UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn

MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PADA SISWA KELAS IV SD N SRUWEN 03 SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sri Wahyuni

Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Tujuan pembelajaran PKn adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Hasil observasi di kelas IV SD Negeri Sruwen 03 ditemukan beberapa permasalahan: pembelajaran berpusat pada guru, media kurang menarik perhatian siswa, keterampilan guru dan aktivitas siswa belum optimal sehingga hasil belajar siswa rendah. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdiri atas keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03? Tujuan penelitian adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03. Rancangan penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian terdiri atas tiga siklus masing-masing siklus satu kali pertemuan. Subjek penelitian adalah guru dan 15 siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dokumentasi, dan angket respon siswa. Hasil observasi keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 26%, siklus I 53%dan siklus II 67% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 100%. Data tersebut menunjukkan terjadi peningkatan pada ketuntasan klasikal belajar siswa. Simpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Sruwen 03 pada mata pelajaran PKn. Saran yang diberikan yaitu guru hendaknya menggunakan model inovatif dan media yang bervariasi dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran PKn, Model Kooperatif tipe Think Pair Share

 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran dalam dunia pendidikan memegang peranan penting karena dalam pembelajaran terdapat proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar. Dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses disebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativi­tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan pernyataaan tersebut, maka pendidik harus dapat memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran dengan cara pemberian tugas dan diskusi kelompok. Selain itu, pendidik juga disarankan menggunakan pembelajaran inovatif, media pembelajaran yang menarik, dan sumber belajar yang bervariasi. Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu direncanakan sedemikian rupa melalui pembuatan rencana pelakasanaan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Berdasarkan kajian kebijakan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan Depdiknas (2007) dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran PKn. Pemahaman guru terhadap SK-KD sangat beragam, karena latar belakang pendidikan, daerah, kapasitas, dan kompetensi yang juga sangat beragam. Sehingga terkadang mengalami kesulitan untuk memahami dan memaknai SK-KD dalam implementasi pembelajaran. Kebiasaan guru yang ”taken for granted” dari pusat memperlemah kreativitas dan inovasi mereka dalam mengembangkan pembelajaran. Khususnya dalam mencari sumber, memilih dan mengorganisasikan materi sesuai tuntutan KD. Selain itu, menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2009) kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki.

Berdasarkan hasil refleksi awal bersama tim kolaborasi menemukan beberapa permasalahan khususnya dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03. Permasalahan tersebut diantaranya pembelajaran PKn yang dilakukan masih kurang optimal. Hal ini disebabkan selama kegiatan pembelajaran belum menggunakan variasi sehingga kegiatan pembelajaran PKn berlangsung monoton dan siswa cepat merasa bosan. Dalam pembelajaran yang dilakukan tidak ada suatu permasalahan yang diajukan yang dapat menarik perhatian siswa untuk mempelajari materi yang akan diajarkan. Pembelajaran yang sudah dilakukan juga tidak memberikan kesempatan kepada siswa berpikir untuk mencari penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Proses pembelajaran yang dilakukan juga tidak memberikan kesempatan untuk share antar anggota di dalam kelompok. Siswa jarang bertanya mengenai hal-hal yang belum mereka pahami dan jika guru melakukan tanya jawab, siswa tidak berani dalam menyampaikan pendapat mereka. Selama pembelajaran kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan, hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dan lebih memilih untuk berbicara dengan teman mereka sehingga kelas menjadi gaduh.

Hal tersebut didukung dengan data dokumen nilai ulangan harian mata pelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Sruwen 03 yang menunjukkan bahwa terdapat 11 siswa (75%) dari 15 siswa nilainya tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 75. Dari data dokumen ditunjukkan rata-rata kelas 66.

Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03 merupakan permasalahan yang sangat mendesak sehingga perlu dicari alternatif pemecahan masalah yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Peneliti menetapkan alternatif tindakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dan kreatif yang di sesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share.

Trianto (2007: 61), mengatakan bahwa Think-Pair-Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS memiliki prosedur dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dalam penerapannya, pembelajaran TPS memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir secara mandiri sehingga tipe pembelajaran ini mempunyai potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa.

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn, dimana aktivitas siswa dan keterampilan guru dapat meningkat melalui pembelajaran menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share.

Berdasarkan ulasan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti menetapkan tindakan yang sesuai dengan permasalahan pembelajaran PKn yang terjadi di kelas IV SD Negeri Sruwen 03 dengan judul Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Siswa Kelas IV SD N Sruwen 03 Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara menerapkan Model Kooperatif tipe Think Pair Share meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03?

Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a.       Apakah penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Negeri Sruwen 03?

b.       Apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03 dalam mata pelajaran PKn?

c.        Apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03 dalam mata pelajaran PKn?

Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi guru di SD Negeri Sruwen 03 dapat diatasi adalah dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2009:1.4). Dengan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Solusi untuk memecahkan masalah pembelajaran PKn di Kelas IV yaitu dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share yang telah peneliti siapkan sebagai berikut:

a.     Guru menjelaskan materi sesuai dengan SK-KD pembelajaran.

b.     Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

c.     Siswa berpikir secara individual tentang pertanyaan yang diberikan guru (Think).

d.     Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangan (Pair).

e.     Guru membimbing dan memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.

f.      Perwakilan kelompok berbagi jawaban dengan seluruh kelas (Share) dengan menyampaikan jawaban di depan kelas secara bergantian.

g.     Penghargaan kepada kelompok yang aktif.

h.     Guru melakukan refleksi.

i.      Guru melakukan evaluasi.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka ditentukan tujuan umum yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03 dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share. Dari uraian tujuan umum tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus sebagai berikut:

1.     Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Negeri Sruwen 03 dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share.

2.     Meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03 dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share.

3.     Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03 melalui penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu:

Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif upaya dalam peningkatan kualitas pembelajaran PKn terutama di sekolah dasar. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran PKn.

 

 

Manfaat praktis

Bagi Siswa

Penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share dalam pembelajaran PKn, diharapkan siswa menjadi aktif dan antusias mengikuti pembelajaran PKn, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn meningkat, siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat baik secara individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

Bagi Guru

Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang bagaimana mengajar agar lebih efektif dan efisien serta menarik perhatian siswa yaitu dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share, sehingga guru mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya terutama mata pelajaran PKn. Dapat juga dijadikan sebagai solusi alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru dalam menghadapi permasalahan yang muncul dari siswa yang berhubungan dengan pembelajaran.

Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan berupa pengetahuan dan pengalaman bagi Sekolah Dasar yang bersangkutan tentang model-model pembelajaran inovatif yang salah satunya yaitu Model Kooperatif tipe Think Pair Share.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakikat belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan termasuk unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini mempunyai pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Kepandaian atau ilmu dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman baik pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung yaitu melalui pengamatan. Belajar merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan pribadi dan perilaku seseorang.

Belajar menurut Slavin (dalam Anni 2009:82) merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Daryanto (2010:2), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Gagne (dalam Anni, 2009:82) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Morgan (dalam Suprijono, 2013:3), belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku ataupun penampilan sebagai hasil dari serangkaian kegiatan dan akan lebih bermakna jika subjek belajar mengalami dan melakukan kegiatan tersebut secara langsung. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Proses belajar akan menjadi baik apabila dilakukan dan dialaminya sendiri oleh subjek belajar. Hasil belajar bukan suatu penguasan hasil latihan melainkan perubahan keseluruhan tingkah laku (Hamdani, 2011:21-22).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan keseluruhan tingkah laku yang disengaja oleh subjek belajar yang berkesinambungan, dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya, bersifat positif, aktif, mempunyai tujuan dan terarah yang terjadi secara sadar sebagai hasil dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Model Kooperatif tipe Think Pair Share

Trianto (2007: 61), mengatakan bahwa Think Pair Share merupakan jenis Cooperative learning yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Sahrudin dan Ariani (2011), cooperative learning tipe Think Pair Share menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan bentuk pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran.

Sedangkan Lie (2005:57), Think Pair Share adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Jadi melalui cooperative learning tipe Think Pair Share, siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan dari kegiatan diskusi serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

KERANGKA BERFIKIR

Pembelajaran PKn kelas IV di SD Negeri Sruwen 03 masih kurang optimal. Hal ini terbukti dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 16 siswa, terdapat 12 siswa atau sekitar 75% siswa nilainya tidak tuntas dalam pembelajaran PKn yaitu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan. KKM untuk mata pelajaran PKn di SD Negeri Sruwen 03 yaitu 75. Permasalahan rendahya hasil belajar PKn tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu pembelajaran cenderung bersifat teacher centered yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan kurang menggunakan variasi sehingga kegiatan pembelajaran PKn berlangsung monoton dan siswa cepat merasa bosan. Dalam pembelajaran yang dilakukan tidak ada suatu permasalahan yang diajukan yang dapat menarik perhatian siswa untuk mempelajari materi yang akan diajarkan. Pembelajaran yang sudah dilakukan juga tidak memberikan kesempatan kepada siswa berpikir untuk mencari penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Selama pembelajaran kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan, hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dan lebih memilih untuk berbicara dengan teman mereka sehingga kelas menjadi gaduh.

Peneliti menetapkan suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain. Guru memancing siswa agar berpikir atau mencari jawaban dari sebuah pertanyaan, kemudian secara berpasangan saling mendiskusikan apa yang telah diperoleh, kemudian guru meminta siswa untuk berbagi dengan keseluruhan siswa tentang jawaban masing-masing pasangan.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Rabu tanggal 13 April 2016 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Rabu tanggal 27 April 2016 dan siklus 3 pada hari Rabu tanggal 4 Mei 2016.

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Sruwen 03

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 15 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 8 orang.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 66 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 80% siswa menjawab kesulitan.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Payungan 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas IV sebanyak 15 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 terletak di desa Sruwen Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 masih asri dengan suasana perdesaan, di barat Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 terdapat perladangan, sungai dan gunung, di sebelah utara dan timur terdapat perumahan warga, dan di selatan juga terdapat perumahan warga.

 

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sruwen 03 Desa Sruwen pada semester II diperoleh data yaitu dari 15 siswa yaitu 8 laki-laki dan 7 perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Kemampuan Siswa

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 11 siswa atau 74%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 4 siswa dengan persentase 26%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share, siswa dalam kegiatan belajar akan dikelompokkan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 orang, dengan tujuan agar siswa dalam kelompok memperoleh kesempatan untuk bertukar pikiran tentang materi yang dipelajari

Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 7 siswa atau 47%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 53%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 5 siswa atau 33%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 67%.

Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 3

Ketuntasan belajar siswa siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 0 siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 100%.

Revisi Tindakan Siklus 3

Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 3 pada pembelajaran PKn melalui Model Kooperatif tipe Think Pair Share pada kelas IV SD Negeri Sruwen 03 diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 3. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) menciptakan suasana yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, 2) lebih mendekatkan diri kepada siswa untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara individu, 3) selalu memotivasi siswa untuk percaya diri terhadap jawaban maupun pendapat yang dimiliki.

Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 26%, siklus I 53%dan siklus II 67% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 100%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03 diperoleh simpulan sebagai berikut:

a.     Keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 21 dengan kriteria baik. Pada siklus II meningkat dengan perolehan skor 29 dengan kriteria sangat baik. Selanjutnya siklus III, kembali meningkat dengan jumlah skor yang diperoleh 34 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan pada tiap siklus pelaksanaan.

b.     Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh jumlah skor 24,7 dengan kriteria baik. Kemudian meningkat pada siklus II dengan kriteria baik dengan jumlah skor yang diperoleh yaitu 26,5. Pada siklus III kembali meningkat dengan jumlah skor 30,2 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus pelaksanaan.

c.     Hasil belajar siswa baik kognitif, afektif maupun psikomotor mengalami peningkatan pada tiap siklus. Hasil belajar ranah kognitif pada pelaksanaan siklus I dengan ketuntasan klasikal 53%. Pada siklus II meningkat dengan ketuntasan klasikal sebesar 67%. Pelaksanaan tindakan siklus III, meningkat lagi dengan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 100%.

Berdasarkan data tersebut, maka penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, model kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Sruwen 03. Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

a.     Keterampilan guru

Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang akan diajarkan sehingga mampu meningkatkan interaksi siswa dan guru dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sangat baik diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

b.     Aktivitas Siswa

Sebaiknya siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, misalnya dengan bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dalam materi pembelajaran, siswa percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapat. Dengan demikian kegiatan pembelajaran berjalan dengan aktif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

c.     Hasil Belajar Siswa

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya selalu berusaha meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dijadikan tolak ukur mutu suatu sekolah. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa, maka kualitas pembelajaran dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan akreditasi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Anni, Catharina Tri. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: UPP MKK UNNES

Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB, TK. Bandung: CV. Yrama Widya

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Asrori, Mohammad. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima

Assyafi’I, Arif Fadholi Wahid. 2009. Kelebihan dan Kekurangan TPS. Terdapat di http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/kelebihan-kekurangan-tps.html. diunduh tanggal 31 Desember 2012 pukul 11.43

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP

Cakudik. 2012. Revisi Taksonomi Bloom. Terdapat dalam http://mgmpmatsatapmalang.wordpress.com/2012/07/07taksonomi-bloom-versi-baru/ diunduh pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 22.15

Darwanto, Dwi. 2011. Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa UNNES. Semarang

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Farhan, Aby. 2011. Perencanaan Materi Bahan Pembelajaran. Terdapat dalam http://www.abyfarhan.com/2011/12/perencanaan-materi-bahan-pembelajaran.html diunduh pada tanggal 11 Januari 2013 pukul 15:52

Herrhyanto, Nar dan H.M. Akib Hamid. 2007. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hanim, Nur Fatwa Khoirun. 2012. Penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengembangkan Sikap Ilmiahnya dalam Pembelajaran IPA Kelas IV MI Al-Muslihuun 01 Tlogo. Terdapat dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19110 diunduh pada tanggal 7 Januari 2013 pukul 23.48

Harjati, Purwiro. 2008. Keterampilan Dasar Mengajar. Terdapat di http://www.purjatifis.blogspot.com. Diunduh tanggal 7 Januari 2013 pada 20.03

Indriana, Diana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakrta: DIVA Press

Karsidi, Ravik. 2005. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UNS Press dan LPP UNS

Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Poerwanti. Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Debdiknas

Ruminiati.2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo

Sahrudin, dan Sri Ariani. 2011. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS). Terdapat di http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-think-pair-and-share.html. diunduh tanggal 31 Desember 2012 17.23

Sanjaya, Wina. 2005. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Frenada Media

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudrajat, Ahmad. 2008. Media Pembelajaran. Terdapat dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com diunduh pada tanggal 11 Januari 2013 pukul 16:09

Sulistiyowati, Wahyu. 2012. Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Pecahan Melalui Metode Think Pair And Share Kelas V Semester II SD Negeri Tambahsari Tahun 2012. Terdapat dalam http://etd.eprints.ums.ac.id/21463/ diunduh pada tanggal 7 Januari 2013 pukul 23.41

Sunarso, Kus Eddy Sartono, Sigit Dwikusrahmadi dan Y. Ch. Nany Sutarini. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan-PKN UNTUK PERGURUAN TINGGI. Yogyakarta: UNY Press.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Sutjiono, Thomas Wibowo Agung. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur No. 04 / Th. IV / Juli 2005

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka

Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Wardhani, IG.A.K dan K. Wihardit. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Widihastrini, Florentina. 2011. Materi Mata Kuliah Penelitian Pendidikan SD 2. Semarang: PGSD UNNES.