PENINGKATAN KEMAMPUAN MEREFLEKSI ISI PUISI YANG DIBACAKAN DIUBAH KEDALAM BENTUK PROSA

MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF SERTA PENERAPANNYA

DALAM CTL PADA SISWA KELAS VI

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DI SD NEGERI BANYUDONO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

Iswati

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VI di SD Negeri Banyudono

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan isi puisi yang dibacakan. Hal ini mengingat puisi merupakan ekspresi pengalaman jiwa penulis yang diungkapkan. Dengan menggunakan kata-kata kiasan (penuh lambang). Selain itu sifat pemadatan kata tertentu menambah kesulitan bagi siswa untuk memahami isi puisinya dan mengingat kegiatan merefleksi isi puisi ini dilakukan dan mendengarkan/menyimak pembacaan puisi, tentu membutuhkan konsentrasi penuh serta latihan cukup banyak pula. Karena itu tak mengherankan bila dalam pembelajaran kompetensi dasar (KD), ini di kelas VI di SD Negeri Banyudono Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yang penulis lakukan, hanya 12 siswa (33,33%) yang mencapai ketuntasan belajar dengan standar ketuntasan 70. Karena itu dengan penilitian ini, digunakan pendekatan komunikatif serta penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam merefleksi puisi yang dibacakan. Pembelajaran yang melibatkan keempat aspek berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) serta penerapan ketujuh prinsip CTL tentunya akan membekali siswa untuk menguasai KD yang menuntut siswa untuk memahami kekhususan bentuk puisi serta kemampuan menyimak yang cukup prima. Dan terbukti hasil pembelajaran sejak siklus 1 menunjukkan peningkatan hingga siklus ke 2, hanya ada 1 siswa tidak tuntas belajar, bahkan 4 siswa (11,11%) memperoleh nilai pada rentang skor 90-94. Selain itu, siswa merasakan pembelajaran menjadi menyenangkan serta dapat mengembangkan imajinasi, mengasah kepekaan emosi, mencerdaskan dan mengasah ketrampilan berbahasa.

Kata Kunci: Pendekatan komunikatif dan CTL, peningkatan kemampuan merefleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa, mengasah IQ, EQ, ketrampilan berbahasa


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Puisi yang menggunakan kata-kata kiasan (penuh lambang) tentu tidak mudah untuk memahaminya, apalagi dengan sifat pemadatan kata tentu akan menambah kesulitan bagi siswa untuk memahami isi puisinya. Dan tak hanya itu, kesulitan tampak semakin bertambah bagi siswa ka-rena pada Kompetensi Dasar (KD) merefleksi isi puisi yang dibacakan, kegiat-an memahami isi puisi itu dilakukan melalui kegiatan menyimak yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi serta keterlibatan emosi pendengar sepenuhnya untuk bisa memahami suasanya hati penulis puisinya melalui bunyi-bunyian sedangkan pada prosa lebih menjurus kepada suatu arti.

Hal ini terjadi dalam pembelajaran di kelas VI SD Negeri Banyudono Keca-matan Kaliori Kabupaten Rembang yang penulis lakukan. Dari 36 siswa yang terdapat dikelas tersebut bahwa hanya 12 siswa (33,33%) yang mencapai ketuntasan belajar dengan SK 70.

Kegagalan tersebut dikarenakan: 1) Siswa belum mampu menyimpulkan tema puisi dengan tepat, 2) Siswa belum mampu menentukan kata-kata kiasan dida-lamnya, 3) Siswa belum mampu menentu-kan suasana yang tergambar dalam puisi, 4) Siswa belum mampu menentukan amanat/pesan yang terkandung dalam puisi yang diubah kedalam bentuk prosa, 5) Siswa belum mampu menentukan jenis citraan (gambaran penginderaan) yang terdapat pada baris-baris puisi.

Karena itu, dalam penelitian ini digunakan pendekatan komunikatif serta penerapan CTL dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan ketidaktuntasan tersebut.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah meningkatkan kemam-puan merefleksikan isi puisi yang diubah ke dalam bentuk prosa siswa kelas VI SDN Negeri Banyudono Keca-matan Kaliori Kabupaten Rembang?

2. Apakah melalui pendekatan komunika-tif serta penerapan CTL dapat mening-katkan ketrampilan merefleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa siswa kelas VI SDN Banyudono Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang?

Tujuan Penelitian

Meningkatkan kemampuan mere-fleksi isi puisi yang dibacakan diubah ke dalam bentuk prosa melalui pendekatan komunikatif serta penerapan CTL karena metode tersebut dalam pembelajaran merefleksi isi puisi menjadi lebih menarik dan tidak menjemukan siswa.

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

Hakekat Kemampuan Merefleksi Isi Puisi

Menurut I. A. Richards ada 4 arti puisi yaitu:

a) Arti puisi yaitu lugas yang berhu-bungan dengan kegiatan pikiran pe-nyair. Ketika kesadaran bersinggungan dengan suatu pokok.

b) Arti puisi yaitu berhubungan dengan perasaan penyair. Didalam menghadapi pokok pembicaraannya, penyair tidak hanya berpikir melainkan juga merasa

c) Arti puisi yaitu berhubungan dengan nadaNada bicara seorang penyair ditentukan oleh dua faktor utama yaitu pokok pembicaraan dan orang yang diajak bicara.

d) Arti puisi berhubungan dengan itikad sadar atau tidak, mungkin saja penyair menyiapkan keinginan agar sesuatu terjadi sebagai penyair menyisipkan keinginan agar sesuatu terjadi sebagai dampak sajaknya.

Itikad itu hanya berbentuk ke-inginan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadi, tanpa terlalu mem-perdulikan dampak atau akibat yang akan terjadi pada orang lain atau pembaca

Hakekat Pendekatan Komunikatif dan CTL

Menurut Tuwuh Rusdiantoro bah-wa pembelajaran konteksteral/CTL suatu pendekatan pemelajaran yang mendekat-kan obyek pembelajaran dengan kehidupan nyata sehari-hari yang dekat dengan peserta didik, sehingga apa yang dipela-jarinya itu akan lebih bermakna bagi siswa dan ilmu yang diperolehnya nanti dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam hidup keseharian.

Menurut Nurhadi dkk mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual/CTL ada-lah konsep belajar dimana guru mengha-dirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan nyata pengetahuan yang dimilikinya de-ngan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyara-kat.

Hakekat Sastra

Sastra adalah imajinasi dan kreati-fitas, maka karya sastra merupakan karya imajinatif apa yang ada dalam karya sastra mengacu pada dunia fiksi. Karya satra mentransformasikan kenyataan dalam teks. Sastra menyajikan pada dunia nyata, yang bukan dunia sesungguhnya, namun dunia yang mungkin ada. Sekalipun karya sastra adalah rekaan tapi kebenaran dalam karya sastra sama dengan kebenaran di luar sastra.

Sastra Imajinatif

Kaitan karya-karya sastra imajinatif dengan fakta kehidupan atau realitas kehidupan memang amat tipis. Sastra imajinatif lebih bertugas untuk menerang-kan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru, memberikan makna kepada realitas kehidupan. Dengan kata lain, sastra imajinatif �menyempurnakan� realitas agar manusia lebih mengerti dan bersikap semestinya terhadap realitas kehi-dupannya: fakta atau realitas hidup sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif, karena memang tujuannya bukan memberikan informasi tentang fakta kepada pembacanya.

Ada dua golongan besar sastra imajinatif yaitu puisi dan prosa. Perbedaan pokok dalam penggolongan ini adalah dalam penggunaan bahasa.

Kerangka Berpikir

Dasar pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang ber-orientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi �mengingat� jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pendi-dikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, ceramah merupakan pilihan utama dalam strategi pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Diduga melalui pendekatan komu-nikatif serta penerapan CTL dapat mening-katkan hasil belajar merefleksi isi puisi diubah kedalam bentuk prosa siswa kelas VI SD Negeri Banyudono.

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan dengan subyek siswa kelas VI SD Negeri Banyu-dono Kecamatan Kaliori Kabupaten Rem-bang pada bulan 20 September sampai dengan 20 Desember 2013 selama 3 bulan tahun pelajaran 2013/2014.

Banyaknya subyek yang diteliti sebanyak 36 siswa.

Teknik Dan Pengumpulan Data

1. Bentuk tes yang digunakan adalah tes lisan untuk mengungkapkan pemaham-an siswa tentang suasana yang muncul dari puisi yang didengarkan (2 buah), pemadatan kata, kata denotasi, kata konotasi, tema, amanat, jenis citraan.

2. Bentuk nontes yang digunakan adalah angket dan lembar observasi diguna-kan untuk menilai keaktifan peserta diskusi, kelengkapan hasil kerja kelompok. Sedangkan lembar angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan.

3. Bentuk tugas tertulis berupa permasalahan (soal) untuk didiskusikan secara kelompok untuk melihat pengembangan kreatifitas berfikir, berimajinasi, ketetapan menyimpulkan.

Teknik Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif

Analisis data yang berbentuk kuantitatif akan dianalisis secara diskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan siklus 2.

Selanjutnya peneliti mengelompok-kan hasil itu ketiga pembelajaran tersebut (sebelum siklus dan setelah siklus 1 serta siklus 2) sesuai aspek yang ditentukan. Pengubahan skor menjadi nilai didasarkan pada tabel skor. Merefleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa yang disusun menurut skor maksimal dan nilai minimal. Kemudian dihitung prosentase ketuntasan sebelum siklus, sebelum siklus 1 dan siklus 2.

2. Analisis Kualitatif

Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap siklus.

Data nontes ini diperoleh dari sumber data yang berupa jawaban angket dan data pada lembar observasi. Lembar observasi berisi catatan sikap siswa selama pembelajaran, minat siswa, keaktifan peserta diskusi, kekompakan kelompok. Dari data yang diperoleh akan disimpulkan minat dan sikap siswa positif atau negatif terhadap pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Diskripsi Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada kegiatan pra siklus, siklus ke � 1, dan siklus ke � 2 maka dapat diperoleh ketuntasan belajar siswa dan rata-rata ulangan harian sebagai berkut:

Kegiatan

Tuntas

Belum Tuntas

Jumlah Siswa

Prosentase

Jumlah Siswa

Prosentase

Pra Siklus

12

33,33%

24

66,66%

Siklus ke-1

23

63,89%

13

36,11%

Siklus ke-2

35

97,22%

1

2,78%

Kegitan Ulangan Harian

Rata � Rata Nilai

Pra Siklus

60,31

Siklus ke-1

67,67

Siklus ke-2

78,81

Sajian Hasil Penelitian

1. Diskripsi Kondisi Awal Sebelum Siklus Hasil Penelitian

Hasil uji kemampuan merefleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa dari pembelajaran sebelum siklus ini tersaji dalam tabel berikut ini

Tabel 1. Hasil Uji Kemampuan Merefleksi Isi Puisi Diubah Kedalam Bentuk Prosa Sebelum Siklus

Interval

Frekuensi

Prosentase

35 � 39

1

2,77%

40 � 44

2

5,55%

45 � 49

0%

50 � 54

9

25%

55 � 59

8

22,22%

60 � 64

4

11,11%

65 � 69

0%

70 � 74

11

30,55%

75 � 79

0%

80 � 84

1

2,77%

85 � 89

0%

90 � 94

0%

Jumlah

36

100%

Berdasakan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa, sebanyak 11 siswa (30,55%), memperoleh nilai pada interval 70 � 74. Sedangkan ada 1 siswa mendapat nilai pada interval 80 � 84 (2,77%). Dengan demikian ada 12 siswa memperoleh nilai diatas KKM. Sedangkan standar ketuntasan yang dipakai adalah 70, berarti masih ada 24 anak yang belum tuntas.

2. Saat Siklus I

Pada pembelajaran siklus I diguna-kan pendekatan komunikatif, yaitu melibat-kan keempat ketrampilan berbahasa, serta penerapan prinsip CTL. Dan hasil uji kemampuan merefleksi isi puisi diubah kedalam bentuk prosa yang dibacakan setelah siklus I sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Kemampuan Merefleksi Isi Puisi Yang Dibacakan �Diubah Kedalam Bentuk Prosa Pada Siklus I

Interval

Frekuensi

Prosentase

40 � 44

1

2,77%

45 � 49

0%

50 � 54

6

16,67%

55 � 59

6

16,67%

60 � 64

0%

65 � 69

1

2,77%

70 � 74

8

22,22%

75 � 79

2

5,55%

80 � 84

11

30,55%

85 � 89

1

2,77%

90 � 94

0%

Jumlah

36

100%

Dari Tabel tersebut diatas dapat kita diskripsikan sebagai berikut: sebanyak 1 siswa yang mendapat nilai pada interval 40-44, 6 siswa yang mendapat nilai pada interval 50-54, dan 6 siswa yang mendapatkan nilai pada interval 55-59, sedangkan 1 siswa (2,77%) mendapat nilai pada interval 65-69.

Sedangkan sebanyak 8 siswa mendapatkan nilai pada interval 70-74, 1 siswa mendapatkan nilai pada interval 75-79 dan 11 siswa mendapat nilai pada interval 80-84 serta ada 1 siswa yang mendapat nilai pada interval 85-89.

Hal ini mengidentifikasikan bahwa siswa tersebut telah berhasil melampaui standart ketuntasan sebanyak 23 siswa (63,88%) sedangkan yang 13 siswa (36,12%) belum tuntas.

3. Saat Siklus II

Pembelajaran pada siklus II dilak-sanakan dengan penerapan prinsip CTL sepenuhnya, menggunakan jenis puisi dengan tema bencana alam yang dekat dengan lingkungan anak (kontekstual). Dari hasil uji kemampuan merefleksi isi puisi diubah kedalam bentuk prosa pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Kemampuan Merefleksi Isi Puisi Yang Dibacakan Diubah Kedalam Bentuk Prosa Pada Siklus II

Interval

Frekuensi

Prosentase

60 � 64

1

2,77%

65 � 69

0%

70 � 74

8

22,22%

75 � 79

0%

80 � 84

23

63,88%

85 � 89

4

11,11%

90 � 94

0%

Jumlah

36

100%

Dari Tabel tersebut diatas mendis-kripsikan bahwa ada 1 siswa (2,77%) yang mendapat nilai pada rentang skor 60 � 64 (nilai terendah). Sedangkan nilai tertinggi diraih siswa sebanyak 4 siswa (11,11%) pada rentang skor 85�89.

Dengan demikian dapat disimpul-kan bahwa hasil pembelajaran siklus II benar-benar telah terjadi peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan siklus I, yaitu hanya ada 1 siswa yang belum tuntas sedangkan 35 siswa (97,22%)) sudah sudah tuntas adapun nilai batas ketuntasan belajar (KKM) adalah 70.

4. Hasil Nontes

Data nontes berhasil dihimpun me-lalui observasi dengan angket.

a) Observasi

1) Sebelum Silkus

i. Beberapa siswa yang duduk di belakang bercakap-cakap de-ngan teman sebelah saat pembelajaran.

ii. Beberapa siswa lain tampak lebih senang berdiam diri, tidak ikut berebut menjawab ketika proses lisan.

iii. Banyak permintaan agar pem-bacaan puisi yang direfleksi dilakukan berulang-ulang.

iv. Banyak siswa yang belum me-mahami teknis pengerjaan tu-gas sehingga banyak yang bertanya berkali-kali.

2) Saat Siklus I

i. Sewaktu kegiatan proses de-ngan penilaian proses, siswa tampak berebut menjawab pertanyaan yang diajukan.

ii. Pada akhirnya siswa yang se-mula pasif berubah menjadi aktif.

iii. Hampir semua pertanyaan se-waktu pemberian kuis, dapat terjawab dengan benar.

iv. Dengan bekerja secara kelom-pok, siswa tampak menikmati kegiatan pembelajaran karena siswa dapat saling belajar.

v. Dengan bekerja secara kelom-pok, siswa tampak menikmati kegiatan pembelajaran karena siswa dapat saling belajar.

3) Saat Siklus II

i. Siswa juga belajar secara sis-tematis.

ii. Siswa menyelesaikan soal tes dengan wajah riang setelah permintaan siswa mengganti puisi kedalam bentuk prosa yang dekat dengan lingkungan siswa terpenuhi.

iii. Permintaan mengulang pemba-caan puisi diubah ke dalam bentuk prosa berkurang freku-ensinya.

b) Angket

1) Siklus I

i. Sebanyak 13 siswa (36,11%) menganggap pembelajaran merefleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa sangat sulit.

ii. Sebanyak 23 siswa (63,89%) merasa pembelajaran mere-fleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa sangat menye-nangkan disamping mengem-bangkan imajinasi dan meng-asah kepekaan emosi, meng-asah ketrampilan menyimak serta mengasah kecerdasan berfikir.

2) Siklus II

i. Sebanyak 35 siswa (97,22%) menganggap pembelarajan merefleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa sangat menyenangkan.

ii. Hampir sebagian besar siswa merasa tidak mengalami kesulitan menjelaskan makna kata-kata konotasi/kiasan da-lam puisi.

iii. Hampir semua siswa (36 siswa) menganggap pembela-jaran merefleksi isi puisi diubah kedalam bentuk prosa berman-faat dalam mengasah kecer-dasan, kepekaan emosi, ke-trampilan menyimak, disam-ping mengembangkan imajina-si.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Dari hasil tes sebelum siklus

Beberapa kelemahan yang mengakibatkan ketidaktuntasan siswa pada pembelajaran sebelum siklus antara lain yaitu:

a. Kemampuan siswa menentukan suasana puisi masih kurang.

b. Kemampuan siswa mengasosia-sikan makna kata-kata konotasi/ki-asan masih kurang.

c. Kemampuan siswa untuk menyim-pulkan tema puisi bencana alam diubah ke dalam bentuk prosa masih kurang.

d. Kemampuan siswa menentukan jenis citraan dalam baris-baris puisi diubah ke dalam bentuk prosa masih kurang.

2. Siklus I dan Siklus II

Sedangkan kemampuan merefleksi isi puisi diubah ke dalam bentuk prosa dapat terlihat pada:

a. Kemampuan siswa menguasai ka-ta-kata konotasi sudah meningkat, hanya masih terpisah-pisah dalam mengasosiasikan kata-kata pada baris yang satu dengan baris yang lainnya.

b. Kemampuan siswa menentukan suasana puisi meningkat, juga dalam menentukan jenis citraan serta menyimpulkan pesan.

3. Perubahan Prestasi Belajar Siswa

Pada siklus II terjadi peningkatan frekuensi cukup besar dibandingkan sebelum siklus. Pada siklus II terdapat 8 siswa (22,22%) yang berhasil memperoleh nilai pada rentang skor 70-74, rentang nilai 80-84, 23 siswa (63,88%) dan rentang nilai 85-89, 4 siswa (11,11%).

Saat sebelum siklus mempunyai frekuensi 24, berarti jumlah siswa yang belum tuntas 24 siswa. Sedangkan pada siklus II mempunyai frekuensi 1 (satu) berarti yang tidak tuntas hanya 1 siswa dari jumlah siswa keseluruhan adalah 36 siswa.

4. Perubahan Pada Guru

Guru semakin bervariatif dalam menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga dapat digunakan sebagai variasi dalam KBM. Disamping itu meningkatkan kerja sama antara sesama guru (kolaborator) semakin meningkat dalam kegiatan PTK (class room action research).

PENUTUP

Simpulan

1. Melalui pendekatan yang komunikatif serta penerapan CTL dalam pembela-jaran, terbukti dapat meningkatkan kemampuan merefleksi isi puisi yang dibacakan diubah kedalam bentuk prosa pada siswa kelas VI SD Negeri Banyudono Rembang.

2. Melalui pendekatan komunikatif serta pembelajaran CTL dalam pembelajaran dapat menimpa kemampuan berbahasa siswa (mendengarkan, berbicara, me-nulis, membaca).

3. Pembelajaran merefleksi isi puisi yang dibacakan diubah kedalam bentuk prosa dapat mempertajam rasa kein-dahan melalui bunyi-bunyian/persajak-an, ungkapan indah melalui kegiatan menentukan suasana puisi dan isi yang terkandung didalamnya.

4. Untuk meningkatkan ketrampilan siswa menyimak pembacaan puisi kemudian menyalinnya dalam bentuk prosa, memerlukan latihan berulang-ulang.

5. Melalui kegiatan berdiskusi, meng-asosiasikan kata-kata konotatif pada sebuah puisi dapat mengembangkan sikap mencermati.

6. Penggunaan puisi yang dekat ling-kungan sehari-hari siswa sangat mem-bantu siswa mengasosiasiakn kata-kata kiasan yang terdapat di dalamnya.

7. Kegiatan mengasosiasikan kata-kata kiasan pada puisi, dapat mengem-bangkan kemampuan siswa berimaji-nasi.

8. Pembelajaran merefleksi isi puisi yang dibacakan diubah kedalam bentuk pro-sa dapat melatih berfikir melalui kegiat-an parafrase, menjelaskan makna kata kiasan, menentukan tema, amanat yang terkandung di dalamnya.

Saran-saran

1. Semua kegiatan-kegiatan yang bertuju-an memajukan pendidikan, seperti kegiatan penelitian, sebaiknya menda-patkan perhatian dari semua pihak, khususnya yang berkepentingan de-ngan dunia pendidikan.

2. Banyak manfaat yang diperoleh dari siswa melalui pembelajaran merefleksi isi puisi yang dibacakan diubah ke dalam bentuk prosa dengan pende-katan komunikatif serta penerapan CTL. Karena itu diharapkan rekan-rekan guru lainnya dapat pula melakukan pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Jakob Sumardjo, Saini, 1986, Apresiasi Kesusastraan: PT Gramedia Jakarta

Dirjen Didaksemen, 2005, Pengembangan Kemampuan Menyimak, Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: Depdiknas

Hardjana, Andre, 1991, Kritik Sastra Sebuah Pengantar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Dirjen Dikdasmen, 2005, Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia, Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: Depdiknas

Nawawi, Hadawi dan Mimi Martini, 1996, Penelitian Terapan, Yogyakarta Gajah Mada University Press

Pradopo, Rachamt Djoko, 2002, Pengkajian Puisi, Yogyakarta: Gajah Mada University Pres

Ratna, Nyoman Kutha, 2004, Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Damono, Sapardi Djoko, 1999, Sihir Rendra Permainan Makna, Jakarta: Pustaka Firdaus

Yunus, Umar, 1981, Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu Modern, Jakarta: Bhrathara Karya Aksara

Agus Suwanta dkk, 2004, Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VI, PT Citra Aji Parama

�

Sukini, Iskandar, 2008, Bahasa Indonesia 6, untuk SD/MI, Jakarta: Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional