dalam pembentukan karakter anak. Ada pun kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah. Nilai-nilai utama adalah menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, dan peduli. Untuk itu, dalam penanaman nilai-nilai karakter perlu melibatkan semua kompon–en, yakni isi kurikulum, proses pembelajar–an dan penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Pembentukan Karater Siswa
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Pembinaan Pendidikan Karakter, 2010). Penanaman nilai-nilai karakter perlu melibatkan semua komponen, yakni isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran mulok wajib turut memegang peranan dalam pembentukan karakter anak. Ada pun kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah yang selalu berlandaskan pada nilai-nilai tersebut.
Distribusi nilai-nilai utama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggungjawab, ingin tahu, santun, nasionalis. Sedangkan dalam mata pelajaran muatan lokal, nilai-nilai utama adalah menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, dan peduli.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai utama yang harus terbentuk melalui pembelajaran bahasa Jawa adalah berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggungjawab, ingin tahu, santun, nasionalis, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, dan peduli.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media Blog Sinau Basa Jawa dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan dan pembentukan karakter siswa.
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di laksanakan di SMPN 1 Wonosobo kelas VIIG semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 30 siswa. Penelitian ini melibatkan seorang guru bahasa Indonesia dan seorang guru bahasa Jawa.
Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini ada dua jenis data yaitu data kualitatif yang berupa hasil pengamatan siswa saat mengikuti pembelajaran dan data kuantitatif berupa nilai hasil pengerjaan instrumen evaluasi akhir siklus. Sumber data adalah siswa kelas VIIG SMPN 1 Wonosobo semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012, dan observer.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu teknik pengamatan, tes tertulis, dan wawancara. Sedangkan lembar instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan observer terhadap partisipasi siswa selama pembelajaran, lembar pengamatan observer terhadap aktivitas peneliti selama pembelajaran, lembar kerja siswa, soal akhir siklus, dan catatan lapangan.
Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis deskriptif, yaitu: 1) menganalisis hasil belajar peserta didik yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil tes pada setiap siklus dianalisa secara deskriptif komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan tes pada setiap siklus dengan indikator kinerja, 2) menganilisis hasil observasi berdasarkan observasi dan refleksi pada setiap siklus. Pengolahan data dilakukan dengan: 1) pengecekan data baik ulangan harian maupun kuesioner, 2) pentabulasian data, 3) analisis data dengan teknik deskriptif dengan prosentase. Sedangkan yang dimaksud indikator kinerja yaitu bila rata-rata nilai UH minimal mencapai nilai 80. Artinya nilai hasil belajar di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan diharapkan nilai ketuntasan secara klasikal lebih besar atau sama dengan 85 %.
Indikator Kinerja
Setelah dilakukan tindakan selama dua siklus diharapkan siswa kelas VIIG SMPN 1 Wonosobo pada semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 dapat mencapai Kentuntasan Klasikal ≥ 85%, dan nilai evaluasi akhir siklus minimal 80.
Validasi Data
Validasi data dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh selama penelitian adalah benar dan valid. Caranya dengan sistem triangulasi data, yakni mengecek keabsahan data dengan mengkonfirmasi data dari siswa, peneliti, kolaborator/observer.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal sebelum digunakan-nya media Blog siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran. Prosentasi siswa yang aktif mengikuti pembelajaran hanya 20%. Siswa kurang perhatian dalam pembelajaran, sebagian siswa masih ramai sendiri dan terkesan menyepelekan. Kemampuan siswa dalam menulis menjadi sangat kurang, terbukti dari 30 siswa hanya 11 siswa (36,6%) saja yang mencapai nilai di atas KKM (80). Perilaku siswa belum mencerminkan budi pekerti yang luhur. Hanya 40 % saja yang menunjukkan karakter positif seperti diajarkan dalam mapel bahasa Jawa. Kurang perhatian siswa dalam pembelajar–an dimungkinkan karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik, efektif dan menyenangkan. Siswa kurang berinteraksi dengan siswa lainnya dalam pembelajaran, karena siswa cenderung belajar secara individu.
Prosentase Ketuntasan Hasil Ulangan Harian pada kondisi awal
No |
Ketuntasan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
1. |
Yang sudah mencapai KKM |
11 |
33.33% |
2. |
Yang belum mencapai KKM |
19 |
36,66% |
Prosentase Sikap pada kondisi awal
No |
Sikap Positif/Karakter |
Jumlah siswa |
Prosentase |
1. |
Yang sudah bersikap positif |
6 |
20% |
2. |
Yang belum menunjukkan sikap positif |
24 |
80% |
Deskripsi Siklus I
Hasil pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi akhir siklus, sebagai berikut:
No |
Ketuntasan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
1. |
Yang menunjukkan sikap positif |
24 siswa |
80% |
2. |
Nilai UH di atas KKM |
22 siswa |
73,3% |
Refleksi siklus I
Refleksi siklus I dilakukan berdasarkan hasil analisis data dari pengamatan minat, respon dan sikap dan penilaian evaluasi akhir siklus. Terdapat peningkatan baik sikap maupun nilai UH akhir siklus, meskipun belum mencapai ketuntasan klasikal.
Deskripsi Siklus II
Nilai rata-rata siswa pada siklus II mencapai 86,6% atau 26 siswa sudah tuntas belajar. Dengan demikian ketuntasan klasikal sebesar 85% telah terpenuhi. Sikap positif siswa juga menunjukkan ada peningkatan dari 24 siswa menjadi 26 (86,6%).
No |
Ketuntasan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
1. |
Yang menunjukkan sikap positif |
26 siswa |
86,6% |
2. |
Nilai UH di atas KKM |
26 siswa |
86,6% |
Refleksi Siklus II
Refleksi siklus II ditentukan sesudah melaksanakan tindakan yang menunjukkan adanya peningkatan pada sikap positif siswa dan nilai UH menulis karangan sebesar 86,6%.
Pembahasan
Kondisi awal sebelum mengguna-kan media blog Sinau Basa Jawa, kemampuan siswa menulis karangan masih rendah. Dari 30 siswa baru 11 siswa yang mencapai nilai KKM atau 36,6%. Prosenta-se siswa yang menunjukkan perilaku positif juga baru 33,3%, sedang yang belum mencerminkan perilaku positif sebanyak 66,6%. Berdasarkan pengamatan guru, perilaku siswa tersebut diantaranya disebabkan karena tidak termotivasi belajar, pembelajaran secara konvensional, dan bersifat individual belum bekerja sama dalam kelopok.
Setelah pembelajaran mengguna-kan media blog Sinau Basa Jawa, tampak ada peningkatan nilai UH akhir siklus dan perubahan peningkatan sikap positif. Peningkatan tersebut sebesar 73,3% dari semula yang hanya 50%, serta pening-katan sikap dari 33,3% menjadi 80% siswa menunjukkan sikap positif. Sedangkan pada akhir siklus II diperoleh peningkatan hasil UH dari 24 siswa menjadi 26 yang tuntas. Sikap siswa juga mencapai 86,6 persen atau sebanyak 26 siswa telah menunjukkan karakter positif.
Kemampuan guru dalam mengelola kelas juga meningkat. Dengan meng-gunakan media blog siswa menjadi lebih tertarik dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga tumbuh sikap positif seperti aktif, kreatif, tertib, sopan, toleransi, dan kerja sama dalam kelompok.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pemanfaatan Media Blog Sinau Basa Jawa dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa. Pembelajaran dirasa lebih menarik dan tidak membosankan sehingga daya serap peserta didik meningkat; (2) Penggunaan Media Blog Sinau Basa Jawa dalam pembelajaran menulis karangan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 86,6% pada siklus II; (3) Pembelajaran menulis karangan dengan Media Blog Basa Jawa dapat membentuk karakter peserta didik, seperti aktif, sopan, kerja sama, jujur, dan menghargai pendapat orang; (4) Peserta didik lebih terampil dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi informasi seperti computer dan internet.
Saran
Pemanfaatan media Blog untuk pembelajaran perlu didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana seperti, LCD, Lap Top, Flashdick, dll. Karena itu pihak sekolah perlu membantu ketersediaan sarana prasarana tersebut. Agar guru dapat tampil prima dalam pembelajaran menggunakan media Blog ini, perlu meningkatkan penguasaan IT. Sehingga guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan. Untuk dapat membuat media blog, guru harus sering menulis sehingga sangat membutuhkan waktu ekstra dan sedikit biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Anonim.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
Anonim. 2008. Kurikulum Bahasa Jawa SMP/MTs Review Tahun 2008: 2006. LPMP Jateng
Anonim. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter Siswa SMP. Diknas Pusat: Jakarta
Anonim. 2003. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
De Porter, Bobby & Hernackl. 2002 Quantum Learning. Kaifa, Bandung
Gunarso,Y. Singgih. 1990. Psikologi Anak Bermasalah. BPK Gunung Mulya.Jakarta
Hamalik, Oemar. 1986. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta
Suyanto, M. 2003. Multi Media Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Adi Offset
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang
Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
(http://didin.lecture.ub.ac.id/ diakses tanggal 25 April 2012
(http://yosisusantismkn7.wordpress.com/) diakses tanggal 25 April 2012
(Akip Effendy, http://bahasa.kompasiana.com/) diakses tanggal 25 April 2012
(http://id.wikipedia.org/wiki/) diakses tanggal 25 April 2012