PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn

MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT

 

Samadi

SDN Gedangan Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

 

ABSTRAK

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan dibutuhkan siswa untuk membentuk watak dan tingkah laku manusia sebagai warga negara Indonesia. Pada awalnya, pembelajaran kurang berkualitas, dimana guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif. Siswa kurang antusias terhadap pembelajaran PKn sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa rendah, yaitu dari dari 21 siswa hanya 5 siswa (23,8%) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan sisanya 16 siswa (76,2%) nilainya di bawah KKM (71). Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan sebuah tindakan yaitu dengan menerapkan model Cooperative Script. Rumusan masalah: apakah model Cooperative Script dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran PKn? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar PKn pada siswa kelas VI SD N Gedangan melalui model Cooperative Script. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama III siklus, siklus I terdiri dari dua pertemuan, siklus II tiga pertemuan, siklus III dua pertemuan dengan tahap masing-masing siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas VI dengan jumlah 21 siswa. Variabel penelitiannya adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 15,7 yang masuk dalam kategori baik (B), kemudian meningkat pada siklus II memperoleh skor 17,3 yang termasuk dalam kategori baik (B), dan terjadi peningkatan lagi pada siklus III dengan mendapatkan skor 27,3 yang masuk dalam kategori sangat baik (SB). Sedangkan untuk hasil belajar siswa, siklus I, diperoleh persentase ketuntasan 62%, pada siklus II diperoleh 76%, dan pada siklus III diperoleh 95,2%. Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui model Cooperative Script dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi aktivitas siswa dan hasil belajar. Saran yang dapat diberikan yaitu dalam kegiatan pembelajaran guru dapat menerapkan model cooperative script sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi. Model cooperative script dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya dengan disesuaikan pada materi dan kondisi belajar siswa. Model ini juga merupakan solusi bagi guru karena mampu meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam belajar sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran dan Model Cooperative Script.

 

PENDAHULUAN

Selama ini masih ada beberapa siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang mudah dan kurang mementingkan aspek penalaran dibandingkan dengan mata pelajaran eksakta seperti matematika. Hal itu dapat dibuktikan dengan keseriusan siswa dalam menerima pelajaran di kelas, siswa lebih memperhatikan guru saat memberikan pelajaran matematika dibandingkan dengan saat memberikan pelajaran PKn. Selain itu, ada beberapa guru yang kurang memperhatikan karakteristik siswanya dan menggunakan model pembelajaran yang kurang variatif sehingga siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru masih menerapkan pendekatan konvensional yang membuat siswa pasif dalam pembelajaran, akibatnya siswa kurang tertarik dan bosan dalam mengikuti pelajaran PKn, sehingga mata pelajaran PKn diremehkan dan tidak disukai oleh siswa. Hal itu ditunjukkan dengan hasil belajar PKn yang belum memuaskan dan belum mampu menunjukkan sikap dan tingkah laku siswa sebagai warga negara Indonesia yang cerdas dan baik.

Data dari hasil analisis terhadap nilai ulangan harian pada mata pelajaran PKn siswa kelas VI SD Negeri Gedangan pada tahun ajaran 2015/2016 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 71. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90, dengan rerata kelas yaitu 67,4. Dari 21 siswa, yang mencapai KKM hanya 5 (23,8%) ,siswa sedangkan sisanya 16 (76,2%) siswa belum mencapai KKM. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran PKn terlihat bahwa pembelajaran kurang berkualitas. Suparno, dkk (2004) mengungkapkan bahwa kualitas pembelajaran diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Indikator kualitas pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi hanya pada aktivitas siswa dan hasil belajar.

Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, sebagai guru mata pelajaran PKn maka berupaya untuk mencari alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dipandang kondusif dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran adalah model Cooperative Script.

Melalui model pembelajaran Cooperative Script diharapkan dapat menambah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya sehingga kualitas pembelajaran PKn akan meningkat. Model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru ke dalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing (Indien: 2012). Sesuai dengan latar belakang permasalahan, disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran (aktivitas siswa dan hasil belajar siswa) PKn pada siswa kelas VI SD Negeri Gedangan?

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas VI SD Negeri Gedangan melalui model Cooperative Script. Adapun secara rinci tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Peningkatan aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Gedangan Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran PKn menggunakan model Cooperative Script. 2) Peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Gedangan Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran PKn menggunakan model Cooperative Script.

 

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula (Uno, 2007). Sedangkan Suparno, dkk (2004) mengungkapkan bahwa kualitas pembelajaran diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.

Indikator Kualitas Pembelajaran

1.   Aktivitas Siswa

Sardiman (2011) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Yang dimaksud aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait.

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, Dierich (dalam Sardiman, 2011) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut: a) Visual activities, b) Oral activities, c) Listening activities, d) Writing activities, e) Drawing activities, f) Motor activities, g) Mental activities, h) Emotional activities.

2.   Hasil Belajar Siswa

Suprijono (2011) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Gagne (dalam Suprijono, 2011) menjabarkan bahwa hasil belajar berupa: a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. d) Keterampilan motorik yaitu melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Model Cooperative Script

Skrip kooperatif merupakan model pembelajaran di mana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan, untuk mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang akan dipelajari (Asmani, 2012). Langkah-Langkah Model Cooperative Script sebagai berikut: a) Guru membagi siswa untuk berpasangan. b) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. d) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar: a) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap. b) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. c) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas. d) Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru. e) Penutup (Suprijono, 2011)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Alur penelitian tindakan kelas dapat dilihat dalam bagan berikut:

1.    Perencanaan

Arikunto (2010) mengemukakan bahwa dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: a) Menyiapkan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative script. b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan digunakan. c) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2.    Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010). Dalam pelaksanakan PTK ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama yaitu kegiatan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Cooperative Script dan siklus kedua dan siklus berikutnya dilaksanakan untuk memperbaiki semua yang belum baik pada setiap siklus yang telah dilakukan.

3.    Pengamatan

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Supardi, 2008). Sedangkan menurut Arikunto (2010) tahap observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pada tahap oservasi ini sebenarnya dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan.

4.    Refleksi

Menurut Arikunto (2010), refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan sudah dilakukan. Refleksi dilakukan setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan hasil belajar PKn. Proses pembelajaran tersebut dievaluasi keefektifannya dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama, kemudian membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

Subyek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VI SD Negeri Gedangan Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Jumlah siswa sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 11 perempuan.

Sumber data diperoleh dari siswa dan dokumentasi. Sumber data dari siswa diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan hasil evaluasi. Sumber data dokumen dalam penelitian ini berupa data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan tindakan, hasil pengamatan, dan hasil foto selama proses pembelajaran.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn yang dilakukan setelah selesai pada setiap akhir siklus. Data kualitatif ini diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa.

Teknik pengumpulan data melalui teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pencapaian atau hasil belajar. Sedangkan teknik non tes diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi.

Data kualitatif berupa data lembar hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn dengan model pembelajaran Cooperative Script, serta hasil catatan lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Data kualitatif ini diperoleh dari pengolahan data yang didapat dari instrumen pengamatan keterampilan guru dan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Poerwanti dkk (2008), menjelaskan dalam bentuk contoh instrumen untuk mengukur minat peserta didik yang telah berhasil dibuat adalah 10 butir. Jika rentangan yang dipakai adalah 1 – 5 maka skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi adalah 50. Dengan demikian mediannya adalah (10 + 50)/2 yaitu sebesar 30. Jika dibagi menjadi 4 kategori maka skala 10 – 20 termasuk tidak berminat, 21 – 30 kurang berminat, 31 – 40 berminat dan skala 41 – 50 sangat berminat. Maka dari contoh tersebut untuk menentukan skor dalam 4 kategori, langkah langkah yang ditempuh yaitu: a) Menentukan skor maksimal dan skor minimal, b) Menentukan median dari data skor yang diperoleh dengan, c) Membagi rentang skor menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang).

Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa

Skala Penilaian

Kategori

Indikator keberhasilan

22,5 ≤ skor ≤ 29

Sangat Baik

Dikatakan tuntas apabila mencapai skor ≥15

15 ≤ skor < 22,5

Baik

7,5≤ skor < 15

Cukup

0 ≤ skor < 7,5

Kurang

(Herrhyanto, 2008)

Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran Cooperative Script pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator sebagai berikut:a) aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sangat baik yaitu perolehan skor ≥ 22,5 pada lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran. b) 85% siswa mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 71.

 

 

 

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

No

Indikator

Rata-Rata Skor

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1

Kesiapan dalam belajar

1,6

1,93

2,86

2

Kemampuan menjawab pertanyaan dari guru

1,48

1,83

2,71

3

Memperhatikan penjelasan guru

1,7

1,7

2,71

4

Membuat ringkasan materi

1,57

1,54

3,38

5

Mendemonstrasikan keterampilan tertentu

1,62

1,68

2,38

6

Memberikan pendapat

1,52

1,65

2,43

7

Menyimpulkan hasil pembelajaran

1,48

1,81

2,67

Jumlah

231

12,7

407

Rata-rata skor

15,7

17,3

27,3

kategori

Baik

Baik

Sangat Baik

Dari tabel di atas menunjukkan jumlah skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 15,7 dengan kategori baik dan aktivitas siswa meningkat 1,6 poin pada siklus II menjadi 17,3 dengan kategori baik serta kembali meningkat 10 poin menjadi 27,3 pada siklus III dengan kategori sangat baik.

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

No

Pencapaian

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1

Rata-Rata

69

73,6

81,9

2

Nilai Tertinggi

95

100

100

3

Nilai Terendah

50

40

60

4

Jumlah Tuntas

13

16

20

5

Jumlah Tidak Tuntas

8

5

1

6

Prosentase Ketuntasan Tuntas

62%

76%

95,20%

7

Prosentase ketidaktuntasan

38%

24%

4,80%

 

Dari data pada table dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar pada tiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan klasikal hasil belajar siswa meningkat menjadi 62%, siklus II ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kembali meningkat menjadi 76%, dan siklus III ketuntasan klasikal siswa mencapai 95,2% dengan kategori sangat baik berdasarkan Aqib (2010). Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas VI SD N Gedangan mengalami peningkatan sebesar 14% dari siklus I ke siklus II dan ketuntasan klasikal kembali meningkat sebesar 19,2% dari siklus II ke siklus III.

Pembahasan

1.   Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui model cooperative script ini pada siklus I masih banyak kendala ketika pembelajaran berlangsung. Pada siklus I menunjukkan hasil pengamatan aktivitas siswa dengan rata-rata per indikator 15,7. Indikator ini masuk dalam kriteria baik.

Pada siklus II mengalami peningkatan, siswa sudah memahami kegiatan belajar secara berpasangan. Hal tersebut berdampak pada kegiatan diskusi yang semakin baik. Sudah terjadi penyampaian pendapat kepada pasangannya. Namun, dari kegiatan berpasangan tersebut masih ada beberapa siswa yang masih bingung dengan tugasnya sehingga perlu bimbingan lebih ekstra kepada masing-masing siswa. Temuan hasil aktivitas siswa pada siklus II masih ditemukan siswa yang belum mencapai kriteria baik. Rata-rata jumlah skor indikator skor per indikator 17,3. Indikator ini masuk dalam kriteria Baik. Oleh karena itu perlu diadakan siklus berikutnya agar pembelajaran lebih optimal.

Dari data aktivitas siswa siklus III, diperoleh data rata-rata jumlah skor rata-rata skor per indikator 27,3. Indikator ini masuk dalam kriteria sanagt baik. Hasil data tersebut sudah menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan. Dari uraian hasil pengamatan aktivitas siswa, terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Dari siklus I memperoleh skor 15,4 yang masuk dalam kategori baik (B), kemudian meningkat pada siklus II memperoleh skor 17,3 yang termasuk dalam kategori baik (B), dan terjadi peningkatan lagi pada siklus III dengan mendapatkan skor 27,3 yang masuk dalam kategori sangat baik (SB). Dari data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya sangat baik.

2.   Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dalam penelitian ini didapatkan dari hasil kegiatan evaluasi yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Rata-rata hasil evaluasi pembelajaran PKn mengalami peningkatan. Setelah dilaksanakan siklus III melalui model Cooperative Script, terjadi peningkatan.

Pada siklus I ketuntasan klasikal hasil belajar siswa meningkat menjadi 62%, siklus II ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kembali meningkat menjadi 76%, dan siklus III ketuntasan klasikal siswa mencapai 95,2% dengan kategori sangat baik berdasarkan Aqib (2011). Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas VI SD N Gedangan mengalami peningkatan sebesar 14% dari siklus I ke siklus II dan ketuntasan klasikal kembali meningkat sebesar 19,2% dari siklus II ke siklus III.

Hasil data tersebut menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, hasil tersebut menunjukkan sudah tercapainya indikator keberhasilan yang harus dicapai yaitu 95,2% dari indikator yang direncanakan sebesar minimal 85%.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas siswa, dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn di kelas VI SD Negeri Gedangan diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran PKn berikut: 1) Model cooperative script dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PKn. 2) Model cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar PKn. Adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa yang menunjukkan sudah tercapainya indikator keberhasilan yang harus dicapai dengan diperolehnya tingkat ketuntasan di atas 85%.

Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Siswa hendaknya menambah pengalaman belajar dengan lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran melalui model cooperative script. 2) Agar hasil belajar meningkat, penerapan model cooperative script hendaknya dioptimalkan, sehingga hasil belajar siswa pun optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Ma‟mur. 2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press.

Aqib, Zainal dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.

Herrhryanto, Nar dan Hamid, Akib. 1992. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Indien. 2012. Model pembelajaran Cooperative Script. Terdapat dalam http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-cooperative-script.html. Diakses pada 7 Januari 2013 18.41 WIB.

Sardirman, A. M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suparno, dkk. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Uno, Hamzah B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.