Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Matematika Realistik Berbantuan Media Manipulatif
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DI KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGERI 01 JENAWI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Suparmin
SD Negeri 01 Jenawi
ABSTRAK
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media Manipulatif di kelas IV SD Negeri 01 Jenawi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Satu siklus terdiri dari 2 pertemuan.Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 01 Jenawi.Teknik pegumpulan data menggunakan tes, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keterampilan guru mengalami peningkatan pada siklus I adalah 33,5 dengan kategori baik. Sedangkan skor pada siklus II meningkat menjadi 42, dengan kategori sangat baik; (2) Aktivitas siswa mengalami peningkatan, siklus I adalah 18,5 dengan kategori cukup. Sedangkan skor pada siklus II menjadi 23,95 dengan kategori baik; (3) Ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa pada siklus I adalah 65,35%, sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal meningkat menjadi 87% dengan KKM > 62. Simpulan penelitian ini adalah melalui PMRI berbantuan media Manipulatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 01 Jenawi. Saran dari peneliti yaitu permasalahan realistik yang diajukan kepada siswa hendaknya yang biasa dibayangkan oleh siswa dan media manipulatif yang digunakan hendaknya dibuat sesuai dengan jumlah siswa.
Kata Kunci: kualitas pembelajaran, pendekatan PMRI , media manipulatif
Berdasarkan temuan dokumen dan temuan lapangan Depdiknas (2007: 17-18) tentang permasalahan pendidikan matematika dalam aspek kegiatan belajar mengajar,ada beberapa permasalahan dalam pembelajaran matematika diantaranya (1) pembelajaran di kelas hanya berdasarkan materi pada buku pegangan; (2) pelaksanaan KBM masih konvensional dengan metode kurang bervariasi; (3) sumber belajar masih terfokus pada buku pegangan belum melibatkan penggunaan ICT dan lingkungan.
Permasalahan pembelajaran matematika juga ditemukan di kelas IV SD Negeri 01 Jenawi, yaitu model pembelajaran yang digunakan masih konvensional dan berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Guru jarang menyampaikan materi dengan menggunakan situasi nyata pada awal pembelajaran, dalam hal ini adalah permasalahan kontekstual (contextual problem). Guru menekankan pada pendekatan mekanistik yaitu pendekatan pembelajaran matematika yang lebih menekankan pada latihan, dan penghafalan rumus, siswa diberi latihan soal secara individual terus menerus dalam pembelajaran sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa terbiasa mengerjakan soal sendiri, sehingga siswa yang belum menguasai konsep akan merasa kesulitan untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Pada saat pembelajaran berlangsung, media yang digunakan hanya papan tulis saja, guru jarang menggunakan media yang lain sehingga kurang menarik. Ketiadaan media dan alat peraga dalam pembelajaran membuat siswa kesulitan dalam memahami konsep matematika secara abstrak.Situasi belajar yang seperti ini menyebabkan siswa pasif karena siswa hanya cenderung mendengarkan penjelasan dari guru, dan belajar menjadi kurang bermakna.
Permasalahan pembelajaran matematika yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Jenawi diperkuat dari hasil observasi, wawancara dan juga data nilai matematika siswa kelas IV SD Negeri 01 Jenawi. Data yang diperoleh dari 16 siswa menunjukkan sebanyak 55,56% siswa berada di bawah KKM. Sebanyak 10 siswa mendapatkan nilai dibawah nilai 62, sedangkan 44,44% atau sebanyak 6 siswa yang lain sudah memenuhi KKM. Dari 16 siswa, nilai tertinggi yang didapatkan adalah 85 sedangkan nilai terendahnya 40 dengan rata-rata nilai 66.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran agar kualitas pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 01 Jenawi meningkat. Menurut Freudenthal dalam Wijaya (2012: 31) pembelajaran dekontekstual (lawan dari kontekstual) menempatkan matematika sebagai suatu objek terpisah dari realita yang bisa dipahami oleh siswa sehingga menyebabkan konsep matematika cepat dilupakan, dan siswa akan mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep yang mereka pelajari. Sejalan dengan pendapat Freudenthal, untuk memperbaiki kualitas pembelajaran matematika, maka dipilihlah suatu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan suatu pendekatan matematika yang bisa membuat siswa mudah dalam memahami konsep matematika dengan cara mengkonkretkan suatu pemecahan permasalahan matematika yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami konsep tersebut. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dipilih sebagai alternatif pemecahan masalah.
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan suatu pendekatan matematika yang berakar dari pendekatan Realistic Mathematic Education yang dikembangkan di Belanda.Pendekatan ini menggunakan masalah kontekstual sebagai titik awal pengajaran matematika dan harus dihubungkan dengan kenyataan, berada dekat dengan siswa dan relevan dengan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi (Depdiknas dalam Ullya, 2010: 87).Sedangkan menurut Supinah dan Agus (2009: 71) secara garis besar, PMRI adalah suatu teori pembelajaran yang telah dikembangkan khusus untuk matematika. Konsep matematika realisitik ini diharapkan dapat memperbaiki permasalahan pendidikan matematika di Indonesia yaitu bagaimana cara meningkatkan pemahaman matematika dan mengembangkan daya nalar siswa.
Pendekatan PMRI memiliki beberapa kelebihan yaitu: (1) siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuannya; (2) proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan; (3) siswa merasa dihargai dan semakin terbuka; (4) memupuk kerjasama dalam kelompok; (5) melatih keberanian siswa saat menjelaskan jawaban; (6) melatih cara berpikir siswa dan mengemukakan pendapat; (7) mengandung pendidikan budipekerti (Mustaqimah dalam Saondi, 2008: 46).
Dalam pembelajaran matematika SD, agar materi yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami siswa, diperlukan alat bantu pembelajaran yang disebut media.Media pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik yang mana alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan (Muhsetyo, dkk: 2009). Sedangkan menurut Dunlap & Brennan dalam Lambert (1996: 4), manipulatif dapat membantu anak-anak memahami, mengembangkan dan membangun konsep matematika.
Sebuah survey penggunaan manipulatif dalam pembelajaran yang dilakukan Suydam and Higgins ^dalam Johnson (2011: 41) menemukan bahwa “Lessons involving manipulative materials will produce greater mathematical achievement than will lessons in which manipulative materials are not used if the manipulative materials are used wellâ€.Pernyataan Suydam dan Higgins tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran yang melibatkanbahanmanipulatifakan menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih besardibandingkan denganpembelajaran yang tidak menggunakan bahanmanipulatif jikabahanmanipulatifdigunakandengan baik.
Media manipulatif mempunyai banyak kelebihan yaitu: (1) membantu anak untuk mengkonkretkan ide abstrak; (2) membantu anak memahami kata-kata dan simbol matematika; (3) membantu anak membangun kepercayaan dengan memberikan mereka tes dan konfirmasi; (4) sangat berguna untuk memecahkan masalah; (5) membuat pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan (Burns, 1996: 47).
Ruseffendi (dalam Sukayati dan Suharjana, 2008: 11) mengungkapkan bahwa penggunaan alat peraga dan media lainnya dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam memberikan penanaman konsep akan membawa hasil enam kali lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan pengajaran drill tanpa konsep. Suatu fakta yang patut direnungkan dan disadari sepenuhnya untuk dilakukan tindak lanjut secara nyata bagi semuanya yang terlibat di dunia pendidikan, bahwa proses pembelajaran akan kurang efektif tanpa penggunaan media atau alat peraga.
Penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dalam pembelajaran telah berhasil dilaksanakan sebelumnya.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Diba dkk (2009) hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dan senang dalam belajar.Siswa telah memberikan komentar positif dari pembelajaran matematika dilihat dari komentar mereka. Tes kemampuan mereka menunjukkan hasil yang baik yaitu rata-rata 79,79 dimana 34 dari 41 siswa mendapatkan nilai di atas KKM (66). Selain itu, penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran matematika juga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, hal ini dapat dibuktikan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Muhibin (2012).Penelitian tersebut menunjukkan hasil belajar siswa mencapai ketuntasan klasikal 92%.Dengan menggunakan pendekatan PMRI, siswa mampu berkomunikasi melalui diskusi baik dalam kelompok yang telah dibagi maupun saat diskusi kelas berlangsung.Selain itu, siswa sudah mampu menarik kesimpulan dengan bimbinganguru.
Pendekatan PMRI berangkat dari permasalahan kontekstual, sementara media manipulatif erat kaitannya dengan tingkat perkembangan anak usia SD yang masih dalam tahap operasional konkret, yaitu seorang anak dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersama-sama. Jika dihubungkan dengan teori Piaget, maka pendekatan PMRI merupakan pendekatan yang sesuai bila diterapkan di sekolah dasar.Perpaduan antara pendekatan Pendidikan Matematika Relistik Indonesia dengan media manipulatif inilah yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 01 Jenawi.Dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia berbantuan media manipulatif ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika, dan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa.
Dari ulasan latar belakang tersebut, makadilakukan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik Berbantuan Media Manipulatif di Kelas IV SD Negeri 01 JenawiKaranganyarâ€.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di atas dapat dirinci secara khusus sebagai berikut: Apakah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif dapat meningkatkan keterampilan mengajar gurukelas IV SDNegeri 01 Jenawi Karanganyar?; Apakah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 01 JenawiKaranganyar?;Apakah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 01 JenawiKaranganyar?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut: Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengajar guru dalam pembelajaran matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif di kelas IV SD Negeri 01 JenawiKaranganyar; Untuk pembelajaran matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif di kelas IV SD Negeri 01 Jenawi Karanganyar; dan Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif di kelas IV SD Negeri 01 JenawiKaranganyar.
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa menambah pengalaman belajar siswa tentang materi geometri serta memotivasi siswa untuk belajar karena pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Manfaat bagi guru melatih untuk mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah. Manfaat bagi sekolah memberikan kontribusi dalam menyusun kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh sekolah sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu mencapai peningkatan yang bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.Oleh karena itu, apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Rifai dan Anni, 2009: 85). Dimyati dan Mudjiono, (2002: 250-251) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi, yaitu hasil belajar dari sisi siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum mengajar, sementara dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian belajar (Uno, 2008: 21).
Sedangkan menurut Usman (2007: 34) hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya.Hasil belajar siswa merupakan suatu hal penting karena dari hasil belajar itulah dapat dilihat seberapa besar kemajuan belajar dari siswa tersebut. Setiap proses belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping juga diukur dari prosesnya (Sudjana, 2009: 45).Poerwantidkk (2008: 6-16) berpendapat bahwa nilai ketuntasan merupakan nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. Nilai ketuntasan merupakan suatu tolok ukur yang bisa digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dilihat dari presentase ketuntasan belajar secara klasikal.
Memperhatikan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah suatu pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran itu.
Bloom dalam Rifai dan Anni (2009: 86) menyampaikan tiga taksonomi dalam ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Media manipulatif
Manipulatif telah lama digunakan untuk mengajarkan matematika, karena mempunyai banyak manfaat.Salah satu alasannya adalah bahwa bahan-bahan manipulatif membantu siswa untuk memahami ide secara abstrak (Burns, 1996: 33).Sedangkan menurut Dunlap & Brennan dalam Lambert (1996: 4), benda manipulatif dapat membantu anak-anak memahami, mengembangkan dan membangun konsep matematika.
Kelly dalam Yeni (2011: 67) menyatakan: “The term, manipulative, will be defined as any tangible object, tool, model, or mechanism that may be used to clearly demonstrate a depth of understanding, while problem solving, about a specified mathematical topic or topicsâ€. Menurut Kelly, benda manipulatif merupakan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hubungan keterampilan praktik yang berarti meningkatkan ingatan dan penerapannya dalam pemecahan masalah.
Gravemeijer (1994: 77-78) mengatakan bahwa benda manipulatif digunakan untuk membangun pengetahuan dan prosedur matematika yang abstrak dengan cara memperkenalkan dan mencontohkan suatu benda konkret melalui benda manipulatif untuk membangun konsep matematika.
Menurut Muhsetyo dkk (2009: 2) bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika, dan dapat dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindah, digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan, ataucdiklasifikasikan).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manipulatif dalam pembelajaran matematika merupakan suatu media yang digunakan untuk menjelaskan konsep matematika kepada siswa melalui benda konkret yang dapat dibalik, dipotong, digeser, dipindah, digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan, atau diklasifikasikan sehingga dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep matematika secara abstrak.
Langkah penggunaan media manipulatif dijabarkan lebih rinci oleh Schmoll (2011: 1) dalam website Ehow yang berjudul “How To Learn Math With Manipulativesâ€. Schmoll mengembangkan langkah-langkah tersebut berdasarkan penjelasan dari Burns. Langkah-langkah penggunaan media manipulatif menurut Schmoll adalah sebagai berikut: Mempersiapkan media manipulatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memperkenalkan media manipulatif yang akan digunakan kepada siswa, guru mencontohkan siswa bagaimana menggunakan manipulatif untuk penanaman konsep matematika, siswa bereksplorasi dengan media manipulative, siswa membuat dan menempel tabel manipulatif dikelas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif pada pembelajaran matematika kelas IV SDN 01 Jenawi ini dilakukan dalam 2 siklus penelitian. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.Hasil penelitian tindakan kelas diperoleh dari hasil observasi pada saat pembelajaran berlangsung dan tes evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran di kelas. Hasil penelitian selanjutnya dijabarkan, yaitu meliputi keterampilan guru dalam mengajar, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbatuan media manipulatif pada siswa kelas IV SDN 01 Jenawi .
Pelaksanaan tindakan di kelas IV SDN 01 Jenawi pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 22 dan 24Agustus 2017. Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Hasil observasi aktivitas siswa penelitian siklus I dilaksanakan selama 2pertemuan, yaitu pada tanggal 22 Agustus 2017 dan 24 agustus 2017. Penelitian pengamatan aktivitas siswa kelas IV SDN 01 Jenawi difokuskan pada 10 siswa dari 17 siswa kelas IV.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus
Skor aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 18,55 dengan kategori cukup. Walaupun keterampilan guru sudah menunjukkan kategori baik, namun ternyata skor aktivitas siswa yang diperoleh hanya kategori cukup sehingga indikator keterampilan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil dan mengelola kelas harus ditingkatkan karena hal ini sangat berpengaruh pada Mental activities dan writing activities siswa. Ada sebagian besar siswa yang menunjukkan aktivitas peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2, ada 4 siswa yang memperoleh penurunan skor pada emotional activities, dan ada satu siswa yang tetap memperoleh skor 1 untuk indikator oral activities.
Kurangnya skor perolehan aktivitas siswa pada siklus I disebabkan karena siswa dalam pembelajaran sebelumnya jarang menggunakan pembelajaran diskusi kelompok sehingga siswa kaget dan belum bisa beradaptasi untuk belajar kelompok pada pelaksanaan pembelajaran matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik Indonesia berbatuan media manipulatif.Jumlah media manipulatif yang terbatas pada setiap kelompok juga mempengaruhi suasana kelas menjadi kurang kondusif karena siswa lebih banyak menghabiskan waktu untuk berebut media manipulatif dengan anggota kelompoknya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan lebih pada saat guru membimbing diskusi kelompok dan mengelola kelas, sebab keadaan siswa yang belum bisa beradaptasi tersebut menyebabkan kelas ramai dan kurang kondusif, siswa yang biasa belajar secara individual harus bekerjasama dalam mengerjakan soal secara diskusi dalam kelompoknya sehingga guru harus berperan untuk membiasakan siswa berdiskusi secara berkelompok.
Nilai rata-rata pertemuan pertama adalah 62dengan nilai terendah 26dan nilai tertinggi 89. Siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 12 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa, sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 64 %. Nilai rata-rata pada pertemuan kedua adalah 68,6 dengan nilai terendah 29 dan nilai tertinggi 94. Siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 14 siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa, sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 66,7%. Sehingga, pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif adalah sebesar 65,3 dengan ketuntasan klasikal sebesar 65,35 %.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui pendekatan PMRI berbantuan media manipulatif perlu ditingkatkan lagi agar memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥ 80 %.
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan di kelas IV SDN 01 Jenawi padasiklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 dan 3September 2017. Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Hasil bservasi Aktivitas Siswa Skor aktivitas siswa pada siklus II memperoleh rata-rata skor 24 dengankategori baik.Perolehan skor keterampilan guru pada siklus IImeningkat menjadi kategori sangat baik, dan hal ini juga berpengaruh pada perolehan skor aktivitas siswa menjadi baik.
Siklus II pada pertemuan 1, seluruh siswa atau sebanyak 7 siswa mengerjakan soal evaluasi. Pada pertemuan 2, hanya 15 siswa yang mengerjakan karena ada satu siswa yang tidak masuk sekolah, sehingga nilai rata-rata diambil dari 15 siswa.Berikut ini adalah paparan hasil belajar kognitif siswa pada siklus II, berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II pertemuan pertama dan kedua setelah dilakukan penelitian tindakan.
Nilai rata-rata pertemuan pertama adalah 73,9 dengan nilai terendah 29 dan nilai tertinggi 94. Siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 14 dari 16 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa, sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 85,7%. Nilai rata-rata pada pertemuan kedua adalah 76 dengan nilai terendah 17, nilai tertinggi 94. Siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 15 dari 17 siswa yang masuk, sedangkan siswa yang tidaktuntas sebanyak 2 siswa, sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 88,57%. Pada siklus II telah terjadi peningkatan hasil belajar kognitif siswa secara klasikal, yaitu sebesar 87% dari siklus sebelumnya yang hanya sebesar 65% sehingga pada siklus II hasil ketuntasan belajar klasikal telah mencapai indikator yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar 80%.
Hasil Belajar
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II telah meningkat. Awalnya pada siklus I hanya sebesar 65,35% dengan rincian sebanyak 7 dari 17 siswa mengalami ketuntasan belajar dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 87% dengan rincian sebanyak 15 dari 17 siswa mengalami ketuntasan belajar. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar merupakan siswa yang mendapatkan nilai minimal 62.Terjadinya peningkatan hasil belajar ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu ≥ 80% siswa dari 16 siswa mengalami ketuntasan belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kegiatan refleksi penelitian tindakan kelas siklus II terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswadalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia berbatuan media manipulatif pada umumnya berjalan dengan baik.Skor keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan. Jumlah skor rata-rata keterampilan guru pada siklus II adalah 42 dengan kriteria sangat baik, sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru sekurang-kurangnya baik dengan skor ≥ 30,6.Jumlah skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II adalah 24 dengan kriteria baik, sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu aktivitas siswa sekurang-kurangnya baik dengan skor ≥ 20,4. Hasil belajar siswa mengalami ketuntasan klasikal sebesar 87% sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu ≥ 80% siswa dari 17 siswa mengalami ketuntasan belajar, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian
Pembahasan dari pelaksanaan tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN 01 Jenawi difokuskan pada hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI berbantuan media manipulatif pada setiap siklusnya. Berikut ini disajikan data peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media manipulatif pada siklus I dan 2.
Berikut ini adalah data hasil belajar siswa yang dimulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 7 Data Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No |
Pencapaian |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai rata-rata |
59,5 |
65,3 |
74,95 |
2 |
Nilai tertinggi |
86 |
89 |
94 |
3 |
Nilai terendah |
40 |
26 |
32,5 |
4 |
Jumlah siswa yang tuntas |
16 |
23 |
31 |
5 |
Persentase ketuntasan klasikal (%) |
44,44% |
65,35 % |
87% |
Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata pada pra siklus adalah 59,5 denganrincian nilai tertinggi 86, nilai terendah 40, jumlah siswa yang tuntas 13, danpresentase ketuntasan klasikal sebesar 44,44%. Setelah diadakan tindakan pada siklus I, rata-rata nilai siswa meningkat yaitu 65,3 dengan rincian nilai tertinggi 89, nilai terendah 26, jumlah siswa yang tuntas 13, dan presentase ketuntasan klasikal sebesar 65,35 %. Penelitian dilanjutkan pada siklus II untuk memenuhi indikator yang telah ditentapkan yaitu > 80. Pada siklus II, rata-rata nilai siswa meningkat yaitu 74,95 dengan rincian nilai tertinggi 89, nilai terendah 32,5, jumlah siswa yang tuntas 15, dan presentase ketuntasan klasikal sebesar 87% sehingga telah mencapai indikator ketuntasan belajar klasikal.
Siklus I
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Pada pertemuan 1 memperoleh rata-rata hasil belajar 62 dengan ketuntasan klasikal sebesar 64% atau sebanyak 13 siswa sudah mengalami ketuntasan belajar, sedangkan 17% belum mengalami ketuntasan belajar atau sebanyak 13 siswa yang masih mendapatkan nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 62. Pada pertemuan 2 perolehan rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 68,6 dengan ketuntasan klasikal sebesar 66,7% atau sebanyak 14 siswa mengalami ketuntasan, sedangkan 33,3% atau sebanyak 3 siswa belum mengalami ketuntasan pada hasil belajarnya.
Secara garis besar, hasil belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan, namun ketuntasan belajar klasikal yang dicapai pada siklus I yaitu sebesar 65,35% sehingga belum memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu kriteria minimal ketuntasan belajar secara klasikal adalah 80% dari jumlah seluruh siswa. Sesuai dengan pernyataan dari Poerwanti, dkk (2008: 6-16), bahwa nilai ketuntasan merupakan nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran, sehingga dalam hal ini perlu diadakan siklus II untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa sampai memenuhi kriteria nilai ketuntasan klasikal yaitu minimal 80% dari jumlah siswa kelas IV SDN 01 Jenawi . Melalui kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus I, maka perlu adanya perencanaan perbaikan untuk pelaksanaan pada tahap selanjutnya yaitu siklus II.
Siklus II
Berdasarkan data hasil belajar siswa siklus II terdapat peningkatan hasil belajar. Pada pertemuan 1 memperoleh rata-rata hasil belajar 73,9 dengan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa sebesar 85,7% atau sebanyak 13 dari 17 siswa mengalami ketuntasan pada hasil belajarnya dan sebanyak 6 siswa belum mengalami ketuntasan pada hasil belajarnya atau sebesar 17%. Hasil belajar pada pertemuan 2 mengalami peningkatan, yaitudiperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 76 dengan ketuntasan klasikal hasil belajar sebesar 88,57 % yang berarti bahwa sebanyak 17 siswa telah mengalami ketuntasan pada hasil belajarnya dan 4 siswa belum mengalami ketuntasan pada hasil belajarnya.
Secara garis besar, hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar klasikal yang berhasil dicapai pada siklus II sebesar 87% sehingga sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu kriteria minimal ketuntasan belajar secara klasikal adalah 80% dari jumlah seluruh siswa. Sesuai dengan pernyataan dari Poerwanti, dkk (2008: 6-16), bahwa nilai ketuntasan merupakan nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran, sehingga dalam hal ini telah terjadi peningkatan siklus II dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pada siklus I dan siklus II sehingga penelitian berhenti pada siklus II pertemuan 2 karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hasil akhir pada siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut:
Keterampilan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia berbantuan media manipulatif memperoleh skor 42 dengan kriteria sangat baik telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 30,8 ≤ skor < 38,4 dengan kriteria baik.Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakanpendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia berbantuan media manipulatif memperoleh skor ^,24, dengan kriteria baik telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 20,6 ≤ skor < 25,8 dengan kriteria baik.
Ketuntasan klasikal sebesar 87% telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 80% siswa mengalami ketuntasan belajar klasikal.
Dengan adanya interaksi aktif guru dan siswa, pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran matematika.Hasil evaluasi yang dilaksanakan di kelas IV SDN 01 Jenawi pada pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia berbantuan media manipulatif telah menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran pada tiap siklusnya.Hal ini dapat ditunjukkan pada keterampilan gurupada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 33 dengan kategori baik dan meningkat pada pertemuan 2 dengan memperoleh skor 35 dengan kategori baik. Skor rata-rata pada siklus I adalah 33,5. Pada siklus II pertemuan 1 memperoleh skor 41 dengan kategori sangat baik, kemudian pada pertemuan 2 memperoleh skor 43 dengan kategori sangat baik. Skor rata-rata pada siklus II adalah 42.
Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 memperoleh rata-rata skor sebesar 18 dengan kriteria cukup baik. Pada pertemuan 2 memperoleh rata-rata skor sebesar 19,1 dengan cukup baik. Pada siklus II pertemuan 1 memperoleh rata-rata skor sebesar 23,7 dengan kriteria baik dan pada pertemuan 2 meningkat dengan memperoleh rata-rata skor sebesar 24,3 dengan kriteriabaik.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pada siklus I pertemuan 1 memperoleh rata-rata hasil belajar 62 dengan ketuntasan klasikal sebesar 64%. Pada pertemuan 2 perolehan rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 68,6 dengan ketuntasan klasikal 66,7%. Pada siklus II pertemuan 1 memperoleh rata- rata hasil belajar 73,9 dengan ketuntasan klasikal siswa sebesar 85,7% sedangkan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan yaitu diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 76 dengan ketuntasan klasikal hasil belajar sebesar 88,5%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan pembelajaran Media Manipulatif dalam pembelajaran Matematika pada kelas IV SDN 01Jenawi Kecamatan Jenawi dapat disampaikan simpulan sebagai berikut: Strategi pembelajaran Media Manipulatifdalam pembelajaran Matematika dilakukan sesuai dengan langkah atau prosedur yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga membuat pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Dengan Strategi pembelajaran Media Manipulatif dalam pembelajaran Matematikadapat meningkatkan minat dan hasil belajar Matematika materi Bangun datar pada siswakelas IV SD Negeri 01 Jenawi. Dengan menerapkan Strategi pembelajaran Media Manipulatifdalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mempunyai beberapa saran bagi siswa memperoleh pembelajaran yang menyenankan. Saran bagi guru, memperoleh pengalaman penggunaan strategi pembelajaran Media Manipulatif dalam pembelajaran Matematika sehingga membuat pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Saran bagi kepala sekolah menghimbau kepada guru untuk penggunaan strategi pembelajaran Media Manipulatif dalam pembelajara.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rohana.2007.Bahasa Inggris.Jakarta: DirktoratJendralPendidikanTinggiDepartemenPendidikanNasional.
Aisyah, Nyimas dkk.2007.Pengembangan PembelajaranMatematika SD. Jakarta: DirektoratJendralPendidikanTinggiDepartemenPendidikanNasional.
Andrijati, Noeningdkk.PeningkatanKualitasPembelajaranMatematikaMelaluiPembelajaranMatematikaRealistik di Kelas VI SD NegeriPekauman 03 Tegal.Prosiding Seminar NasionalPembelajaranInovatifUntukMeningkatkanProfesionalismePendidik.Hal.131-143.Universitas Negeri Semarang.
Anitah, Sri.2009Media Pembelajaran.Surakarta: UNS PRESS.
Anni, Tri Catharina.2007..Psikologi Belajar. Semarang: UNNES PRESS.
Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur PenelitianSuatuPendekatanPraktik.Yogyakarta: RinnekaCipta.
Asyhar, Rayanda.2012.Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran .Jakarta: Referensi.
Aqib, Zainal. 2007.PenelitianTindakanKelasUntuk SD. Bandung: YramaWidya.
dkk.2009.PenelitianTindakanKelasUntuk SD, SMP, SMA.Bandung: YramaWidya.
Burns, Marilyn.1996.How to make the most of Math Manipulatives.Instructor Magazine, Agustus. Hlm. 45-9..2001.About Teaching Mathematics .California: Math SolutionsPublications.
Danoebroto, Sri Wulandari.2008.Meningkatkan KemampuanPemecahanMasalahMelaluiPendekatan PMRI Dan PelatihanMetakognitifJurnalpenelitiandanevaluasipendidikan no.1 tahun XI 2008.
Depdiknas.2004.Peningkatan KualitasPembelajaranJakarta:DirektoratJendralPendidikanTinggiDepartemenPendidikanNasional.
DepartemenPendidikanNasional.
Dimyatidan Mudjiono.2009.Bela/ardanPembelajaran.Jakarta:RinnekaCipta.
Marpaung, Yansen.2009. StandarPMRI.Yogyakarta: Tim PMRI.
Muhibbin.2012. Penggunaan Media ManipulatifUntukMeningkatkanHasilBelajarMatematikaPadaSiswaKelas IV SDN 42 CakranegaraTahunPelajaran 2011/2012.Jurnal PGSD.Volume 1 No. 1.UniversitasNegeri Lampung
SukayatidanAgus Suharjana.2009.Pemanfaatan AlatPeragaMatematikadalamPembelajaranSD.Yogyakarta: PusatPengembangandanPemberdayaandanTenagaKependidikanMatematika.
Sukiman.2012. Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta: Pedagogia.
Supinah.2008.Pembelajaran Matematika SD denganPendekatanKontekstualdalamMelaksanakanKTSP.Yogyakarta: PusatPengembangandanPemberdayaandanTenagaKependidikanMatematika.
______ danAgus D.W.2009.Strategi PembelajaranMatematikaSekolahDasar.
Yogyakarta: PusatPengembangandanPemberdayaandanTenagaKependidikanMatematika.