PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 3 CEPU SEMESTER 2 TAHUN 2015

 

Johanes Bambang Suryono

SMP Negeri 3 Cepu Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kreativitas dan hasil belajarr matematika materi kubus dan balok menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 pada semester 2 tahun 2015. Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan mulai bulan Januari 2015 sampai bulan Mei 2015 di SMP Negeri 3 Cepu Kabupaten Blora. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu tahun pelajaran tahun 2014 yang berjumlah 26 anak.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu menentukan perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan hasil tindakan dan melakukan refleksi dari hasil pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan ada kenaikan rata-rata baik dari kondisi awal terhadap siklus 1, siklus 1 terhadap siklus 2, maupun kondisi awal terhadap siklus 2. Dari kondisi awal terhadap siklus 1 terdapat kenaikan rata-rata dari 66,08333 menjadi 72,96 yaitu 6,8767. dari siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat kenaikan rata-rata dari 72,96 menjadi 73,1154 yaitu 0,11546, sehingga kenaikan rata-rata dari kondisi awal terhadap siklus 2 terdapat kenaikan dari 66,08333 menjadi 73,1154 yaitu 7,0321. Pada prosentase tuntas belajar juga terdapat kenaikan baik dari kondisi awal terhadap siklus 1, siklus 1 terhadap siklus 2, maupun kondisi awal terhadap siklus 2. Dari kondisi awal terhadap siklus 1 terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 23,08% menjadi, 38,46155%, dari siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 38,451557% menjadi 46,15387%, sehingga kenaikan nilai ratra-rata dan persentase ketuntasanr dari kondisi awal terhadap siklus 2 terdapat kenaikan 7,0325 dan 23,0773%.

Kata Kunci: Kreativitas belajar,Prestasi belajar, Model Jigsaw dan Alat Peraga

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kreativitas seorang guru dalam memilih dan menggunakan berbagai media pembelajaran sangat diperlukan, guna mencapai hasil yang optimal. Metode mengajar yang diterapkan akan menjadi lebih efektif jika didukung media pembelajarab yanbg sesuai dengan karakteristik materi yang dipelajari.

Hasil belajar pada kondisi awal masih kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 24 dan nilai rata-rata 63,96. KKM Matematika kelas VIII B semester 2 di SMP Negeri 3 Cepu Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah 78.

Rendahnya hasil belajar dan minat siswa disebabkan, karena metode pembelajaran klasikal yang maan seorang guru mendominasi dalam proses belajar mengajar di kelas yang menghasilkan hasil pembelajaran yang rendah di bawah batas criteria ketuntasan minimal. Padahal harapan siswa untuk memperoleh materi kubus dan balok dengan mudah, menyenangkan dan cara penyampaian materi atau bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan yang terstandar sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Untuk guru diharapkan meningkatkan penguasaan materi yang lebih mantap, mencari informasi dari berbagai sumber, dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat atau sesama guru mata pelajaran. Seorang guru menggunakan alat peraga seoptimal mungkin dari alat peraga yang sededrhana kea lat peraga yang modern.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar matematika siswa adalah dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi aktivitas sebagai berikut: (1) Diskusi antara guru dengan siswa dan diskusi antar siswa; (2) Pemantapan dan latihan; (3) Problem solving yang berisi penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan (4) Kegiatan investigasi.

Model Pembelajaran Jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga adalah model pembelajaran yang sangat sesuai untuk pelajaran Matematika. Dalam pembelajaran model Jigsaw, siswa dituntut untuk dapat menguasai langkah-langkah kerja dan pemecahan masalah kubus dan balok.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah: Apakah pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas belajar dan prestasi belajar matematika materi peluang bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Melalui model pembelajaran Jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan kreativitas belajar dan prestasi hasil belajar matematika kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.

KAJIAN TEORI

Kreativitas

 Menurut Munadar (1995:18) kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan alam dan derngan orang lain. Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. Menurut Utami Munandar (2009: 10) ciri-ciri kreaivitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu ciri kognitif (aptitude) dan ciri nonkognitif (non-aptitude). Ciri kognitif (aptitude) dari kreativitas terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran dan elaboratif. Sedangkan ciri non kognitif dari kreativitas meliputi motivasi, kepribadian, dan sikap kreatif

Belajar

Belajar adalah suatu proses, sehingga tidak mungkin langsung menjadi baik, melainkan suatu pembiasaan. Dengan memalui pembiasaan ini lambat laun kebiasaan yang baik seorang siswa akan terbentuk. Kebiasaan belajar yang baik memegang peranan yang penting dalam kegiatan belajar, salah satunya dipengaruhi oleh perhatian. Menurut Bimo walgito (1986:45) yang dimaksud perhatian adalah pemusatan seluruh aktivitas yang ditujukan pada obyek atau kumpulan obyek. Kreativitas dalam belajar matematika merupakan hal yang sangat penting. Sikap mental yang perlu ditumbuhkan dan diusahakan oleh seorang pesaerta didik sekurang-kurangnya meliputi 4 (empat) segi, yaitu mempunyai niat terhadap pelajaran, punya tujuan dalam belajar, percaya diri dan mempunyai keuletan. Menurut Oemar Hamalik (1982:10) seorang siswa yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai pengetahuan yang luas tentang belajar, kebiasaan belajar, serta sikap belajar yang baik.

Prestasi Belajar

            Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar. Menurut Tulus Yu’u (1984:75) “Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas, serta kegiatan pembelajaran di sekolah. Kebiasaan belajar yang baik memegang peranan yang penting dalam kegiatan belajar maupun prestasi belajar yang dapat dicapai.

Materi Kubus dan Balok

            Kubus merupakan sebuah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh 6 (enam) buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Persegi tersebut diberi nama sisi kubus. Dengan demikian sisi kubus ada 6 (enam) yang bentuk dan ukurannya sama. Ruas garis yang merupakan perpotongan 2 (dua) bidang sisi pada kubus disebut rusuk. Rusuk alas kubus ada 4 (empat), ruruk atas ada 4 (empat) dan rusuk tegak ada 4 (empat). Dengan demikian banyak rusuk kubus ada 12 (dua belas) yang ukurannya sama panjang. 3 (tiga) buah rusuk kubus yang berdekatan akan berteemu pada satu titik. Titik pertemuan itu disebut titik sudut kubus. Diagonal merupakan ruas garis yang menghubungkan 2 (dua) titik sudut sebidang yang saling berhadapan. Diagonal yang terdapat pada sisi kubus disebut diagonal sisi kubus. Setiap 1 (satu) sisi ada 2 (dua) diagonal sisi, dengan demikian banyaknya diagonal sisi kubus ada 12 (dua belas) buah. Karena besar rusuk kubus sama panjang, maka panjang semua diagonal sisi kubus sama panjang, besarnya r√2 (rusuk kali √2). Sedang ruas garis yang menghubungkan 2 (dua) titik sudut tidak sebidang yang berhadapan disebut diagonal ruang. Karena semua rusuk kubus dan diagonal sisi kubus sama panjang, maka panjang semau diagonal ruang kubus juga sama panjang, yaitu r√3 (rusuk kali √3)..

            Balok merupakan sebuah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh 3 (tiga) pasang persegi panjang yang masing-masing mempunyai bentuk dan ukuran sama. Sisi alas dan sisi atas sama, sisi depan dan sisi belakang sama dan sisi samping kiri dan samping kanan sama. Sebuah balok mempunyai 12 (dua belas) rusuk yang terbagi dama 3 (tiga) bagian yang masing-masing terdiri atas 4 (empat) rusuk yang sejajar dan sama panjang. Pada Balok ABCDEFGH, rusuk AB, CD, EF dan GH disebut panjang balok. Rusuk AD, BC, EH dan FG disebut lebar balok, sedangkan rusuk AD, BF, CG dan DH disebut tinggi balok. Pada Balok ABCDEFGH ada 3 (tiga) kemungkinan: (1) AB = AD, AB =/= AE dan AD=/=AE, (2) AB=/=AD, AB= AE dan AD=/= AE, (3) AB=/=AD, AB=/=AE dan AD = AE atau (4) AB =/=AD =/= AE. Artinya (1) panjang =/=tinggi, lebar =/= tinggi tetapi panjang = lebar, (2) panjang =/= lebar, lebar=/=tinggi tetapi panjang = tinggi, (3) panjang =/= lebar. panjang =/= tinggi tetapi lebar =tinggi atau (4) panjang =/= lebar =/= tinggi. Dengan demikian ada sepasang sisi sejajar berbentuk persegi, sedangkan sisi-sisi yang sejajar lain berbentuk persegi panjang atau 3 (tiga) pasang sisi sejajar berbentuk persegi panjang. Karena ukuran panjang, lebar dan tinggi belum tentu sama panjang, pama pada balok ABCDEFGH ada 3 (tiga) jenis diagonal sisi, yaitu AC=BD=AG=FH, AF=BE=DG=CD dan AH=DE=BG=CF. Sedangkan untuk diagonal ruangnya semua sama panjang, yaitu = √( p2 +l2 +t2).

Model Pembelajaran Jigaw

Model Pembelajaran Jigsaw dengan langkah-langkah pembelajaran model jigsaw sebagai berikut:

1.   Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen

2.   Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari bagian dari bahan akademik tersebut

3.   Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selajutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian-bagian tersebut

4.   Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajari anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar

5.   Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

Alat Peraga

            Menurut Oemar Hamalik (1984:6) bahwa “media pendidikan merupakan alat teknik yang digunakan dalam rangka komunikasi dalam pengajaran dimana semua alat dan anak terlibat di dalamnya terutama penglihatan dan pendengaran. Jadi alat ini sebagai alat bantu mengajar dan belajar;

            Menurut Darhim (1983:4) bahwa “Media pendidikan adalah seperangkat software dan hardware yang berfungsi sebagai alat \-alat belajar dan alat bantu mengajar. Dengan demikian alat peraga dapat diartikan sebagai integritas dari tujuan dan isi pengajaran yang tertuang dalam Standar Kompetensi Dasar mata pelajaran matematika dan bertujuan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar.

Fungsi Alat Peraga dalam Pembelajaran Matermatika

            Menurut Reseffendi (1979:383) bahwa “tidak sedikit siswa yang daya tariknya kurang. Mereka sukar membayangkan bentuk-bentuk terutama dalam bentuk geometri ruang (dimensi tiga)”. Mereka akan lebih berhasil belajarnya, bila melalui gambar-gambar dan benda-benda konkrit.

 Menurut Ruseffendi (1979:384) menyatakan bahwa fungsi alat peraga:

1.   Supaya anak-anak itu lebih besar minatnya terhadap mata pelajaran matematika;

2.   Supaya anak itu dapat dibantu daya tariknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya;

3.   Supaya anak-anak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajari dengan alam sekitarnya

Hipotesis Tindakan

             Melalui pembelajaran model Jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas belajar dan prestasi belajar matematika materi peluang bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

 Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama 4 (empat) bulan dimulai pada minggu kedua bulan Januari 2015 dan berakhir pada minggu ketiga Mei 2015. Tempat penelitian ini sesuai dengan dimana peneliti mengajar, yaitu di SMP Negeri 3 Cepu.

Subjek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa Kelas VIII B Tahun Pelajaran 2014/2015 semester 2 jumlah laki-laki 10 siswa dan jumlah perempuan 16 siswa, sehingga jumlah totalnya ada 26 siswa, sedang obyek penelitian, peneliti mengamati perkembangan Kreativitas Belajar dan Prestasi Belajar Matematika pada materi Kubus dan Balok menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga.

Data dan Sumber Data

Banyaknya data dalam penelitian ini ada 6 (enam), yaitu: (1) Data Kreativitas belajar pada kondisi awal; (2) Datas Hasil Belajar pada kondisi awal; (3) Data Kreativitas belajar pada Siklus 1; (4) Data Hasil belajar pada Silus 1; (5) Data Kreativitas belajar pada siklus 2 dan (6) Data Hasil belajar pada Siklus 2.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

 Teknik Pengumpulan Data adalah sebagai berikut: (1). Teknik pengumpulan data kreativitas belajar matematika kondisi awal dengan dokumentasi dengan alat dokumen, catatan jurnal pembelajaran; (2) Teknik pengumpulan data hasil belajar matematika pada kondisi awal dengan dokumentasi dengan alat dokumen daftar nilai; (3) Teknik pengumpulan data kreativitas pada siklus 1 dengan menggunakan observasi (pengamatan), sedang alatnya berupa lembar observasi; (4) Teknik pengumpulan data hasi belajar pada siklus 1 dengan menggunakan teknik testertulis, alatnya berupa butir soal; (5) Teknik pengumpulan data kreativitas pada siklus 2 dengan menggunakan observasi (pengamatan), sedang alatnya berupa lembar observasi; dan (6) Teknik pengumpulan data hasi belajar pada siklus 2 dengan menggunakan teknik tes tertulis, alatnya berupa butir soal.

Validasi Data

 Validasi data kreativitas belajar matematika, baik data kreativitas siklus 1 maupun data kreativitas siklus 2 yang diperoleh menggunakan teknik observasi, supaya diperoleh data yang valid perlu melibatkan observer teman sejawat yang dikenal dengan berkolaborasi, sedang validasi data prestasi belajar matematika, baik data prestasi belajar siklus 1 maupun data hasil belajar siklus 2 diperoleh dengan menggunakan teknik tes tertulis, alatnya berupa butir soal.

Analisis Data

 Analisis data kreativitas belajar matematika terdapat 3 (tiga) data, yaitu data kreativitas kondisi awal, data kreativitas siklus 1 dan data kreativitas siklus 2. Data dianalisis menggunakan teknik diskriptif komparatif dilanjutkan refleksi diskriptif komparatif dengan cara (1) membandingkan data kreativitas kondisi awal dengan data kreativitas siklus 1; (2) membandingkan data kreativitas siklus 1 dengan data kreativitas siklus 2 dan (3) membandingkan data kreativitas kondisi awal dengan data kreativitas siklus 2, sedang analisis data hasil belajar matematika terdapat 3 (tiga) data, yaitu data hasil belajar kondisi awal, data hasil belajar siklus 1 dan data hasil belajar siklus 2. Data dianalisis menggunakan teknik diskriptif komparatif dilanjutkan refleksi diskriptif komparatif dengan cara (1) membandingkan data prestasi belajar kondisi awal dengan data prestasi belajar siklus 1; (2) membandingkan data prestasi belajar siklus 1 dengan data prestasi belajar siklus 2 dan (3) membandingkan data kreativitas kondisi awal dengan data kreativitas siklus 2..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Tindakan

Diskripsi Data Kondisi Awal

            Deskripsi data kreativitas kondisi awal, sebelum diterapkannya pembelajaran dengan kooperatif model Jigsaw, dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang mengantuk sebanyak 5 siswa, yang berani bertanya 6 siswa dan yang berani menjawab jika diberi pertanyaan ada 3 siswa. Siswa yang mengantuk 19,23%, yang berani bertanya 23,08% dan yang berani menjawab jika diberi pertanyaan ada 11,54% dari jumlah siswa sebanyak 26 orang.

             Deskripsi data hasil belajar kondisi awal adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi adalah 86, nilai terendah 40, rata-ratanya adalah 66,0833.. KKM Matematika 78, dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa, yang meperoleh dibawah KKM (belum tuntas) ada 20 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai sama atau diatas KKM (tuntas) ada 6 siswa. Dengan demikian jika dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa yang tuntas baru 23,08%, sedangkan yang belum tuntas masih ada 76.92%.

Diskripsi Data Siklus 1

             Hasil perolehan nilai pada Siklus 1 adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi adalah 92, nilai terendah 56, dan nilai rata-ratanya 72,96. KKM Matematika 78, dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa, yang meperoleh dibawah KKM (belum tuntas) ada 16 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai sama atau diatas KKM (tuntas) ada 10 siswa. Dengan demikian jika dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa yang tuntas baru 38,4615%, sedangkan yang belum tuntas masih ada 61,5385%. Dengan demikian hasil perolehan secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan kondisi awal.

 Deskripsi Hasil Siklus II

 Hasil perolehan nilai pada siklus 2 adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 44, mediannya adalah 86, yaitu ada 4 siswa. KKM Matematika 78, dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa, yang meperoleh dibawah KKM (belum tuntas) ada 16 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai sama atau diatas KKM (tuntas) ada 10 siswa. Dengan demikian jika dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa yang tuntas baru 38,46%, sedangkan yang belum tuntas masih ada 61,54%.. Dengan demikian hasil perolehan secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan kondisi awal dan siklus 1.

Pembahasan

             Melalui pemanfaatan model pembelajaran Jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan kreativitas belajar dan prestasi belajar matematika materi Kubus dan Balok bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu pada semester 2 tahun 2015 dari kondisi awal kreativitasnya rendah ke kondisi akhir kreativitas belajarnya tinggi dan prestasi belajar matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar dari kondisi awal rata-rata 62 ke kondisi akhir rata-rata 73,1154 yaitu sebesar 11,1154. Hasil perolehan nilai pada Siklus 1 nilai tertinggi adalah 92, nilai terendah 56, dan nilai rata-ratanya 72,96. KKM Matematika 78, dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa, yang meperoleh dibawah KKM (belum tuntas) ada 16 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai sama atau diatas KKM (tuntas) ada 10 siswa. Dengan demikian jika dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa yang tuntas baru 38,4615%, sedangkan yang belum tuntas masih ada 61,5385%. Dengan demikian hasil perolehan secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan kondisi awal.

            Pada siklus II Nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 44, mediannya adalah 86, yaitu ada 4 siswa. KKM Matematika 78, dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa, yang meperoleh dibawah KKM (belum tuntas) ada 16 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai sama atau diatas KKM (tuntas) ada 10 siswa. Dengan demikian jika dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa yang tuntas baru 38,46%, sedangkan yang belum tuntas masih ada 61,54%.. Dengan demikian hasil perolehan secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan kondisi awal dan siklus 1.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat diambil kesimpulan melalui pemanfaatan pembelajaran model Jigsaw daat meningkatkan kreativitas belajar matematika materi kubus dan balok bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu pada semester 2 tahun 2015 dari kondisi awal kreativitasnya rendah ke kondisi akhir kreativitas belajarnya lebih tinggi dan dapat meningkatkan prestasi belajar dari kondisi awal rata-rata dan ketuntasan pada kondisi awal 66,08333 dan 23,0769% ke kondisi akhir dengan nilai rata-rata 73,1154 dan 46,1538% yaitu sebesar 7,0325 atau 23,0779%

Saran

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.   Manfaat bagi Siswa dapat meningkatkan kreatifitas belajar dan prestasi belajar matematika; bagi peneliti

2.   Manfaat bagi peneliti, melalui model Jigsaw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas belajar dan prestasi belajar matematika materi kubus dan balok bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Cepu Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Manfaat bagi sekolah dapat meningkatkan prestasi sekolah, sehingga hasil Ujian Nasional menjadi baik

3.   Manfaat bagi teman sejawat mengembangkan pengelolaan kelas yang lebih efektif

4.   Manfaat bagi perpustakaan untuk referensi dan membangkitkan motivasi para guru untuk menyusun PTK;

5.   Manfaat bagi pengembang kuriukulum memberikan kontribusi demi terciptanya kurikulum yang dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pendidikan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Budimansyah Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian. Bandung: Siliwangi HDB.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, RW. 1998. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Hamalik. Oemar. 1984. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Ruseffendi. 1991. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG. Bandung: CV Tarsito

Semiawan, Conny R. 2009. Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung: Remedya Karya

Walgito, B. 1986, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Fakultas Psikologi: UGM