PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

MELALUI MODEL KONTEKSTUAL (CTL) BAGI SISWA KELAS V

SD N SRAGEN 15 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2017/2018

 

Dwi Pujiastuti

SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui penggunaan Model Kontekstual pada siswa kelas V SD Negeri Sragen 15 Kecamatan Sragen. Tindakan dilaksanakan selama 2 siklus setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Kontekstual.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Peningkatan motivasi dapat dilihat antara lain: Hasrat dan keinginan berhasil meningkat dari 21,875% (prasiklus) menjadi 93,75% (siklus II pertemuan II). Dorongan dan kebutuhan dalam belajar meningkat dari 37,5% (prasiklus) menjadi 90,625% (siklus II pertemuan II). Penghargaan dalam belajar meningkat dari 37,5% (prasiklus), menjadi 84,375% (siklus II pertemuan II). Kegiatan yang menarik dalam belajar meningkat dari 31,25% (prasiklus), menjadi 84,375% (siklus II pertemuan II). Lingkungan belajar yang kondusif meningkat dari 31,25% (prasiklus), menjadi 90,625% (siklus II pertemuan II). Selain peningkatan motivasi belajar, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan pembelajaran dari dari 31,25% (prasiklus) menjadi 93,75% (siklus II pertemuan II).

Kata kunci: motivasi, hasil belajar, Model Kontekstual.

 

PENDAHULUAN

Belajar merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu ciri belajar pada seseorang adalah terjadinya perubahan atau perkembangan individu yang meliputi tiga ranah yang dikenal dengan taksonomi Bloom, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Peningkatan belajar siswa sangat tergantung pada penguasaan serta tehnik mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran. Semua itu dapat terwujud apabila keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri (Aunurrahman, 2013: 49).

Dalam kurikulum 2013 proses belajar mengajar, pengajaran hendaknya dipusatkan pada siswa dan kegiatan belajar mengajar harus melibatkan keaktifan siswa secara penuh (active learning). Guru memposisikan diri sebagai pembimbing, fasilator dan juga motivator dalam kegiatan-mengajar sehingga siswa dapat membangkitkan kemauan dan kemampuannya sendiri untuk mencari, menemukan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan dan pengalaman belajarnya.

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Abu Ahmadi, 2003: 128).

Hasil belajar dapat dikatakan membekas atau konstan, jika perubahan yang terjadi akibat proses belajar yang tahan lama dan tidak terhapus begitu saja. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan di SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen belum mencapai hasil yang optimal, meskipun upaya guru telah dilakukan dengan mengadakan latihan berulang-ulang. KKM untuk kurikulum 2013 sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu minimal 2,66 yang kemudian dikonversikan menjadi 66,5, tetapi di SD N Sragen 15 ,Sragen telah menetapkan nilai KKM sendiri yaitu 70.

Berdasarka pada pengamatan di sekolah tersebut, bahwa hasil ulangan materi tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan banyak yang belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh SD N Sragen 15,Kecamatan Sragen yaitu 70. Dengan kata lain keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar baik pada proses pengerjaan maupun pada hasil yang dicapai belum menunjukkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan.

Model pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu Model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Model ini merupakan cara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya Model pembelajaran Kontekstual tidak hanya meninggikan keaktifan siswa. Pembelajaran model Kontekstual juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah-masalah yang diidentifikasi sebagai berikut: (1) Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung kurang menarik.(2) Metode pembelajaran sering menggunakan merode ceramah dan diskusi sederhana dimana hanya sebagian siswa yang berpartisipasi aktif. (3) Kurangnya motivasi siswa dalam belajar. (4) Rendahnya hasil belajar siswa.

            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: (1) “Apakah Model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatan motivasi siswa kelas V SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen ?” (2) “Bagaimana Model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatan hasil belajar siswa kelas V SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen ?”

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan ini bertujuan untuk; (1) Meningkatkan motivasi melalui penggunaan srategi pembelajaran Kontekstual pada siswa kelas V SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen. (2) Meningkatkan hasil belajar melalui penggunaan Model pembelajaran Kontekstual pada siswa kelas V SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen.

LANDASAN TEORI

Motivasi dan Hasil Belajar

Sardiman (2011: 73) menyatakan motivasi sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Soemanto (Abdul Majid, 2013: 307) menyatakan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Dale. H.Scunk, dkk (2012: 6) menyatakan bahwa “Motivasi adalah suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan motivasi adalah suatu perubahan energi yang ditandai dengan usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.

Hasil Belajar

Menurut Abdillah (Aunurrahman,2012: 35) belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut Mahmud (2010: 61) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2003: 128) secara psikologi belajar merupakan suatu perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Winkel (Purwanto, 2008: 45) “Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar (Kunandar, 2013: 62)

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.

Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Suparman (Etin Solihatin, 2012: 3) Model pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, dan bahan, serta waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran Kontekstual yang dilaksanakan merupakan suatu pembelajaran dalam rangka pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa atau kelompok yang paling dahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui pembelajaran Kontekstual diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil.

Langkah- langkah Model Kontekstual

Menurut Agus Suprijono (2011: 129) langkah-langkah Model Kontekstual adalah sebagi berikut: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi. (3) Memberikan kesempatan siswa tanya jawab. (4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. (5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan.

Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu. Yang pada intinya menekankan pada pola pengorganisasian materi yang terintegrasikan dipadukan oleh suatu tema. Tema diambil dan dikembangkan dari luar mata pelajaran, tapi sejalan dengan kompetensi dasar dan topik-topik (standar isi) dari mata pelajaran (Deni Kurniawan , 2011:77)

Dalam kurikulum 2013 tema yang mengikat beberapa pokok bahasan dari sejumlah mata pelajaran yang berbeda. Materi pelajaran yang terhimpun dalam tema diajarkan dengan pendekatan Saintifik yang dalam prosesnya tidak bersifat linier tetapi selalu terkait satu konsep dengan konsep lainnya.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilh dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, dalam Rusman, 2010: 254).

Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan diperlukan adanya penerapan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran tersebut adalah metode Kontekstual merupakan salah satu metode yang dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan membangkitkan motivasi siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar siswa yang baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat bagan sebagai berikut:

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil tinjauan penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran tersebut maka dapat diajuakan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (1) Penerapan Model Kontekstual diketahui pada tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen Tahun Ajaran 2017/2018. (2) Penerapan Model Kontekstual diketahui pada tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen Tahun Ajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar N Sragen 15 Kecamatan Sragen. Penelitian ini mengambil tempat penelitian di SD tersebut karena letaknya Models dan populasi banyak, disamping peneliti juga sebagai guru di SD Sragen 15.. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2017/2018 pada rentang bulan Juli sampai Desember 2016.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Sragen 15 Kecamatan Sragen pada tahun ajaran 2017/2018 berjumlah 40 anak, sebagai subjek penelitian yang memperoleh tindakan. Serta guru (peneliti) sebagai subjek yang memberi tindakan. Objek penelitian ini adalah pembelajaran tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, sub tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan melalui penerapan Model Kontekstual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Agar memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, maka perlu menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes.

Indikator Pencapaian

Indikator yang menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil yaitu: Motivasi belajar sebesar 80%, Hasil belajar juga 80%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Dalam meningkatkan motivasi belajar peneliti menggunakan indikator yang diantaranya adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sedangkan hasil belajar dapat diamati dari hasil evaluasi (kognitif) yang diberikan pada siswa.

Berdasarkan laporan pengamatan, hasil observasi motivasi belajar Pra Siklus siswa kelas V diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Sragen 15 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen masih tergolong rendah. Dari 40 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah berjumlah 15 siswa (46,88%), sedang berjumlah 14 siswa (43,75%), dan tinggi berjumlah 3 siswa (9,38%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Sebanyak 7 siswa atau 21,875% siswa yang mempunyai keinginan untuk berhasil. Sebanyak 12 siswa atau 37,5% siswa yang memiliki dorongan dalam belajar. Sebanyak 12 siswa atau 37,5% siswa yang merasa senang dalam belajar. Sebanyak 10 siswa atau 31,25% siswa yang tertarik dengan kegiatan pembelajaran. Sebanyak 10 siswa atau 31,25% siswa yang merasa nyaman dengan lingkungan belajar.

Berdasarkanlaporan pada pra siklus maka dapat disimpulkan yang tuntas dalam belajar sebanyak 10 siswa atau 31, 25% siswa yang tuntas belajar. Sedangkan 18 siswa lainnya Belum Tuntas.

Deskripsi Hasil Siklus I

Pelaksanaan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari rabu, 07 Juli 2015. Kegiatan observasi siklus I pertemuan pertama, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Sragen 15 Kecamatan Sragen, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa kelas V , Siklus I mengalami peningkatan dari Pra Siklus. Hasil Siklus I dapat diketahui bahwa dari 32 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah berjumlah 11 siswa (34,375%), sedang berjumlah 18 siswa (56,25%), tinggi berjumlah 3 siswa (9,375%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 12 siswa (37,5%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 15 siswa (46,88%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 12 siswa (37,5%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 14 siswa (43,75%). Kelima, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 15 siswa (46,88%).

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I, nilai rata-rata kelas V yaitu 73,06 siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 21 orang siswa dan yang belum mencapai KKM berjumlah 11 orang siswa. Nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari nilai prasiklus.

Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari jumat, 7 Agustus 2017. Kegiatan observasi Siklus I pertemuan kedua pada siswa kelas V SD Negeri Sragen 15 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Sragen 15 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa kelas V , Siklus I pertemuan kedua mengalami peningkatan dari pertemuan pertama. Hasil Siklus I pertemuan kedua dapat diketahui bahwa dari 40 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah berjumlah 4 siswa (12,50%), sedang berjumlah 23 siswa (71,88%), tinggi berjumlah 5 siswa (15,63%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 16 siswa (50%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 20 siswa (62,5%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 16 siswa (50%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 14 siswa (43,75%). Kelima, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 16 siswa (50%).

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan II, nilai rata-rata kelas V yaitu 78,5 siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 40 orang siswa dan yang belum mencapai KKM berjumlah 4 orang siswa.

Hasil belajar siswa pada siklsu I pertemuan II belum mencapai ketuntasan hasil belajar yang diharapkan.jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar juga belum mencapai 80% dari jumlah seluruh siswa yaitu hanya 78,5%. Pada siklus I pertemuan II meskipun ada peningkatan, tetapi ketuntasan motivasi dan hasil belajar belum tercapai,yaitu 80%.

Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa kelas V, Siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil Siklus II dapat diketahui bahwa dari 40 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah berjumlah 1 siswa (3,13%), sedang berjumlah 17 siswa (53,13%), tinggi berjumlah 13 siswa (40,63%), dan sangat tinggi berjumlah 1 siswa (3,13%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 25 siswa (78,1%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 20 siswa (62,5%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 17 siswa (53,1%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 23 siswa (71,9%). Kelima, adanya lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 26 siswa (84,3%).

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan I, nilai rata-rata kelas V yaitu 74,2 siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 26 orang siswa dan yang belum mencapai KKM berjumlah 2 orang siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa kelas V, Siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan dari pertemuan pertama. Hasil Siklus II pertemuan kedua dapat diketahui bahwa dari 40 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar sedang berjumlah 4 siswa (18,75%), tinggi berjumlah 22 siswa (68,75%), dan sangat tinggi berjumlah 2 siswa (12,50%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 26 siswa (93,7%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 25 siswa (90,6%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 25 siswa (84,4%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 27 siswa (84,4%). Kelima, adanya lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 27 siswa (90,6%).

. Hasil Siklus II pertemuan kedua dapat diketahui bahwa pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 26 siswa (93,75%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 27 siswa (90,625%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 25 siswa (84,375%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 25 siswa (84,375%). Kelima, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 26 siswa (90,625%).

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil penelitian. Pembahasan dalam penelitian ini membahas tentang masalah yang terjadi dalam penelitian dan hipotesis tindakan yang dilakukan. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sragen 15 Kecamatan Sragen. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, peneliti menerapkan Model Kontekstual, pada Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan sub tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan.

Melalui penerapan Model pembelajaran Kontekstual dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa, yaitu adanya kenaikan hasil belajar siswa dalam Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan.

Motivasi Belajar siswa

Keberhasilan penerapan Model Kontekstual dalam meningakatan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) Hasrat dan keinginan berhasil pada pra siklus ada 21,875 (%), siklus I pertemuan pertama ada 37,5 (%), siklus I pertemuan kedua ada 50 (%), siklus II pertemuan pertama ada 78,13 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 93,75 (%). (3) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar pada pra siklus ada 37,5 (%), siklus I (2) ertemuan pertama ada 46,88 (%), siklus I pertemuan kedua ada 62,5 (%), siklus II pertemuan pertama ada 62,5 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 90,625 (%). (4) Penghargaan dalam belajar pada pra siklus ada 37,5 (%), siklus I pertemuan pertama ada 37,5 (%), siklus I pertemuan kedua ada 50 (%), siklus II pertemuan pertama ada 53,125 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 84,375 (%). (5) Kegiatan yang menarik dalam belajar pada pra siklus ada 31,25 (%), siklus I pertemuan pertama ada 43,75 (%), siklus I pertemuan kedua ada 43,75 (%), siklus II pertemuan pertama ada 71,88 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 84,375 (%). (6) Lingkungan belajar yang kondusif meningkat pada pra siklus ada 31,25 (%), siklus I pertemuan pertama ada 46,88 (%), siklus I pertemuan kedua ada 50 (%), siklus II pertemuan pertama ada 84,375 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 90,625 (%).

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dari pelaksanaan siklus I sampai dengan pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan pada semua aspek yang diamati.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, “Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Pada Tema Organ Tubuh Manusia Dan Hewan Melalui Model Kontekstual bagi Siswa Kelas V SD Negeri Ssagen 15 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Semester I Tahun Ajaran 2017/2018”.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian kelas V di SD Negeri Sragen 15 Kecamatan Sragen yang telah dilaksanakan dalam usaha peningkatan motivasi dan hasil belajar siwa melalui Model Kontekstual, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1.     Kepada Guru

a.     Guru hendaknya selalu membiasakan diri untuk menerapkan pembelajaran aktif dan inovatif supaya siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar sehingga proses yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, salah satunya dengan Model Kontekstual.

b.     Guru diharapkan dapat menerapkan Model Kontekstual untuk pembelajaran tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan pada materi lain.

c.     Penggunaan media yang nyata dan menarik agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang diajarkan

2.     Kepala sekolah

a.     Kepala sekolah hendaknya bekerjasama dengan guru untuk selalu meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan dengan menerapkan Model pembelajaran aktif dan inovatif dalam proses pembelajaran.

b.     Kepala sekolah hendaknya sering mengadakan pelatihan pembelajaran inovatif kepada guru, salah satunya dengan Model Kontekstual sehingga motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

3.     Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi dalam melakukan penelitian khususnya yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran guna mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta

____________. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dale H.Schunk, Paul R. Pintrich,Judith L. Meece.2012. Motivasi dalam pendidikan.Jakarta: PT INDEKS.

Depdiknas. 20013. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Djaali.2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Fudyartanto. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jogjakarta: Global Pustaka Utama.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi.

Kunandar. 2008. Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

________. 2013. Penilaian Autentik (penilaian hasil belajar Peserta didik berdasarkan kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.

Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Majid,Abdul. 2013. Model Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 106

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung. Remaja Rosdakarya

Prastowo.Andi.2010. Menguasai teknik-teknik kolekasi data penelitian kualitatif. Yogjakarta: Diva Press

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Raharjo, Susilo& Gudnanto.2013. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Rubiyanto, Rubino. 2013. Penelitian Pendidikan Untuk Mahasiswa Pendidikan GuruSD. Surakarta UMS.

Rusman. 2010. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

_______. 2011. Model-model Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Salahudin , Anas & Alkrienciehie, Irawanto.2013. Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sanjaya, Wina.2010. Model pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Pranada Media Group.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Solihaton, Etin. 2012. Model pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara

Suprijono, Agus. 2011. Cooperativ learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Widoyoko, Eko Putra. 2010. Evaluasi program pembelajaran. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Yani, Ahmad. 2014. Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta