Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Model Discovery Learning Berbasis Video Animasi
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI
MATERI SISTEM GERAK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS VIDEO ANIMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 5 MAN 1 PATI SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Siti Nur Nugraheni
Guru Mata Pelajaran Biologi MAN 1 Pati
ABSTRAK
Rendahnya kualitas pembelajaran Biologi menjadi permasalahan utama pada dunia pendidikan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi melalui model discovery learning berbasis media video animasi. Prosedur penelitian yang digunakan yakni penelitian tindakan kelas dengan tahapan tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada aktivitas mengajar guru sebesar 7%. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan sebesar 24%. Di samping itu, juga terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa sebesar 34%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran Biologi materi Sistem Gerak dapat ditingkatkan melalui Model Discovery Learning Berbasis Video Animasi.
Kata kunci: kualitas pembelajaran, discovery learning, media video animasi
PENDAHULUAN
Pelajaran Biologi berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam. Sejalan dengan berkembangnya kemajuan IPTEK dan sains tentunya menuntut kita untuk selalu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Lulusan dari suatu jenjang pendidikan hendaknya tidak hanya mempunyai kecakapan dalam menguasai konsep saja, tetapi juga mempunyai skill di luar bidang kecakapan agar mampu bersaing seiring dengan perkembangan sains dan IPTEK tersebut.
Namun realitas yang terjadi sekarang ini, rendahnya kualitas pembelajaran Biologi menjadi permasalahan utama. Strategi metode, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat monoton dan kurang bervariasi. Dalam penyampaian materi, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional serta media seadanya. Peranan guru masih dominan sehingga siswa tidak memiliki keterampilan proses sebagaimana konsep Biologi sebagai ilmu sains. Siswa kurang dilibatkan dalam pemecahan dan penemuan konsep, fakta ataupun kesimpulan selama pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa cenderung kurang aktif dan tidak memiliki keberanian untuk mengkomunikasikan pendapatnya, bertanya ataupun menjawab pertanyaan. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang optimal.
Upaya peneliti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning Berbasis Video Animasi. Alasan peneliti menerapkan model tersebut karena dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa, dan media video animasi untuk membantu guru menjelaskan materi sistem gerak yang sifatnya menarik.
Berdasarkan paparan di atas, permasalahan yang utama yaitu apakah kualitas pembelajaran Biologi materi Sistem Gerak dapat ditingkatkan melalui model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi? Dari permasalahan tersebut, rumusan masalah dapat dirinci sebagai berikut: 1) Apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru?; 2) Apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?; dan 3) Apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas pembelajaran Biologi materi Sistem Gerak dapat ditingkatkan melalui model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi. Tujuan penelitian tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1) untuk mengetahui apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru; 2) untuk mengetahui apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa; dan 3) untuk mengetahui apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
KAJIAN TEORI
Kualitas pembelajaran merupakan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik dan menghasilkan output yang baik pula (Uno, 2012:157). Variabel indikator kualitas pembelajaran yang digunakan dalam peneliti ini, meliputi: aktivitas guru, aktivitas belajar dan hasil belajar. Aktivitas mengajar guru merupakan kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2010:277). Hasil belajar siswa merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri/variabel bawaannya melalui perlakuan pengajaran tertentu.
Hosnan (2014:282) mengatakan bahwa “discovery learning” adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Discovery learning ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Prosedur aplikasi model discovery learning: (1) Stimulation; (2) Problem statement; (3) Data collection; (4) Data Processing; (5) Verification; (6) Generalization.
Sukiman (2012:187-188) menyatakan “media video pembelajaran adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Suciadi (2003) menyatakan bahwa animasi adalah sebuah objek atau beberapa objek yang tampil bergerak melintasi stage atau berubah bentuk, berubah ukuran, berubah warna, berubah putaran, berubah properti-properti lainnya. Animasi dapat diintegrasikan ke media lain seperti video atau presentasi sehingga cocok untuk menjelaskan materi-materi pelajaran yang sulit disampaikan secara langsung melalui buku.
METODE PENELITIAN
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa tahap, yakni Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Action), Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflection). Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 5 MAN 1 Pati pada semester gasal tahun pelajaran 2019/2020. Data penelitian diperoleh dari hasil pengamatan tentang aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan dan tes. Instrumen penelitian terdiri dari lembar pengamatan aktivitas mengajar guru, lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, dan tes hasil belajar. Data yang bersifat kuantitatif diolah menggunakan statistik deskriptif dengan persentase (%) pengamatan dan menyimpulkan lebih mendasar pada nilai rata-rata. Teknik analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: 1) Aktivitas mengajar guru ditarget mencapai minimal 75% dengan kategori Aktif; 2) Aktivitas belajar siswa ditarget mencapai minimal 75% dengan kategori Aktif; dan 3) Hasil belajar siswa ditarget mencapai ketuntasan klasikal minimal 75% dan ketuntasan individual minimal 75%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi Awal
No | Aspek Aktivitas yang Diamati | % | Kategori |
A. | Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran | 61 | Cukup Aktif |
B. | Memperhatikan penjelasan guru | 61 | Cukup Aktif |
C. | Memperhatikan media pembelajaran | 55 | Kurang Aktif |
D. | Antusiasme dalam pembelajaran | 66 | Cukup Aktif |
E. | Presentasi hasil diskusi | 57 | Kurang Aktif |
F. | Menyimpulkan hasil pembelajaran | 61 | Cukup Aktif |
G. | Ketepatan mengerjakan tugas | 66 | Cukup Aktif |
Nilai Rata-rata | 61 | Cukup Aktif |
Tabel 1 menunjukkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dikategorikan “Cukup Aktif”, dengan nilai yang dicapai sebesar 61%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait aktivitas belajar siswa belum tercapai.
Hasil Belajar Siswa
Tabel 2. Hasil Pengamatan Hasil Belajar pada Kondisi Awal
Rentang Nilai | Kriteria Kemampuan | Ketercapaian KKM | f | % |
91 – 100 | Sangat Baik | Tuntas | 1 | 3 |
75 – 90 | Baik | Tuntas | 18 | 49 |
61 – 74 | Cukup Baik | Belum Tuntas | 10 | 27 |
51 – 60 | Kurang Baik | Belum Tuntas | 6 | 16 |
0 – 50 | Tidak Baik (Gagal) | Belum Tuntas | 2 | 5 |
Jumlah | 37 | 100 |
Tabel 2 di atas menunjukkan siswa yang tuntas ada 19 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 52% dengan dikategorikan “Kurang Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait hasil belajar siswa belum tercapai.
Siklus I
Aktivitas Mengajar Guru
Tabel 3. Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I
No | Aktivitas Guru | % | Kategori | |
1 | Melaksanakan pra pembelajaran | 100 | Sangat Aktif | |
2 | Membuka pembelajaran Biologi | 100 | Sangat Aktif | |
3 | Menyajikan materi menggunakan media video animasi | 75 | Aktif | |
4 | Melakukan tanya jawab dengan siswa | 75 | Aktif | |
5 | Membentuk kelas menjadi kelompok heterogen | 75 | Aktif | |
6 | Mengajukan masalah untuk dipecahkan oleh siswa dalam kelompok | 100 | Sangat Aktif | |
7 | Menginstruksikan siswa untuk mencari referensi sebanyak-banyaknya untuk menemukan pemecahan masalah | 75 | Aktif | |
8 | Membimbing kelompok mempresentasikan hasil diskusi | 100 | Sangat Aktif | |
9 | Memberikan penjelasan dan penguatan kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan | 75 | Aktif | |
10 | Menutup pembelajaran | 100 | Sangat Aktif | |
Jumlah | 88 | Aktif |
Tabel 3 menunjukkan aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran dikategorikan “Aktif”, dengan nilai yang dicapai sebesar 88%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait aktivitas mengajar guru telah tercapai.
Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
No | Aspek Aktivitas yang Diamati | % Nilai | Kategori |
A. | Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran | 78 | Aktif |
B. | Memperhatikan penjelasan guru | 78 | Aktif |
C. | Memperhatikan media pembelajaran | 72 | Cukup Aktif |
D. | Antusiasme dalam pembelajaran | 78 | Cukup Aktif |
E. | Presentasi hasil diskusi | 68 | Cukup Aktif |
F. | Menyimpulkan hasil pembelajaran | 75 | Aktif |
G. | Ketepatan mengerjakan tugas | 78 | Aktif |
Nilai Rata-rata | 75 | Aktif |
Tabel 4 menunjukkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dikategorikan “Aktif”, dengan nilai yang dicapai sebesar 75%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait aktivitas belajar siswa telah tercapai.
Hasil Belajar Siswa
Tabel 5. Hasil Pengamatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Rentang Nilai | Kriteria Kemampuan | Ketercapaian KKM | f | % |
91 – 100 | Sangat Baik | Tuntas | 2 | 5 |
75 – 90 | Baik | Tuntas | 22 | 60 |
61 – 74 | Cukup Baik | Belum Tuntas | 10 | 27 |
51 – 60 | Kurang Baik | Belum Tuntas | 3 | 8 |
0 – 50 | Tidak Baik (Gagal) | Belum Tuntas | 0 | 0 |
Jumlah | 37 | 100 |
Tabel 5 di atas menunjukkan siswa yang tuntas ada 24 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 65% dengan dikategorikan “Cukup Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait hasil belajar siswa belum tercapai.
Siklus II
Aktivitas Mengajar Guru
Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus II
No | Aktivitas Guru | % | Kategori | |
1 | Melaksanakan pra pembelajaran | 100 | Sangat Aktif | |
2 | Membuka pembelajaran Biologi | 100 | Sangat Aktif | |
3 | Menyajikan materi menggunakan media video animasi | 100 | Aktif | |
4 | Melakukan tanya jawab dengan siswa | 100 | Aktif | |
5 | Membentuk kelas menjadi kelompok heterogen | 75 | Aktif | |
6 | Mengajukan masalah untuk dipecahkan oleh siswa dalam kelompok | 100 | Sangat Aktif | |
7 | Menginstruksikan siswa untuk mencari referensi sebanyak-banyaknya untuk menemukan pemecahan masalah | 100 | Sangat Aktif | |
8 | Membimbing kelompok mempresentasikan hasil diskusi | 100 | Sangat Aktif | |
9 | Memberikan penjelasan dan penguatan kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan | 75 | Aktif | |
10 | Menutup pembelajaran | 100 | Sangat Aktif | |
Jumlah | 95 | Sangat Aktif |
Tabel 6 menunjukkan aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran dikategorikan “Sangat Aktif”, dengan nilai yang dicapai sebesar 95%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait aktivitas mengajar guru telah tercapai.
Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 7. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
No | Aspek Aktivitas yang Diamati | % Nilai | Kategori |
A. | Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran | 91 | Sangat Aktif |
B. | Memperhatikan penjelasan guru | 89 | Aktif |
C. | Memperhatikan media pembelajaran | 88 | Aktif |
D. | Antusiasme dalam pembelajaran | 81 | Aktif |
E. | Presentasi hasil diskusi | 82 | Aktif |
F. | Menyimpulkan hasil pembelajaran | 82 | Aktif |
G. | Ketepatan mengerjakan tugas | 81 | Aktif |
Nilai Rata-rata | 85 | Aktif |
Tabel 7 menunjukkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dikategorikan “Aktif”, dengan nilai yang dicapai sebesar 85%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait aktivitas belajar siswa telah tercapai.
Hasil Belajar Siswa
Tabel 8. Hasil Pengamatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Rentang Nilai | Kriteria Kemampuan | Ketercapaian KKM | f | % |
91 – 100 | Sangat Baik | Tuntas | 6 | 16 |
75 – 90 | Baik | Tuntas | 26 | 70 |
61 – 74 | Cukup Baik | Belum Tuntas | 4 | 11 |
51 – 60 | Kurang Baik | Belum Tuntas | 1 | 3 |
0 – 50 | Tidak Baik (Gagal) | Belum Tuntas | 0 | 0 |
Jumlah | 37 | 100 |
Tabel 8 di atas menunjukkan siswa yang tuntas ada 32 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 86% dengan dikategorikan “Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini terkait hasil belajar siswa telah tercapai.
Pembahasan
Hasil pengamatan pada Siklus I, menunjukkan aktivitas mengajar guru dikategorikan “Aktif” dengan nilai sebesar 88%, sedangkan pada siklus II dikategorikan “Sangat Aktif” dengan persentase nilai sebesar 95%. Hal ini berarti terjadi peningkatan aktivitas mengajar guru sebesar 7%. Dengan demikian, aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan yang meyakinkan.
Aktivitas belajar siswa pada Kondisi Awal, mencapai sebesar 61% dengan dikategorikan “Cukup Aktif”. Sedangkan pada Siklus I mencapai sebesar 75% dengan dikategorikan “Aktif”. Dan pada Siklus II, mencapai sebesar 85% dengan dikategorikan “Aktif”. Hal ini berarti terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 24%. Dengan demikian, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang meyakinkan.
Hasil belajar siswa pada Kondisi Awal, mencapai sebesar 52% dengan dikategorikan “Kurang Baik”. Sedangkan pada Siklus I mencapai sebesar 65% dengan dikategorikan “Cukup Baik”. Dan pada Siklus II, mencapai sebesar 86% dengan dikategorikan “Baik”. Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 34%. Dengan demikian, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang meyakinkan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan tersebut di atas, diketahui bahwa:
- Model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan aktivitas guru.
- Apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan aktivitas siswa.
- Apakah model Discovery Learning Berbasis Media Video Animasi dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi sistem gerak siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran Biologi materi Sistem Gerak dapat ditingkatkan melalui Model Discovery Learning Berbasis Video Animasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suciadi, A.A. 2003 Menguasai Pembuatan Animasi dengan Macromedia Flash MX. Jakarta: Dinastindo.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Uno, Hamzah B. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.