Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Dengan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
MATERI NILAI JUANG DALAM PERUMUSAN PANCASILA
DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF
BELAJAR KELOMPOK SDN PALON
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Khuriyah
SDN Palon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian tujuannya untuk mengetahui penerapan pendekatan pembelajaran interaktif belajar kelompok terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar PKn tentang proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara bagi siswa kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019. Situasi pembelajaran yang kurang mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan berdampak pada tidak optimalnya hasil dari pembelajaran.Prosedur penelitian yang digunakan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan melalui 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes. Alat pengumpul dengan teknik tes berupa butir-butir soal tes tertulis yang harus dikerjakan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran.Sedangkan teknik non tes menggunakan lembar pengamatan, angket dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal dengan menggunakan cara pembelajaran yang konvensional, siswa yang mempunyai Motivasi tinggi dalam pembelajaran hanya mencapai 20%, dan nilai hasil belajar siswa mencapai rata-rata 68,24 dengan tingkat ketuntasan mencapai 56%. Setelah dilakukan tindakan melalui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok pada siklus I, siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam pembelajaran mencapai 20%, dan nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi rata-rata 70,44 dengan tingkat ketuntasan mencapai 68%. Dan kemudian dilakukan pembenahan pada penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok melalui penggunaan kelompok yang ditentukan secara heterogen pada siklus II, siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam pembelajaran mencapai 49%, dan nilai hasil belajar siswa mencapai rata-rata 76,00 dengan tingkat ketuntasan mencapai 88 %. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok(x) dapat mempengaruhi peningkatan Motivasi (y1) dan hasil belajar (y2) siswa.
Kata Kunci : Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.â€
Pembelajaran PKn di SD pada umumnya diberikan oleh guru secara konvensional dengan menggunakan Metode ceramah. Guru hanya bersifat menyampaikan materi pelajaran yang ada, tanpa mempertimbangkan tingkat kemampuan dan kemauan berpikir siswa. Pembelajaran PKn seolah-oleh hanya mengejar target kurikulum yang harus diselesaikan sesuai dengan program akademik. Kondisi yang demikian menyebabkan konsep PKn yang dipelajari tidak sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Situasi pembelajaran yang kurang mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan berdampak pada tidak optimalnya hasil dari pembelajaran tersebut.
Memperhatikan permasalahan di atas, penulis mempunyai rencana untuk memecahkan situasi dan kondisi dengan Pendekatan sederhana. Pendekatan tersebut oleh penulis diberi nama Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok. Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok ini menjadi salah satu bentuk alternatif Pendekatan pembelajaran yang dianggap cocok oleh penulis untuk dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, siswa lebih bersemangat untuk belajar, dan peran guru tidak mendominasi dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mengupayakan meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok adalah Suatu pendekatan yang menitikberatkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri sentralnya dengan cara menggali pertanyaan-pertanyaan siswa.
Melalui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok, diharapkan mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa, sehingga diduga mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar bagi siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar bagi siswa kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019?
2. Apakah penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019?
3. Bagaimanakah penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila bagi siswa kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila di kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019.
2. Melalui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila di kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa secara klasikal.
3. Melalui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila di kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya tingkat ketuntasan 85% dari jumlah siswa secara klasikal.
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa yang semula malas dan pasif dapat berubah aktif dalam mengikuti pembelajaran PKn.
b. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang semula rendah dapat ditingkatkan.
c. Motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila dapat dioptimalkan.
d. Melatih siswa untuk berpikir kritis dalam mempelajari meteri pembelajaran Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila.
2. Bagi Peneliti
a. Dapat mengetahui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok terhadap peningkatan motivasi belajar bagi siswa.
b. Dapat mengetahui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok terhadap peningkatan hasil belajar bagi siswa.
c. Dapat mengetahui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila.
3. Bagi Teman Sejawat
a. Dapat digunakan sebagai kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar bagi siswa.
b. Dapat digunakan sebagai kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa.
c. Dapat digunakan untuk mempertimbangkan pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar bagi siswa.
4. Bagi Sekolah
a. Sebagai upaya untuk memacu kegiatan pembelajaran yang lebih menarik di sekolah.
b. Sebagai tolok ukur kemampuan profesional yang dimiliki guru pada suatu sekolah.
c. Untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa yang ada pada sekolah.
5. Bagi Perpustakaan Sekolah
a. Untuk menambah referensi hasil penelitian di perpustakaan.
b. Sebagai dokumen terhadap pelaksanaan penelitian di sekolah.
c. Dapat digunakan untuk pembanding atau pertimbangan penelitian
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori.
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2008:1973), menjelaskan bahwa motivation is a change of energy in a person’s self that is characterized by the emergence of affective, and reactions to achieve goals, as well as encouragement from within a person and this drive is a driving force, yang artinya motivasi merupakan suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif, dan reaksi untuk mencapai tujuan, juga sebagai dorongan dari dalam diri seseorang dan dorongan ini merupakan motor penggerak.
Sedangkan Slameto (1995:54), menjelaskan bahwa learning outcomes are the results of learning evaluations obtained or achieved by students, after following the teaching and learning process in a certain time, yang artinya hasil belajar adalah hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa, setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Bentuk kongkrit dari hasil belajar yang dicapai adalah dalam skor atau nilai yang meliputi nilai sub sumatif dan-pengamatan, tugas dan PR, Fortofolio, Sumatif serta nilai rapor.
Berdasarkan pendapat diatas maka Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil yang dicapai tersebut dapat berupa tingkah laku yang terjadi sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Djahiri (2006:9), menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) atau civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara pragmatik-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (enpowering) manusia/anak didik (dari dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan/yuridis konstitusional bangsa/negara yang bersangkutan. Hal tersebut relevan dengan Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2006: 2) yang menegaskan bahwa:
Pendidikan Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja diperlajari. Intinya adalah berpikir kembali ke belakang mengenai apa-apa yang telah dipelajari kemudian mengendapkannya menjadi struktur pengetahuan baru. Pada saat ini siswa diberi waktu untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri. Pada tahap ini siswa dirangsang untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang telah diperoleh setelah proses pembelajaran. Siswa juga diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan susulan jika ada yang kurang dipahami setelah mengadakan penyelidikan. Guru memberikan penguatan dan meluruskan hal–hal yang masih keliru.
Penerapan konstruktivisme dalam proses belajar-mengajar menghasilkan metode pengajaran yang menekankan Motivasi utama pada siswa. “Konstruktivis menganggap bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi makna secara aktif oleh individu†(Margaretha, 2000: 10). Tiga penekanan dalam teori belajar dengan pendekatan konstruktivisme adalah peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna, pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam mengkonstruksian pengetahuan tersebut dan mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima. Dalam proses belajar siswa sendirilah yang aktif secara mental dalam membangun pengetahuannya, sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator atau mediator yang kreatif.
Penelitian yang Relevan
Yonarlianto Tembang, 2017, This study aims to determine the improvement of motivation and student learning outcomes during the implementation of learning using learning model think pair share assisted images media. Menurut Yonarlianto Tembang untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share berbantuan media gambar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Mangga Dua Merauke. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif. Pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dan tes.
Kerangka Berfikir.
Siswa mengalami kesulitan belajar yang dipengaruhi sifat kurang memperhatikan guru dalam pembelajaran, berdampak hasil belajar di bawah KKM. Penulis menggagas dengan Penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif belajar kelompok diduga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi Nilai juang dalam perumusan Pancasila bagi siswa.
Guna terjadi pembelajaran yang mengacu pada peningkatan Motivasi dan hasil belajar siswa, secara skematis diuraikan kerangka pemikiran pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Hipotesis Tindakan.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian diatas maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah:
1. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif belajar kelompok mampu meningkatkan Motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Nilai juang dalam perumusan Pancasila di kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019
2 Penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif belajar kelompok untuk meningkatkan Motivasi belajar siswa pada materi Nilai juang dalam perumusan Pancasila di kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa secara klasikal.
3 Penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif belajar kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Nilai juang dalam perumusan Pancasila di kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa secara klasikal
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SDN Palon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VI, khususnya tentang Nilai Juang dalam perumusan Pancasila
Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas penulis lakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 mulai persiapan sampai dengan pembuatan laporan direncanakan menggunakan waktu selama kurang lebih 4 bulan, yaitu antara bulan Agustus sampai dengan bulan November 2018. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan jadwal,
Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VI SDN Palon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora semester I tahun pelajaran 2018/2019, sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 14 siswa putra dan 11 siswa putri.
Sumber Data
Sumber data primer, yaitu sumber data yang diambil langsung dari subyek yang digunakan untuk penelitian. Sumber data yang diharapkan dapat diperoleh atau didapat dari pelaksanaan penelitian meliputi: hasil tes formatif dan hasil observasi/pengamatan yang dilakukan pada pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dan sumber data yang diperoleh melalui sebaran angket yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II.
Sumber Data Sekunder diambil dari catatan-catatan temuan selama berlangsungnya penelitian pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes dan non tes. Penggunaan teknik tes dilaksanakan dengan cara tes tertulis, yang dilaksanakan setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Sedangkan teknik non tes dilaksanakan melalui observasi/pengamatan, dokumentasi dan angket. Pengumpulan data data tersebut dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Alat Pengumpulan Data
Lembar observasi Instrumen ini dirancang oleh penulis yang berkolaborasi dengan guru mitra. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi belajar siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Soal tes digunakan untuk mengukur dan melihat hasil belajar siswa mengenai pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Interaktif. Soal tes ini diberikan kepada siswa di akhir setiap siklus, dalam bentuk soal tes pilihan ganda dan essay.
Angket untuk penelitian ini disusun pada lembaran yang berisi tentang pernyataan, dan pilihan jawaban yang dapat dipilih sesuai dengan pendapat responden penelitian. Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelaksanaan pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil pelaksanaan angket digunakan sebagai bahan masukan, yang sekaligus digunakan untuk refleksi dari pelaksanaan pembelajaran.
Validasi Data
Untuk memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan teknik validasi:
Validasi Proses Belajar Validasi terhadap proses pembelajaran dilakukan melalui teknik triangulasi yang meliputi triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan melalui observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas VI SDN Palon pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang Nilai Juang dalam perumusan Pancasila Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi, metode observasi dan metode angket. Validasi Hasil Belajar Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi terhadap tes ini meliputi Validasi teoritis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes), content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas kostruksi). Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan silabus, penulisan butir-butir soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.
Analisis Data
Analisis diskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai hasil tes pra siklus, hasil tes siklus I, dan hasil tes siklus II, dengan mengkaji terhadap indikator kinerja. Dan dilanjutkan refleksi untuk melihat dan mengkaji hasil tindakan dari masing-masing siklus, kemudian dijadikan sebagai masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran. Analisis diskriptif persentase yaitu membandingkan hasil penelitian antar siklus, dari hasil pengamatan dan hasil ulangan harian, yang disajikan dalam bentuk prosentase. Analisis diskriptif kualitatif yaitu hasil belajar siswa dianalisis dengan teknis analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, dengan cara menganalisis data hasil tes formatif/ulangan harian menggunakan ketuntasan belajar. Dimana siswa dianggap tuntas jika telah mencapai nilai ≥ 72, dan ketuntasan belajar klasikal yaitu ≥ 80% dari keseluruhan siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang peneliti gunakan terhadap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:Indikator Input: motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas. Indikator Proses: pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas melalui siklus I dan siklus II. Indikator Output: motivasi dan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas.
Prosedur Penelitian
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran digunakan rancangan penelitian tindakan, untuk memecahkan masalah-masalah praktis dan juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilakukan melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan interaktif belajar kelompok untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Planning (Perencanaan), (2) Action (Tindakan), (3) Obseving (Observasi), (4) Reflecting (Refleksi).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Diskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran PKn di SD pada umumnya diberikan oleh guru secara konvensional dengan menggunakan Metode ceramah. Guru hanya bersifat menyampaikan materi pelajaran yang ada, tanpa mempertimbangkan tingkat kemampuan dan kemauan berpikir siswa. Pembelajaran PKn seolah-oleh hanya mengejar target kurikulum yang harus diselesaikan sesuai dengan program akademik. Kondisi yang demikian menyebabkan konsep PKn yang dipelajari tidak sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Situasi pembelajaran yang kurang mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan berdampak pada tidak optimalnya hasil dari pembelajaran tersebut.
Hal ini berdampak pada tidak optimalnya pencapaian hasil belajar siswa. Dari dokumentasi hasil tes formatif siswa kelas VI SDN Palon terhadap pembelajaran PKn, tentang Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila yang dilakukan pada kondisi awal, menunjukkan hasil yang diperoleh masih rendah, karena hanya mampu mencapai nilai rata-rata 68,24. Dari 25 siswa hanya terdapat 14 (56%) siswa yang nilainya memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) 72, sedangkan 11 (44%) siswa belum tuntas, karena nilainya masih dibawah KKM. Demikian juga dengan tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pertemuan ke-1 sampai ke-2 hanya ditemukan rata-rata 17% siswa yang mempunyai motivasi tinggi. Ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus
Hasil pengamatan pada siklus I didapat data, bahwa dari keseluruhan siswa yang termotivasi tinggi dalam kegiatan pembelajaran terdapat 38,7 %, siswa yang termotivasi sedang sebanyak 48 %, dan siswa yang termotivasi rendah sebanyak 13,3%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar yang ditunjukkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami kemajuan bila dibandingkan dengan kondisi pra siklus. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan pada siswa yang sangat termotivasi dan penurunan pada siswa yang tidak termotivasi pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Walaupun demikian, peningkatan tersebut sifatnya belum optimal. Maka dari itu, terhadap kekurangan yang ada pada siklus I akan diusahakan dengan pembenahan pada tindakan selanjutnya.
Hasil menunjukkan masih ditemukan siswa yang mendapat nilai sangat kurang sebanyak 16 %. Adapun siswa yang mendapat nilai kurang terdapat 12 %, siswa yang mendapat nilai cukup terdapat 20 %, siswa mendapat nilai baik terdapat 48 %, dan siswa mendapat nilai sangat baik terdapat 4 %. Kondisi prestasi belajar tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil yang lebih baik jika dibanding dengan kondisi pra siklus.
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan tes formatif pada siklus I, didapat data, bahwa nilai terendah 40 dan tertinggi 95. Nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 70,44. Rata-rata hasil tes tersebut belum mampu melampaui nilai KKM 72. Walaupun hasil tes formatif sudah mengalami peningkatan, namun masih ditemukan beberapa siswa yang nilainya dibawah KKM. Siswa yang telah tuntas terjadi peningkatan hingga mencapai 17 (68 %), dan siswa yang belum mampu mencapai batas ketuntasan minimal terjadi penurunan hingga mencapai 8 (32 %).
Dari hasil angket terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I tersebut didapat data bahwa tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menyatakan sangat setuju sebanyak 50 %, yang kurang setuju sebanyak 12%, dan yang tidak setuju sebanyak 38%.
Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada tes formatif siklus I menunjukkan peningkatan lebih baik apabila dibandingkan dengan kondisi pra siklus. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 70,44 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 40. Demikian juga dengan ketuntasan belajar siswa, juga mengalami peningkatan. Dengan KKM 72, data tingkat ketuntasan belajar menunjukkan 17 (68 %) siswa sudah mampu mencapai ketuntasan, sedangkan 8 (32 %) siswa belum mampu mencapai ketuntas
Guru menggaris bawahi pelaksanaan pembelajaran. Tanya jawab materi yang telah dipelajari. Guru mengomentari pelaksanaan pembelajaran siswa. Guru membimbing siswa membuat rangkuman/simpulan. Guru tugas rumah secara kelompok untuk mengidentifikasi penerapan nilai-nilai juang dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitar.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, semua aktivitas siswa diamati sebagaimana pada siklus I. Pada kondisi siklus II menunjukkan terjadinya peningkatan yang lebih baik apabila dibanding dengan kondisi awal ataupun kondisi pada siklus I. Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, siswa yang termotivasi tinggi dalam mengikuti pembelajaran terdapat 54%, siswa yang termotivasi sedang terdapat 43%, siswa yang termotivasi rendah terdapat 3 %. Hal ini menunjukkan adanya upaya dari siswa untuk berusaha mengapresiasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lebih baik.
Hasil menunjukkan 4% siswa mempunyai nilai sangat kurang, 4% siswa mempunyai nilai kurang, 24% siswa mempunyai nilai cukup, 56% siswa mempunyai nilai baik, dan 12% siswa mempunyai nilai sangat baik. Kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar apabila dibandingkan dengan kondisi pra siklus maupun kondisi siklus I. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II mencapai 76 dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 100. Dengan demikian, dengan KKM 72 menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mencapai ketuntasan belajar sebanyak 88 %
Dari hasil angket terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II tersebut didapat data bahwa tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menyatakan sangat setuju sebanyak 84%, yang kurang setuju sebanyak 20%, dan yang tidak setuju sebanyak 0 %. Melihat dari tanggapan siswa melalui angket tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pada umumnya siswa dapat menerima skenario kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat diapresiasi siswa dengan baik. Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran juga dapat dikatakan mampu membangkitkan motivasi belajar bagi siswa.
Hasil Belajar PKn
Nilai prestasi belajar siswa pada tes formatif siklus II menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi pra siklus ataupun pada siklus I. Nilai rata-rata pada siklus II mencapai 76 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Demikian juga dengan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dengan nilai KKM 72, data tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 88 %.
Pembahasan
Pembahasan Pra Siklus
Pelaksanaan tes formatif pada pembelajaran pra siklus sebagian besar siswa belum mampu mencapai nilai KKM 72. Siswa yang belum mampu mencapai ketuntasan belajarnya terdapat 44 %. Sedangkan siswa yang sudah mampu mencapai ketuntasan belajarnya sebanyak 56 %. dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I guru dalam mengajar berusaha menggunakan kegiatan yang bervariasi, yaitu melalui penerapan model pembelajaran interaktif belajar kelompok. Kondisi pembelajaran dapat merangsang motivasi belajar yang lebih baik terhadap siswa. Secara keseluruhan siswa yang sangat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran terdapat 37,7%, siswa yang cukup termotivasi terdapat 40,7%, dan siswa yang kurang termotivasi terdapat 21,7%.
Pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, terdapat perubahan yang dilakukan oleh guru. Jika pada siklus I pembentukan kelompok menggunakan bangku terdekat, namun pada siklus II pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen, sehingga masing-masing kelompok mempunyai anggota yang berkemampuan tinggi, rendah dan kurang.
Secara keseluruhan siswa yang sangat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran terdapat 54 %, siswa yang cukup termotivasi terdapat 43 %, dan siswa yang kurang termotivasi terdapat 3 %..Secara keseluruhan hasil angket didapat data bahwa rata-rata siswa yang sangat setuju terhadap pembelajaran sebanyak 84 %, siswa yang kurang setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 20 %, dan siswa yang tidak setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat direspon oleh siswa dengan baik.
Hasil Penelitian
Hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi pra siklus. Dari hasil pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada siklus I didapat data bahwa rata-rata dari hasil pengamatan yang menunjukkan siswa sangat termotivasi terdapat 37,7 %, siswa yang cukup termotivasi terdapat 40,7 %, dan siswa yang kurang termotivasi terdapat 21,7 %.
Hasil pengamatan pada kondisi siklus I tersebut menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi pra siklus, karena pada kondisi pra siklus siswa yang sangat termotivasi terdapat 17 %, siswa yang cukup termotivasi terdapat 25,5 %, dan siswa yang kurang termotivasi terdapat 52,5 %
Hasil belajar pada pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran pada siklus I juga menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi pra siklus. Nilai rata-rata hasil tes formatif yang dilaksanakan pada siklus I mencapai 70,44. Pencapaian nilai rata-rata tersebut menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibanding dengan rata-rata tes formatif pada kondisi pra siklus yang hanya mencapai 68,24. Demikian halnya terhadap tingkat ketuntasan belajar siswa, juga mengalami peningkatan. Pada kondisi pra siklus siswa yang mencapai tingkat ketuntasan dalam belajar terdapat 44 %, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 68 %.
Hasil pengamatan pada kondisi siklus II tersebut menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi siklus I, karena pada kondisi pada siklus I didapat data bahwa rata-rata dari hasil pengamatan yang menunjukkan siswa sangat termotivasi terdapat 37 %, siswa yang cukup termotivasi terdapat 40 %, dan siswa yang kurang termotivasi terdapat 21 %.
Hasil belajar pada pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi siklus I. Nilai rata-rata hasil tes formatif yang dicapai siswa pada siklus II mencapai hasil 76. Pencapaian nilai rata-rata tersebut menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibanding dengan rata-rata tes formatif kondisi siklus I yang hanya mencapai 70,44. Demikian juga terhadap tingkat ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada kondisi pembelajaran siklus I siswa yang mampu mencapai tingkat ketuntasan dalam belajar terdapat 68 %, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88 %.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan:
1. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar bagi siswa kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019.
2. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas VI SDN Palon semester I tahun pelajaran 2018/2019.
3. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar Nilai Juang Dalam Perumusan Pancasila bagi siswa kelas VI SDN Palon siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam pembelajaran hanya mencapai 17%, dan nilai hasil belajar siswa mencapai rata-rata 68,24 dengan tingkat ketuntasan mencapai 56%. Setelah dilakukan tindakan melalui penerapan Pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok pada siklus I, siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam pembelajaran mencapai 37,7%, dan nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi rata-rata 70,44 dengan tingkat ketuntasan mencapai 68%. kemudian dilakukan pendekatan Pembelajaran Interaktif Belajar Kelompok melalui kelompok yang heterogen pada siklus II, siswa mempunyai motivasi tinggi dalam pembelajaran mencapai 54%, dan nilai hasil belajar siswa mencapai rata-rata 76 dengan tingkat ketuntasan mencapai 88%.
Saran
1. Bagi siswa yang telah tuntas hendaknya mampu membantu membangkitkan motivasis belajar temannya, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif yang tuntas hendaknya mampu meningkatkan motivasi belajar untuk materi berikutnya. Bagi siswa yang belum tuntas jangan pernah putus asa untuk bangkit memotivasi belajarnya, sehingga harapannya pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan memberi pengalaman belajar bermakna, sehingga hasil pembelajaran tidak mudah terlupakan
2. Guru hendaknya mampu melaksanakan pembelajaran yang bervariasi sehingga menarik bagi siswa. menggunakan metode yang sifatnya monoton dari waktu ke waktu karena akan membosankan.mampu membangkitkan belajar siswa secara aktif, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif. kreatif untuk memberi pengalaman belajar sehingga hasil pembelajaran tidak mudah terlupakan.
3. Sekolah hendaknya mampu membudayakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, agar hasil belajar siswa meningkat.dapat memfasilitasi guru untuk mengadakan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman bermakna.dapat mengkondisikan situasi kondusif yang dapat digunakan untuk pembelajaran secara optimal.
Daftar Pustaka
A.M. Sardiman. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmadi, 2017, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa, Yogyakarta: CV Budi Utama
Djahiri, Ahmad, 2006, Strategi Pengajaran Afektif-Nilai Moral, Bandung: PT Granesia
Hakiim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muhibin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya
Ngalim Purwanto, 2007, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Numan Somantri, 1976, Metode Mengajar Civics, Jakarta: PT Erlangga
Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Guru. Jakarta: Depdiknas
Prayekti. 2008. “jurnal penerapan model pembelajaran interaktif pada mata pelajaran ipa di sdâ€. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
Rasyid, Harun dan Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Ilmu.
Suprayekti, 2008, Interaksi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Supriyatna,Nana, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas VI SD, Bandung: Grafindo Media Pratama
Syaiful Sagala, 2007, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta